Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN


DERMATITIS

Dian Kartikasari, M.Kep.


Pengertian
Dermatitis adalah kelainan
kulit yang mana kulit tampak
meradang dan iritasi.
Peradangan ini bisa terjadi di
mana saja, namun yang
paling sering terkena adalah
tangan dan kaki.
Klasifikasi Dermatitis

 Dermatitis statis
 Dermatitis numular
 Dermatitis atopik
 Dermatitis kontak
 Alergik
 Iritasi
 Dermatitis statis
Jenis dermatitis yang berada pada tingkat kronis, biasanya
terdapat pada bagian bawah kaki sebelah dalam dan
berhubungan dengan penyakit varises.

Peningkatan tekanan hidrostatik vena > kebocoran


fibrinogen dermis > menghalangi difusi O2 dan nutrisi ke
kulit > kematian sel > kerusakan jaringan
 Dermatitis numular
Jenis dermatitis yang berupa plak eksim yang terjadi pada
kulit kering dan timbul pada bagian luar tangan dan kaki.
 Dermatitis atopik
Jenis dermatitis yang terjadi karena adanya riwayat keluarga
dengan masalah yang sama. Gejalanya bisa muncul sejak
bayi seperti radang kulit, gatal dan bahkan menimbulkan
asam dan demam.
 Dermatitis kontak, terdapat 2 jenis yaitu:
 Alergik, disebabkan karena adanya kontak yang terjadi
antara kulit dengan senyawa alergenik dan reaksi
kekebalan tertunda sehingga kulit meradang dalam dua
hari sejak kontak terjadi. Senyawa tersebut dapat berasal
dari parfum, pengawet kosmetik, pewarna, dan metal.
 Iritasi, disebabkan karena kontak langsung dengan
senyawa iritan yang merusak kulit secara kimiawi
misalnya karena penggunaan sabun berbahan keras dan
deterjen. Senyawa ini merusak lapisan kulit dan
menimbulkan peradangan.
Etiologi
Penyebab dari dermatitis belum diketahui dengan pasti, namun
beberapa ahli mencurigai dermatitis berhubungan dengan
aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini
menyebabkan tubuh mengalami reaksi yang berlebihan
terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya
pada kulit. Oleh karena itu, dermatitis banyak ditemukan pada
keluarga dengan riwayat penyakit alergi atau asma.
Infeksi saluran napas bagian atas atau flu juga bisa menjadi
pencetus timbulnya eksim.
Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi
lebih buruk.
Patofisiologi
Bahan iritan kimiawi dan fisik dapat menyebabkan kerusakan
sel yang berakibat terjadi kelainan kulit (rusaknya lapisan
tanduk). Protein dan asam nukleat akan kehilangan struktur dan
menyingkirkan tanduk lemak sehingga mengubah daya ikat air
pada kulit yang merusak epidermis.
Selain itu kontak langsung dengan bahan iritan akan
menyebabkan pembentukan IgE yang memicu proses
degranulasi (pengeluaran histamin) untuk melepaskan mediator
kimia dan terjadi peradangan. Reaksi peradangan tersebut
menyebabkan gatal dan kemerahan.
Manifestasi Klinis
 Rasa panas dan dingin yang
berlebihan pada bagian kulit
yang terkena dermatitis
 Rasa gatal terutama terasa
pada malam hari
 Akan tampak lepuhan-
lepuhan kecil dan kulit
bersisik yang keras pada
permukaan kulit yang akan
disertai dengan
pembengkakan
 Dermatitis cepat sekali
penularannya pada kulit
yang lain
Jenis Dermatitis menurut tanda dan gejala

 Dermatitis kering
Dermatitis kering akan
tampak pada kulit kering,
bersisik, kemerah-merahan,
kadang-kadang bengkak, dan
terasa gatal
 Dermatitis basah
Pada dermatitis basah
kulitnya akan tampak merah,
bengkak, melepuh, dan
basah, timbul bintil-bintil
yang mengandung air atau
nanah yang menimbulkan
rasa gatal
Hal-hal yang harus dihindari
Dermatitis sangat rentan terhadap beberapa perubahan kondisi,
sehingga harus mendapatkan perlakuan khusus supaya dapat
cepat membaik. Beberapa kondisi yang dapat memperburuk
dermatitis:
 Tekanan
 Perubahan suhu atau kelembaban
 Bakteri infeksi kulit
 Kontak dengan jaringan yang bersifat iritan
 Pada beberapa anak, alergi makanan dapat memicu
dermatitis atopik
Penatalaksanaan
 Pengobatan
 Krim atau salep kortikosteroid seperti hidrokortison,
betametason, desonide, mometasone, triamcinolone
dapat mengurangi ruam dan dermatitis untuk
mengendalikan gatal-gatal
 Penggunaan krim dalam jangka panjang dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius karena obat
diserap ke dalam aliran darah
 Disarankan pula pada saat mandi, jangan terlalu kuat
dalam menggosok kulit dengan handuk dan oleskan
minyak atau pelumas yang tidak berbau
 Pelembab kulit yaitu antihistamin digunakan untuk
mengontrol gatal yang ditimbulkan
 Pencegahan
Menghindari kulit kering dapat menjadi faktor untuk
membantu mencegah serangan dermatitis. Beberapa cara
untuk membantu dalam pencegahan penyakit kulit ini
diantaranya:
 Mengurangi frekuensi mandi
Jangan terlalu sering mandi (karena terlalu sering basah
maka akan susah keringnya) atau bila perlu dilap saja
 Menggunakan air hangat untuk mandi
Bila akan mandi gunakan air hangat-hangat kuku (jangan
terlalu panas)
 Hindari penggunakan sabun pada daerah yang terserang
dermatitis karena bila daerah yang terserang dermatitis
terkena sabun maka akan teriritasi
 Hindari kontak dengan kain atau selimut yang terbuat
dengan wol, pakailah pakaian yang bersih, tidak ketat dan
menyerap keringat
 Menghindari makanan yang alergi
Bila dermatitisnya dikarenakan alergi terhadap makanan
tertentu, maka hindari makanan tersebut
 Jangan menggunakan sabun atau detergen yang keras
Ketika mencuci, baik pakaian atau piring, perhatikanlah
detergen yang digunakan. Apakah detergen tersebut ada
indikasi merusak kulit atau tidak.
 Memperhatikan obat dan kosmetik
Hindari penggunaan zat-zat kimia seperti kosmetik dan
obat-obatan yang terlalu keras terhadap kulit
 Jaga keseimbangan berat badan
Orang yang mempunyai berat badan lebih, apalagi sangat
gemuk lebih banyak berkeringat dan mempunyai gesekan
pada lipatan kulit yang memicu jamur kulit
 Tidak menggaruk kulit yang sakit
Jangan menggaruk kulit. Menggaruk dermatitis hanya
akan memperburuk keadaan, karena kulit akan terinfeksi
oleh bakteri-bakteri yang ada di dalam kuku, dan bila
lukanya sudah mengering maka warna kulit akan tampak
berbeda. Sebaiknya guntinglah kuku pada orang yang
mempunyai dermatitis agar luka tidak terinfeksi oleh
kuman.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Inspeksi: warna kulit, kekeringan, tekstur, lesi, vaskularisasi,
turgor kulit, edema, warna kebiruan (sianosis) yang dapat
dilihat pada ekstrimitas dan dasar kuku, bibir, dan membran
mukosa, perubahan membran vaskuler, eritema, urtikaria
Palpasi: turgor kulit, edema, elastisitas kulit
 Diagnosa keperawatan
 Nyeri berhubungan dengan lesi kulit
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan
malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang
ketidakbersihan
 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan
terapinya
Nyeri berhubungan dengan lesi kulit
Batasan karakteristik:
Pasien memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan,
iritan kimia, TD meningkat, pernapasan meningkat, raut wajah
kesakitan, menangis
Kriteria hasil:
 Mengidentifikasi sumber nyeri
 Mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan
menurunkan nyeri
Intervensi:
 Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi
dan karakteristik termasuk intensitas
 Hindari penggunaan sprei/bantal plastik
 Anjurkan pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan
dengan pruritus, vesikel, dan bula
 Anjurkan teknik manajemen stress, imajinasi visualisasi
 Kolaborasi untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit
Batasan karakteristik:
Gangguan epidermis dan dermis, eritema (lesi, pruritus)
Kriteria hasil:
 Mengidentifikasi rasional untuk penyembuhan luka
 Berpartisipasi dalam rencana pengobatan yang dianjurkan
untuk meningkatkan penyembuhan luka
Intervensi:
 Kaji lokasi, kondisi sekitar kulit, ukuran lesi, bentuk, eritema,
papula, vesikel
 Meningkatkan integritas kulit dengan menghindari dari
cubitan dan garukan
 Berikan perawatan kulit (cuci area kemerahan dengan
lembut menggunakan sabun, bilas seluruh area kulit)
 Berikan motivasi agar pasien tidak kontak dengan bahan
iritan
 Masase dengan lembut kulit sehat di sekitar yang sakit,
jangan lakukan di area yang kemerahan
 Berikan pelembab pada kulit yang mengalami kekeringan
 Kolaborasi dalam pemberian terapi
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan malu
terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang
ketidakbersihan
Batasan karakteristik:
 Respon negatif verbal atau non verbal seperti malu dan
bersalah
 Bersembunyi tidak menampakan diri pada lingkungan
 Perubahan dalam keterlibatan sosial
 Perasaan negatif terhadap tubuh
 Perasaan ketidakberdayaan
Kriteria hasil:
 Mengungkapkan dan mendemonstrasikan penerimaan
penampilan (kerapian, postur, kehadiran diri)
 Mendemonstrasikan keinginan dan kemampuan untuk
mengambil perawatan diri
Intervensi:
 Kaji makna kehilangan atau perubahan pada pasien
 Anjurkan individu untuk mengekspresikan perasaan (tentang
pikiran, perasaan, dan pandangan dirinya)
 Terima dan akui perasaan frustasi (perhatikan perilaku
menarik diri)
 Berikan informasi yang dapat dipercaya
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya
Batasan karakteristik:
 Mengungkapkan kurang pengetahuan atau ketrampilan
 Mengekspresikan ketidakakuratan persepsi status kesehatan
 Melakukan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang
dianjurkan
 Kurang integrasi tentang rencana pengobatan ke dalam
aktivitas sehari-hari
 Ansietas
 Depresi
Intervensi:
 Kaji harapan pasien
 Diskusikan harapan pasien untuk beraktivitas normal
 Diskusikan tentang perawatan kulit
 Tekankan pentingnya nutrisi tinggi kalori dan protein
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai