SIROSIS
Disusun untuk memenuhi tugas Blok Sistem Gastrointestinal
Disusun oleh :
Kelompok 4 (kelas 1)
Shelly Leonia S
135070200131002
Komang Sanisca N
135070200131003
Uswatun Hasanah
135070200131004
Ely Fitriyatus S
135070200131009
Moh Yusron
135070200131010
135070201111001
135070201111002
135070201111003
135070201111004
135070201111005
Wahyuni
135070201111006
Ratna Juwita
135070201111007
Zahirotul Ilmi
135070201111008
135070201111009
135070201111010
1. Definisi
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laennec tahun 1819, yang berasal
dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena
perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati
dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan disorganisasi yang
difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi
jaringan mengalami fibrosis. Secara lengkap sirosis hati adalah suatu
penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan
seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur
dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang
mengalami regenerasi.
Sirosis hati adalah
sekelompok
penyakit
hati
kronik
yang
mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan
parut
sehingga
terjadi
penurunan
jumlah
jaringan
hati
normal
(Soemoharjo,2008)
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi
dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan
hilangnya sebagian besar fungsi hepar. Perubahan besar yang terjadi
karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik
(sel mast), regenerasi sel dan jaringan parut yang menggantikan sel-sel
normal. Perubahan ini menyebabkan hepar kehilangan fungsinya dan
distorsi strukturnya. Hepar yang sirotik akan menyebabkan sirkulasi
intrahepatik tersumbat (obstruksi intrahepatik). (Baradero, 2008)
Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi
arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodulnodul regenerasi sel hati yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal
(Sylvia A Price& Lorraine Wilson, 2002). Dengan kata lain pada sirosis
hepatisi ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul
(Tarigan P., dkk, 1981). Penyakit ini biasanya dimulai dengan adanya
proses peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan
d) Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orangorang muda dengan ditandai sirosis hepatis, degenerasi ganglia
basalis dari otak, dan terdapatnya cincin pada kornea yang berwarna
coklat kehijauan disebut Kayser Fleiscer Ring. Penyakit ini diduga
disebabkan defisiensi bawaan dan sitoplasmin.
e) Hemokromatosis
Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada 2 kemungkinan
timbulnya hemokromatosis, yaitu :
Penderita mengalami kenaikan absorpsi dari Fe sejak dilahirkan
Kemungkinan didapat setelah lahir (aquisita), misalnya dijumpai
pada penderita dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya
absorpsi dari Fe, kemungkinan menyebabkan timbulnya sirosis
hepatis.
f) Sebab-sebab lain
Kelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya
sirosis kardiak. Perubahan fibrotik dalam hati terjadi sekunder
sirosis ini, hepar membesar dan mengeras. Namun, pada tahap akhir,
hepar mengecil dan nodular (Baradero,2008)
2. Sirosis pasca nekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar
sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
Terjadi nekrosis yang berat pada sirosis ini karena hepatotoksin
biasanya berasal dari hepatitits virus. Hepar mengecil dengan banyak
nodul dan jaringan fibrosa. (Baradero,2008)
3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di
sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan
infeksi
(kolangitis).
Sedangkan,
menurut
baradero
(2008)
belum
terlihat
gejala-gejala
yang
nyata.
Stadium
sirosis
mikronoduler,
sirosis
alkoholik,
1
<2
>3.5
Tidak ada
2
2-3
2.8-3.5
Mudah
3
>3
<2.8
Sulit dikontrol
dikontrol
Gangguan neurologi
Tidak ada Minimal
Koma lanjut
Waktu protrombin (detik)*
<4
4-6
>6
Skor child pugh terdiri dari 5 variabel yang masing-masing dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu A, B dan C yang diberi skor 1, 2 dan 3 secara
berturut-turut, sehingga berdasarkan nilai total dari kriteria ini dapat
diklasifikasikan dalam 3 tingkatan yaitu tingkat child pugh A dengan skor 56, tingkatt child pugh B dengan skor 7-9 dan child pugh C dengan skor total
10-15. Sampai saat ini kriteria yang dipakai sebagai parameter dalam
upaya menentukan prognosis sirosis hatiadalah skor modifikasi child pugh.
Kriteria ini juga dapat dipakai untuk menilai keberhasilan terapi konservatif.
Prognosis sirosis hati berdasarkan skor kriteria child pugh yang
5. Faktor Resiko
Penyebab pasti dari sirosis hati sampai sekarang belum jelas,
tetapi sering disebutkan antara lain :
a. Faktor Kekurangan Nutrisi
Menurut Spellberg,
Fe.
Kemungkinan didapat setelah lahir, misalnya dijumpai pada
penderita dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi
sirosis
ke
dalam
limpa
dan
traktus
gastrointestinal
dengan
telangiektasis,
atau
dilatasi
arteri
superfisial
gastrointestinal
dan
pemintasan
(shunting)
darah
dari
bawah
merupakan
daerah
yang
sering
mengalami
pada
lokasinya.Karena
fungsinya
bukan
untuk
Kurang
lebih
25%
pasien
akan
mengalami
sirosis
hati
berdasarkan
pemeriksaan
laboratorium.
Urine
Dalam urine terdapat urobilnogen juga terdapat bilirubin bila penderita
ada ikterus. Pada penderita dengan asites , maka ekskresi Na dalam
urine
berkurang
urine
kurang
dari
meq/l)
menunjukkan
kehitaman.
Darah
Biasanya dijumpai normostik normokronik anemia yang ringan, kadang
kadang dalam bentuk makrositer yang disebabkan kekurangan asam
folik dan vitamin B12 atau karena splenomegali. Bilamana penderita
pernah mengalami perdarahan gastrointestinal maka baru akan terjadi
hipokromik anemi. Juga dijumpai likopeni bersamaan dengan adanya
trombositopeni.
Tes Faal Hati
Penderita sirosis banyak mengalami gangguan tes faal hati, lebih lagi
penderita yang sudah disertai tanda-tanda hipertensi portal. Pada
sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun. Pada orang
normal tiap hari akan diproduksi 10-16 gr albumin, pada orang dengan
sirosis hanya dapat disintesa antara 3,5-5,9 gr per hari. Kadar normal
albumin dalam darah 3,5-5,0 g/dL38. Jumlah albumin dan globulin
yang masing-masing diukur melalui proses yang disebut elektroforesis
protein serum. Perbandingan normal albumin : globulin adalah 2:1
atau lebih. 39 Selain itu, kadar asam empedu juga termasuk salah
satu tes faal hati yang peka untuk mendeteksi kelainan hati secara
dini.
Radiologi
(PTP)
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) banyak dimanfaatkan untuk mendeteksi
kelaianan di hati, termasuk sirosi hati. Gambaran USG tergantung
pada tingkat berat ringannya penyakit. Pada tingkat permulaan sirosis
akan tampak hati membesar, permulaan irregular, tepi hati tumpul.
Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG, yaitu tampak
penebalan permukaan hati yang irregular. Sebagian hati tampak
Pemberian
vitamin
serta
suplemen
gizi
untuk
membantu
pasien
Pemberian
penumpukan cairan
Pemberian vasopressin untuk mengatasi varises esophagus
antacid
untuk
mengurangi
distress
lambung
dan
Intubasi
esofagogastrik
dengan
kateter
multilumen
untuk
perdarahan tersebut
Lavase lambung sampai cairan yang mengalir keluar menjadi jernih,
lavase dilakukan dengan pemberian antacid dan antagonis histamine
varises esophagus
Parasentesis untuk
mengurangi
tekanan
intraabdomen
dan
pada
pembuluh
darah
yang
mencegah
perdarahan.
Ingatlah
pasien
untuk
tidak
Simptomatik
Suporatif, berupa :
- Istirahat yang cukup
- Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya : cukup
-
dengan furosemid.
Ensefalophaty hepatic, dapat diberikan obat-obatan sebagai berikut
(DEPKES RI, 2007) :
Obat
Lactulose
Dosis
Efek samping
15-30 ml per oral 2-4 X Flatulen, rasa tidak enak pada
sehari
Metronidazole
Neomycin
400-800
mg
perhari
dalam
dosis rasa
logam,
muntah,
terbagi
urikaria, pruritus
2-4 g per oral per hari Nausea, muntah, diare, reaksi
dalam dosis terbagi
kecap
alergi.
Dosis
Kontraindikasi
Dewasa :
Hipersensitifitas
- Oral, 250-500 mg
terhadap penicillin
setiap 6 jam.
Maksimal
gr
sehari.
- IM/IV, 500 mg 1gr
setiap 4-6 jam.
Efek samping
Reaksi
alergi,
anafilaksis, diare,
mual,
muntah,
nyeri
abdomen,
seperinfeksi
Anak-anak :
- Oral 7,5-25 mg/kg
setiap
jam
sampai
4gr
sehari
- IM/IV 10-25 mg/kg
setiap
jam,
maksimal
50
mg/kg setiap 4
Cefotaxime
jam
Dewasa : IV 1-2 gr Hipersensitifitas
setiap
8-12
maksimum
jam, terhadap
12
Pankreatitis,
penicillin, anafilaksis
gr sefalosporin
atau
sehari.
carbapenem
Anak-anak : Iv 2550 mg/kb setiap 8
Ceftriaxone
jam
Dewasa : IM/IV 1-2 Hipersensitivitas
gr satu kali sehari terhadap
(dalam
Pankreatitis,
penicilin, anafilaksis
dosis sefalosporin
atau
10. Pencegahan
Pencegahan sirosis yang disebabkan oleh konsumsi minuman
keras yang berlebihan dapat dilakukan dengan membatasi diri dalam
mengonsumsi minuman yang beralkohol. Berikut ini beberapa standar
ukuran konsumsi minuman keras.
Kadar minuman keras bagi pria adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir
berkadar alkohol 4,7 persen per hari.
kerusakan
fungsi
ginjal
dan
abnormalitas
sirkulasi
arteri
berat. Asites berat dengan jumlah cairan banyak menyebabkan rasa tidak
nyaman pada abdomen sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
g. Kanker Hati (hepatocellular carcinoma)
Sirosis yang disebabkan oleh penyebab apa saja dapat meningkatkan
risiko kanker hati utama/primer (hepatocellular carcinoma). Utama
(primer) merujuk pada fakta bahwa tumor berasal dari hati. Suatu kanker
hati sekunder adalah satu yang berasal dari mana saja didalam tubuh dan
menyebar (metastasis) ke hati.
Daftar Pustaka
Agustin, Destiana.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351501-PR-Destiana%20Agustin.
Soewignjo.
2008.
hepatits
Virus
B.
https://books.google.co.id/books?
id=OJcS5zw0XegC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false. diakses 25
Februari 2016 pukul 19. 40.
Soemoharjo, Soewignjo.2008.Hepatitis virus B.Jakarta: EGC.
Spellberg,
Shiff
.1998.
Faktor
Resiko
Sirosis
Hati.
Online
(http://repository.usu .ac.id/bitstream/123456789/31644/4/Chapter%20II.pdf).
Diakses pada 23 Februari 2016 pukul 15.45 WIB
Sujono, Hadi. (2002). Sirosis Hepatis dalam Gastroenterologi. Ed ke-7.
Bandung.
Sutadi, Sri. M. 2003. Sirosis Hepatitis. [online] : http://library.usu.ac.id.
Diakses pada 10 Maret 2016.
Tarigan, P., Zain LH., Saragih DJ., Marpaung B. (1981). Tinjauan
Penyakit Hati di Rumah Sakit Pringadi Medan. Semarang: FK UNDIP.