Dermatitis bisa disebabkan oleh faktor genetik, respons sistem kekebalan tubuh,
lingkungan, atau paparan iritan. Berikut adalah penjelasannya:
Genetik
Seseorang dapat terkena dermatitis jika memiliki gen yang membuat kulitnya
menjadi lebih sensitif. Seseorang juga dapat terserang dermatitis jika memiliki keluarga
dengan kondisi yang sama.
Respons sistem kekebalan tubuh
Pada beberapa orang, alergen (zat pemicu alergi) tertentu dapat menyebabkan sistem
kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan dermatitis
atopik.
Lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat menyebabkan dermatitis, misalnya paparan asap rokok
atau asap kendaraan. Bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan debu juga dapat
mengakibatkan dermatitis.
Paparan iritan
Beberapa jenis dermatitis dapat terjadi ketika kulit terpapar bahan kimia atau iritan.
Sebagai contoh, dermatitis kontak iritan bisa terjadi jika tangan terpapar deterjen.
Selain faktor-faktor di atas, dermatitis sering terjadi pada orang yang kurang tidur, atau
mengalami depresi, gangguan cemas, asma, maupun penyakit alergi lainnya.
Gejala Dermatitis
Dermatitis atopik atau eksim kering biasanya terjadi pada bayi atau balita dan bisa
berlangsung hingga dewasa. Gejala dermatitis atopik umumnya muncul di kulit wajah,
tangan, bagian dalam siku, dan lutut.
2. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak dapat menimbulkan gejala berupa ruam kemerahan yang terasa
hangat atau panas, serta kulit gatal dan melepuh. Gejala timbul bila terjadi kontak
dengan zat alergen atau iritan, kemudian membaik jika paparan dihilangkan.
3. Dermatitis dishidrotik
Jenis dermatitis ini disebut juga pompholyx dan umumnya dipicu oleh suhu panas yang
menyebabkan tangan atau kaki lebih sering berkeringat. Gejala dermatitis dishidrotik
yang umum terjadi adalah luka lepuh di kulit telapak tangan, jari, atau telapak kaki. Luka
lepuh ini dapat disertai dengan sakit dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena.
4. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik paling sering terjadi di kulit yang mengandung banyak kelenjar
minyak, seperti kulit kepala, wajah, sekitar telinga, dan dada. Pada bayi, dermatitis
seboroik atau yang disebut juga cradle cap ditandai dengan sisik atau kerak berwarna
kekuningan yang tebal di kulit kepala.
Sementara pada orang dewasa, dermatitis seboroik menimbulkan gejala berupa
ketombe yang membandel, serta kerak kekuningan di kulit kepala yang dapat meluas
ke area wajah. Gejala ini dapat memburuk jika penderita mengalami stres.
5. Neurodermatitis
6. Dermatitis herpetiformis
Ruam dan gatal yang sangat parah hingga mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari
Kulit terasa sakit dan muncul tanda-tanda infeksi, seperti demam, serta ruam yang
teraba panas dan berair
Ruam dan gatal tidak membaik setelah diobati.
Diagnosis Dermatitis
Untuk mendiagnosis dermatitis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala,
riwayat kesehatan, dan sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut. Setelah
itu, dokter akan melakukan pemeriksaan kulit menggunakan bantuan kaca pembesar.
Umumnya, dokter dapat langsung menetapkan diagnosis dermatitis melalui
pemeriksaan terhadap kulit pasien. Akan tetapi, bila dokter menduga dermatitis
disebabkan oleh alergi atau hal lain, pasien akan disarankan untuk menjalani
pemeriksaan penunjang.
Pengobatan Dermatitis
Pengobatan dermatitis akan disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien dan
penyebabnya. Sebagai contoh, dermatitis kontak akibat alergi akan hilang dengan
sendirinya jika paparan alergen atau iritan penyebabnya dihilangkan. Oleh karena itu,
pasien dianjurkan untuk menghindari kontak dengan alergen dan zat iritan.
Selain menghindari kontak dengan alergen dan zat iritan, pasien bisa menggunakan
krim atau salep pelembap yang mengandung emolien. Pelembap ini bisa digunakan
setelah mencuci tangan, mandi, atau saat kulit kering.
Selain pelembap, obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati dermatitis antara
lain:
Obat jenis oral (minum) juga dapat diberikan untuk menangani dermatitis, antara lain:
Komplikasi Dermatitis
Meskipun jarang, infeksi tersebut juga bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti
kelenjar getah bening (limfadenitis).
Pencegahan Dermatitis
Beberapa cara berikut juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dermatitis:
Penyakit kulit ini terdiri dari beberapa jenis. Tanda-tanda dan gejalanya sangat
tergantung pada jenis yang Anda miliki. Dari sekian banyak yang ada, tiga
macam dermatitis yang paling umum dan perlu dikenali adalah:
Lanjutkan Membaca
dermatitis seboroik.
Setiap jenis dermatitis memiliki gejala dan penyebab yang berbeda. Ada yang
muncul dalam waktu lama dan ada yang hanya muncul sementara jika
terpapar zat tertentu.
Penyakit dermatitis atopik (eksim) muncul pertama kali saat bayi dan dapat
berlanjut hingga dewasa. Peradangan kulit biasanya muncul pada bagian
tubuh seperti siku bagian dalam, belakang lutut, dan bagian depan leher.
Berbagai tanda dan gejala umum yang dialami penderita yakni sebagai
berikut.
Rasa gatal yang parah terutama di kulit yang tertekuk seperti dalam
siku, depan leher, dan belakang lutut.
Berbagai gejalanya bisa timbul tenggelam. Biasanya gejala muncul saat kulit
terpapar oleh zat tertentu yang meningkatkan risikonya.
2. Dermatitis kontak
kulit membengkak.
3. Dermatitis seboroik
sisik kekuningan atau kerak pada kulit kepala, telinga, wajah, dan bagian
tubuh lainnya, serta
kulit merah.
Masalah kulit yang satu ini biasanya muncul dalam periode waktu yang cukup
lama dan kerap timbul tenggelam. Pada bayi, penyakit kulit yang satu ini
disebut dengan cradle cap.
Apabila Anda atau keluarga Anda terkena penyakit kulit ini, segeralah
berkonsultasi ke dokter saat:
Merasa sangat tidak nyaman sehingga sulit tidur dan aktivitas lain
menjadi terhambat.
Penyebab
Jenis penyakit kulit ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
kulit kering,
faktor lingkungan,
2. Dermatitis kontak
Penyakit ini terbagi menjadi dermatitis alergi kontak dan dermatitis iritan
kontak. Dermatitis kontak alergi disebabkan karena sentuhan langsung
dengan pemicu alergi, sedangkan dermatitis kontak iritan terjadi akibat kontak
dengan zat penyebab iritasi.
parfum,
kosmetik, serta
Faktor-faktor risiko
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena peradangan kulit,
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Usia
Penyakit kulit ini dapat muncul pada usia berapa pun, tapi dermatitis atopik
(eksim) lebih banyak dijumpai pada bayi. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak
lebih berisiko terkena eksim.
Orang yang menderita asma dan alergi lebih berisiko terkena dermatitis
atopik. Namun, tidak diketahui hubungan pasti antara alergi dan asma dengan
dermatitis atopik.
3. Sering terkena alergen di tempat kerja
Anda berisiko lebih tinggi terkena peradangan kronis pada kulit kepala bila
menderita penyakit gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.
5. Riwayat keluarga
Dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang diturunkan dari orangtua ke
anak. Maka dari itu, seseorang yang lahir dari keluarga dengan riwayat
penyakit ini biasanya lebih rentan terkena penyakit yang sama.
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk
melihat kemungkinan penyakit. Dokter akan melihatnya dari tanda dan gejala
yang muncul pada kulit.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan keluarga.
Dari situ, dokter mulai bisa menarik simpulan awal mengenai kondisi kulit
Anda.
3. Biopsi kulit
Biopsi kulit untuk dermatitis merupakan salah satu cara yang bisa digunakan
untuk mencari tahu penyebab masalah kulit Anda. Prosedur ini dilakukan
dengan mengambil sampel kecil kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.
Pengobatan
1. Mengompres dingin
Agar kondisi kulit tidak bertambah parah, jangan menggaruk terlalu keras
bagian kulit Anda yang terkena dermatitis. Sebagai gantinya, cobalah
menepuk-nepuk, mencubit lembut, atau menggunakan kompres untuk
meredakan gatal.
Stres adalah salah satu hal yang memperparah gejala dermatitis. Anda bisa
mencoba menghalaunya dengan kegiatan menyenangkan seperti yoga,
melakukan hobi baru, mendengarkan musik, atau sekadar menarik napas
dalam-dalam agar tubuh rileks.
6. Mengoleskan tea tree oil
Tea tree oil mengandung zat antijamur, dan antiradang sehingga membantu
mengatasi dermatitis seboroik. Cukup campurkan beberapa tetes tea tree oil
dengan minyak kelapa atau zaitun, lalu oleskan ke kulit kepala Anda secara
rutin.
Suplemen minyak ikan membantu menekan gejala dermatitis yang dipicu oleh
alergi. Selain itu, suplemen yang satu ini juga membantu menjaga kesehatan
tubuh secara keseluruhan karena mengandung asam lemak omega 3.
Pencegahan
Anda bisa mencegah kambuhnya penyakit ini dengan menjaga kulit tetap
lembap dan terawat. Berikut kiat-kiatnya.
3.4k Postingan41k Anggota
Ayo gabung di komunitas parenting Hello Sehat dan temukan berbagai cerita dari orang tua lainnya.
Anda tidak sendiri!