Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT

METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT

Disusun oleh kelompok 1


Kelas A
1. M. Kasful Anwar (22340012)
2. Sri Wahyuni (22340043)
3. Syndi Nandita Kurnia (22340028)
4. Tri Isromi (22340034)
5. Yeni Oktavia (22340025)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunianya serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Metode Perhitungan Kebutuhan Obat” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Farmasi Rumah Sakit pada Program Studi
Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Sehubungan dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dra.Aziza Nuraini, Apt.,MM selaku dosen pengampu mata
kuliah Farmasi Rumah Sakit yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
kesempatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat.

September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Perhitungan Kebutuhan Obat .............................................................. 3
2.1.1 Prediksi Relatif Keakuratan Metode Perhitungan .................... 4
2.2 Penerapan Perhitungan Skala Besar.................................................... 5
2.3 Masalah Penting Dalam Perhitungan .................................................. 9
2.3.1 Menyiapkan Rencana Untuk Kuantifikasi................................ 9
2.3.2 Menggunakan Kuantifikasi Terpusat atau Terdesentralisasi .......... 10
2.3.3 Menggunakan Metode Manual atau Komputerisasi Kuantifikasi 11
2.3.4 Memperkirakan Waktu yang Diperlukan untuk Perhitungan ......... 12
2.3.5 Mengorganisir Daftar Obat ............................................................. 12
2.3.6 Mengisi Jaringan Pasokan .............................................................. 13
2.3.7 Mempertimbangkan Stok Pengadaan ............................................. 14
2.3.8 Mempertimbangkan Dampak Lead Time ....................................... 14
2.3.9 Memperkirakan Safety Stock.......................................................... 14
2.3.10 Menyesuaikan Kerugian dan Perubahan Lainnya ........................ 15
2.3.11 Pemeriksaan Silang Hasil Perhitungan ......................................... 16
2.3.12 Memperkirakan Total Biaya Pengadaan ....................................... 17
2.3.13 Menyesuaikan dan Mencatat Jumlah Akhir ................................. 18
2.4 Metode Konsumsi .................................................................................... 19
2.4.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Metode Konsumsi............. 19
2.5 Metode Morbirditas .................................................................................. 26

iii
2.5.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Metode Morbiditas ........... 30
2.6 Metode Konsumsi yang Disesuaikan ....................................................... 39
2.6.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Metode Konsumsi yang
Disesuaikan ............................................................................................. 41
2.7 Proyeksi Kebutuhan Anggaran Berdasarkan Tingkat Pelayanan ............ 42
2.7.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Proyeksi Kebutuhan
Anggaran................................................................................................. 45
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................ 47
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan


tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Salah
satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan adalah rumah sakit.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kessehatan (promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitas) yang
dilaksanakan menyeluruh, terpadu, serta berkesinambungan.
Rumah sakit dengan organisasi di dalamnya harus dikelola dengan sebaik-
baiknya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, sehingga
tercapai tujuan terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Salah satu diantaranya
adalah pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang meliputi
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat. Sehingga
unit farmasi yang merupakan bagian dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan
penting dalam pemberian pelayanan yang optimal.
Persediaan obat yang terlalu banyak atau berlebih dapat menyebabkan
bertambah besarnya biaya yang harus dikeluarkan rumah sakit dalam biaya
penyimpanan. Selain itu, hal ini juga tidak efisien karena biaya tersebut sebenarnya
dapat digunakan untuk kepentingan rumah sakit yang lain atau dengan kata lain,
diinvestasikan untuk kepentingan lain rumah sakit. Persediaan yang terlalu banyak
juga dapat meningkatkan resiko kerusakan dan kadaluwarsa. Sedangkan persediaan
obat yang terlalu sedikit dapat menyebabkan terjadinya stock out. Stock out
merupakan keadaan di mana persediaan farmasi yang dibutuhkan kosong sehingga
permintaan tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini menyebabkan kerugian bagi rumah
5
sakit. Rumah sakit kehilangan kesempatan untuk menjual dan memperoleh
keuntungan. Selain itu juga pihak rumah sakit juga mengalami penurunan kinerja
karena tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasiennya dan
beresiko untuk kehilangan pelanggan. Selain itu, terjadinya stock out juga dapat
menyebabkan terjadinya back order. back order adalah pesanan dari pembeli yang
tidak dapat dipenuhi penjual pada waktu yang diminta oleh pembeli. Back order
terjadi karena disebabkan jumlah barang yang tersedia lebih sedikit dari jumlah
pesanan yang diminta oleh pembeli sehingga terjadi kekurangan barang.
Di rumah sakit jika sering terjadi stock out dapat menyebabkan berkurangnya
kualitas pelayanan pasien, menyebabkan rasa frustrasi pada staf medis dan perawat,
serta menyebabkan hubungan yang kurang baik antara staf farmasi dan staf lainnya
sehingga Perencanaan kebutuhan obat sangatlah penting karena merupakan kegiatan
yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan,
penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan
pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan dan
pembayaran. Perhitungan Kebutuhan Obat ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
Instalasi Farmasi dalam merencanakan kebutuhan dan mengendalikan persediaan
obat serta dapat dipergunakan oleh pihak manajemen dalam pengendalian biaya obat
dan pemenuhan kebutuhan obat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja metode perhitungan kebutuhan obat?
2. Apa perbedaan dari setiap metode perhitungan kebutuhan obat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja metode perhitungan kebutuhan obat.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari setiap metode perhitungan kebutuhan obat.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perhitungan Kebutuhan Obat


Secara umum, perhitungan obat adalah proses yang digunakan untuk menentukan
seberapa banyak suatu produk dibutuhkan untuk tujuan pengadaan. Kebutuhan obat
dapat diukur dengan menggunakan satu atau kombinasi dari empat metode standar.
Perhitungan memperkirakan jumlah obat atau persediaan tertentu yang dibutuhkan
untuk pengadaan. Sebagian besar perhitungan juga memperkirakan kebutuhan finansial
untuk membeli obat-obatan. Metode perhitungan yang dijelaskan dalam bab ini
biasanya digunakan untuk memperkirakan kebutuhan akan pengadaan skala tahunan
atau setengah tahunan. Pengadaan tahunan atau setengah tahunan biasanya tidak
menghitung jumlah pesanan rutin dalam sistem pasokan yang menggunakan pembelian
terjadwal (order periodik) atau pembelian terus menerus (pesanan dilakukan kapan pun
dibutuhkan). Perhitungan kebutuhan obat bertujuan untuk menghitung jumlah pesanan
obat yang optimal dan waktu antar pemesanan optimal, serta mempertahankan
keseimbangan biaya penyimpanan dan persediaan stok obat.
Empat metode umum yang dibahas dalam bab ini adalah:
1. Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah metode perhitungan kebutuhan obat yang menggunakan
data dari konsumsi obat setiap individu dimasa lalu yang digunakan untuk
memprediksi kebutuhan yang akan datang.
2. Metode morbiditas
Metode morbiditas digunakan untuk memperkirakan kebutuhan spesifik obat
berdasarkan data kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan, banyaknya jenis penyakit
dan standar pengobatan penyakit tersebut.

3. Metode konsumsi yang telah disesuaikan

Adalah menggunakan data tentang kejadian penyakit, konsumsi obat, permintaan


atau penggunaan, dan/atau pengeluaran obat dari sistem pasokan standar dan

7
memperkirakan tingkat konsumsi atau pemanfaatan terhadap sistem pasokan
target, berdasarkan cakupan populasi atau tingkat layanan yang akan disediakan
4. Proyeksi kebutuhan anggaran berdasarkan tingkat pelayanan.
Metode proyeksi kebutuhan anggaran berdasarkan tingkat pelayanan digunakan
untuk memprediksi kebutuhan keuangan dalam pembelian obat. Metode ini
menggunakan biaya pembelian obat rata-rata per kunjungan atau per-tempat tidur
per hari pada suatu fasilitas kesehatan untuk memprediksi biaya yang akan datang
di fasilitas yang serupa.

2.1.1 Prediksi Relatif Keakuratan Metode Perhitungan


Perhitungan kebutuhan obat tidak selalu tepat, karena banyak variabel yang
terlibat. Penggunaan hasil tergantung pada “seni” atau penilaian manusia. Seperti pada
sains. Dalam banyak kasus, metode yang paling tepat untuk mengukur penggunaan
obat-obatan adalah pendekatan berbasis konsumsi, tersedianya sumber data yang
lengkap, akurat, dan disesauikan dengan tepat periode persediaan yang keluar serta
antisipasi perubahan dalam permintaan dan penggunaan. Metode ini biasanya tidak
membahas kesesuaian pola konsumsi masa lalu, yang mungkin belum tentu sesuai
dengan prioritas kesehatan masyarakat dan kebutuhan sekarang. Dengan demikian,
penggunaan obat-obatan yang tidak rasional mungkin saja terjadi pada metode
konsumsi. Jika persediaan yang habis jumlahnya banyak pada waktu lama, tidak
memungkinkan untuk menerapkan metode ini secara akurat.
Perhitungan berbasis morbiditas adalah yang paling komplek dan memakan
waktu. Di banyak negara sangat sulit untuk mengumpulkan data morbiditas yang valid
untuk sepasang penyakit atau lebih, oleh karena itu, beberapa kebutuhan terlewatkan
dalam perhitungan. Data tentang kehadiran pasien sering tidak lengkap dan tidak
akurat, dan sulit untuk memprediksi berapa persen dari resep yang benar-benar rasional
dari pengobatan standar yang digunakan untuk perhitungan. Terlepas dari kendala-
kendala ini, metode ini mungkin masih menjadi alternatif terbaik untuk merencanakan
pengadaan atau untuk memperkirakan kebutuhan anggaran dalam sistem pasokan atau

8
fasilitas di mana masalah kesehatan hampir semua memerlukan konsumsi obat, seperti
sistem perawatan primer atau rumah sakit spesialis.
Konsumsi yang disesuaikan adalah metode umum digunakan jika metode berbasis
konsumsi maupun metode morbiditas tidak layak digunakan. Metode ini adalah yang
paling mungkin untuk menghasilkan proyeksi akurat bila digunakan untuk
memperkirakan dari satu perangkat fasilitas untuk peragkat lain yang sama dari
populasi dengan lingkungan geografis dan iklim yang sama. Jika metode ini diterapkan
dengan standar gambaran dari negara lain, hasilnya perkiraannya buruk dari kebutuhan.
Bahkan ketika target dan fasilitas standar sesuai, perkiraan perhitungan masih
meragukan, karena merupakan langkah besar untuk mengasumsi bahwa kejadian
penyakit, pola pemanfaatan, dan kebiasaan peresepan pada dasarnya sama. Namun,
metode ini mungkin masih menjadi alternatif terbaik karena tidak adanya data yang
sesuai untuk metode konsumsi atau metode berbasis morbiditas. Metode konsumsi
yang sesuai juga berguna untuk proyeksi pengecekan kembali dibuat dengan metode
lain.
Proyeksi kebutuhan anggaran berdasarkan tingkat layanan menghasilkan
perkiraan buruk dari kebutuhan keuangan untuk pengadaan obat-obatan dan bukan
kualitas produk. Metode ini bergantung pada dua asumsi (1) bahwa sistem “standar”
(digunakan untuk perbandingan) dan sistem target sebanding dengan kehadiran pasien
dan rawat inap per jenis fasilitas, dan (2) pola penggunaan obat yang sama di kedua
sistem, meskipun dengan berbagai keterbatasannya, metode ini dapat berguna dalam
memprediksi biaya obat dalam sistem baru atau dalam suatu sistem di mana tidak ada
data yang tersedia.

2.2 Penerapan Perhitungan Skala Besar


Perhitungan skala besar biasanya diterapkan untuk :
1 Menghitung perkiraan pengadaan skala besar: Perhitungan secara formal
diperlukan sebelum setiap pengadaan terjadwal. Perkiraan kebutuhan ini harus
akurat untuk menghindari kehabisan persediaan, pembelian darurat, dan

9
kelebihan stok dan untuk memaksimalkan dampak dari dana pengadaan. Metode
konsumsi adalah pilihan pertama, pengecekan kembali untuk menilai kesesuaian
pola penggunaan dan permintaan.Ketika data konsumsi tidak tersedia dalam
program baru, metode morbiditas, metode konsumsi yang disesuaikan, atau
keduanya, mungkin perlu diterapkan untuk perhitungan awal, beralih ke metode
konsumsi ketika data yang disusun telah kembali.
2 Memperkirakan kebutuhan anggaran: Di banyak Negara, Pengadaan anggaran
farmasi tahunan ditentukan dengan menambahkan persentase tetap permintaan
tahun lalu atau alokasi tahun sebelumnya untuk memberikan ruang bagi
kemungkinan darurat, seperti pemotongan biaya,pertumbuhan populasi,atau
peluasan layanan.Baik permintaan anggaran maupun pemotongan sering dibuat
tanpa membutuhkan perkiraan dari kebutuhan sebenarnya. Siklus ini bisa dirubah
dengan rasional, dan perhitungan yang terdokumentasi dengan baik.Meskipun
perhitungan berdasarkan konsumsi adalah panduan terbaik untuk kemungkinan
pengeluaran, metode berbasis morbiditas mungkin yang paling meyakinkan untuk
permintaan anggaran. Konsumsi yang disesuaikan berguna untuk memeriksa dan
membenarkan metode konsumsi atau metode morbiditas. Jika persyaratan
anggaran tidak perlu dipetimbangkan dengan menentukan jumlah pesanan,
metode kebutuhan anggaran berdasarkan tingkat layanan dapat digunakan sebagai
alternatif.
3 Mengembangkan jumlah pengadaan untuk program baru: Ketika obat yang
diperlukan untuk sistem layanan kesehatan baru atau program vertikal (seperti
program HIV/AIDS atau DOTS), perhitungan skala besar dibagi menjadi dua
tujuan: untuk menetapkan kebutuhan dana untuk pengadaan dan untuk
mengembangkan daftar pengadaan. Dalam kebanyakan situasi, metode berbasis
konsumsi tidak layak, kombinasi metode berbasis konsumsi yang disesuaikan dan
metode morbiditas bisa digunakan untuk perhitungan awal.
4 Mengembangkan jumlah pengadaan untuk program peningkatan skala:
Peningkatan skala adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

10
peningkatan atau pertumbuhan tambahan jumlah pasien yang dirawat selama
periode waktu tertentu. pasien-bulan dapat digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan meningkat, di mana satu "pasien-bulan" adalah jumlah produk yang
dibutuhkan untuk merawat satu pasien selama satu bulan. Jumlah total pasien
yang dirawat selama periode waktu tambahan dalam pasien-bulan sering
digunakan dalam situasi ini untuk memperkirakan kebutuhan kondisi kronis.
Misalnya, program tidak dapat melayani semua pasien yang membutuhkan ART
pada awal program HIV/AIDS tetapi dapat meningkat secara perlahan karena
mereka menerima dana donor tambahan, sumber daya manusia, dan pelatihan
serta mengatasi hambatan akses lainnya.
5 Perkiraan untuk proyek bantuan: Sebuah organisasi donor dapat melakukan studi
kuantifikasi ad hoc untuk merencanakan kebutuhan pengadaan dalam konteks
proyek pembangunan. Bila data konsumsi lokal tidak dapat diandalkan untuk
perhitungan, metode morbiditas atau metode konsumsiyang disesuaikan, baik
secara sendiri-sendiri maupun kombinasi.
6 Memperkirakan kebutuhan obat dalam situasi darurat: Dalam keadaan darurat
seperti banjir atau gempa bumi, langkah pertama adalah menyediakan peralatan
darurat dengan cepat. Karena masalah kesehatan setempat menjadi jelas, metode
berbasis morbiditas dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan proyek dalam
jangka pendek dan menengah, sampai sistem pasokan reguler dapat melanjutkan
layanan.
7 Membandingkan konsumsi obat yang sebenarnya dengan kebutuhan teoritis: Pada
sebagian besar sistem pasokan fungsional, perhitungan pengadaan reguler
didasarkan pada konsumsi masa lalu. Namun, berguna untuk membandingkan
secara berkala konsumsi dengan kebutuhan teoritis berdasarkan prioritas
kesehatan masyarakat. Metode berbasis morbiditas memberikan perbandingan
yang paling informatif, namun hanya membandingkan data konsumsi dari sistem
yang berbeda sangat bermanfaatkarena perbedaan yang signifikan dalam

11
penggunaan obat dapat membantu mengidentifikasi pola resep yang tidak rasional
atau masalah persediaan yang terus-menerus.

Tabel 20-1. Perbandingan metode perhitungan obat


Metode Kegunaan Data Penting Keterbatasan
Konsumsi - Pilihan pertama - Data persediaan - Data konsumsi harus
untuk kuantifikasi yang akurat akurat
pengadaan, - Catatan atas - Penggunaan obat
diberikandatayang waktu irasional dapat terulang
dapat dipercaya penerimaan di pembelian
- Prediktor paling pesanan (lead berikutnya
diandalkan untuk time)
konsumsi masa - Perkiraan harga
depan obat
Morbiditas - Mengestimasi - Data populasi, - Data morbiditas tidak
kebutuhan dalam kunjungan tersedia untuk semua
pelaksanaan baru pasien, jenis jenis penyakit
proyek bantuan penyakit - Standar terapi mungkin
- Membandingkan - Terapi standar tidak dapat digunakan
penggunaan suatu penyakit
dengan kebutuhan - Perkiraan harga
teoritis obat
- Mengembangkan
dan membenarkan
anggaran

Konsumsi yang - Digunakan bila - Data konsumsi, - Jenis pasien, populasi


disesuaikan perhitungan kunjungan masyarakat, morbiditas
dengan metode lain pasien, tingkat dan praktek
tidak dapat pelayanan, pengobatan tidak
dilakukan morbiditas dari sebanding
- Membandingkan sistem
penggunaan obat - Jumlah fasilitas
dengan sistem kesehatan lokal
suplai lainnya berdasarkan
kategori
- Estimasi
populasi
masyarakat
pengguna

12
Proyeksi - Mengestimasi - Data penggunaan - Adanya variasi
kebutuhan kebutuhan obat berdasarkan fasilitas, kunjungan
anggaran anggaran service level dan pasien, pola
berdasarkan tipe fasilaitas pengobatan dan
tingkat kesehatan efisiensi sistem suplai
pelayanan - Biaya obat rata-
rata per
kunjungan

2.3 Masalah Penting dalam Perhitungan


Beberapa masalah yang harus diatasi dalam perhitungan skala besar:
1. Menyiapkan rencana untuk perhitungan.
2. Menggunakan perhitungan secara terpusat atau desentralisasi
3. Menggunakan metode manual atau komputerisasi untuk perhitungan.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan
5. Menyusun dan mengatur daftar obat
6. Mengisi jaringan pasokan
7. Memeprtimbangkan stok pengadaan.
8. Mempertimbangkan dampak lead time
9. Menyesuaikan kerugian dan perubahan lainnya
10. Pemeriksaan silang hasil perhitungan
11. Memperkirakan total biaya pengadaan
12. Menyesuaikan dan mencatat jumlah akhir
13. Mempersiapkan kemungkinan perluasan program (peningkatan)

2.3.1 Menyiapkan Rencana untuk Kuantifikasi


Mungkin langkah yang paling penting dalam kuantifikasi skala besar adalah
mempersiapkan dan kemudian mengikuti rencana tindakan yang sesuai dengan setiap
langkah perhitungan. Poin penting dalamrencana perhitungan meliputi:
a. Nama resmi atau kantor yang akan mengelola proses dan menetapkan tugas dan
tanggung jawab

13
b. Membentuk kelompok kerja mengkoordinasikan kegiatan kantor, departemen
dan fasilitas yang terlibat
c. Tentukan tujuan dan cakupan perhitungan
d. Periksa ketersediaan data dan pilih metode perhitungan terbaik berdasarkan
tujuan, data dan sumber daya yang tersedia (personil, pendanaan, kapasitas
komputer)
e. Mengembangkan daftar obat dan formulir pengumpulan data
f. Kembangkan pedoman pengobatan standar (jika ada);
g. Melatih anggota staf dalam metode perhitungan yang berlaku, dan
pengumpulan dan analisis data
h. Mengembangkan rencana kerja dan garis waktu untuk perhitungan, dengan
rentang waktu yang realistis untuk setiap tahap;
i. Mengelola perhitungan sesuai rencana (menyesuaikan penundaan yang tak
terelakkan dan kendala tak terduga), Sesuaikan jumlah perkiraan sesuai
kebutuhan
j. Mengkominkasikan hasil kepada komite atau manager yang bersangkutan
untuk menetukan asumsi dan perhitungan akhir.
k. Menyesuaikan perkiraan jumlah kebutuhan
l. Mengevaluas proses kuantifikasi dan rencanakan perbaikan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
World Health Organization (WHO) manual Estimating Drug Requirements (WHO
/ DAP 1988) membahas bagaimana mengembangkan rencana tindakan yang baik dan
mengelola proses perhitungan.

2.3.2 Menggunakan Kuantifikasi Terpusat atau Terdesentralisasi


Sebagian besar sistem pasokan secara tradisional mengelola
penghitungan di tingkat pusat. Kecenderungan peningkatan desentralisasi tanggung
jawab ini menambah secara signifikan hasil kepemilikan di fasilitas kesehatan dan jika
dikelola dengan baik, dapat meningkatkan keakuratan hasil. Namun, pendekatan

14
terpusat umumnya lebih efisien ketika sistem pasokan berada dalam keseimbangan,
dengan pasokan yang memadai ke semua tingkatan.
Pendekatan umum dalam desentralisasi penghitungan adalah meminta
setiap kantor atau fasilitas yang bertanggung jawab menyusun perkiraannya sendiri,
berdasarkan daftar umum obat yang disetujui. Daftar tersebut dapat dikirim langsung
ke kantor pengadaan, yang membandingkan daftar dengan konsumsi sebelumnya,
mengklarifikasi pertanyaan apa pun secara langsung dengan klien, dan menyusun
daftar utama untuk pengadaan. Tinjauan di tingkat kabupaten dan provinsi sebelum
diserahkan ke kantor pengadaan dapat meningkatkan validitas dan perkiraan
kepemilikan, dengan biaya tambahan waktu proses.
Penting untuk memastikan bahwa konsumsi tidak dihitung dua kali: Artinya,
jika semua obat masuk ke fasilitas melalui gudang pusat, dan perkiraan kebutuhan
dilakukan oleh gudang pusat dan fasilitas klien yang dipesan dari gudang, perkiraan
total untuk masing-masing obat harus mencakup total semua perkiraan fasilitas
(ditambah persediaan gudang pusat) atau perkiraan gudang pusat, mana yang dianggap
lebih akurat.

2.3.3 Menggunakan Metode Manual atau Komputerisasi Kuantifikasi


Hal ini dimungkinkan untuk melakukan kuantifikasi obat yang akurat tanpa
komputerisasi. Namun, komputer yang menggunakan perangkat lunak spreadsheet atau
database mempermudah prosesnya. Contoh tabel kuantifikasi dalam tabel ini dibuat
dengan program spreadsheet standar.
Kuantifikasi terkomputerisasi memiliki tiga keuntungan utama: kecepatan,
akurasi, dan fleksibilitas. Prosesnya jauh lebih cepat karena rumusnya bisa
diprogramkan ke dalam perangkat lunak, dan begitu data untuk asumsi dasar
dimasukkan, perhitungan dilakukan secara otomatis. Komputer itu sendiri tidak akan
membuat kesalahan dalam perhitungan; Jika data dimasukkan dengan benar dan
rumusnya benar, jawaban yang dihitung akan benar. Akhirnya, lebih mudah melakukan
analisis "what-if" dengan membuat perubahan pada jumlah berbagai item untuk

15
melihat apa yang terjadi dengan total biaya pengadaan. Tabel yang dibangun secara
manual perlu diketik atau ditulis ulang, dan semua jumlah perlu dihitung ulang setiap
kali ada perubahan. Dengan komputer, kalkulasi ulang dan pencetakan ulang dilakukan
dengan satu sentuhan tombol Setelah daftar obat terkomputerisasi dan model
kuantifikasi telah dikembangkan, mereka dapat digunakan kembali berulang kali.

2.3.4 Memperkirakan Waktu yang Diperlukan untuk Perhitungan


Kuantifikasi skala besar memakan waktu, dan kerangka waktu yang realistis
harus ditetapkan untuk semua langkah dalam rencana kuantifikasi. Kerangka waktu
tergantung pada data yang tidak lengkap, hampir pasti memerlukan beberapa bulan
untuk menghasilkan kuantifikasi yang berguna.

2.3.5 Mengorganisir Daftar Obat


Daftar obat adalah komponen utama dari setiap proses perhitungan. Tidak
mungkin menghitung jumlah yang dibutuhkan sampai diketahui produk mana yang
dibutuhkan. Spesifikasi untuk setiap obat dalam daftar harus disertakan:
a. Deskripsi obat, nama generik, atau International Nonproprietary Name (INN)
b. Bentuk sediaan, seperti tablet, supositoria, ampul untuk injeksi
c. Kekuatan/konsentrasi misalnya 250 mg, 95 persen, 10 mg/mL
d. Satuan dasar, seperti tablet, tabung, mililiter, botol
e. Ukuran kemasan dalam unit dasar
f. Harga beli yang diproyeksikan per unit dasar atau per kemasan

Dalam perhitunga terkomputerisasi, pengelolaan data paling mudah bila ruang


tersendiri disediakan untuk masing-masing spesifikasi ini (lihat Bab 50).
Obat-obatan pada daftar perlu disortir sesuai jenis kuantifikasi dan jenis fasilitas
dan personil yang akan merekam data. Daftar harus disediakan dalam bentuk yang
berguna untuk mengambil informasi dengan cepat dan benar. Misalnya, jika obat
disimpan dan catatan disusun menurut bentuk sediaan (semua tablet dan kapsul

16
bersamaan, semua suntikan bersama), daftar harus diatur dengan bentuk sediaan. Jika
barang disimpan berdasar kelas terapeutik, daftarnya harus diatur oleh kelas terapeutik,
dan seterusnya. Jika prosesnya melibatkan pengumpulan data yang terdesentralisasi,
daftar tersebut harus didistribusikan ke formulir pengumpulan data ke setiap tingkat
dan fasilitas yang bertanggung jawab untuk kuantifikasi setidaknya tiga bulan sebelum
perkiraan diperlukan untuk pengadaan.
Untuk perhitungan terdesentralisasi, semua fasilitas harus menyerahkan perkiraan
langsung pada daftar (dengan hard copy atau elektronik). Hal ini memungkinkan
penyusunan satu daftar utama dalam waktu yang wajar, perbandingan perkiraan jumlah
antar fasilitas, dan verifikasi dan penyesuaian estimasi. Bentuk sediaan dan kekuatan
harus sesuai dengan yang termasuk dalam pedoman pengobatan standar dan tersedia
dari sumber pasokan yang bagus. Jika tablet 500 mg dikuantifikasi namun pemasok
hanya menawarkan tablet 300 mg, akan sulit untuk melakukan konversi.
Daftar obat untuk perhitungan sering kali berasal dari daftar pengadaan atau
formularium atau daftar obat sebelumnya. Daftar pengadaan dari pembelian
sebelumnya mungkin berisi spesifikasi dan harga terakhir yang dibayarkan, namun
mungkin tidak mewakili pilihan obat rasional atau tidak mengikuti daftar formularium
obat atau daftar obat esensial. Daftar obat penting atau daftar formularium obat yang
telah diperbarui secara teratur harus menjadi dasar daftar kuantifikasi, karena ini
mencerminkan obat-obatan yang dibutuhkan untuk pola penyakit saat ini.

2.3.6 Mengisi Jaringan Pasokan


Jaringan pasokan mengacu pada tingkat persediaan di dalam sistem pasokan
dan jumlah titik pasokan pada setiap tingkat, seperti yang dibahas pada Bab 23. Jumlah
peningkatan, frekuensi permintaan dan pengiriman, dan jumlah stok pengaman pada
setiap tingkat semuanya mempengaruhi jumlah obat yang dibutuhkan untuk mengisi
saluran dan, oleh karena itu, jumlah yang harus dibeli saat program dimulai atau
diperluas. Meremehkan stok dalam saluran adalah penyebab umum kegagalan
program, terutama ketika dana obat bergulir telah direncanakan.perhitungan

17
Untuk saluran yang habis harus mencakup tingkat persediaan pengaman
yangdiperlukan di setiap tingkat distribusi, tidak hanya di tingkat pusat.

2.3.7 Mempertimbangkan Stok Pengadaan


Jangka waktu pengadaan mencakup waktu dari satu pesanan hingga pesanan
reguler berikutnya akan dilakukan. Dalam sistem terjadwal, periode ini mungkin
kelipatan satu bulan; dalam sistem abadi, itu bisa dihitung dalam beberapa hari atau
minggu untuk tujuan pengukuran. Perhatikan bahwa jumlah yang dipesan ditambah
persediaan pengaman harus mencakup waktu sampai pesanan berikutnya diterima,
yang merupakan periode pengadaan ditambah waktu tunggu. Periode pengadaan
dipengaruhi oleh pendanaan dan ketersediaan ruang penyimpanan serta oleh
kedaluwarsa dan stabilitas stok yang dipesan.

2.3.8 Mempertimbangkan Dampak Lead Time


Kuantitas pesanan pengadaan harus cukup untuk bertahan hingga siklus
pengadaan berikutnya selesai. Langkah-langkah proses pengadaan yang diperlukan
untuk melakukan pemesanan bisa memakan waktu beberapa bulan. Selain itu, setelah
pemesanan dilakukan, beberapa bulan lagi seringkali diperlukan agar obat-obatan
tersebut tiba di negara itu, melewati bea cukai, dan mencapai gudang pusat. Masa
tunggu dari saat pesanan disiapkan hingga tiba di negara adalah lead time. Lead time
dapat bervariasi untuk setiap produk dan atau pemasok. Lead time diremehkan,
kemungkinan hasilnya adalah kekurangan dan pembelian darurat yang lebih mahal.

2.3.9 Memperkirakan Safety Stock


Safety stock adalah jumlah stok yang disimpan sebagai cadangan jika barang tidak
tersedia dari pemasok atau untuk peningkatan permintaan yang tiba-tiba.

18
Safety stock = CA × LT
C = Konsumsi bulanan rata-rata, disesuaikan dengan kehabisan stok (lihat
Bagian 20.4)
LT = Waktu tunggu rata-rata (untuk pemasok yang diproyeksikan atau kasus
terburuk), dalam beberapa bulan
Berapapun jangka waktu dapat digunakan untuk waktu tunggu dalam
persamaan sebelumnya, tetapi jangka waktu tersebut setidaknya selama jangka waktu
tunggu, dengan mempertimbangkan sumber daya keuangan dan ruang penyimpanan.
Ketika lead time tidak dapat diandalkan, safety stock harus ditingkatkan. Dengan lead
time variabel, gunakan rumus berikut:
DDE=DDP+(OD×OD%)
DDE = tanggal pengiriman yang diharapkan
DDP = tanggal pengiriman yang dijanjikan
OD = rata-rata periode jatuh tempo dalam beberapa hari
OD% = persentase pesanan yang lewat waktu

2.3.10 Menyesuaikan Kerugian dan Perubahan Lainnya


Beberapa obat akan hilang karena kerusakan, pembusukan, kadaluwarsa, dan
pencurian. Jika kerugian tersebut tidak dipertimbangkan dalam penghitungan dan
pengadaan, kemungkinan besar akan terjadi kehabisan stok. Untuk mencegah
kekurangan, persentase dapat ditambahkan untuk memungkinkan kerugian saat
menghitung persyaratan. Banyak sistem membutuhkan setidaknya 10 persen untuk
kerugian
Tidak semua obat memiliki risiko kerugian yang sama, misalnya, beberapa
lebih menarik bagi pencuri daripada yang lain, seperti antiretroviral yang berharga dan
antimalaria berbasis artemisinin. Obat-obatan yang paling berisiko mungkin berbeda
dari satu negara ke negara lain. Jika mereka dapat diidentifikasi, menyesuaikan
kuantitas untuk barang-barang tersebut dengan persentase yang lebih tinggi mungkin

19
dapat dilakukan, daripada menerapkan penyesuaian yang sama untuk semua barang.
Salah satu strateginya adalah membiarkan persentase kerugian hanya untuk barang-
barang penting, menerima risiko kehabisan barang untuk barang-barang lainnya. Jika
kerugian telah diperhitungkan sebagai bagian dari penghitungan metode konsumsi,
maka tidak perlu membuat penyesuaian kerugian.
Dalam sistem pasokan di mana penggunaan pasien atau jumlah fasilitas
bertambah, asumsi konsumsi obat meningkat adalah hal yang wajar. Dalam situasi
seperti itu, jumlah yang diperkirakan dapat ditingkatkan dengan persentase yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan.

2.3.11 Pemeriksaan Silang Hasil Perhitungan


Karena akan ada beberapa ketidaktepatan dalam estimasi tidak peduliseberapa
ketat metode kuantifikasi yang tepat diikuti, memeriksa estimasi dengan metode
kuantifikasi yang berbeda selalu berguna. Idealnya, perkiraan akan memberikan hasil
yang sangat mirip, tetapi dalam praktiknya hal ini jarang terjadi. Kedua kumpulan data
tersebut kemudian dapat dievaluasi untuk melihat mana yang tampak lebih realistis,
dengan mempertimbangkan keandalan data sumber yang digunakan untuk kedua
perkiraan tersebut.
Pemeriksaan silang adalah langkah mendasar dalam mendamaikan jumlah
pengadaan dengan dana yang tersedia. Hal ini juga berguna untuk memeriksa ulang
konsumsi dengan permintaan teoritis untuk mendapatkan gambaran tentang
rasionalitas terapi farmasi dalam sistem. Jika sistem pasokan biasanya mendasarkan
pembelian pada konsumsi masa lalu, pemeriksaan silang untuk obat-obatan bervolume
tinggi dan mahal dengan menggunakan metode lain dapat mengungkapkan target
intervensi untuk mempromosikan penggunaan obat yang lebih rasional. Misalnya,
dalam satu penghitungan yang dilakukan untuk alat kontrasepsi dalam rahim (IUD),
kualitas data masalah (kuantitas yang didistribusikan dari tempat penyimpanan)
dianggap baik, dan memang merupakan data akurat tentang stok yang diberikan.
Namun, cukup banyak IUD yang dikeluarkan untuk setiap pria, wanita, dan anak di

20
provinsi tersebut. Perbandingan data penduduk dan morbiditas menyoroti masalah
kebocoran dan/atau penjualan kembali AKDR di luar negeri. Perbandingan ini
menghasilkan penghitungan yang lebih akurat untuk pasokan tahun depan.

2.3.12 Memperkirakan Total Biaya Pengadaan


Ketika memperkirakan biaya obat pada daftar kuantitatif, masalah kritis
menentukan harga pembelian berikutnya. Tidak cukup untuk menggunakan harga beli
terakhir, karena dalam banyak kasus, hal itu mengakibatkan meremehkan harga
pembelian aktual berikutnya, yang menyebabkan dana yang tidak mencukupi ketika
tiba saatnya untuk melakukan pemesanan. Ada dua cara dasar untuk memperkirakan
harga pembelian obat berikutnya; keduanya biasanya diperlukan untuk memperkirakan
biaya untuk daftar lengkap obat-obatan.
Pilihan pertama adalah untuk mendapatkan data tentang harga obat saat ini di
pasar dimana obat akan dibeli. Sebagaimana dibahas di Bab 21, sumber data harga
mencakup pemasok lokal, lembaga pengadaan internasional, dan referensi seperti
Panduan Indikator Harga Obat Internasional Ilmu Manajemen Kesehatan, yang
diperbarui setiap tahun.
Tabel 20-2 Perbandingan Hasil Perhitungan Di Negara Amerika Latin
Perkiraan
Perkiraan Perkiraan Konsumsi
Obat Konsumsi Morbiditas Yang
Disesuaikan
ORS 1 L paket 11,290,000 18,650,000 14,850,000
Klorokuin 300 1,230,000 2,233,000 2,005,000
mg (tablet)
Parasetamol 20,960,000 14,010,000 22,320,000
500 mg (tblet)

Pilihan lain untuk memperkirakan harga pembelian berikutnya adalah menyesuaikan


harga pembelian terakhir untuk faktor-faktor seperti:
1. Inflasi internasional untuk produk yang dibeli secara internasional

21
2. Evaluasi mata uang lokal untuk produk yang dibeli secara internasional (jika
relevan) persentase ini ditambahkan ke harga obat yang dibeli di pasar
internasional
3. Inflasi lokal untuk produk yang dibeli di pasar lokal, menambahkan persentase
yang sesuai berdasarkan situasi lokal saat ini.

Setelah perkiraan harga yang diperoleh, perlu menambahkan persentase untuk


pengiriman dan asuransi untuk obat-obatan yang diperoleh dari sumber internasional
(biasanya 15 - 20%) dan biaya yang diketahui, seperti yang dibayarkan ke papan tender
atau untuk bea cukai setempat.

2.3.13 Menyesuaikan dan Mencatat Jumlah Akhir


Keputusan yang sulit harus sering dilakukan untuk mengurangi jumlah obat
dan/atau jumlah obat sampai perkiraan jumlah dan biaya sesuai dengan anggaran yang
ada. Pengurangan ini mungkin memerlukan keputusan kebijakan mengenai prioritas
penyakit, kelompok usia prioritas, fasilitas prioritas untuk pasokan, pemilihan alternatif
terapi yang lebih murah, dan ganti pedoman pengobatan standar.
Beberapa pendekatan untuk membuat pengurangan secara rasional,
menggunakan cara khusus seperti kategori VEN (vital, esensial, non-esensial), analisis
ABC, dan analisis kategori terapeutik. Cara lain untuk memberikan dasar pengurangan
adalah dengan memeriksa silang kuantifikasi dengan metode lain untuk mengetahui di
mana perkiraan terkuantifikasi jauh lebih tinggi dari yang diperlukan berdasarkan data
morbiditas dan kehadiran yang diketahui atau jauh lebih tinggi daripada yang ada
dalam sistem kesehatan yang sebanding.
Mungkin tergoda untuk menghilangkan penyesuaian untuk kerugian yang
diharapkan sebagai langkah pertama dalam mengurangi jumlah, tapi ini adalah
ekonomi palsu kecuali kerugian pada hakikatnya akan dieliminasi, jika kerugian
tersebut kemungkinan terjadi, mereka harus dimasukkan ke dalam perhitungan akhir,
atau stok hampir pasti akan menghasilkan.Pemotongan persentase keseluruhan yang

22
diperbolehkan untuk kerugian dapat dimungkinkan dengan menargetkan tunjangan
untuk barang-barang yang paling berisiko dan/atau menghilangkan penyesuaian untuk
obat-obatan non-vital, dengan harapan bahwa beberapa kehabisan stok akan terjadi
untuk obat-obatan yang tidak ditanggung.

2.4 Metode Konsumsi


Dalam metode konsumsi, daftar yang disiapkan dari semua obat yang memenuhi
syarat untuk pengadaan, dan catatan inventaris konsumsi pastual yang paling akurat
digunakan untuk menghitung jumlah yang dibutuhkan untuk setiap obat. Konsumsi
selama periode 6-12 bulan terakhir disesuaikan untuk mendapatkan konsumsi bulanan
rata-rata. Maka rata-rata konsumsi bulanan dikalikan dengan jumlah bulan yang akan
dicakup oleh pengadaan, dan tingkat persediaan penyimpanan (dalam bulan) juga
dikalikan dengan konsumsi bulanan rata-rata. Kedua angka ini ditambahkan untuk
mendapatkan kebutuhan kotor selama periode tersebut, dengan persediaan dan
persediaan apapun yang dipesan dikurangi dari perkiraan kotor, untuk mendorong
jumlah pembelian.
Biaya unit yang diantisipasi untuk masing-masing obat (bukan biaya unit terakhir)
dikalikan dengan jumlah unit yang akan dibeli untuk mendapatkan nilai pembelian
yang diharapkan untuk keseluruhan kuantitas, semua nilai pembelian untuk setiap obat
ditambahkan untuk mendapatkan total biaya pengadaan yang diharapkan. Jika biaya
ini lebih besar dari pada anggaran, penyesuaian dilakukan, seperti yang dijelaskan pada
bagian sebelumnya.

2.4.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Metode Konsumsi


Langkah 1. Siapkan daftar obat yang akan dihitung. Daftar obat harus disiapkan
seperti yang dijelaskan dalam Bagian 2.3, diurutkan sesuai urutan yang paling
memudahkan pengumpulan data, dan didistribusikan kepada petugas dan fasilitas yang
akan memasukkan data konsumsi.

23
Langkah 2. Tentukan periode waktu yang akan ditinjau untuk konsumsi. Jika
pengadaan akan mencakup periode dua belas bulan, data konsumsi selama dua belas
bulan terakhir harus ditinjau (jika tersedia data yang berguna untuk satu tahun penuh).
Tinjauan dua belas bulan juga dapat digunakan untuk pengadaan yang mencakup enam
bulan, tetapi jika variasi musiman signifikan, seperti pada malaria, menggunakan
periode enam bulan yang sama dari tahun sebelumnya mungkin lebih disukai. Periode
tinjauan singkat, seperti tiga bulan, tidak cukup untuk merencanakan pengadaan yang
mencakup dua belas bulan, kecuali tiga bulan yang ditinjau mencerminkan keadaan
konsumsi yang stabil untuk sepanjang tahun.
Langkah 3. Masukkan data konsumsi untuk setiap obat.
Untuk setiap obat dalam daftar, masukkan
1. Jumlah total yang digunakan selama periode tinjauan, dalam satuan dasar
2. Jumlah hari dalam periode peninjauan bahwa obat itu habis (jika jumlah hari dari
persediaan tidak dapat ditentukan dengan akurat, perkiraan jumlah bulan dari
persediaan selama periode tersebut dapat dimasukkan)
3. Lead time untuk pengadaan terakhir (atau rata-rata dari beberapa pengadaan
terakhir) Penting untuk menggunakan catatan paling akurat dan terkini yang
tersedia. Sumber data yang mungkin untuk konsumsi dan waktu tunggu adalah:
a. Catatan stok dan laporan distribusi dari titik distribusi pusat
b. Catatan stok dan laporan dari gudang regional atau distrik
c. Faktur dari pemasok
d. Membagikan catatan dari fasilitas kesehatan
Langkah 4. Hitung konsumsi bulanan rata-rata. Konsumsi bulanan rata-rata adalah
variabel kunci dalam rumus penghitungan dan harus seakurat mungkin. Pendekatan
sederhananya adalah dengan membagi konsumsi total dengan jumlah bulan yang
ditinjau. Jika terjadi stockout selama periode tersebut, maka rata-rata harus disesuaikan
dengan memasukkan konsumsi yang akan terjadi jika stok telah tersedia.

24
Tabel 20-4 Perhitungan Berbasis Konsumsi
No formula Tujuan formula Perhitungan
1 Konsumsi bulanan rata-rata CA = CT ÷ [RM – (DOS÷
disesuaikan (lebih disukai) 30,5)]

2 Konsumsi bulanan rata-rata


CA = CT ÷ (RM – MOS)
disesuaikan (Alternatif)

3 Konsumsi bulanan rata-rata yang


Cp = CA + (CA x Au)
diproyeksikan
4 Persyaratan dasar safety stock CA x LT

5 Jumlah pesanan QO = CA x (LT +PP) + SS-


(SI + SO)
6 Jumlah pesanan disesuaikan dengan
QA = QO + (QO x AL)
kerugian
CA= Rata-rata konsumsi perbulan, disesuaikan dengan persediaan yang habis
CT = Konsumsi total selama periode peninjauan, diunit dasar
RM = Periode total konsumsi dalam bulan
DOS = Jumlah item yang keluar perhari dari persediaan selama periode peninjauan
CP = Rata-rata konsumsi bulanan yang diproyeksikan
AU = Penyesuaian penggunaan
LT = Rata-rata lead time (untuk pemasok yang diproyeksikan atau kasusterburuk)
per bulan
MOS = Perkiraan item jumlah item perbulan yang keluar dari persediaan selama
periode peninjuan
PP = Periode pengadaan (jumlah perbulan untuk menutupi pemesanan)
QO = Kuantitas untuk pemesanan diunit dasar, sebelum penyesuaian untuk kerugian
atau perubahan program
RM = Masa peninjauan perbulan (jumlah peninjauan data perbulan untuk
perencanaan)
S1 = Investasi persediaan hari ini, dalam satuan dasar

25
S0 = Pemesanan persediaan hari ini, dalam satuan dasar
SS = Kuantitas yang dibutuhkan untuk safety stock
AL = Penyesuaian kerugian
Ada dua cara untuk memperhitungkan persediaan yang habis ketika
menghitung konsumsi rata-rata per bulan. Metode yang disarankan diilustarikan pada
tabel 20-4. Seperti formula nomor satu. Masukkan total konsumsi dan bagi dengan
jumlah bulan dengan dikurangi periode (jumlah total per hari dari persediaan yang
habis pada periode yang sama dibagi dengan 30,5 untuk mengkonversi ke bulan).
Sebagai contoh, perhatikan masuknya kapsul ampicillin 250 mg (item ke delapan) pada
tabel 20-3. Total konsumsi untuk periode peninjauan enam bulan adalah 89.000 kapsul.
Obat itu telah keluar dari persediaan selama tiga puluh empat hari dalam periode enam
bulan. Oleh karena itu konsumsi rata-rata per bulan adalah:

CA = CT ÷ [RM – (DOS÷ 30,5)]


CA = 89.000 ÷ [6 - (34÷30,5)].
Atau CA= 89.000 ÷ 4.8852= 18.208
Metode alternatif, yang sederhana tapi kurang tepat, ditampilkan sebagai rumus
nomor dua pada tabel 20.4. Dengan menggunakan perkiraan jumlah bulan keluar dari
persediaan yang habis untuk menyesuaikan konsumsi, untuk menghilangkan langkah
mengkonversi hari ke bulan. Dengan menggunakan obat yang sama dari angka Tabel
20-3, obat yang telah habis persediaannya sekitar lima dari enambulan, meninggalkan
persediaan dalam satu bulan. Oleh karena itu, konsumsi rata-rata tiap bulan adalah:

CA = CT ÷ (RM – MOS)

CA = 89.000 ÷ (6- 1)
= 89.000 ÷ 5
= 17.800

Langkah 5. Hitung proyeksi konsumsi bulanan rata-rata untuk perubahan yang


diharapkan dalam pola konsumsi. Saat menggunakan contoh kapsul ampicillin 250 mg

26
pada tabel 20-3 jika penggunaan diharapkan meningkat sebesar 5 persen di tahun
mendatang, penyesuaian konsumsi bulanan rata-rata sebesar 5 persen akan masuk akal,
yang akan meningkatkan kebutuhan bulanan yang diharapkan sebesar 911 kapsul,
sehingga totalnya menjadi 19.129 tablet. Beberapa perubahan dalam konsumsi
mungkin tidak tergantung pada cara penggunaan pasien secara keseluruhan. Salah satu
contohnya adalah perubahan musiman yang dapat diprediksi dalam konsumsi obat
batuk dan pilek. Potensi lonjakan penyakit menular yang tidak dapat diprediksi
contohnya seperti kolera. Jika perubahan seperti itu diantisipasi atau merupakan bagian
dari data konsumsi, perkiraan peningkatan atau penurunan untuk obat-obatan seperti
larutan rehidrasi oral, larutan parenteral, dan beberapa antibiotik akan sesuai. Namun
perubahan ini tidak berarti bahwa kebutuhan akan semua obat akan meningkat atau
menurun karena faktor yang sama.
Jika obat formularium baru diketahui menggantikan obat lama di formularium,
maka perkiraan obat lama harus dikurangi. Jika langkah baru diluncurkan untuk
mengubah pola resep, mengantisipasi setidaknya beberapa keberhasilan dengan
mengurangi kebutuhan yang diharapkan akan obat-obatan yang ditargetkan dengan
persentase kecil akan sesuai. Ketika terjadi pergantian anggota staf yang meresepkan,
pemberi resep baru mungkin memiliki cara berbeda untuk menangani kondisi umum
yang secara substansial dapat mempengaruhi kebutuhan obat dalam beberapa kategori
terapeutik. Jika perubahan seperti itu dapat di antisipasi, menyesuaikan perkiraan akan
bijaksana untuk menghindari pengeluaran sumber daya untuk obat-obatan yang tidak
sepopuler di masa lalu.
Langkah 6. Hitung stok pengaman yang dibutuhkan untuk setiap obat. Keamanan
(penyangga) persediaan yang diperlukan untuk mencegah kehabisan persediaan,
meskipun tingkat keamanaan persediaan yang tinggi untuk meningkatkan investasi
penetapan harga persediaan meningkatkan persediaan dan harus dihindari. Dalam
beberapa sistem pasokan, pengaman persediaan ditetapkan untuk setiap item pada
kuantitas tetap atau jumlah tetap bulan senilai konsumsi. Namun, metode yangdisukai
adalah menghitung safety stock berdasarkan konsumsi rata-rata dan lead time yang

27
diharapkan (lihat rumus nomor tiga di tabel 20.4). Konsumsi rata-rata per bulan dari
langkah 5 dikalikan dengan lead time rata-rata. Tingkat persediaan pengaman ini harus
menghindari stock outs, dengan asumsi bahwa item tersebut mengatur kembali ketika
hanya persediaan keamanan tetap, pemasok mengirim tanpa projek lead time dan
konsumsi tidak lebih besar dari rata-rata. Dengan menggunakan rumus ini, safety stock
untuk kapsul Ampicilin 250 mg dalam contoh adalah 19.129 × 3 bulan = 57.387.
Untuk item penting yang diidentifikasi dari analisis VEN, penyesuaian safety
stock mungkin diperlukan untuk mencakup perubahan dalam konsumsi atau leadtime.
Beberapa pilihan dapat digunakan untuk menyesuaikan tingkat safety stock. Metode
paling sederhana mengalikan safety stock dasar dengan faktor penyesuaian. Misalnya,
faktor penyesuaian 1,5, atau 50%, akan meningkatkan persediaan aman kapsul
Ampicilin 250 mg pada tabel 20-3 menjadi 86.081 kapsul. Jika penyesuaian semacam
ini dilakukan untuk semua item, biaya safety stock akan meningkat secara substansial;
oleh karena itu, penyesuaian harus dilakukan jika ada ketidakpastian yang sebenarnya
tentang lead time atau konsumsi.
Langkah 7. Hitung jumlah setiap obat yang dibutuhkan dalam periode pengadaan
berikutnya. Rumus yang disarankan untuk menghitung jumlah yang akan dipesan
ditampilkan sebagai rumus nomor 5 di tabel 20-4. Perhitungan dapat selesai dalam 3
langkah utama. Pertama, perkiraan konsumsi jumlahnya diperbanyak dari periode
pembawa dan periode pengadaan total produk yang dibutuhkan sebelum menimbang
safety stock. Persediaan yang disimpan atau persediaan yang dipesan. Langkah kedua
adalah menambahkan banyaknya yang dibutuhkan agar persediaan aman. Langkah
terakhir banyaknya persediaan yang disimpan dan dipesan ditambahkan bersamaan,
dan kemudian dikurangi total sebelumnya. menggunakan contoh kapsul Ampicilin 250
mg dari Tabel 20-3, banyaknya pesanan adalah:
QO = 19.129 x (3+6) + 57.387– (81.000 + 58.000) = 90,548
Karena Kapsul Ampicilin dibeli dalam 1000 botol, berarti harus dipesan 91 botol.
Langkah 8. Sesuaikan kerugian. Untuk menghindari kehabisan stok, seseorang harus
menyesuaikan perkiraan kuantifikasi untuk memungkinkan terjadinya kerugian, seperti

28
yang dibahas dalam tabel 20.3. Jika sistem pasokan pada tabel 20-3 rata-rata 10% per
tahun dalam kerugian, dan ini diterapkan untuk kapsul Ampicilin 250mg, tunjangan
tersebut akan menambahkan 9.055 kapsul ke perkiraan dari langkah 7, sehingga jumlah
pembelian menjadi 99.603 atau 100 botol 1000 kapsul .
Langkah 9. Kumpulkan perhitungan terdesentralisasi (jika ada). Dalam penghitungan
terdesentralisasi, anggota staf di setiap fasilitas atau titik penyimpanan memasukkan
informasi jumlah konsumsi dan persediaan mereka sendiri mengikuti langkah-langkah
sebelumnya, dan perkiraan fasilitas individu dijumlahkan dan dikumpulkan pada daftar
penghitungan utama.
Langkah 10. Perkirakan biaya untuk setiap obat dan total biaya. Untuk memperkirakan
biaya pengadaan, kalikan jumlah yang diperkirakan untuk setiap obat dengan prediksi
yang paling akurat dari perkiraan harga pembelian berikutnya (bukan yang terakhir),
seperti yang dibahas dibagian 2.3.
Setelah harga yang diharapkan dimasukkan untuk setiap obat, perbanyak
harganya dengan perkiraan jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
pengadaan total untuk masing-masing obat. Tabel 20-3 menggunakan harga paket
sebagai dasar untuk membuat proyeksi ini, namun dalam banyak kasus, lebih baik
menggunakan harga satuan dasar, karena ada lebih banyak fleksibilitas dalam
menggabungkan informasi dari sumber yang berbeda untuk sampai pada rata-rata.
harga satuan dasar juga lebih baik jika tidak jelas berapa ukuran paket yang akan
dipesan atau jika proyeksi didasarkan pada harga internasional rata-rata dari sumber
seperti panduan indikator harga obat internasional.
Setelah perkiraan nilai pengadaan dihitung untuk masing-masing obat, langkah
terakhir dalam proses perhitungan dasar adalah menambahkan perkiraan nilai
pengadaan untuk semua obat untuk mendapatkan perkiraan total biaya pengadaan.
Langkah 11. Bandingkan total biaya dengan anggaran dan buat penyesuaian. Jika total
biaya pengadaan yang diharapkan melebihi anggaran yang tersedia, hanya ada dua
pilihan: mendapatkan lebih banyak dana atau mengurangi jumlah obat dan/atau jumlah
yang dipesan. Bagian 2.3 membahas cara rasional untuk menyesuaikan estimasi.

29
2.5 Metode Morbirditas
Metode morbiditas menggunakan data pada pemanfaatan pasien (kehadiran di
fasilitas kesehatan) dan morbiditas (frekuensi masalah kesehatan umum) untuk
memproyeksikan kebutuhan obat berdasarkan asumsi tentang bagaimana masalah akan
diperlakukan. Pembaca yang berencana untuk melakukan kuantifikasi berbasis
morbiditas sangat disarankan untuk mendapatkan Persyaratan pengguna
Memperkirakan Obat WHO (WHO / DAP, 1988), yang menyediakan diskusi yang
lebih rinci langkah-langkah dalam jenis kuantifikasi.
Metode morbiditas memerlukan daftar masalah kesehatan umum, daftar obat
esensial yang meliputi terapi untuk masalah, dan satu set perawatan standar untuk
tujuan kuantifikasi (berdasarkan baik praktek saat rata-rata atau pedoman pengobatan
yang “ideal”). Untuk sebagian besar masalah kesehatan paling tidak ada dua
pengobatan alternatif, dan persentase harus ditetapkan berdasarkan seberapa sering
setiap rejimen digunakan.Kemudian, kejadian yang diharapkan (jumlah episode
pengobatan) dari setiap masalah kesehatan harus diperkirakan.
Rumus perhitungan melibatkan mengalikan jumlah masing-masing obat yang
termasuk dalam perawatan standar untuk setiap masalah kesehatan dengan jumlah
pengobatan diharapkan untuk masalah kesehatan. Total kebutuhan yang diharapkan
untuk setiap obat adalah jumlah dari perkiraan dari semua rejimen pengobatan di mana
obat disertakan. Maka perkiraan disesuaikan untuk mengisi jaringan
pasokan.Memungkinkan untuk kerugian pencurian dan pemborosan. Akhirnya, biaya
yang diharapkan dihitung berdasarkan harga pembelian yang diharapkan dari masing-
masing obat, dan perkiraan dibandingkan dengan dana yang tersedia.
Mengingat keterbatasan data kemungkinan akan tersedia pada pola morbiditas
dan kesulitan dalam mendefinisikan perawatan standar yang berarti untuk kuantifikasi,
sulit untuk menerapkan metode ini untuk lebih dari lima puluh sampai seratus masalah
kesehatan. Hal ini membatasi utilitas metode untuk sistem kesehatan yang kompleks
dengan berbagai jenis masalah kesehatan. Karena sejumlah masalah kesehatan
mungkin ditambahkan dalam kebanyakan prosedur kuantitatif berdasarkan morbiditas,

30
perkiraan yang dihasilkan untuk setiap obat harus disesuaikan untuk mencakup
masalah kesehatan yang tidak dipertimbangkan dalam pembuatan, biasanya
menggunakan beberapa variasi konsumsi yang disesuaikan (lihat bagian 20.6).
Penyesuaian juga diperlukan untuk mengisi pipa pasokan, untuk memperhitungkan
kerugian dan dalam kebanyakan kasus, untuk mendamaikan jumlah yang dibutuhkan
dengan dana yang tersedia.
Dalam kuantifikasi sederhana untuk satu masalah kesehatan, seperti kolera atau
kelompok kecil masalah kesehatan dan obat-obatan, prosesnya bisa dilakukan secara
manual (walaupun mudah dilakukan dengan komputer). Komputer hampir diharuskan
untuk melakukan kuantifikasi berbasis morbiditas skala besar yang mencakup sejumlah
besar masalah kesehatan dan obat-obatan.
Gambar 1 adalah diagram alir yang menggambarkan bagaimana data yang
disinggung pada populasi, persentase cakupan, masalah kesehatan, perawatan standar,
dan biaya unit digunakan untuk menghitung jumlah yang dibutuhkan dan biaya
pengadaan yang diproyeksikan.

31
Gambar 1. Metode Morbiditas

Populasi

Persentase Populasi Untuk


Cakupan Dilayani

Masalah
Profil Masalah Kesehatan
Kesehatan Diperlukan

Pengobatan Jumlah Obat Yang


Biaya Obat
Standar Dibutuhkan

Stok Obat Di
Tangan Dan Unit Harga Obat
Pesanan

32
33
Contoh : Tabel 20-4 adalah contoh penghitungan berbasis morbiditas. Tabel tersebut
menunjukkan sejumlah masalah kesehatan yang akan mendapatkan obat-obatan,
perkiraan morbiditas untuk jangka waktu satu tahun, dan contoh rejimen pengobatan
standar yang diharapkan diresepkan untuk masalah kesehatan tersebut. Kebutuhan obat
untuk gangguan kesehatan dihitung dalam satuan dasar. Semua informasi ini, bersama
dengan proyeksi kerugian, penyesuaian yang dibuat untuk mencerminkan dana yang
tersedia, dan jumlah yang dibutuhkan untuk mengisi jaringan pasokan, digunakan
untuk membuat daftar pengadaan.

2.5.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Metode Morbiditas


Langkah 1. Tentukan daftar masalah kesehatan yang spesifik. Buat daftar masalah
kesehatan spesifik utama yang dihadapi. Jika ada sistem informasi untuk melaporkan
penyakit. Kode-kode penyakit harus digunakan, jika tidak ada sistem kode, maka
menggunakan sistem ICD.
Daftar masalah kesehatan sebaiknya tidak dirinci terlalu banyak tetapi harus
didefinisikan sesuai dengan kapasitas diagnosis dan masalah kesehatan yangditangani
di setiap jenis fasilitas kesehatan. Pada tingkat sistem yang paling rendah, hanya
sejumlah masalah yang dikenali dan ditangani, kisaran masalah yang didiagnosis dan
dirawat biasanya meningkat ditingkat puskesmas, rumah sakit kabupaten, dan rumah
sakit rujukan.
Karena perawatan sangat berbeda untuk pasien dewasa dan anak, setidaknya
dua kategori (di bawah lima tahun dan lebih dari lima tahun) perlu dimasukkan untuk
sebagian besar masalah. Meskipun mungkin tertarik untuk menetapkan beberapa
kategori (di bawah 5, 5 hingga 12, 13 hingga 65, dan di atas 65), yang terbaik adalah
menghindari pengembangan pedoman pengobatan yang terlalu rumit (lihat di bawah)
dan proses penyusunan data tentang episode pengobatan.
Langkah 2. Buat atau menetapkan daftar obat yang akan dihitung. Tujuannya di sini
adalah daftar obat esensial yang mencakup masalah kesehatan utama dan menjadi
dasar untuk jadwal pengobatan standar. Daftar obat-obatan esensial atau formularium

34
nasional atau sistem kesehatan yang terdaftar saat ini dan sesuai harus digunakan jika
tersedia. Jika tidak ada daftar resmi, maka perlu dikembangkan.
Daftar obat harus tersedia dalam dua format, satu disusun menurut abjad
menurut nama generik (INN) dan satu menurut kategori terapeutik. Daftar kategori
terapeutik paling berguna dalam mengembangkan jadwal pengobatan standar, dan
daftar yang disusu menurut nama generik digunakan untuk daftar pengadaan.
Langkah 3. Tetapkan perawatan standar atau rata-rata. Regimen pengobatan standar
atau rata-rata diperlukan untuk setiap masalah kesehatan untuk meramalkan kebutuhan
obat, seperti pada tabel 20-4. Mengembangkan informasi ini adalah bagian paling
rumit dari penggunaan metode morbiditas. Ada dua pilihan dasar untuk
mengembangkan perawatan standar: perawatan aktual rata-rata atau perawatan standar
ideal. Komponennya sama, tetapi ada perbedaan penting diantara pendekatan tersebut:
rejimen rata-rata didasarkan pada praktik yang diamati atau dilaporkan dan lebih
cenderung memprediksi apa yang sebenarnya akan terjadi, sedangkan rejimen yang
ideal menentukan apa yang harus terjadi jika pemberi resep mengikuti pedoman yang
ideal.
Untuk beberapa masalah kesehatan, terutama dengan pasien yang sakit parah,
durasi pengobatan bervariasi secara signifikan antara masing-masing pasien,
tergantung pada respons pengobatan mereka. Saran ahli harus digunakan untuk
membantu memperkirakan durasi pengobatan rata-rata. Hal yang sama berlaku untuk
pengobatan pencegahan, dimana kepatuhan terhadap pengobatan dapatmempengaruhi
durasi pengobatan secara signifikan.
Sebagian besar latihan kuantifikasi perlu dikembangkan (atau modifikasi) pedoman
pengobatan standar ideal. Harus dikembangkan oleh komite ahli (dengan bantuan
komite jika dibutuhkan), kecuali ada informasi yang dapat dipercaya tentang
pemanfaatan obat dan pola peresepan. Studi khusus mungkin diperlukan untuk
menentukan pola pengobatan aktual rata-rata, ini dapat dikombinasikan dengan studi
untuk menentukan pola morbiditas dan kejadian masalah kesehatan.
Berikut pilihan, informasi yang sama harus dikumpulkan untuk digunakan:

35
a. Persentase sekali pengobatan dimana obat akan diresepkan
b. Nama setiap obat dan kekuatan/konsentrasi dengan perawatan terpisah yang
terdaftar untuk tingkat usia (berat), yang sesuai
c. Unit dasar
d. Jumlah satuan dasar dalam setiap dosis rata-rata untuk masalah kesehatan yang
bersangkutan
e. Jumlah rata-rata dosis setiap obat per hari untuk masalah tersebut
f. Jumlah rata-rata hari pengobatan untuk setiap obat per hari.

No formula Tujuan formula kalkulasi


1 Jumlah obat yang dibutuhkan sekali
QE = DCU× ND× LD
pegobatan
2 Jumlah kotak yang diharapkan (dalam ribu CE = C+(C× AU)
3 perawatan yang diharapkan sekali ET = CE× F
4 Jumlah total obat yang dibutuhkan QT = ET×QE× PT
QE = jumlah obat yang dibutuhkan untuk sekali pengobatan
DCU = unit dasar per dosis
ND =Jumlah dosis per hari
LD = lama perawatan perhari
C = jumlah total kontak sebelumnya
AU = Penyesuaian pemanfaatan
CE = Jumlah total kontak yang diharapkan
F = rekuensi masalah kesehatan ( per seribu)
ET = perawatan yang di harapkan sekali
QT = Total unit yang dibutuhkan
PT = persentase kasus yang di harapkan di obati

Komponen-komponen ini digabungkan untuk memproyeksikan jumlah setiap


obat yang dibutuhkan untuk setiap episode pengobatan (Q) di setiap rejimen
pengobatan standar. Proyeksi ini dibuat dengan mengalikan unit dasar per dosis (D)

36
dengan jumlah dosis per hari (N). Hasil ini dikalikan dengan lamanya pengobatan per
episode, dalam hari (L).
Seluruh rumusnya adalah:

QE=DCU×ND×LD

Contoh dari Tabel 20-4, tiga produk obat berbeda diresepkan untuk otitis media
untuk kedua kelompok umur; obatnya sama, tetapi dosis dan bentuk sediaannya
berbeda. Jumlah suspensi kotrimoksazol yang diperlukan untuk mengobati otitis media
pada pasien di bawah lima tahun dihitung sebagai

QE=5mL×2dosis/hari×10hari=100mL

Penghitungan ini dilakukan untuk semua obat di semua rejimen pengobatan


standar; Namun, formula mungkin tidak sesuai untuk semua formulasi, seperti dalam
larutan pediatrik, karena pasien dapat menerima seluruh botol daripada volume yang
tepat yang diperlukan untuk kursus pengobatan. Menggunakan konsumsi rata-rata
selama pengobatan (atau bulanan, untuk kondisi kronis) mungkin lebih akurat.
Jika rejimen pengobatannya berbeda (mungkin obatnya lebih dari satu) untuk
penyakit yang sama sesuai pada tingkat kekuatannya.Setiap rejimen standar harus
dikembangkan dan dilakukan secara terpisah. Ini di ilustrasikan pada pedoman
pengobatan malaria pada tabel 20-4.
Untuk setiap rejimen, proporsi pasien dengan setiap penyakit yang akan diobati
dengan setiap terapi diperkirakan berbeda pada pasien diatas 5 tahun dengan penyakit
gastritis 70 persen diharapkan diobati dengan antasid dan 30 persen dengan cimetidine.
Pada sebuah situasi, tergantung pada praktik pengobatan. Mungkin telah sesuai untuk
membagikan 70 persen untuk antasid dan 50 persen untuk cimetidine (karena beberapa
pasien akan menerima kedua obat). Demikian, persentase kumulatif akan melebihi 100
untuk masalah kesehatan tertentu.
Jika ada perbedaan besar dalam masalahumum yang diperlakukan oleh tingkat
yang berbeda dari peresepan, kemungkinan berguna mengestimasi berapa banyak (atau

37
berapa persentasenya) sekali pengobatan untuk setiap penyakit akan dikelola oleh
setiap kategori peresepan. Dan kemudian menentukan rejimen pengobatan terpisah
umum pada setiap kategori peresepan.
Langkah 4. Mengumpulkan data morbiditas penyakit untuk setiap masalah kesehatan
yang ditangani. Langkah ini memperkirakan jumlah yang diharapkan dari episode
treatement untuk setiap masalah kesehatan dari langkah 1. Episode treatement adalah
sisa masa jabatannya (WHO / DAP 1988,6.1) tabel 20-4 menunjukkan salah satu cara
untuk mengatur data morbiditas untuk masalah kesehatan dari langkah 1 dan untuk
memperkirakan jumlah episode treatement.
Informasi dari sistem informasi kesehatan rutin pada pola morbiditas dan
treatement episode dapat digunakan untuk kuantifikasi. Dalam banyak kasus, namun
informasi ini tidak tersedia dan studi khusus diperlukan fasilitas sentinel, dari data yang
kemudian dapat (dengan hati-hati) diekstrapolasi. Penelitian ini dapat mengambil dua
bentuk: review retrospektif dari catatan di fasilitas yang dipilih (jika catatan-catatan
relatif accesible, complite dan akurat) atau studi prospektif dalam sampel fasilitas
kesehatan. Studi ini harus lengkap sebelum benar-benar memulai kuantifikasi tersebut.
Beberapa masalah utama dalam melakukan studi ini meliputi:
a. Jumlah kontak dan jumlah perlakuan harus diperoleh dalam studi fasilitas
sampel
b. Hanya kontak pasien yang hasil pengobatannya normal yang dihitung, pisahkan
dari hasil yang tidak normal
c. Sampel data sebaiknya menspesifikasi frekuensi masalah kesehatan dengan
syarat angka persamaan, seperti 1000 kunjungan pasien rawat inap atau 1000
kunjungan pasien rawat jalan (sebagai contoh, jumlah kasus diare akut per 1000
pasien rawat jalan)
d. Frekuensi yang dipisahkan harus dikembangkan untuk semua kelompok usia
yang dispesifikasikan dengan pedoman standar perlakuan
e. Mungkin mustahil untuk memisahkan hubungan kuratif dan nonkuratif, tidak
semua pasien yang datang dengan maslah kesehatan menerima terapi obat

38
(walaupun manyoritasnya menerima jika ada stok obatnya). Jika ini penting,
proporsi kasus yang akan diberikan obat dapat diperkirakan.
f. Selain itu, beberapa masalah kesehatan akan memerlukan pengobatan jangka
pendek, sementara yang lain, seperti HIV/AIDS, akan memerlukan ART seumur
hidup, sehingga membedakan antara pengobatan akut dan kronis menjadi
penting.
g. Jika tipe resep yang berlainan (seperti doktor vs paramedis) menggunakan
rejimen perlakuan yang berbeda, jumlah perlakuan harus disusun terpisah untuk
tiap tipe resep
h. Sampel data sebaiknya menspesifikasi jumlah kontak pasien per total populasi
di area yang dilayani dengan fasilitas sampel untuk contoh, jika total populasi di
area tersebut 3,9 juta dan ada 3.123.408 pasien per tahun (seperti pada tabel 20-
4), rata-ratanya ada 0,8 kontak pasien per penduduk. Rata-rata ini dapat
digunakan untuk jumlah projek di area lainnya, seperti pada bagian 20.6 pada
tataan metode konsumsi.
Langkah 5. Menghitung jumlah episode pengobatan untuk setiap masalah kesehatan.
Ada dua pilihan untuk menghitung jumlah episode pengobatan. Jika jumlah kontak
pasien diharapkan (kontak rawat jalan, rawat inap, atau keduanya) dapat diperkirakan
secara langsung di fasilitas target, perhitungan dilakukan dalam satu langkah
berdasarkan pada kontak nomor. Jika informasi pada kontak tidak dapat diandalkan,
harus diperkirakan dari populasi di wilayah yang dilayani dan frekuensi kontak per
penduduk dalam populasi target.
Pertama, jumlah episode pengobatan harus disesuaikan dengan perubahan yang
diharapkan pada penggunaan pasien. Pada Tabel 20-4, 3.123.408 kontak dari tahun
sebelumnya dipisahkan menjadi dua kategori: di bawah lima tahun dan di atas lima
tahun. Peningkatan 5% diharapkan (AU). Oleh karena itu, perkiraan jumlah episode
pengobatan untuk setiap kelompok umur dan setiap masalah kesehatan dikalikan
dengan 1,05.

39
C+(C×A)
CE=3,123,408×1.05

Selanjutnya, kalikan jumlah total kontak yang diharapkan (C) dengan frekuensi
masalah yang diharapkan (F) untuk mendapatkan jumlah episode pengobatan (E)
berdasarkan data tahun sebelumnya. Perkiraan jumlah kontak pasien selama setahun
terakhir dibagi 1.000, sehingga penyebut kontak dan frekuensi pengobatan sama.
(Frekuensi episode pengobatan biasanya dinyatakan dalam episode pengobatan per
1.000 kontak.) Perhitungan ini harus dilakukan secara terpisah untuk setiap rentang
usia terpisah yang digunakan dalam proses tersebut. Jika beberapa tingkat pengobatan
digunakan, jumlah episode pengobatan di setiap tingkat juga harus diperkirakan

ET=CE×F

Pada contoh Tabel 20-4, terdapat 3.279.578 kontak yang diharapkan, dan dalam
satu tahun terakhir terdapat 364 kejadian malaria per 1.000 pasien balita. Oleh karena
itu, perhitungannya adalah

ET=3,279,578×364÷1,000

Langkah 6. Hitung jumlah obat yang dibutuhkan untuk setiap masalah kesehatan.
Untuk setiap masalah kesehatan, jumlah obat dari tahapan pengobatan dari langkah 5
(ET) dikalikan dengan jumlah unit dasar (QE) yang ditentukan dalam pedoman untuk
setiap kelompok usia (dan masing-masing tingkat keparahan penyakit dari langkah 3).
Hasil ini kemudian dikalikan dengan persentase kasus yang diharapkan untuk dilakukan
(PT). Formula lengkapnya adalah:

QT = ET × QE × PT

Pada tabel 20-4, 80% pasien malaria usia dibawah 5 tahun, dengan tingkat keparahan
level 1, diharapkan akan diobati dengan larutan paracetamol. Oleh karena itu,
perhitungan adalah:

QT = 1.193, 767 x 60 mL x 0,8

40
Perhitungan ini menghasilkan total 57.300.816 mL dibutuhkan untuk rejimen
pengobatan ini.
Langkah 7. Menggabungkan perkiraan untuk setiap obat dari masalah kesehatan
menjadi daftar induk pengadaan obat. Langkah ini Langkah ini menggabungkan
perkiraan jumlah dari rejimen pengobatan yang berbeda menjadi satu daftar induk untuk
pengadaan.Sebagai contoh, pada tabel 20-4, larutan parasetamol dimasukkan dalam
empat pedoman pengobatan yang berbeda (keparahan malaria 1 dan keparahan 2, otitis
media, dan tonsilitis). Untuk daftar pengadaan utama, empat taksiran jumlah terpisah
harus ditambahkan untuk menghasilkan jumlah total mL parasetamol yang dibutuhkan.
Jumlah daftar induk biasanya kemudian perlu disesuaikan untuk mencakup faktor-
faktor seperti masalah kesehatan yang tidak dipertimbangkan dalam perkiraan dasar,
kekurangan dalam pipa pasokan, dan kerugian yang disebabkan oleh pencurian dan
pemborosan obat.
Langkah 8. Penyesuaian besaran untuk menutup masalah kesehatan. Keunggulan
hitungan berbasis morbiditas meningkat karena jumlah masalah kesehatan yang
ditangani meningkat, tetapi mendapatkan data atau perkiraan yang dapat diandalkan
untuk semua masalah kesehatan utama jarang dimungkinkan. Dalam situasi ini,
hitungan berbasis morbiditas tidak dapat memprediksi total kebutuhan obat, dan
kebutuhan obat-obatan harus disesuaikan untuk mencakup masalah kesehatan yang
tidak dibahas dalam hitungan. Kalau tidak, kehabisan stok akan terjadi.
Karena data konsumsi yang dapat diandalkan dari sistem target tidak tersedia
untuk perbandingan (atau metode yang mungkin akan digunakan untuk hitungan),
metode konsumsi yang disesuaikan dijelaskan dalam Bagian 2.6, atau "pendapat ahli,"
dapat digunakan untuk memperkirakan berapa persentase penyesuaian harus dibuat
untuk perkiraan berbasis morbiditas.
Jika data penggunaan obat tersedia dari sistem kesehatan lain yang serupa,
kemungkinan ekstrapolasi untuk dua puluh atau tiga puluh obat yang biasa digunakan
mungkin dimungkinkan, dan kemudian menentukan perbedaan persentase rata-rata
antara perkiraan yang dihasilkan oleh masing-masing metode. Misalnya, jika metode

41
ekstrapolasi menghasilkan estimasi yang rata-rata 10 persen lebih tinggi daripada yang
diproduksi dengan metode morbiditas, jumlah semua obat dapat ditingkatkan 10
persen.
Alternatifnya adalah mensurvei para ahli lokal untuk menentukan berapa persen
dari keseluruhan kontak pasien yang ditangkap dalam daftar masalah kesehatan yang
digunakan untuk hitungan morbiditas.Sebagai contoh, jika para ahli lokal setuju bahwa
sekitar 90 persen dari kebutuhan obat tercakup dalam perawatan standar, jumlah yang
diperkirakan dapat ditingkatkan sebesar 10 persen.
Langkah 9. Sesuaikan untuk mengisi jaringan dan posisi stok saat ini. Sejauh ini,
perhitungan menganggap bahwa pipa pasokan (lihat bagian 2.3) relatif utuh dan bahwa
pengadaan tersebut hanya mengganti obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Jika
stockouts besar telah terjadi yang perlu diperbaiki, stok tambahan akan diperlukan
untuk mengisi jaringan.
Jika ada, buat penyesuaian untuk stok yang ada, stok sesuai pesanan, lead time,
dan stok pengaman sebagaimana dijelaskan dalam metode konsumsi (lihat Bagian 2.4,
langkah 6) untuk menyelesaikan estimasi awal. Karena tidak ada data konsumsi
bulanan rata-rata yang tersedia untuk menghitung waktu tunggu dan stok pengaman,
perkirakan konsumsi bulanan yang diproyeksikan dengan membagi jumlah total yang
dibutuhkan dengan jumlah bulan yang akan digunakan. Perkiraan ini dapat dimasukkan
ke dalam formula yang digunakan untuk menentukan persediaan pengaman dan waktu
tunggu dalam metode konsumsi.
Langkah 10. Perkiraan kesesuaian jumlah kerugian. Prosedur ini dibahas dalam bagian
20.3. Dalam sebagian besar sistem pasokan, kerugian adalah kenyataan, dan kecuali
mereka dianggap dalam proses hitungan, stockouts akan dapat dihindari.
Langkah 11. Perkirakan biaya untuk setiap obat dan totalnya biaya. Dengan
penyesuaian yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan untuk masalah kesehatan
tambahan, kerugian, dan mengisi saluran pipa (jika perlu), jumlah perkiraan total dapat
dibagi dengan ukuran paket pembelian untuk menentukan jumlah paket yang akan
dipesan. Sebagai contoh, dalam Tabel 20-4, 236,129,644 mL larutan penisilin VK

42
adalah estimasi kebutuhan. Jika obat ini diproduksi dalam 100 mL botol, 236,130 botol
harus dipesan.
Jika harga satuan dasar digunakan sebagai estimasi dasar biaya, kalikan dengan
ukuran paket yang diharapkan untuk menentukan harga paket yang diharapkan. Jika
harga yang tersedia didasarkan pada harga paket, masukkan langsung.
Untuk menghitung estimasi nilai pengadaan, kalikan harga paket yang
diharapkan dengan estimasi jumlah paket yang akan dibeli. Harga yang digunakan
dalam estimasi harus merupakan harga pembelian berikutnya yang diharapkan, bukan
harga pembelian terakhir (lihat Bagian 2.3).
Langkah 12. Bandingkan total biaya dengan anggaran dan buat penyesuaian.
Mengurangi perkiraan jumlah dan / atau jumlah obat atau keduanya agar sesuai dengan
realitas anggaran, jika perlu. Metode berbasis morbiditas cocok untuk
mempertimbangkan nilai terapeutik relatif dari obat dalam daftar. Pada contoh yang
digambarkan oleh tabel 20-4, mungkin ditentukan bahwa karena pseudoephedrine
belum terbukti bermanfaat dalam otitis media, persentase yang diberikan untuk obat ini
dapat dikurangi. Poin penting adalah bahwa ketika pengurangan diperlukan, mereka
harus dibuat secara rasional, dengan tujuan memaksimalkan manfaat terapeutik dari
pengeluaran.

2.6 Metode Konsumsi yang Disesuaikan


Banyak sistem pasokan menghadapi defisit informasi yang parah, yang
membatasi perhitungan yang akurat. Ketika metode konsumsi dan metode morbiditas
yang digunakan tidak layak, maka pilihan terbaik adalah memperhitungkan dari
metode konsumsi menggunakan data konsumsi dari system wilayah atau kesehatan
lain. Metode konsumsi yang disesuaikan menggunakan data konsumsi yang diketahui
dari satu sistem, yang disebut standar, untuk memperkirakan kebutuhan obat dalam
sistem yang serupa atau diperluas, yang dikenal sebagai target.
Metode ini dapat menggunakan data penduduk, menggambarkan penggunaan
obat per 1.000 penduduk, atau berbasis layanan, menggambarkan penggunaan obat per

43
kasus pasien yang ditentukan, rawat inap atau pusat kesehatan pedesaan. Perhitungan
lengkap dapat menggunakan kombinasi dari dua metode, dengan nama yang berbeda
untuk produk yang berbeda.

44
Contoh: Tabel 20-5 mengilustrasikan metode konsumsi yang disesuaikan
memperhitungkan konsumsi obat rawat jalan dari sistem kesehatan standar untuk
sistem kesehatan target. Data pada Tabel 20-5 tidak mewakili negara tertentu.

2.6.1 Langkah-Langkah dalam Perhitungan Metode Konsumsi yang


Disesuaikan
Langkah 1. Pilih sistem standar untuk perbandingan dan ekstrapolasi. Fasilitas standar
seharusnya jika mungkin, sangat mirip dengan wilayah atau negara tempat perkiraan
dibuat dalam hal geografi dan iklim, populasi pasien yang dilayani, pola morbiditas,
praktik peresepan, pedoman pengobatan standar, daftar obat esensial, dan status
pesediaan obat. Fasilitas standar perwakilan harus dipilih pada setiap tingkat pelayanan
kesehatan yang memiliki daftar obat yang berbeda, pola morbiditas, atau praktik
peresepan. Mereka harus memiliki pesediaan yang cukup dan obat tidak terputus (tetapi
tidak terlalu banyak menimbun), praktek peresepan cukup rasional dan dan catatan
lengkap tentang kontak pasien dan pergerakan pesediaan obat. Tentu saja, menemukan
standar ideal mungkin tidak dimungkinkan, tetapi upaya harus dilakukan untuk
memilih data standar terbaik yang tersedia.
Langkah 2. Mengembangkan daftar obat. Lihat bagian 2.3 untuk diskusi tentang
masalah.
Langkah 3. Menetapkan jangka waktu yang akan dibahas dalam peninjauan.
Menentukan jumlah bulan senilai data ditinjau dalam sistem standar.
Langkah 4. Catatan peninjauan dari sistem standar untuk mengkompilasi kontak atau
populasi data. Gunakan laporan yang tersedia pada kontak pasien dalam sistem standar;
jika laporan dengan data yang sesuai belum dikumpulkan, survei fasilitas standar dapat
dilakukan untuk menentukan jumlah kontak pasien selama periode yang ditetapkan.
Sebuah survei serupa mungkin dilakukan dalam sistem target, tetapi jika sistem target
telah memiliki masalah berat dengan stockouts data kehadiran mungkin tidak
mencerminkan jumlah kontak yang dapat diharapkan setelah obat tersedia.

45
Langkah 5. Tetapkan penyebut untuk ekstrapolasi. Penyebut yang digunakan untuk
memperkirakan konsumsi dapat berupa populasi di area yang dilayani atau jumlah
kontak pasien, tergantung pada data yang diperoleh melalui langkah 4. Apapun yang
digunakan, penyebut biasanya ribuan kontak pasien atau ribuan penduduk di wilayah
tersebut (seperti pada Tabel 20-5). Dalam sistem yang sangat besar, menggunakan
puluhan ribu atau bahkan jutaan kontak atau penduduk mungkin lebih disukai.
Langkah 6. Tentukan tingkat konsumsi dalam sistem standar. Untuk masing-masing
obat, menghasilkan konsumsi rata-rata bulanan yang disesuaikan (lihat bagisan 2.4).
Konsumsi bulanan rata-rata dikalikan dengan dua belas untuk mendapatkan konsumsi
tahunan yang disesuaikan (atau dengan jumlah bulan yang berlaku untuk periode lain
yang ditentukan pada langkah 3). Kemudian membagi konsumsi tahunan yang
disesuaikan dengan jumlah ribuan kontak atau penduduk untuk menetapkan tingkat
konsumsi.
Langkah 7. Memperhitungkan tingkat konsumsi sistem standar untuk sistem target.
Kalikan tingkat konsumsi standar untuk setiap obat dengan perkiraan dalam sistem
target untuk menghasilkan persyaratan diproyeksikan dalam target.
Langkah 8. Sesuaikan kerugian yang diharapkan. Karena ini adalah perkiraan yang
kasat, dan karena mungkin tidak jelas persentase kerugian apa yang dialami dalam
sistem standar, hal itu mungkin tidak realistis untuk menyesuaikan kerugian. Namun,
jika ada kerugian yang diketahui, tambahkan persentase kelonggaran, setidaknya untuk
obat-obatan vital (lihat Bagian 2.3).
Langkah 9. Perkiraan biaya untuk masing-masing obat dan biaya total dan membuat
penyesuaian. Kalikan jumlah yang diproyeksikan untuk masing-masing obat dengan
prediksi yang paling akurat dari biaya pengadaan selanjutnya dan merekonsiliasi
produk itu dengan dana yang tersedia, seperti dibahas dalam Bagian 2.3.

2.7 Proyeksi Kebutuhan Anggaran Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Metode ini digunakan untuk memperkirakan kebutuhan keuangan, bukan
jumlah obat tertentu, untuk pengadaan obat berdasarkan biaya per pasien yang dirawat

46
di berbagai tingkat sistem kesehatan yang sama atau, dengan sangat hati-hati,
berdasarkan data dari sistem kesehatan lain. Itu tidak meramalkan kebutuhan untuk
obat-obatan tertentu tetapi memberikan pembenaran yang jelas, logis, satu halaman
persyaratan pembiayaan farmasi. Generalisasi dari satu daerah di suatu negara ke
daerah lain di negara yang sama lebih dapat diandalkan daripada mengekstrapolasi data
ke negara yang berbeda.
Seperti metode konsumsi yang disesuaikan, metode ekstrapolasi ini
menghasilkan perkiraan kasar karena variasi yang signifikan, tetapi tidak selalu jelas,
mungkin ada antara sistem kesehatan target dan sistem yang digunakan sebagai sumber
data standar. Sumber kesalahan yang mungkin termasuk resep dalam sistem target
menggunakan campuran obat-obatan yang berbeda dari yang ada di sistem sumber,
variabilitas dalam frekuensi penyakit dan jumlah pasien yang datang per fasilitas, dan
perbedaan dalam efektivitas sistem pengadaan dan manajemen keuangan di kedua
pengaturannya.
Persyaratan utama untuk metode ini adalah perkiraan yang cukup diandalkan
dari rata-rata biaya pengobatan per kehadiran pasien dan jumlah rata-rata kehadiran
pasien di berbagai tingkat sistem kesehatan standar. Informasi ini mungkin tidak
tersedia, tetapi dapat dikumpulkan melalui studi khusus di salah satu bagian sistem
kesehatan di mana persediaan obat konsisten dan praktik pengobatan dianggap
representatif. Data berikut harus dikumpulkan.
1. Jumlah rata-rata kehadiran rawat jalan kuratif dan non kuratif dan tempat tidur
rawat inap dan / atau jenis kontak pasien lainnya untuk setiap jenis fasilitas
dalam sistem kesehatan sumber
2. Biaya rata-rata per kuratif rawat jalan dan non kuratif dan per tempat tidur dan
/ atau jenis kontak pasien lainnya di setiap jenis fasilitas dalam sistem kesehatan
sumber.

47
Contoh: Tabel 20-6 menunjukkan metode yang diterapkan untuk memperkirakan
kebutuhan keuangan untuk pengadaan obat di Kenya.

48
2.7.1 Langkah-langkah dalam Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Anggaran
Langkah 1. Tetapkan kategori fasilitas dan tentukan jumlah di setiap kategori. Buat
daftar setiap jenis fasilitas yang akan dikuantifikasi di kolom pertama. Jumlah kategori
fasilitas yang digunakan tergantung pada ukuran dan cakupan sistem kesehatan target.
Tabel 20-6 menunjukkan enam tingkat yang signifikan, mulai dari rumah sakit umum
provinsi hingga apotik (lihat kolom 1). Jumlah fasilitas pada setiap kategori
dimasukkan pada kolom kedua.
Langkah 2. Tentukan penyebut kontak pasien untuk setiap jenis fasilitas, dan
kompilasi atau perkirakan jumlah rata-rata kontak pasien dari setiap jenis pada setiap
kategori fasilitas. Data ini dapat diperoleh dari informasi yang tersedia secara terpusat
atau dari survei tujuan khusus untuk menentukan jumlah rata-rata kontak pasien untuk
setiap kategori fasilitas. Untuk setiap kategori, beberapa jenis kontak pasien yang
berbeda dapat mengakibatkan biaya obat. Minimal, biaya dan kontak rawat inap dan
rawat jalan harus dipisahkan.
Dalam contoh pada Tabel 20-6 (kolom 3), di semua kontak fasilitas (apotik)
tingkat terendah dipisahkan menjadi tiga jenis: rawat inap, dengan tempat tidur sebagai
penyebut umum; dan kunjungan rawat jalan dan prenatal umum, masing-masing
dengan kehadiran sebagai penyebutnya.
Langkah 3. Hitung biaya rata-rata per kontak. Biaya rata-rata per kehadiran dan/atau
hari tidur diperoleh dengan membagi total pembelian farmasi untuk fasilitas sampel
atau fasilitas yang menyediakan sumber data untuk ekstrapolasi di kelas dengan total
kehadiran atau hari tidur. Di fasilitas dengan pasien rawat inap dan rawat jalan, fraksi
dari total biaya pengadaan yang disebabkan oleh pasien rawat inap, rawat jalan, dan
kunjungan nonkuratif harus diperkirakan. Kolom 4 pada Tabel 20-6 menunjukkan data
biaya rata-rata berdasarkan data sumber dari fasilitas sampel.
Langkah 4. Hitung total biaya farmasi yang diproyeksikan. Kalikan rata-rata jumlah
kontak pasien untuk setiap fasilitas (kolom 3 pada Tabel 20-6) dengan jumlah fasilitas
(kolom 2). Hasil ini kemudian dikalikan dengan biaya farmasi rata-rata untuk jenis
pasien tersebut di jenis fasilitas tersebut (kolom 4), yang memperkirakan total

49
kebutuhan keuangan untuk setiap jenis kehadiran di setiap jenis fasilitas (kolom 5).
Total ini kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan total kebutuhan keuangan.
Hasilnya adalah perkiraan kemungkinan biaya farmasi, rata-rata, untuk setiap jenis
fasilitas dan untuk sistem secara keseluruhan. Hasilnya belum tentu berlaku untuk
fasilitas tertentu.

50
BAB III
KESIMPULAN

Kuantifikasi adalah langkah pertama dalam proses pengadaan (lihat Bab 18).
Secara umum, kuantifikasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan berapa
banyak produk yang diperlukan untuk tujuan pengadaan. Tapi lebih khusus,
kuantifikasi melibatkan memperkirakan tidak hanya jumlah yang dibutuhkan dari item
tertentu, tetapi juga sarana keuangan yang diperlukan untuk membeli item tersebut.
Kebutuhan diperkirakan untuk konteks tertentu, dan analisis harus mencakup faktor
kontekstual, seperti dana yang tersedia, kapasitas sumber daya manusia, kapasitas
ruang penyimpanan, dan kapasitas untuk memberikan layanan. Metode dan strategi
yang dijelaskan dalam bab ini dapat digunakan sebagai alat untuk:
1. Menyiapkan dan membenarkan anggaran farmasi
2. Rencanakan program baru dan perluasan
3. Mengoptimalkan anggaran farmasi berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang
harus ditangani dan pendekatan pengobatan yang paling hemat biaya
4. Hitung kebutuhan darurat untuk bantuan bencana dan epidemi
5. Menyuplai kembali jaringan pasokan yang ada yang telah kehabisan produk
6. Bandingkan konsumsi/permintaan obat saat ini dengan prioritas dan penggunaan
kesehatan masyarakat di sistem kesehatan lain
Metode kuantifikasi harus dipilih berdasarkan sumber daya dan informasi yang
tersedia.
Metode perhitungan kebutuhan adalah :
1. Metode konsumsi, yang menggunakan data konsumsi obat, dalam
banyak kasus memberikan prediksi paling akurat tentang kebutuhan
masa depan. Sistem pasokan farmasi yang besar dan mapa terutama
bergantung pada metode konsumsi. Agar dapat diandalkan, data
konsumsi harus berasal dari sistem pasokan yang stabil dengan

51
pasokan yang relatif tidak terputus dan saluran pasokan penuh. Data konsumsi
mungkin atau mungkin tidak mencerminkan peresepan rasional dan
penggunaan obat-obatan atau permintaan aktual untuk obat-obatan.

2. Metode morbiditas mengkuantifikasi kuantitas teoritis yang dibutuhkan untuk


pengobatan penyakit tertentu. Metode ini membutuhkan data yang dapat
diandalkan tentang morbiditas dan kehadiran pasien (kunjungan ke fasilitas
kesehatan) dan menggunakan pedoman pengobatan standar untuk
memproyeksikan kebutuhan obat. Metode ini adalah yang paling kompleks dan
memakan waktu, dan dapat menghasilkan perbedaan besar antara proyeksi dan
penggunaan selanjutnya. Namun demikian, metode ini sering berguna untuk
program baru dan yang sedang berkembang dan mungkin merupakan
pendekatan yang paling meyakinkan untuk membenarkan permintaan
anggaran. Jika tidak ada informasi yang dapat dipercaya tentang konsumsi atau
morbiditas masa lalu, penggunaan dapat diekstrapolasi dari data untuk
fasilitas, wilayah, atau negara lain. Metode konsumsi proxy cukup fleksibel
untuk diterapkan pada berbagai situasi dan dapat berbasis populasi atau
layanan. Kuantifikasi kebutuhan anggaran tingkat layanan dapat diterapkan
ketika hanya kebutuhan anggaran, dan bukan jumlah obat tertentu, yang
diperlukan. Ini memberikan pembenaran yang jelas, logis, tentang persyaratan
pembiayaan farmasi. Beberapa masalah kritis yang umum untuk semua
metode. Daftar obat merupakan komponen utama dan harus dibuat dalam
format yang sesuai dengan jenis kuantifikasi. Dalam sistem pasokan baru, atau
di mana kekurangan telah meluas, perkiraan kuantifikasi harus disesuaikan
karena pipa pasokan harus diisi. Waktu tunggu memiliki pengaruh besar pada
jumlah yang dibutuhkan untuk persediaan pengaman. Di hampir semua sistem
pasokan, penyesuaian diperlukan untuk kerugian yang disebabkan oleh
pemborosan dan pencurian. Perkiraan kuantifikasi dapat diperiksa silang
dengan menggabungkan metode yang berbeda. Apapun metode yang
digunakan, mungkin ada kesenjangan antara perkiraan awal kebutuhan obat
dan anggaran yang dialokasikan. Proses kuantifikasi itu sendiri dapat
membantu membenarkan peningkatan anggaran, tetapi seringkali perkiraan

52
kuantifikasi harus disesuaikan dan direkonsiliasi agar sesuai dengan dana
yang tersedia. Pilihan antara kuantifikasi manual dan komputerisasi mungkin
ditentukan oleh keadaan, tetapi prosesnya jauh lebih mudah dengan bantuan
komputer.Kuantifikasi dapat dipusatkan, atau dapat didesentralisasikan ke staf
gudang periferal dan fasilitas kesehatan. Persyaratan personel dan waktu
tergantung pada kualitas dan aksesibilitas sumber data dan pada jenis dan
ruang lingkup kuantifikasi.

3. Metode konsumsi yang telah disesuaikan adalah menggunakan data tentang


kejadian penyakit, konsumsi obat, permintaan atau penggunaan, dan/atau
pengeluaran obat dari sistem pasokan standar danmemperkirakan tingkat
konsumsi atau pemanfaatan terhadap sistem pasokan target, berdasarkan
cakupan populasi atau tingkat layanan yang akan disediakan
4. Proyeksi kebutuhan anggaran berdasarkan tingkat pelayanan.
Metode proyeksi kebutuhan anggaran berdasarkan tingkat pelayanan
digunakan untuk memprediksi kebutuhan keuangan dalam pembelian obat.
Metode ini menggunakan biaya pembelian obat rata-rata per kunjungan atau
per-tempat tidur per hari pada suatu fasilitas kesehatan untuk memprediksi
biaya yang akan datangdi fasilitas yang serupa.

53
DAFTAR PUSTAKA

Allers, C., and Y. Chandani. 2006. Guide for Quantifying ARV Drugs. Arlington, Va.:
DELIVER for the U.S. Agency for International Development.
http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNADG486.pdf

Chandani, Y., L. Teclemariam, D. Alt, C. Allers, and L. Lyons. 2006. Guide for
Quantifying HIV Test Kits. Arlington, Va.: DELIVER, for the U.S. Agency for
International Development. http://pdf.usaid.

Hogerzeil, H. V. 1986. Estimating Drug Requirements: Standardized


result in pharmaceutical costs. Supply of Essential Drugs in Ghana.
Tropical Doctor 16:155-59.
MSH (Management Sciences for Health). 2010. International Drug Price Indicator
Guide.(Updated annually.) Cambridge, Mass.: MSH. http://erc.msh.org

Management Science for Health. 2012. MDS-3: Managing Access to Medicines and
HealthTechnologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
MSH/RPM Plus (Management Sciences for Heatlh/Rational Pharmaceutical
Management Plus Program). 2008. A Commodity and Management Planning Guide
for the Scale-Up of HIV Counseling and Testing Services.Arlington,Va.:
MSH/RPM Plus http://www.msh.org/projects/rpmplus/Documents/upload/HIV-
Testing- Commodity-Guide VCT_final.pdf

2006. Quantimed User's Guide, Version 1.2. Arlington, Va…: MSH/RPM


Plus.<http://www.msh.org/projects/rpmplus/Documents/upload/Quantimed_English_Fi
nal.pdf>

MSH/PS Program (Management Sciences for Health/Strengthening Pharmaceutical


Systems Program). No date. Electronic Dispensing Tool.
http://www.msh.org/projects/sps/SPS- Documents/upload, edt_flyer_english.pdf

Osore, H. 1989. Estimating Drug Requirements Using Morbidity Data-Based Method:


CumulativeCountry Experience. Tropical Doctor19:90-94.

Soeters, R., and W. Bannenberg. 2009. The Selection and Use of EssentialMedicines:
Report of theWHO Expert Committee, March 2009. Geneva: WHO.
<http://whqlibdoc.who.int/trs/WHO_TRS_958_eng.pdf>

1988. Computerized Calculation of Essential Drug Requirements. Social


Science and Medicine27:955-70.

WHO/DAP (World Health Organization/Action Programme on Essential Drugs).


1988. EstimatingDrug Requirements: A Practical Manual. Geneva: WHO/DAP.
<http://whqlibdoc.who.int/hq/1988/WHO_DAP_88.2.pdf>
54

Anda mungkin juga menyukai