Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN

PERBANDINGAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3 A kelas B

1. Crispa J. Lintjewas 22340201


2. Ega Sintia S 22340187
3. Gloria Sefania Maukar 22340210
4. Kadek Dwi Astutiyanti 22340215
5. Rahmiati Muhtar 22340220

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2023
No ASPEK OBAT ALAT KESEHATAN
1 Definisi UU 36/ 2009 tentang UU 36/ 2009 tentang
Kesehatan Pasal 1 Ayat (4), Kesehatan Pasal 1 Ayat (5)
dan (8)
-Sediaan farmasi adalah obat, -Alat kesehatan adalah
bahan obat, obat tradisional, instrumen, aparatus, mesin
dan kosmetika. dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang
-Obat adalah bahan atau digunakan untukmencegah,
paduan bahan, termasuk mendiagnosis, menyembuhkan
produk biologi yang digunakan dan meringankan penyakit.
untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi PMK No. 62 Tahun 2017
atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, -Alat Kesehatan adalah
pencegahan, penyembuhan, instrumen, aparatus, mesin
pemulihan, peningkatan dan/atau implan yang tidak
kesehatan dan kontrasepsi, mengandung obat yang
untuk manusia. digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan
PMK 1010/2008 dan meringankan penyakit,
-Obat adalah obat jadi yang merawat orang sakit,
merupakan sediaan atau memulihkan kesehatan pada
panduan bahan-bahan termasuk manusia, dan/atau membentuk
produk biologi dan kontrasepsi, struktur dan memperbaiki
yang siap digunakan untuk fungsi tubuh.
mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi PMK No. 26 Tahun 2018
atau keadaan patologi dalam - Alat Kesehatan adalah
rangka penetapan diagnose, instrumen, aparatus, mesin
pencegahan, penyembuham, dan/atau implan yang tidak
pemulihan dan penigkatan mengandung obat yang
kesehatan. digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh.

2 Registrasi PMK No PMK No 26 tahun 2018


1010/Menkes/Per/XI/2008 Izin edar adalah izin untuk alat
. kesehatan, alat kesehatan
-Registrasi adalah prosedur diagnostic in vitro dan PKRT
pendaftaran dan evaluasi obat yang diproduksi oleh produsen,
untuk mendapatkan izin edar dan/atau diimpor oleh
Registrasi Obat yang distributor alat kesehatan dan
-Izin edar adalah bentuk alat kesehatan diagnostic in
persetujuan registrasi obat vitro atau importir yang akan
untuk dapat diedarkan di diedarkan di wilayah Negara
wilayah Indonesia. Republik Indonesia,
berdasarkan penilaian terhadap
Per. Ka BPOM No. 24 Tahun keamanan, mutu, dan
2017 PASAL 1 kemanfaatan.
-selanjutnya disebut Registrasi
adalah prosedur pendaftaran PMK No. 26 tahun 2017
dan evaluasi Obat untuk Untuk menjamin alat
mendapatkan persetujuan kesehatan, alkes diagnostik in
vitro dan perbekalan kesehatan
PKa BadanPOM No 24 rumah tangga (PKRT) yang
tahun 2017 (Pasal 6) Tentang memenuhi stanar dan atau
Kriteria dan Tata Laksana persyaratan keamanan, mutu &
Registrasi Obat) kemanfaatan untuk melindungi
masyarakat.
-Nama Obat yang diregistrasi
dapat menggunakan:
a. nama generik; atau
b. nama dagang.
-Nama generik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
sesuai dengan International
Nonproprietary Names
Modified yang ditetapkan
Badan Kesehatan Dunia
(World Health Organization)
atau nama yang ditetapkan
dalam program kesehatan
nasional.
-Nama dagang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan nama yang
diberikan oleh Pendaftar
sebagai identitas Obat.

-Pemberian nama dagang


sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berdasarkan
kajian mandiri dan menjadi
tanggung jawab Pendaftar.

-Kajian mandiri sebagaimana


dimaksud pada ayat (4)
mengacu pada Pedoman
Umum Nama Obat
sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala Badan ini.

-Dalam hal kajian mandiri


sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) tidak sesuai dengan
Pedoman Umum Nama Obat
sebagaimana pada Lampiran I,
usulan nama Obat tersebut
tidak dapat disetujui.
Apabila di kemudian hari ada
pihak lain yang lebih berhak
atas nama Obat yang tercantum
dalam Izin Edar sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
Pendaftar harus mengganti
nama Obat.

PKa BadanPOM No 24
tahun 2017 (Pasal 25)
Registrasi terdiri dari:
a. tahap praregistrasi; dan
b. tahap registrasi.
PKa BadanPOM No 24
tahun 2017 (Pasal 27)
Dokumen Registrasi
Dokumen registrasi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
25 ayat (2) terdiri atas:
a. bagian I : dokumen
administratif, Informasi
Produk dan Label.
b. bagian II : dokumen mutu.
c. bagian III : dokumen
nonklinik.
d. bagian IV : dokumen klinik.

3 IZIN EDAR UU No. 36 Tahun 2009 (Pasal PP No. 72 Tahun 1998


106) Pasal 9 :
-Sediaan farmasi dan alat -Sediaan farmasi dan alat
kesehatan hanya dapat kesehatan hanya dapat
diedarkan setelah mendapat izin diedarkan setelah
edar.
memperoleh izin edar dari
PMK 1010/Menkes/Per/XI/2008 Menteri.
-Izin edar adalah bentuk
persetujuan registrasi obat untuk Pasal 10
dapat diedarkan di wilayah (1)Izin edar sediaan farmasi dan
Indonesia. Registrasi adalah alat kesehatan diberikan atas
prosedur pendaftaran dan evaluasi dasar
obat untuk mendapatkan izin edar. permohonan secara tertulis
kepada Menteri;
Pasal 60 (PKa BadanPOM No (2)Permohonansecara tertulis
24 tahun 2017 Tentang Kriteria sebagaimana dimaksud dalam
dan Tata Laksana Registrasi Obat)
ayat (1)
1. Industri Farmasi yang telah disertai dengan keterangan
mendapatkan Izin Edar wajib dan/atau data mengenai sediaan
membuat dan mengirimkan farmasi
laporan produksi atau dan alat kesehatan yang
laporan pemasukan Obat dimohonkan untuk memperoleh
Impor kepada Kepala Badan. izin edar
2. Laporan produksi atau serta contoh sediaan farmasi
laporan pemasukan Obat dan alat kesehatan.
Impor sebagaimana (3)Ketentuan lebih
dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan lanjutmengenai tata cara
ketentuan peraturan permohonan izin edar
perundang-undangan. sebagaimana dimaksud dalam
3. Laporan produksi atau ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
laporan pemasukan Obat Menteri.
Impor sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
menghapuskan kewajiban Pasal 11
bagi Industri Farmasi untuk Sediaan farmasi dan alat
menyampaikan laporan lain kesehatan yang dimohonkan
sesuai dengan ketentuan untuk memperoleh
peraturan perundang- izin edar diuji dari segi mutu,
undangan. keamanan, dan kemanfaatan.

Pasal 61 PMK No. 62 Tahun 2017


1. Pemilik Izin Edar Obat wajib
melakukan pemantauan
-Izin Edar adalah izin untuk
khasiat, keamanan dan mutu
Obat selama Obat diedarkan
Alat Kesehatan, Alat Kesehatan
dan melaporkan hasilnya Diagnostik In Vitro dan PKRT
kepada Kepala Badan. yang diproduksi oleh produsen,
2. Pemantauan khasiat, dan/atau diimpor oleh
keamanan, dan mutu Obat distributor alat kesehatan dan
selama Obat diedarkan alat kesehatan diagnostik In
sebagaimana dimaksud pada Vitro atau importir yang akan
ayat (1) dilaksanakan sesuai diedarkan di wilayah Negara
dengan ketentuan peraturan Republik Indonesia,
perundang-undangan. berdasarkan penilaian terhadap
keamanan, mutu, dan
kemanfaatan

4 Persyaratan UU 36 Tahun 2009 tentang UU 36 Tahun 2009 tentang


Industri Kesehatan Pasal 98 Ayat (1) Kesehatan Pasal 98 Ayat (1) dan
dan pasal 105 ayat (1) pasal 105 ayat (2)

- Sediaan farmasi dan alkesharus - Sediaan farmasi dan alkes


harus aman, Sediaan farmasi dan alkes
berkhasiat/ bermanfaat, harus harus aman,
bermutu dan terjangkau dan berkhasiat/ bermanfaat,
memenuhi syarat farmakope bermutu dan terjangkau
atau buku standar lain. dan harus memenuhi
persyaratan yang
PP 72 Tahun 1998 Tentang ditentukan
Pengamanan Sediaan Farmasi PP 72 Tahun 1998 Tentang
dan Alkes ( Pasal 2) Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alkes ( Pasal 2)
- Sediaan farmasi yang
diproduksi dan/ atau - Alkes harus memenuhi
diedarkan harus syarat mutu, keamanan,
memenuhi persyaratan dan kemanfaatan yang
mutu, keamanan, dan ditetapkan oleh menteri.
kemanfaatan dan sesuai
dengan buku Farmakope
atau buku standar lainnya PMK 1189/2010 tentang
yang ditetapkan oleh Produksi Alkes dan PKRT
menteri. (59 Hal )

PMK 1799/2010 Tentang - Produk alat kesehatan


Industri Farmasi (15 hal) harus memenuhi
persyaratan mutu,
- Cara Pembuatan Obat yang keamanan, dan
Baik bertujuan untuk kemanfaatan
memastikan mutu obat
keamanan,
khasiat/kemanfaatan.

PkaBPOM 13/2018 tentang


Penerapan Pedoman CPOB
(288 Hal)

- Memastikan agar mutu obat


sesuai persyaratan bila
perlu dapat dilakukan
penyesuaian pedoman
dengan standar mutu obat
yang telah ditentukan.

5 Pencatatan & PMK No 1799/2010 tentang PMK 1189/2010 Tentang


Pelaporan Industri Farmasi pasal 23 Produksi Alkes& PKRT Pasal
43
- Industri farmasi wajib
melaporkan industri - Harus melaporkan hasil
secara berkala mengenai produksinya minimal
kegiatan usahanya sekali setiap 1 tahun kepada
dalam 6 bulan dan Dirjen melalui Kepala
disampaikan kepada Dinkes Provinsi dan
Direjn melalui Kepala Kepala Dinkes
badan Kabupaten/Kota setempat

PKaBPOM 13/2018 tentang PMK NO 62 Tahun 2017


Penerapan Pedoman CPOB Pasal 39
(288 Hal)
- Penandaan dan informasi Alat
- Pencatatan dilakukansecara Kesehatan, Alat Kesehatan
manual atau dengan alat Diagnostik In Vitro dan PKRT
pencatat selama dilaksanakan untuk melindungi
pembuatan yang masyarakat dari informasi yang
menunjukkan bahwa tidak obyektif, tidak lengkap serta
semua langkah yang menyesatkan.
dipersyaratkan dalam
prosedur telah
dilaksanakan &
penyimpangan dicatat
secara lengkap dan
diinvestigasi.
6 Sanksi yang di  Pasal 63 (PKa Badan POM UU No. 36 Tahun 2009 (Pasal
terima No 24 tahun 2017 Tentang 196)
Kriteria dan Tata Laksana -Setiap orang yang dengan
Registrasi Obat) sengaja memproduksi atau
-Pelanggaran terhadap ketentuan
mengedarkan sediaan farmasi
dalam Peraturan Kepala Badan ini
dan/atau alat kesehatan yang
dapat dikenai sanksi administratif
berupa: tidak memenuhi standar
a. peringatan tertulis; dan/atau persyaratan keamanan,
b. pembatalan proses Registrasi; khasiat atau kemanfaatan, dan
c. pembekuan Izin Edar Obat; mutu sebagaimana dimaksud
d. pencabutan Izin Edar Obat; dalam Pasal 98 ayat (2) dan
dan/atau ayat (3) dipidana dengan pidana
e. larangan untuk melakukan penjara paling lama 10
pendaftaran selama 2 (sepuluh) tahun dan denda
(dua) tahun. paling
-Sanksi administratif sebagaimana
banyak Rp1.000.000.000,00
dimaksud pada ayat (1) huruf b
(satu miliar rupiah).
dan/atau huruf e dapat dikenai
berdasarkan atau dalam hal: UU No. 36 Tahun 2009 (Pasal
-tidak memenuhi ketentuan 197)
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4; -Setiap orang yang dengan
-tidak memenuhi ketentuan sengaja memproduksi atau
sebagaimana dimaksud dalam mengedarkan sediaan farmasi
Pasal 32 ayat (1) huruf b; dan/atau dan/atau alat kesehatan yang
-data tidak sahih sebagaimana tidak memiliki izin edar
dimaksud dalam Pasal 46. sebagaimana dimaksud dalam
-Sanksi administratif sebagaimana Pasal 106 ayat (1) dipidana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
dengan pidana penjara paling
dan/atau huruf d dapat dikenai
berdasarkan atau dalam hal: lama 15 (lima belas) tahun dan
denda paling banyak
a. tidak melaksanakan Rp1.500.000.000,00 (satu
kewajiban sebagaimana miliar lima ratus juta rupiah).
dimaksud dalam Pasal 60
ayat (1) dan ayat (2); PP No. 72 Tahun 1998 (Pasal
b. izin Industri Farmasi
75)
Pemilik Izin Edar dicabut;
dan/atau
c. Pemilik Izin Edar -Mengedarkan sediaan farmasi
melakukan pelanggaran di dan alat kesehatan tanpa izin
bidang produksi, distribusi, edar sebagaimana dimaksud
promosi, dan/atau Label dalam Pasal 9; dipidana dengan
Obat. pidana penjara paling lama 7
UU No. 36 Tahun 2009 (Pasal (tujuh) tahun dan/atau pidana
196) denda paling banyak Rp
-Setiap orang yang dengan 140.000.000,00 (seratus empat
sengaja memproduksi atau puluh juta rupiah) sesuai
mengedarkan sediaan farmasi dengan ketentuan Pasal 81 ayat
dan/atau alat kesehatan yang (2) Undang-undang Nomor 23
tidak memenuhi standar Tahun 1992 tentang Kesehatan.
dan/atau persyaratan
keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 98 ayat (2) dan
ayat (3) dipidana dengan
pidana
penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda
paling
banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
UU No. 36 Tahun 2009 (Pasal
197)

-Setiap orang yang dengan


sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang
tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 106 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan
denda paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu
miliar lima ratus juta rupiah).

PP No. 72 Tahun 1998 (Pasal


74)

-Barangsiapa dengan sengaja


memproduksi dan/atau
mengedarkan sediaan farmasi
berupa obat atau bahan obat
yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dan ayat (2) huruf a,
dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima
belas tahun dan pidana denda
paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 80 ayat
(4) Undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan.
7 Pelanggaran Per. Ka BPOM No 24 Tahun PMK No 62 Tahun 2017
2017
Sanksi administrative berupa:
Pelanggaran terhadap a. peringatan tertulis;
ketentuan dalam Peraturan b. penghentian sementara
Kepala Badan ini dapat dikenai kegiatan; dan
sanksi c. pencabutan Izin Edar.
administratif berupa: Pencabutan Izin Edar dilakukan
apabila:
a. peringatan tertulis;
a. Alat Kesehatan, Alat
b. pembatalan proses Kesehatan Diagnostik In Vitro
Registrasi; dan PKRT menimbulkan akibat
c. pembekuan Izin Edar Obat; yang
d. pencabutan Izin Edar Obat; dapat membahayakan bagi
dan/atau kesehatan;
e. larangan untukmelakukan b. tidak memenuhi kriteria
sesuai dengan data yang
pendaftaran selama 2 (dua)
diajukan pada saat permohonan
tahun
Sanksi administratif pendaftaran Izin Edar;
sebagaimana dimaksud pada c. Sertifikat Produksi dicabut;
huruf b dan/atau huruf e dapat d. izin PAK dicabut; atau
e. pemutusan penunjukan
dikenai
sebagai Agen
berdasarkan atau dalam hal: Tunggal/Distributor
a. tidak memenuhi Tunggal/Distributor Eksklusif
ketentuan sebagaimana dan/atau pemberian kuasa.
dimaksud dalam Pasal 4; Pelanggaran terhadap ketentuan
b. tidak memenuhi dalam Peraturan Menteri ini
ketentuan sebagaimana yang mengakibatkan seseorang
mengalami gangguan kesehatan
dimaksud dalam Pasal 32 ayat
yang serius, cacat atau
(1) huruf b; kematian, memalsukan dan/atau
dan/atau mengedarkan Alat Kesehatan,
c. data tidak sahih sebagaimana Alat Kesehatan Diagnostik In
dimaksud dalam Pasal 46. Vitro dan PKRT tanpa
Sanksi administratif memiliki Izin
sebagaimana dimaksud pada Edar dapat dikenakan sanksi
pidana berdasarkan peraturan
huruf c dan/atau huruf d dapat
perundang-undangan.
dikenai
berdasarkan atau dalam hal:
a. tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(1) dan ayat (2);
b. izin Industri Farmasi
Pemilik Izin Edar dicabut;
dan/atau
c. Pemilik Izin Edar melakukan
pelanggaran di bidang
produksi, distribusi, promosi,
dan/atau label obat
8 Aspek sumber - Obat diproduksi dalam Alkes dalam negeri :
daya manusia negeri : industry - Produsen
bersangkutan. - Produsen yang memberi
- Obat kontrak : pemberi makloon.
kontrak. - Produsen yang
- Obat impor : penerima
melakukan prakitan.
infor.
- Narkotika : industry - PAK pemilik produk
dengan izin khusus. yang memiliki surat
- Obat lisensi : penerima perjanjian kerja sama
lisensi . dengan produsen.
- Obat ekspor : insudtri - Produsen yang
bersangkutan. melakukan OEM.
- Obat paten : pemilik atau
penerima paten. Alkes Impor :
- Obat pengembangan baru,
industry yang - Agen tunggal /
bersangkutan.
distributor tunggal /
- Obat generic, industry
yang bersangkutan.
distributor ekslusif.
- PAK yang memiliki
surat penunjukkan dari
pabrikan atau principal
dan diberi kuasa untuk
mendaftarkan alkes di
Pengevaluasi : terdiri dari 4 tim Indonesia.
- PAK yang memiliki
- Tim penilai obat nasional surat perjanjian kerja
(TPON)
sama dengan pabrikan.
- Tim penilai khasiat
keamanan. - PAK yang melakukan
- Tim penilai mutu. perakitan.
- Tim penilai informasi - PAK yang melakukan
produk dan label. pengemasan ulang.

Pengevaluasi : Direktur
jenderal dan Tim Ahli ( untuk
alkes yang menggunakan
teknologi/zat aktif baru).

Anda mungkin juga menyukai