Dermatitis atopik merupakan salah satu jenis dermatitis (eksim) yang terjadi akibat
adanya peradangan pada kulit. Kondisi ini bisa disertai dengan kulit yang memerah, kering, dan
pecah-pecah. Peradangan biasanya berlangsung lama, bahkan hingga bertahun-tahun.
Faktor Risiko
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis atopik, yaitu:
Riwayat pribadi atau keluarga terhadap eksim, alergi, hay fever, atau asma.
Mengalami dermatitis kontak yang biasanya dialami oleh pekerja medis.
Berjenis kelamin perempuan.
Selain gejala tersebut, pengidap juga dapat merasakan gejala lain, seperti:
Rasa gatal yang muncul lebih buruk saat malam hari dan jika digaruk, kulit akan menjadi lebih
tebal, timbul bopeng atau berlubang, dan menggelap. Terus-menerus menggaruk area kulit yang
bermasalah pun dapat memicu infeksi.
Lebih dari separuh anak kecil dengan dermatitis atopik mengalami asma dan demam pada usia
13 tahun.
Kondisi kulit yang disebut neurodermatitis (lichen simplex chronicus) dimulai dengan bercak
kulit yang gatal. Ketika menggaruk area tersebut hanya akan membuatnya semakin gatal.
Kondisi ini dapat menyebabkan kulit yang terkena menjadi berubah warna, tebal dan kasar.
Infeksi Kulit
Goresan berulang yang merusak kulit dapat menyebabkan luka terbuka dan retak. Ini
meningkatkan risiko infeksi dari bakteri dan virus, termasuk virus herpes simpleks.
Masalah Tidur
Bersihkan secara berkala perlengkapan tidur. Ganti seprai dan sarung bantal guling minimal 2
minggu sekali.
Gunakan selimut saat tidur, khususnya jika tidak tahan dengan udara dingin.
Bersihkan rumah secara rutin.