Anda di halaman 1dari 17

HEMOPOESIS

Oleh:
MUTIARA PERMATA SARI
1813353010
HEMOPOESIS
 hematopoietic stem cell (HSC) yaitu sel-sel
sumsum tulang yang memproduksi sel darah
merah, sel darah putih, dan keping darah.
Pembentukan sel darah (hemopoiesis) ditentukan
oleh interaksi beberapa gen dan melibatkan
sitokin serta faktor protein lainnya.
Lanjutan...

 Dalam keadaan fisiologis semua proses


hematopoeisis pada orang dewasa terjadi pada
sumsum tulang, sedangkan pada kondisi
patologis terjadi pada organ lien yang disebut
dengan hematopoiesis ekstrameduler
(Handayani, W. & Haribowo, A., 2008). Sistem
hematopoetik memiliki karakteristik berupa
pergantian sel yang konstan untuk
mempertahankan populasi leukosit, trombosit
dan eritrosit.
Proses kelangsungan
hematopoiesis
 1. Sel Induk Hematopoietic (Hematopoietic Stem Cell atau HSC)
 Hematopoetic stem cell adalah sel-sel yang akan berkembang
menjadi sel-sel darah, termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), butir pembeku (trombosit) dan juga beberap sel
darah dalam sumsum tulang seperti fibroblast. HSC merupakan satu
sel induk yang paling primitive, dan disebut dengan pluripotent stem
cell, yaitu mempunyai kemampuan berdeferensiasi menjadi beberapa
turunan, membelah diri dan memperbaharui populasi sel stem itu
sendiri di bawah pengaruh faktor pertumbuhan hematopoetik.
Sehingga tidak pernah habis meskipun terus melakukan pembelahan
(self renewal), mampu memperbanyak diri (poliperatif), serta
mampu mematangkan diri sendiri menjadi sel-sel sesuai fungsinya
(diferensiatif)
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel
induk hemopoetik dapat dibagi menjadi :

 pluripotent (totipotent) stem cell


 Sel induk yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel
darah
 Committeed stem cell
 Sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi melalui salah satu
garis turunan sel (cell line) .Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk
myeloid dan sel induk limfoid.
 Oligopotent stem cell
 Sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel. Misalnya
CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang
hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
 Unipotent stem cell
 Sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel saja. Contoh
CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G
(colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang menjadi granulosit.
2. Lingkungan Mikro (Micro Environtment) Sumsum Tulang

 Lingkungan mikro sumsum tulang adalah subtansi yang


memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif dan lingkungan
mikro sangat penting dalam hematopoiesis, karena berfungsi
untuk menyediakan nutrisi dan bahan hematopoiesis yang dibawa
oleh peredaran darah mikro dalam sumsum tulang. Juga sebagai
sarana komunikasi antar sel dan menghasilkan zat yang mengatur
hematopoeisis yaitu hematopoietic growth factor dan cytokine.
Komponen lingkungan mikro ini meliputi:
 a. mikrosirkulasi dalam sumsum tulang;
 b. sel-sel stroma (sel endotel, sel lemak, fibroblast, makrofag, dan
sel reticulum)
 c. matrik ekstraseluler (fibronektin, hemonektin, laminin, kolagen,
dan proteoglikan)
Bahan Pembentuk Darah

 Beberapa bahan yang diperlukan untuk


pembentukan darah diantaranya adalah: asam
folat dan vitamin B12, sebagai bahan pokok
untuk pembentuk inti sel. Sedangkan besi
diperlukan untuk pembentukan dari
haemoglobin, bersama zat lain yaitu cobalt,
magnesium, Cu, Zn, Vitamin C, dan B kompleks.
Mekanisme Regulasi

 Proses mekanisme regulasi sangat penting untuk


mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan
pelepasan sel darah yang matang dari sumsum
tulang ke darah tepi, sehingga sumsum tulang
dapat merespons kebutuhan tubuh dengan cepat.
zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi adalah:

 a. faktor pertumbuhan hematopoeisis (hematopoietic growth factor) yaitu


granulocyte macrophage colony stimulating factor (GM-CSF),
granulocyte colony stimulating factor (G-CFS), macrophage colony
stimulating factor (M-CSF), thrombopoietin, burst promoting activity
(BPA) dan stem cell factor (SCF);
 b. sitokinin yang merangsang pertumbuhan sel induk dan sitokinin yang
menekan pertumbuhan sel induk, keduanya harus berjalan seimbang; dan
 c. hormon hematopoietic spesifik adalah eritropoietin, yaitu hormon yang
dibentuk di ginjal khususnya berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
prekursor eritrosit, dan hormon yang nonspesifik, antara lain, androgen
yang menstimulasi eritropoiesis dan estrogen yang menginhibisi
eritropoiesis, glukokortikoid, hormon tiroid dan growth hormon.
Proses Pembentukan Sel-sel Darah
 Darah terbagi atas dua, yaitu :
 Plasma Darah
 Cairan yang terdiri dari 90% air. Sebagai medium bagi
bahan-bahan yang dibawa oleh darah. Plasma menyerap
dan menyebarkan sebagian besar dari panas yang
dihasilkan oleh proses metabolism dalam jaringan
inorganik dan organik.
 Sel-sel Darah
 1. eritrosit
 2. leukosit
 3. trombosit
Tahap Proses Hematopoiesis Pada
Manusia
 Asal mula semua sel darah berasal dari
hemocytoblast yang kemudian berkembang
menjadi beberapa sel asal. Sel-sel darah kecuali
limfosit dibentuk didalam sumsum tulang dada,
iga, punggul serta pangkal tulang paha dan
lengan atas. Hemopoesis dimulai sejak fetus
berada dalam kandungan, sejak saat terjadinya
Succus Vitellinus sebelum terjadi organ-organ
lain.
 Periode hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa tahap yang
akan diuraikan berikut ini.

 1. Mesoblastik
 Sel darah dibuat dari jaringan mesenkim 2-3 minggu setelah terjadi
fertilisasi. Mula-mula terbentuk dalam blood island yang merupakan
pelopor dari sistem vaskuler dan hematopoesis. Proses ini
diidentifikasi terjadi di dalam yolk sac. Pada masa gestasi 8 minggu
blood island mengalami regresi.

 2. Hepatik
 Tahap ini dimulai sejak embrio umur 9 minggu dan terjadi di hati,
sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi
yang lebih sedikit dari hati. Hematopoesis dalam hati terutama adalah
eritropoesis walaupun masih ditemukan sirkulasi granulosit dan
trombosit.
 3. Mieloid
 Tahap ini dimulai pada usia kehamilan 20
minggu dan terjadi di dalam sumsum tulang,
kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang,
hematopoiesis berlangsung seumur hidup dan
terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama
dihasilkan sel-sel limfosit, sedangkan pada timus
yaitu limfosit, terutama limfosit T (Djajadiman,
2002).
Faktor Yang Mempengaruhi
Hematopoiesis
 1. Komponen Korpuskuler atau Seluler
 Komponen korpuskuler yaitu materi biologis
yang hidup dan bersifat multiantigenik yang
terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan
keping trombosit, yang kesemuanya dihasilkan
dari sel induk yang senantiasa hidup dalam
sumsum tulang.
 2. Komponen Cairan
 Komponen cair yang juga disebut plasma
menempati lebih dari 50 % volume organ darah,
dengan bagian terbesar dari plasma (90%) adalah
air dan bagian kecilnya terdiri dari protein
plasma dan elektrolit. Protein plasma yang
penting diantaranya adalah albumin, berbagai
fraksi globulin serta protein untuk faktor
pembekuan dan untuk fibrinolisis.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai