Anda di halaman 1dari 25

HEMATOPOESIS

Makalah

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Mata kuliah Biologi 2

Oleh :
Ilham Maruf
1911E1082

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah “HEMATOPOESIS”, dengan tepat pada waktunya.
Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah
ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari
dosen pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah  ini. 
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik
dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan
dalam mengerjakan makalah ini.

Bandung, Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Hematopoiesis

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hematopoiesis adalah proses pembentukan komponen sel darah,
dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.Hematopoisis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang
artinya Darah dan “Poisis” yang artinya untuk membuat. Fungsi Hematopoisis
adalah memoroduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak atau mati.
Hematopoisis juga sering disebut sebagai sel-sel batang hematopoieteic.Pada
orang dewasa yang sehat, Sekitar 1011-1012 sel-sel darah baru diproduksi
setiap hari untuk mempertahankan tingkat tunak di sirkulasi perifer.
Haematopoietic sel induk (HSCS) berada di medula tulang (sumsum
tulang) dan memiliki kemampuan unik untuk menimbulkan semua jenis sel
darah yang berbeda matang. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum
tulang setelah minggu ke-20 masa embrionik.Dengan bertambahnya usia
janin,produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan
peranan hati dan limfa semakin berkurang.
 Pembentukan sel darah berlangsung dalam 3 tahap yaitu :
a) Pembentukan di saccus vitellinus
b) Pembentukan di hati,kalenjar limfe dan limpa
c) Pembentukan di sumsum tulang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hematopoiesis
Hematopoiesis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang
artinya darah dan “Poiesis” yang artinya untuk membuat.Hematopoiesis
(Hemopoiesis) adalah proses pembentukan sel-sel darah dalam organ
pembentuk sel darah, terutama dalam sumsum tulang dan organ lainnyadimana
terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Asal mula semua sel darah berasal dari hemocytoblast yang kemudian
berkembang menjadi beberapa sel asal. Sel - sel darah kecuali limfosit dibentuk
di dalam sumsum tulang dada, iga, panggul serta pangkal tulang paha dan
lengan atas. Hemopoesis dimulai sejak fetus berada dalam kandungan, sejak
saat terjadinya Succus Vitellinus sebelum terjadi organ-organ lain. Fungsi
Hematopoisis adalah memoroduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak
atau mati. Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah
ini :
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
a) Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang
dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
b) Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada
limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari
hati. Disini menghasilkan Hb.
c) Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum
tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada
timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin,
mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor
perangsang hematopoietik.
Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning
telur), kemudian fase selanjutnya pada hepar dan lien, dan pada fase lanjut di
sumsum tulang Pada post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang.
Pada keadaan patologis (sumsum tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan
meningkat), pembentukan dapat terjadi di nodus limfatikus, lien, timus, hepar.
Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini disebut hematopoiesis ekstra
meduler.Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan normal juga
berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit.Unsur darah yang berbentuk
dapat dibagi dalam dua golongan menurut tempat berkembang dan
berdeferensiasi pada orang dewasa, yaitu Limfosit dan monosit. Limfosit
adalah sel-sel bulat dengan diameter yang berfariasi antara 6 sampai 8 mm,
walaupun beberapa diantaranya mungkin lebih besar.
Kantung kuning telur adalah tempat utama terjadinya hemopoiesis
pada beberapa minggu pertama gestasi. Sejak usia enam minggu sampai bulan
ke 6-7 masa janin, hati dan limpa merupakan organ utama yang berperan dan
terus memproduksi sel darah sampai sekitar 2 minggu setelah lahir. Sumsum
tulang adalah tempat yang paling penting sejak usia 6-7 bulan kehidupan janin
dan merupakan satu-satunya sumber sel darah baru selama masa anak dan
dewasa yang normal.

Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari


binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu
berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai
pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan
mekanisme hemostasis.

 Pembentukan sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)

Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah.


Tempat hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :
a) Janin
Umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
Umur 2-7 bulan (hati, limpa)
Umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b) Bayi
Sumsum tulang
c) Dewasa
vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung
proksimal femur.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis
terjadi pada sumsum tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
1) Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)

Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi


sel-sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam
sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai
pluripotent (totipotent) stem cell.
a) Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan
pernah habis meskipun terus membelah;
b) Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri;
c) Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan
fungsi-fungsi tertentu.
 Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik
dapat dibagi menjadi :
a) Pluripotent (totipotent)stem cell
Sel induk yang mempunyai yang mempunyai kemampuan untuk
menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b) Committeed stem cell
Sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi melalui
salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan
ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c) Oligopotent stem cell
Sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis
sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang
dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
d) Unipotent stem cell
Sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel
saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat
menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi granulosit.
2. Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Sumsum tulang membentuk lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan sel induk. Sumsum tulang tersusun atas sel
stroma dan jaringan mikrovaskuler. Sel stroma meliputi sel lemak (adiposa),
fibroblas, sel retikulum, sel endotel dan makrofag. Sel-sel tersebut mensekresi
molekul ekstraseluler seperti kolagen, glikoprotein (fibronektin dan
trombospondin), serta glikosaminoglikan (asam hialuronat dan derivat
kondroitin) untuk membentuk suatu matriks ekstraseluler. Selain itu, sel stroma
mensekresi beberapa faktor pertumbuhan yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup sel induk .
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang
memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan
mikro ini meliputi :
a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b) Sel-sel stroma : Sel endotel
 Sel lemak
 Fibroblast
 Makrofag
 Sel reticulum
c) Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan
proteoglikan.

Gambar 1.1 pembentukan hemtopoiesis


 Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi
untuk
a) Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran
darah mikro dalam sumsum tulang.
b) Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule.
c) Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth
factor, cytokine, dan lain-lain.
3. Bahan-bahan pembentuk darah
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :
a) Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
b) Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
c) Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
d) Asam amino.

e) Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain

Gambar 1.2 definitive hematopoiesis


4. Mekanisme regulasi

Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas


pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke
darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan
tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan
(defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit. Zat-zat yang berpengaruh
dalam mekanisme regulasi ini adalah :

a) Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :


Faktor pertumbuhan hemopoietik adalah hormon glikoprotein yang
mengatur proliferasi dan diferensiasi sel-sel progenitor hemopoietik dan
fungsi sel-sel darah matur. Faktor pertumbuhan dapat bekerja secara lokal
di tempat produksinya melalui kontak antar sel atau bersirkulasi dalam
plasma. Limfosit T, monosit dan makrofag serta sel stroma adalah sumber
utama faktor pertumbuhan kecuali eritropoietin, yang 90%-nya disintesis
di ginjal dan trombopoietin yang terutama diproduksi di hati.
Salah satu ciri kerja faktor pertumbuhan yang penting adalah
bahwa dua faktor atau lebih dapat bekerja sinergis dalam merangsang
suatu sel tertentu untuk berproliferasi atau berdiferensiasi. Kerja satu
faktor pertumbuhan pada suatu sel dapat merangsang produksi faktor
pertumbuhan lain atau reseptor faktor pertumbuhan.
Faktor yang mempengaruhi yaitu :
 Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
 Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
 Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
 Thrombopoietin
 Burst promoting activity (BPA)
 Stem cell factor (kit ligand)
b) Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7,
IL-8, IL-9, IL-9, IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel
darah sendiri, seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh
sel-sel penunjang, seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang
merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian lagi
menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan
kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.
c) Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin
Merupakan hormon yang dibentuk diginjal khusus merangsang precursor
eritroid.
d) Hormon nonspesifik
Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis,
seperti
 Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.
 Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.
 Glukokortikoid.
 Growth hormon
 Hormone tiroid
Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism :
suatu mekanisme umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika
tubuh kekurangan komponen darah (positive loop) atau menekan
hemapoesis jika tubuh kelebihan komponen darah tertentu (negative loop).
 Proses Pembentukan Sel-sel Darah
Darah terbagi atas dua, yaitu :
a. Plasma darah
Cairan yang terdiri dari 90% air. sebagai medium bagi bahan-bahan
yang dibawa oleh darah. Plasma menyerap dan menyebarkan sebagian besar
dari panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme dalam jaringan inorganik
dan organik.
b. Sel-sel Darah
1) ERITROSIT
Eritrosit membawa hemoglobin didalam sirkulasi. Ia merupakan
cakram bikonkaf yang dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia, ia
kehilangan intinya sebelum memasuki sirkulasi. Untuk mengangkut
hemoglobin agar berkontak erat dengan jaringan dan agar pertukaran gas
berhasil, eritrosit yang berdiameter 8 μm harus dapat secara berulang
melalui mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,5 μm, untuk
mempertahankan hemoglobin dalam keadaan tereduksi (ferro) dan untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik walaupun konsentrasi protein
(hemoglobin) tinggi dalam sel. Perjalanan secara keseluruhan selama masa
hidupnya yang 120 hari diperkirakan sepanjang 480 km (300 mil). Untuk
memenuhi fungsi ini, eritrosit adalah cakram bikonkaf yang fleksibel
dengan kemampuan menghasilkan energy sebagai adenosin trifosfat (ATP)
melalui jalur glikolisis anaerob (Embden-meyerhof) dan menghasilkan
kekuatan pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai
nikotinamida adenine dinukleotida fosfat tereduksi (NADPH) melalui jalur
pintas heksosa monofosfat.

GAMBAR
Eritrosit Normal Dan Ukurannya

 Fungsi Eritrosit
Fungsi utamanya adalah pengangkutan oksigen dan dengan tingkat
yang lebihr endah yaitu karbondioksida, ion hidrogen dalam darah. oksigen
yang didalamnya terdapat hemoglobin. Hemoglobin di dalamnya terdapat dua
bagian Globin suatu protein yang terbentuk dari rantai poplitida yang sangat
berlipat-lipat Gugusheme empat gugus protein yang mengandung besi.
Gambar sel darah merah

 Eritropoiesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme
umpan balik. Ia dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan
dirangsang oleh anemia. Ia juga dirangsang oleh hipoksia dan peningkan
aklimatisasi ke tempat tinggi. Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu hormon
glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang terutama disekresikan
oleh ginjal. Setiap orang memproduksi sekitar 10 eritrosit baru tiap hari melalui
proses eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis
berjalan dari sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama
kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar
dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin
yang sedikit menggumpal.
Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas
yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga
mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah
muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan
hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin
inti menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut
didalam sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang masih
mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis hemoglobin
Gambar
sel-sel darah dalam hematopoiesis

Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2
hari dalam sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari
sebelum menjadi matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang
seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda seluruhnya, adlah cakram
bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit
matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila
eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan
juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak
ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal.
 Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein
membran integral, dan suatu rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah
protein, 40% lemak, dan 10 % karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat pada
permukaan luar sedangkan protein dapat diperifer atau integral, menembus
lipid dua lapis.
2) LEUKOSIT
Leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah. Fungsi umum
leukosit sangat berbeda dengan eritrosit. Leukosit berfungsi membawa
makanan dari tempat penyerapan ke seluruh tubuh, membawa bahan buangan
dalam arah sebaliknya dan mempertahankan tubuh dari benda asing yang
berbahaya.Jumlah leukosit di dalam darah tidak sebanyak eritrosit. Leukosit
berda dalam jumlah antara 0,1-0,2% dari jumlah eritrosit. Leukosit tidak
diperlukan setiap saat oleh tubuh. Sel ini hanya diperlukan di tempat-tempat
terjadinya masalah dengan benda asing. Untuk melindungi tubuh dari serangan
benda asing di tempat tertentu, leukosit akan berada di tempat sel yang
diserang benda asing. Apabila benda asing tersebut cukup banyak atau
penangannannya memerlukan jangka waktu tertentu, sebagian dari leukosit
dapat memperbanyak diri dengan mitosis di luar jaringan sumsum tulang.

Gambar
sel darah merah dan putih
 Fungsi leukosit
Fungsinya adalah suatu mobile dalam sistem pertahanan imun tubuh Leukosit
terbagi atas dua, yaitu :
Gambar komponen sel darah putih
a) Granulosit adalah sel yang memiliki granula. Sel ini terdiri atas tiga jenis :
 Neutrofil
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap
infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri, aktivitas dan matinya
neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
 Eusinofil
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan
demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
 Basofil
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberikan
reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan  histamin kimia yang
menyebabkan peradangan.
b) Agranulosit adalah sel yang tidak memiliki granula. Sel ini terdiri atas
dua jenis :
 Monosit
Monosit membagi fungsi pembersih vakum (fagositosis) dari
neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan yaitu memberikan
potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan
dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag  monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan
aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.
 Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa.
 Pembentukan Leukosit
Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel
stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain
sel-sel committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk
leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan
limfositik. Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang
berupa mieloblas, sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai
dengan sel muda yang berupa limfoblas.
Leukosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit,
disimpan dalam sumsum sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi.
Kemudian, bila kebutuhannya meningkat, beberapa faktor seperti sitokin-
sitokin akan dilepaskan. Dalam keadaan normal,granulosit yang bersirkulasi
dalam seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum.
Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. Sedangkan
limfosit sebagian besar akan disimpan dalam berbagai area limfoid kecuali
pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
3) TROMBOSIT
Trombosit disebut juga keping darah. Sebenarnya, trombosit tidak
dapat dipandang sebagai sel utuh karena ia berasal dari sel raksasa yang berada
di sumsum tulang yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya,
magakariosit pecah menjadi 3000-4000 serpihan sel, yang disebut trombosit.
Trombosit mempunyai bentuk cembung dengan garis tengah 0,75-2,25 mm.
Trombosit tidak mempunyai inti. Akan tetapi kepingan sel ini masih dapat
melakukan sintesis protein, walaupun sangat terbatas, karena di dalam
sitoplasma masih terdapat sejumlah RNA. Selain itu, trombosit masih
mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsi sebagai
cadangan energi dan 2 jenis granula, yaitu granula-alpha dan granula yang
lebih padat.
Umur trombosit antara 8 sampai 14 hari setelah terpecah dari sel
asalnya dan masuk darah. Konsentrasi trombosit di dalam darah antara  105
sampai 5.106/mL darah.
Trombosit juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh, tetapi fungsi
utamanya bukan terhadap benda asing. Trombosit berfungsi penting dalam
usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terjadi luka.
Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh tidak
mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda asing.
Sebagian trombosit akan pecah dan mengeluarkan isinya, yang berfungsi untuk
memanggil trombosit dan sel-sel leukosit dari tempat lain. Sebagian dari isi
trombosit yang pecah tersebut juga aktif dalam mengkatalisis proses
pembekuan darah, sehingga luka tersebut selanjutnya disumbat oleh gumpalan
yang terbentuk.
 Pembentukan Trombosit

Megakarioblas (sel besar dengan sitoplasma homogeny basofilik yang


tidak mengandung granula spesifik. Mengandung banyak nukleous dan
memperlihatkan polakromatin yang jarang) selama berdiferensiasi
megakarioblas menjadi sangat besar, intinya berlipat-lipat menjadi
promegakariosit lalu menjadi metamegakariosit dan kemudian menjadi
megakasiosit matang lalu terakhir trombosit.

Gambar
Trombosit Proses Pembekuan Darah
 Fungsi tombosit
Fungsi utamanya adalah berperan dalam proses pembekuan darah.
Trombosit juga mempunyai peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri
HEMOGLOBIN
Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata
merupakan hemoglobin, suatu protein dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin
suatu molekul globin yang dibentuk 4 subunit. Tiap subunit mengandung suatu
gugus hem yang dikonjugasi ke suatu poplipeptida. Hem merupakan turunan
porfirin yang mengandung besi. Polipeptida dinamai secara bersama-sama sebagai
bagian globin dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan polipeptida dalam tiap
molekul hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida dan 2
mengandung lainnya. Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A),
2 jenis polipeptida dinamai rantai α, masing-masingnya mengandung 141 gugusan
asam amino dan rantai β, yang masing-masingnya mengandung 146 gugusan
asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2. Tidak semua hemoglobin

dalam darah dewasa normal merupakan hemoglobin A. sekitar 2,5% hemoglobin


merupakan hemoglobin A2, tempat rantai β digantikan oleh δ (α2δ2). Rantai δ

juga mengandung 146 gugusan asam amino, tetapi 10 gugusan tersendiri berbeda
dari yang dalam rantai β.
Ada sejumlah kecil dari rantai 3 turunan hemoglobin A yang
berhubungan erat dengan hemoglobin A yang diglikolisasi. Salah satu dari ini,
hemoglobin A1c (HbA1c), mempunyai suatu glukosa yang dilekatkan ke valin

terminal dalam tiap rantai β dan mempunyai minat khusus karena jumlah
dalam darah meningkat didalam diabetes mellitus terkontrol buruk.
Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2

yang melekat ke Fe2+ didalam hem. Afinitas hemoglobin bagi O2 dipengaruhi

oleh pH, suhu, dan dan konsentrasi 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG). 2,3-DPG

dan H+ bersaing denganO2 dalam pengikatan ke hemoglobin di deoksigenasi,


yang menurunkan afinitas hemoglobin bagi O2 dengan memindahkan posisi 4

rantai polipeptida (struktur kuatener).


Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi lain in vitro

atau in vivo, maka besi fero (Fe 2+) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe 3+),
yang membentuk methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia
ada didalam jumlah besar didalam sirkulasi, maka ia akan menyebabkan
pewarnaan kulit berwarna kehitaman yang menyerupai sianosis. Normalnya
timbul sejumlah oksidasi hemoglobin ke methemoglobin, tetapi system enzim
didalam eritrosit, system NADH-methemoglobin reduktase, mengubah
methemoglobin kembali ke hemoglobin.

Gambar
hemoglobin dewasa normal

Karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk


karbonmonoksi hemoglobim (karboksihemoglobin). Afinitas hemoglobin bagi
O2 jauh lebih rendah dibandingkan afinitasnya bagi karbon monoksida, yang

akibatnya menggeser O2 dari hemoglobin, yang mengurangi kapasitas darah

membawa oksigen.
 Sintesis Hemoglobin
Kandungan hemoglobin normal rata-rata 16 g/dl pada pria dan 14 g/dl
pada wanita, yang semuanya terdapat dalam eritrosit. Didalam badan pria 70
kg ada sekitar 900 g hemoglobin serta 0,3 g hemoglobin dirusak dan 0,3 g
disintesis setiap jam. Bagian hem dari molekul hemoglobin disintesis dari
glisin dan suksinil-KoA.

 Katabolisme Hemoglobin
Bila eritrosit tua dirusak di dalam system retikuloendotel, maka bagian
globin molekul hemoglobin dipecah dan hem diubah ke biliverdin. Pada
manusia, kebanyakan biliverdin diubah ke bilirubin dan diekskresikan ke
dalam empedu. Besi dari hem digunakan kembali untuk sintesis hemoglobin;
jika darah hilang dari badan dan defisiensi besi tidak dikoreksi, maka timbul
anemia defisiensi besi.

Gambar Hemoglobin

 Pemberi warna merah pada darah


Protein heme berfungsi dalam pengikatan dan pengangkutan O2, serta
fotosintesis. Gugus prostetik heme merupakan senyawa tetrapirol siklik, yang
jejaring ekstensifnya terdiri atas ikatan rangkap terkonjugasi, yang menyerap
cahaya pada ujung bawah spektrum visibel sehingga membuatnya berwarna
merah gelap. Senyawa tetrapirol terdiri atas 4 molekul pirol yang dihubungkan
dalam cincin planar oleh 4 jembatan metilen-α. Substituen β menentukan
bentuk sebagai heme atau senyawa lain. Terdapat 1 atom besi fero (Fe2+) pada
pusat cincin planar, yang bila teroksidasi, akan menghancurkan aktivitas
biologik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan sel darah (hemopoiesis) merupakan proses pembentukan
komponen sel darah, dimana terjadi Proliferasi, Maturasi dan Diferensiasi sel
yang terjadi secara serentak. Dimana sel-sel darah terdiri eritrosit , leukosit dan
trombosit. Sel-sel darah tersebut mempunyai peranan penting di dalam tubuh.
Diantaranya :
a) Eritrosit berfungsi membawa O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari
jaringan ke paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, eritrosit mengandung
protein khusus yaitu hemoglobin.
b) Leukosit berfungsi membawa makanan dari tempat penyerapan ke seluruh
tubuh, membawa bahan buangan dalam arah sebaliknya dan
mempertahankan tubuh dari benda asing yang berbahaya.
c) Trombosit berfungsi mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan
di dinding pembuluh darah.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss ; 2005 ; Kapita selekta hematologi ;

Jakarta ; Buku Kedokteran

Corwin EJ. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Dr. H. Mohamad Sadikin, DSc. ; 2001 ; Biokimia darah ; Jakarta ; Widya

Medika Hematologi klinik ringkas, Wahab AS. 1996. Ilmu Kesehatan Anak

Nelson. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai