Salah satu faktor yang berperan terhadap mutu pelayanan puskesmas adalah
obat (over stock), dan pembelian obat secara cito. Puskesamas Muara Dua Kota
Puskesamas Muara Dua. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
sampling. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala
kekosongan obat. Hal ini terlihat dari beberapa komponen Input (Sarana
mengakibatkan sediaan menjadi rusak dan expired) dan Output (sudah sesuai
i
dengan kebutuhan). Diharapkan kepada Kepala Instalasi Farmasi Puskesmas
dengan standar dan diharapkan kepada petugas gudang untuk lebih teliti dalam
ii
KATA PENGANTAR
membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis
selesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
2. Rima Hayati, M.Si, Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi dan selaku
bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
iii
4. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna, maka
dari itu kritik dan saran membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
Cut Lizayanti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...............................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xi
BAB I PENDAHULIAN
v
2.2 Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Persediaan...................9
2.3.1 Perencanaan............................................................11
2.3.2 Permintaan..............................................................11
2.3.3 Penerimaan..............................................................12
2.3.4 Penyimpanan...........................................................12
2.3.5 Pendistribusian........................................................15
2.3.6 Pengendalian...........................................................16
vi
4.7 Penyajian Data..........................................................................29
5.4 Pembahasan...............................................................................49
6.1 Kesimpulan...............................................................................56
6.2 Saran.........................................................................................56
Daftar Pustaka.............................................................................................58
Lampiran
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Dokumentasi...................................................................64
Lampiran 6 Kuisioner........................................................................65
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kesehatan nasional adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maapun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
(SKN) 2009, disebutkan pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Kesehatan adalah salah satu unsur penting dalam upaya pembangunan manusia.
Kondisi kesehatan yang optimal dari seseorang atau masyarakat di suatu negara akan
hidup tersebut mencakup kebutuhan terhadap pendidikan dan ekonomi yang pada
gilirannya akan berdampak pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia sebagai
pelaku pembangunan.8
Kondisi kesehatan yang optimal dapat dicapai melalui upaya kesehatan yang
13
yang di lakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pendekatan
ketersediaan obat yang aman dan memadai. Hal ini diatur dalam kebijakan Obat Nasional
Pengelolaan obat di puskesmas merupakan hal yang sangat penting yang perlu di
perhatikan, mengingat dengan pengelolaan yang tidak sesuai dengan prosedur yang tepat
akan terjadi masalah tumpang tindih anggaran dan pemakaian yang tidak tepat guna.1
Menurut WHO di negara berkembang, biaya obat sebesar 24-66% dari total biaya
kesehatan. Belanja obat yang demikian besar tentunya harus dikelola dengan efektif dan
efisien. Perencanaan merupakan kegiatan dasar dari pengelolaan obat untuk menentukan
kebutuhan obat dan merupakan salah satu fungsi yang menentukan keberhasilan kegiatan
selanjutnya di instalasi farmasi yang nantinya akan bermanfaat bagi kelancaran pelayanan
tahap ini dilakukan pengadaan obat untuk memenuhi kebutuhan obat yang telah ditetapkan
dalam perencanaan. Apabila terjadi kesalahan pada suatu tahap akibatnya akan
tidak tersedianya obat, tidak tersalurnya obat, obat rusak, dan lain sebagainya.19
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam persediaan obat di Puskesmas
adalah pengontrolan jumlah stok obat untuk memenuhi kebutuhan. Jika stok obat terlalu
kecil maka permintaan untuk penggunaan seringkali tidak terpenuhi sehingga pasien atau
konsumen tidak puas, sehingga kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dapat hilang
dan diperlukan tambahan biaya untuk mendapatkan bahan obat dengan waktu cepat guna
14
memuaskan pasien atau konsumen. Jika stok terlalu besar maka menyebabkan biaya
penyimpanan yang terlalu tinggi, kemungkinan obat akan menjadi rusak atau kadaluarsa
Pada data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Muara Dua, pada tahun 2018
selama periode Januari-Desember 2018 terdapat jenis obat yang mengalami kekosongan.
Informan menyebutkan bahwa pada gudang farmasi, kekosongan terjadi diakibatkan oleh
peningkatan jumlah pasien yang secara otomatis mempengaruhi jumlah permintaan obat
dari setiap bulannya. Jika pada bulan ini disediakan sekitar 100-500 stok obat dengan jenis
tertentu, di bulan selanjutnya stok obat tersebut ditambahkan jika dirasa perlu. Namun
belum tentu dapat memenuhi kebutuhan obat sebab peningkatan jumlah pasien sewaktu-
15
1.3 Tujuan Penelitian
16
Puskesmas Muara Dua.
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
kegiatan orang lain. Istilah logistik bersumber dari ilmu kemiliteran yang
18
pelaksanaan dalam lingkup kegiatan-kegiatan produksi, pengadaan, penyimpanan,
a. Perencanaan (Planning).
b. Pengorganisasian (Organization)
c. Penggerakan (Actuating)
sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang
d. Pengawasan (Controlling)
19
Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi
penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif
suplai mencakup semua aspek produsen, penyalur ke apotek, toko obat dan sampai
a. Tujuan operasional adalah agar supaya tersedia barang serta bahan dalam
yang tidak wajar lainnya, serta nilai yang sesungguhnya dapat tercermin di
20
jaya pelayanan kesehatan yang bermutu. Fungsi-fungsi tersebut tergambar dalam
suatu siklus manajemen logistik yang satu sama lain saling berkaitan dan sangat
Perencanaan &
Peramalan Kebutuhan
Penghapusan Penganggaran
Pengendalian dan
Persediaan
Penganggaran
Pemeliharaan dan
Pendistribusian
Penyimpanan
21
Sumber: Seto (2004)
siklus tersebut yang paling lemah. Apabila lemah dalam perencanaan, misalnya
dalam penentuan suatu item barang yang seharusnya kebutuhannya di dalam satu
periode (misalnya 1 tahun) sebesar kurang lebih 1.000 unit, tetapi direncanakan
sebesar 10.000 unit. Akibatnya akan mengacaukan suatu siklus manajemen logistik
biaya pengadaan dan penyimpan, tidak tersalurkannya obat atau barang tersebut
berarti kerugian8. Oleh sebab harus dilakukan pengendalian pada setiap fungsi
tersebut.
berfungsi untuk11 :
22
e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
kefarmasian.
Obat merupakan zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit dan
mengobati atau mencegah peyakit yang terjadi atau dialami oleh manusia maupun
hewan.
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam upaya
dan kontrasepsi6.
anjuran dokter, atau anjuran Apoteker Pengelola Apotek (APA), maka obat yang
23
digunakan akan sangat bermanfaat utuk menciptakan pola kehidupan yang sehat,
Obat hanya akan berfungsi sebagai alat perantara untuk menyembuhkan atau
keberadaannya jika digunakan secara tepat, baik secara waktu maupun dosis dari
obat itu sendiri. Sebaliknya, obat akan menjadi racun bagi tubuh masing-masing
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus
dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh
Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non
24
elektromedik, antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent.15
formularium, pengadaan, dan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui
Instalasi Farmasi. Dengan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang beredar di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi
Farmasi, sehingga tidak ada pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan selain oleh Instalasi Farmasi.
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi sebagai satu-
2. Standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
3. Penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
4. Pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
6. Penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
7. Kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
8. Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit; dan
25
9. Peningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan pegawai.
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang berisiko
2.3.1 Perencanaan
Perencanaan yakni kegiatan seleksi obat dalam menentukan jumlah dan jenis
yang tepat agar tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, serta efisien.14
2.3.2 Permintaan
2.3.3 Penerimaan
26
Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan yang sudah diajukan oleh puskesmas.11
Pada kegiatan penerimaan obat harus menjamin jumlah, mutu, waktu penyerahan,
2.3.4 Penyimpanan
kerusakan fisik maupun kimia, agar aman dan mutunya terjamin. Penyimpanan obat
harus mempertimbangkan berbagai hal yaitu bentuk dan jenis sediaan, mudah atau
(storage space)
d. Menjaga ketersediaan
27
mempertimbangkan hal-hal berikut14 :
atau cair) dan cara pemberian obat (luar, oral, dan suntikan)
1) FIFO (First In First Out) obat yang datang pertama akan kadaluarsa
lebih awal, maka dari itu obat lama harus diletakkan dan disusun paling
2) FEFO (First Expired First Out) obat yang lebih awal kadaluarsa harus
Penyimpanan obat harus diberikan tempat yang layak agar sediaan tidak
mudah rusak, bila sediaan rusak maka akan menurunkan mutu obat dan
28
memberikan pengaruh buruk pada pengguna obat. Menurut Dirjen Bina
2
Luas gudang penyimpanan (minimal 3 x 4 m ), ruangan harus kering
tidak lembab. Terdapat ventilasi agar cahaya dapat masuk dan terjadi
perputaran udara hingga ruangan tidak lembab ataupun panas. Lantai harus
jangan ada lantai yang bersudut dan sebisa mungkin dinding gudang dibuat
licin agar debu tidak menempel. Lemari untuk narkotika dan psikotropika
b. Kondisi Penyimpanan
2) Pasang kipas angin atau AC, dikarenakan semakin panas udara di dalam
membagi 3 tipe sistem tata ruang penyimpanan obat sistem arah garis lurus, arus U,
29
a. Arah garis lurus.
relatif cepat. Sediaan yang lama keluar akan disimpan berjauhan dengan
b. Arus U
berkelok-kelok maka barang yang lama keluar akan diletakkan di dekat pintu
c. Arus L
harus diletakkan didekat pintu keluar, sedangkan untuk barang yang lama
1) Persentase kecocokan antara barang dan stok komputer atau kartu stok
30
3) Sistem penataan gudang
2.3.5 Pendistribusian
teratur dan merata untuk memenuhi kebutuhan sub unit farmasi puskesmas dengan
jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sistem distribusi yang baik harus :
informasi manajemen.
2.3.6 Pengendalian
diinginkan sesuai dengan program yang sudah ditetapkan agar tidak terjadi
31
pesanan/pengadaan (schedule inventory dan perpetual inventory), penyimpanan
dan pengeluaran untuk memastikan persediaan efektif dan efisiensi atau tidak
yaitu bukti pengelolaan telah dilakukan, sumber data untuk pembuatan laporan,
32