(jauza)
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
a. Mesoblastik
Dari embrio umur 2 - 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah
HBG1, HBG2, dan Hb Portland.
b. Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi
pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini
menghasilkan Hb.
c. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar
limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur
hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar
limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit,
terutama limfosit T. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone,
ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang
hematopoietik.
Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning telur),
kemudian
fase selanjutnya pada hepar dan lien,
dan pada fase lanjut di sumsum tulang
Pada post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang. Pada
keadaan patologis (sumsum tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan
meningkat), pembentukan dapat terjadi di nodus limfatikus, lien, timus,
hepar.
Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini disebut hematopoiesis ekstra
meduler. Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan normal juga
berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit.Unsur darah yang berbentuk
dapat dibagi dalam dua golongan menurut tempat berkembang dan
berdeferensiasi pada orang dewasa, yaitu Limfosit dan monosit. Limfosit
adalah sel-sel bulat dengan diameter yang berfariasi antara 6 sampai 8 mm,
walaupun beberapa diantaranya mungkin lebih besar. Kantung kuning telur
adalah tempat utama terjadinya hemopoiesis pada beberapa minggu
pertama gestasi. Sejak usia enam minggu sampai bulan ke 6-7 masa janin,
hati dan limpa merupakan organ utama yang berperan dan terus
memproduksi darah sampai 2 minggu setelah lahir.
Untuk kelangsung hemopoesis diperlukan:
1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel
darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam
sumsum tulang seperti fibroblast.
a) Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan
pernah habis meskipun terus membelah.
b) Proliferative: kemampuan membelah atau memperbanyak diri
c) Diferensiatif: kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan
fungsi-fungsi tertentu.
• Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik
dapat dibagi menjadi :
a) Pluripotent (totipotent)stem cell
Sel induk yang mempunyai yang mempunyai kemampuan untuk
menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
a) Committeed stem cell
Sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi melalui salah
satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini
ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
b) Oligopotent stem cell
Sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel.
Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang
dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
c) Unipotent stem cell
Sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel saja.
Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi
eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi granulosit.
2. Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Sumsum tulang membentuk lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan sel induk. Sumsum tulang tersusun atas sel stroma dan
jaringan mikrovaskuler. Sel stroma meliputi sel lemak (adiposa), fibroblas, sel
retikulum, sel endotel dan makrofag.
Komponen lingkungan mikro ini meliputi :
a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b) Sel-sel stroma :
Sel endotel
Sel lemak
Fibroblast
Makrofag Sel reticulum
c) Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan
proteoglikan.
Lingkungan mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk:
a) Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah
mikro dalam sumsum tulang.
b) Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule.
c) Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth factor,
cytokine, dan lain-lain.
(Linda Rosita, Abrory Agus Cahya, and Rahma Arfira, n.d.)
2. Sel-sel Darah
a. Eritrosit
adalah darah komponen Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat
oksigen di paru-paru dan mengangkutnya ke sel. Fungsi utama sel darah
merah adalah untuk menyediakan suplai oksigen ke jaringan tubuh dan organ
tubuh. Eritrosit diproduksi di sumsum tulang - bagian lunak di tengah tulang.
Sel darah merah mampu mengikat oksigen karbon dioksida adanya
hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu protein yang memiliki daya ikat
kuat terhadap oksigen dan karbon dioksida.
b. Leukosit
Di plasma darah yang disentrifugasi terdapat lapisan tipis, yaitu leukosit atau
sel darah putih. Komponen darah ini diproduksi di sumsum tulang. Sel
leukosit tidak berwarna, dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat
menembus dinding kapiler / diapedesis. Leukosit mampu bergerak secara
berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme bebas dan penyusup.
c. Trombosit
Trombosit adalah fragmen seluler yang terlibat dalam proses pembekuan.
Fungsi utamanya adalah memastikan integritas pembuluh darah. Jika
pembuluh darah rusak, massa trombosit berada di lokasi luka dan bersama
dengan agen pembekuan di plasma, mereka membentuk gumpalan yang
menghentikan pendarahan. Umur trombosit adalah lima sampai 10 hari, dan
karenanya harus terus-menerus diproduksi. Trombosit membentuk kurang
dari 1% volume darah (sekitar 45% adalah eritrosit dan 55% plasma, dan di
bawah 1% adalah leukosit). Komponen darah ini tidak dapat dilihat pada
sampel darah yang disentrifugasi karena jumlahnya sangat sedikit. Sama
seperti leukosit dan eritrosit, keping darah atau trombosit dibentuk di dalam
sumsum tulang. Trombosit memiliki bentuk tidak teratur, tidak berwarna,
tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah
pecah bila tersentuh benda kasar. Trombosit terbagi menjadi 2 yaitu,
Trombosit Granular
(Hoffbrand et al., n.d.)
Referensi
Costanzo, Linda S. n.d. Physiology.
Hoffbrand, A. v., Paresh (Hematologist) Vyas, Elias Campo, Torsten Haferlach, and Keith Gomez. n.d. Color
Atlas of Clinical Hematology : Molecular and Cellular Basis of Disease.
Linda Rosita, dr, SpPK Abrory Agus Cahya, and Fathiya Rahma Arfira. n.d. “HEMATOLOGI DASAR.”