Makalah
Oleh :
Ilham Maruf
1911E1082
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah “HEMATOPOESIS”, dengan tepat pada waktunya.
Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah
ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari
dosen pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik
dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan
dalam mengerjakan makalah ini.
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Hematopoiesis
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hematopoiesis adalah proses pembentukan komponen sel darah,
dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.Hematopoisis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang
artinya Darah dan “Poisis” yang artinya untuk membuat. Fungsi Hematopoisis
adalah memoroduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak atau mati.
Hematopoisis juga sering disebut sebagai sel-sel batang hematopoieteic.Pada
orang dewasa yang sehat, Sekitar 1011-1012 sel-sel darah baru diproduksi
setiap hari untuk mempertahankan tingkat tunak di sirkulasi perifer.
Haematopoietic sel induk (HSCS) berada di medula tulang (sumsum
tulang) dan memiliki kemampuan unik untuk menimbulkan semua jenis sel
darah yang berbeda matang. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum
tulang setelah minggu ke-20 masa embrionik.Dengan bertambahnya usia
janin,produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan
peranan hati dan limfa semakin berkurang.
Pembentukan sel darah berlangsung dalam 3 tahap yaitu :
a) Pembentukan di saccus vitellinus
b) Pembentukan di hati,kalenjar limfe dan limpa
c) Pembentukan di sumsum tulang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hematopoiesis
Hematopoiesis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang
artinya darah dan “Poiesis” yang artinya untuk membuat.Hematopoiesis
(Hemopoiesis) adalah proses pembentukan sel-sel darah dalam organ
pembentuk sel darah, terutama dalam sumsum tulang dan organ lainnyadimana
terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Asal mula semua sel darah berasal dari hemocytoblast yang kemudian
berkembang menjadi beberapa sel asal. Sel - sel darah kecuali limfosit dibentuk
di dalam sumsum tulang dada, iga, panggul serta pangkal tulang paha dan
lengan atas. Hemopoesis dimulai sejak fetus berada dalam kandungan, sejak
saat terjadinya Succus Vitellinus sebelum terjadi organ-organ lain. Fungsi
Hematopoisis adalah memoroduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak
atau mati. Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah
ini :
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
a) Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang
dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
b) Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada
limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari
hati. Disini menghasilkan Hb.
c) Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum
tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada
timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin,
mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor
perangsang hematopoietik.
Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning
telur), kemudian fase selanjutnya pada hepar dan lien, dan pada fase lanjut di
sumsum tulang Pada post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang.
Pada keadaan patologis (sumsum tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan
meningkat), pembentukan dapat terjadi di nodus limfatikus, lien, timus, hepar.
Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini disebut hematopoiesis ekstra
meduler.Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan normal juga
berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit.Unsur darah yang berbentuk
dapat dibagi dalam dua golongan menurut tempat berkembang dan
berdeferensiasi pada orang dewasa, yaitu Limfosit dan monosit. Limfosit
adalah sel-sel bulat dengan diameter yang berfariasi antara 6 sampai 8 mm,
walaupun beberapa diantaranya mungkin lebih besar.
Kantung kuning telur adalah tempat utama terjadinya hemopoiesis
pada beberapa minggu pertama gestasi. Sejak usia enam minggu sampai bulan
ke 6-7 masa janin, hati dan limpa merupakan organ utama yang berperan dan
terus memproduksi sel darah sampai sekitar 2 minggu setelah lahir. Sumsum
tulang adalah tempat yang paling penting sejak usia 6-7 bulan kehidupan janin
dan merupakan satu-satunya sumber sel darah baru selama masa anak dan
dewasa yang normal.
GAMBAR
Eritrosit Normal Dan Ukurannya
Fungsi Eritrosit
Fungsi utamanya adalah pengangkutan oksigen dan dengan tingkat
yang lebihr endah yaitu karbondioksida, ion hidrogen dalam darah. oksigen
yang didalamnya terdapat hemoglobin. Hemoglobin di dalamnya terdapat dua
bagian Globin suatu protein yang terbentuk dari rantai poplitida yang sangat
berlipat-lipat Gugusheme empat gugus protein yang mengandung besi.
Gambar sel darah merah
Eritropoiesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme
umpan balik. Ia dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan
dirangsang oleh anemia. Ia juga dirangsang oleh hipoksia dan peningkan
aklimatisasi ke tempat tinggi. Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu hormon
glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang terutama disekresikan
oleh ginjal. Setiap orang memproduksi sekitar 10 eritrosit baru tiap hari melalui
proses eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis
berjalan dari sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama
kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar
dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin
yang sedikit menggumpal.
Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas
yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga
mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah
muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan
hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin
inti menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut
didalam sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang masih
mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis hemoglobin
Gambar
sel-sel darah dalam hematopoiesis
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2
hari dalam sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari
sebelum menjadi matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang
seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda seluruhnya, adlah cakram
bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit
matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila
eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan
juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak
ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal.
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein
membran integral, dan suatu rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah
protein, 40% lemak, dan 10 % karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat pada
permukaan luar sedangkan protein dapat diperifer atau integral, menembus
lipid dua lapis.
2) LEUKOSIT
Leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah. Fungsi umum
leukosit sangat berbeda dengan eritrosit. Leukosit berfungsi membawa
makanan dari tempat penyerapan ke seluruh tubuh, membawa bahan buangan
dalam arah sebaliknya dan mempertahankan tubuh dari benda asing yang
berbahaya.Jumlah leukosit di dalam darah tidak sebanyak eritrosit. Leukosit
berda dalam jumlah antara 0,1-0,2% dari jumlah eritrosit. Leukosit tidak
diperlukan setiap saat oleh tubuh. Sel ini hanya diperlukan di tempat-tempat
terjadinya masalah dengan benda asing. Untuk melindungi tubuh dari serangan
benda asing di tempat tertentu, leukosit akan berada di tempat sel yang
diserang benda asing. Apabila benda asing tersebut cukup banyak atau
penangannannya memerlukan jangka waktu tertentu, sebagian dari leukosit
dapat memperbanyak diri dengan mitosis di luar jaringan sumsum tulang.
Gambar
sel darah merah dan putih
Fungsi leukosit
Fungsinya adalah suatu mobile dalam sistem pertahanan imun tubuh Leukosit
terbagi atas dua, yaitu :
Gambar komponen sel darah putih
a) Granulosit adalah sel yang memiliki granula. Sel ini terdiri atas tiga jenis :
Neutrofil
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap
infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri, aktivitas dan matinya
neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eusinofil
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan
demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberikan
reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang
menyebabkan peradangan.
b) Agranulosit adalah sel yang tidak memiliki granula. Sel ini terdiri atas
dua jenis :
Monosit
Monosit membagi fungsi pembersih vakum (fagositosis) dari
neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan yaitu memberikan
potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan
dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan
aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.
Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa.
Pembentukan Leukosit
Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel
stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain
sel-sel committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk
leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan
limfositik. Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang
berupa mieloblas, sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai
dengan sel muda yang berupa limfoblas.
Leukosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit,
disimpan dalam sumsum sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi.
Kemudian, bila kebutuhannya meningkat, beberapa faktor seperti sitokin-
sitokin akan dilepaskan. Dalam keadaan normal,granulosit yang bersirkulasi
dalam seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum.
Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. Sedangkan
limfosit sebagian besar akan disimpan dalam berbagai area limfoid kecuali
pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
3) TROMBOSIT
Trombosit disebut juga keping darah. Sebenarnya, trombosit tidak
dapat dipandang sebagai sel utuh karena ia berasal dari sel raksasa yang berada
di sumsum tulang yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya,
magakariosit pecah menjadi 3000-4000 serpihan sel, yang disebut trombosit.
Trombosit mempunyai bentuk cembung dengan garis tengah 0,75-2,25 mm.
Trombosit tidak mempunyai inti. Akan tetapi kepingan sel ini masih dapat
melakukan sintesis protein, walaupun sangat terbatas, karena di dalam
sitoplasma masih terdapat sejumlah RNA. Selain itu, trombosit masih
mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsi sebagai
cadangan energi dan 2 jenis granula, yaitu granula-alpha dan granula yang
lebih padat.
Umur trombosit antara 8 sampai 14 hari setelah terpecah dari sel
asalnya dan masuk darah. Konsentrasi trombosit di dalam darah antara 105
sampai 5.106/mL darah.
Trombosit juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh, tetapi fungsi
utamanya bukan terhadap benda asing. Trombosit berfungsi penting dalam
usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terjadi luka.
Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh tidak
mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda asing.
Sebagian trombosit akan pecah dan mengeluarkan isinya, yang berfungsi untuk
memanggil trombosit dan sel-sel leukosit dari tempat lain. Sebagian dari isi
trombosit yang pecah tersebut juga aktif dalam mengkatalisis proses
pembekuan darah, sehingga luka tersebut selanjutnya disumbat oleh gumpalan
yang terbentuk.
Pembentukan Trombosit
Gambar
Trombosit Proses Pembekuan Darah
Fungsi tombosit
Fungsi utamanya adalah berperan dalam proses pembekuan darah.
Trombosit juga mempunyai peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri
HEMOGLOBIN
Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata
merupakan hemoglobin, suatu protein dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin
suatu molekul globin yang dibentuk 4 subunit. Tiap subunit mengandung suatu
gugus hem yang dikonjugasi ke suatu poplipeptida. Hem merupakan turunan
porfirin yang mengandung besi. Polipeptida dinamai secara bersama-sama sebagai
bagian globin dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan polipeptida dalam tiap
molekul hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida dan 2
mengandung lainnya. Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A),
2 jenis polipeptida dinamai rantai α, masing-masingnya mengandung 141 gugusan
asam amino dan rantai β, yang masing-masingnya mengandung 146 gugusan
asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2. Tidak semua hemoglobin
juga mengandung 146 gugusan asam amino, tetapi 10 gugusan tersendiri berbeda
dari yang dalam rantai β.
Ada sejumlah kecil dari rantai 3 turunan hemoglobin A yang
berhubungan erat dengan hemoglobin A yang diglikolisasi. Salah satu dari ini,
hemoglobin A1c (HbA1c), mempunyai suatu glukosa yang dilekatkan ke valin
terminal dalam tiap rantai β dan mempunyai minat khusus karena jumlah
dalam darah meningkat didalam diabetes mellitus terkontrol buruk.
Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2
atau in vivo, maka besi fero (Fe 2+) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe 3+),
yang membentuk methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia
ada didalam jumlah besar didalam sirkulasi, maka ia akan menyebabkan
pewarnaan kulit berwarna kehitaman yang menyerupai sianosis. Normalnya
timbul sejumlah oksidasi hemoglobin ke methemoglobin, tetapi system enzim
didalam eritrosit, system NADH-methemoglobin reduktase, mengubah
methemoglobin kembali ke hemoglobin.
Gambar
hemoglobin dewasa normal
membawa oksigen.
Sintesis Hemoglobin
Kandungan hemoglobin normal rata-rata 16 g/dl pada pria dan 14 g/dl
pada wanita, yang semuanya terdapat dalam eritrosit. Didalam badan pria 70
kg ada sekitar 900 g hemoglobin serta 0,3 g hemoglobin dirusak dan 0,3 g
disintesis setiap jam. Bagian hem dari molekul hemoglobin disintesis dari
glisin dan suksinil-KoA.
Katabolisme Hemoglobin
Bila eritrosit tua dirusak di dalam system retikuloendotel, maka bagian
globin molekul hemoglobin dipecah dan hem diubah ke biliverdin. Pada
manusia, kebanyakan biliverdin diubah ke bilirubin dan diekskresikan ke
dalam empedu. Besi dari hem digunakan kembali untuk sintesis hemoglobin;
jika darah hilang dari badan dan defisiensi besi tidak dikoreksi, maka timbul
anemia defisiensi besi.
Gambar Hemoglobin
A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss ; 2005 ; Kapita selekta hematologi ;
Medika Hematologi klinik ringkas, Wahab AS. 1996. Ilmu Kesehatan Anak