Disusun oleh :
Ainur Rahim 24041117124
Della Nelvin Diani 24041117132
Fahmi Nurrohman 24041117139
Imas Nurul Siti Kulsum 24041117147
Mushaafa Aziza Husna 24041117154
Nurfauzia Iriantika A. 24041117160
Roro Wajdilfarah 24041117168
Sovia Maryam 24041117175
Kelas/Kelompok : C/3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐
Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya
sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan
makalah ini.
Di dalam makalah ini Kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa Kami
sajikan, yang Kami tujukan untuk memenuhi salah satu tugas Kimia Klinik dengan
judul “Trombositopenia dan Leukositosis”. Dalam makalah ini Kami menjelaskan
pengertian, etiologi, gejala, pemeriksaan klinis.
Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini. Terutama kepada rekan satu
kelompok atas kerjasamanya, dan Dosen Kimia Klinik yang telah membimbing dalam
penyusunan makalah ini.
PENDAHULUAN
Sel darah putih (leukosit) tampak bening dan tidak berwarna, bentuknya
lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit.
Diameter lekosit sekitar 10 µm. Batas normal jumlah leukosit berkisar 4.000
– 10.000 / mm³ darah.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. Trombosit
Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram
dengan diameter 2-4 µm. Keping darah berasal suatu megakariosit yang terdapat
dalam sumsum tulang (Junqueira dan Carneiro, 1995).
Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, yaitu sel yang
sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang belakang yang
memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah
memasuki darah, khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru.
Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-350.000/µL
(Guyton dan Hall, 2007).
Prekursor megakariosit-megakarioblas, timbul dengan proses diferensiasi
dari sel asal hemopoitik. Megakariosit matang dengan proses replikasi
endomitotik inti secara sinkron, yang memperbesar volume sitoplasma saat
jumlah inti bertambah dua kali lipat. Pada tingkat bervariasi pada
perkembangan, terbanyak pada stadium 8 inti, replikasi inti lebih lanjut dan
pertumbuhan sel berhenti, sitoplasma menjadi granular dan selanjutnya
trombosit dibebaskan. Setiap megakariosit menghasilkan sekitar 4000 trombosit.
Interval waktu dari deferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit
sekitar 10 hari pada manusia (Hoffbrand, dkk., 2007).
Trombosit berperan penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan
jaringan bila terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam menutup luka, sehingga
tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindungi dari penyusupan benda
dan sel asing (Sadikin, 2001). Pada waktu bersinggungan dengan permukaan
pembuluh yang rusak, maka sifat-sifat trombosit segera berubah secara drastis
yaitu trombosit mulai membengkak, bentuknya menjadi irregular dengan
tonjolan-tonjolan yang mencuat dari permukaannya; protein kontraktilnya
berkontraksi dengan kuat dan menyebabkan pelepasan granula yang
mengandung berbagai faktor aktif; trombosit menjadi lengket sehingga melekat
pada serat kolagen; mensekresi sejumlah besar ADP; dan enzim-enzimnya
membentuk tromboksan A2, yang juga disekresikan ke dalam darah. ADP dan
tromboksan kemudian mengaktifkan trombosit yang berdekatan, dank arena sifat
lengket dari trombosit tambahan ini maka akan menyebabkan melekat pada
trombosit semula yang sudah aktif sehingga membentuk sumbat trombosit.
Sumbat ini mulanya longgar, namun biasanya dapat berhasil menghalangi
hilangnya darah bila luka di pembuluh darah yang berukuran kecil. Setelah itu,
selama proses pembekuan darah, benang-benang fibrin terbentuk dan melekat
pada trombosit, sehingga terbentuklah sumbat yang rapat dan kuat (Guyton dan
Hall, 2007).
B. Trombositopenia
Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana
trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-
350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007). Trombositopenia biasanya dijumpai
pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai
oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria).
Trombositopenia juga dapat terjadi selama masa kehamilan, pada saat tubuh
mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang menjalani
radioterapi dan kemoterapi (Hoffbrand dkk., 2007).
Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah
kegagalan produksi trombosit, peningkatan konsumsi trombosit, distribusi
trombosit abnormal, dan kehilangan akibat dilusi. Penggunaan obat-obat tertentu
juga dapat menyebabkan trombositopenia, salah satunya adalah kotrimoksazol.
Suatu mekanisme imunologis sebagai penyebab sebagian besar trombositopenia
yang diinduksi obat (Hoffbrand,dkk., 2007). Selain dari mekanisme tersebut,
pada penelitian sebelumnya kotrimoksazol digunakan sebagai obat untuk
membuat trombositopenia pada hewan uji mencit (Astukara, 2008). Mekanisme
sumbat trombosit sangat penting untuk menutup kerusakan kecil pada pembuluh
darah yang sangat kecil, trombosit berperan penting dalam proses ini. Pada
pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit seperti patekia atau
perdarahan mukosa mulut. Hal ini mengakibatkan hilangnya kemampuan tubuh
untuk melakukan mekanisme homeostatis secara normal (Guyton dan Hall,
2007).
C. Leukosit
D. Leukositosis
Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah
meningkat, melebihi nilai normal. Leukosit merupakan istilah lain untuk sel
darah putih, dan biasanya tertera dalam formulir hasil pemeriksaan laboratorium
atas permintaan dokter
Peningkatan jumlah sel darah putih ini menandakan ada proses infeksi di
dalam tubuh. Nilai normal leukosit adalah kurang dari 10.000/mm3
Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi.
Leukositosis adalah suatu respon normal terhadap infeksi atau peradangan.
Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anestesia atau
berolahraga, dan selama kehamilan.
2.2 Etiologi
A. Etiologi Trombositopenia
B. Etiologi Leukositosis
Infeksi :
Sel darah putih akan meningkat sebagai respon tubuh terhadap infeksi yang
disebabkan virus, bakteri, atau parasit untuk menghilangkan penyebab
infeksi.
Obat-obatan : seperti kortikosteroid dan lithium
Penyakit keganasan darah :
Leukimia merupakan penyakit keganasan darah dimana sel-sel induk yang
memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan dan tidak
terkendali.
Peradangan : seperti pada penyakit autoimun dan cedera
Alergi. :
Alergi akan merangsang tubuh untuk memproduksi eosinofil, yang
merupakan jenis sel darah putih akan meningkat untuk menghilangkan
alergen.
Reaksi stress fisik dan psikis
Iritasi. Zat iritan seperti asap rokok dan zat kimia lainnya
Kehamilan dan melahirkan :
Saat kehamilan, terutama trimester ke 3, jumlah sel darah putih akan
meningkat. Pada saat beberapa jam setelah melahirkan, sel darah putih akan
meningkat hingga 25.000 pada wanita sehat yang terjadi karena stress
melahirkan. Kedua hal ini normal terjadi, kecuali ada penyakit lain yang
menyertai.
2.3 Gejala Klinis Dan Stadium Klinis
A. Tombositopenia
Adanya partekhie pada ekstrematis dan tubuh
Menstruasi yang banyak
Pendarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
Muntah darah dan batuk darah
Pendarahan gastro Instestinal
Adanya darah dalam urin dan fases
Pendarahan serebral, terjadi 1-5% pada ITP
B. Leukositosis
Gejala leukositosis yang muncul pada penderitanya berbeda-beda,
tergantung penyebabnya. Namun secara umum, leukosit tinggi ditandai dengan
gejala-gejala di bawah ini:
Demam
Tubuh terasa letih dan lelah
Berkeringat pada malam hari
Lebih mudah mengalami memar dan perdarahan
Berat badan turun drastis
Kulit gatal-gatal dan muncul ruam
Sesak napas
A. Trombositopenia
1. Jenis Pemeriksaan
a) Cara Langsung
Darah dihisap dengan pipet eritrosit sampai angka 0,5. Kemudian dipipet
reagen Rees ecker atau Amonium oksalat 1% sampai angka 101. Dikocok
horizontal. Dibuang 3 tetes pertama, kemudian satu tetes pertama. Bilik hitung
diletakkan pada cawan petri yang dilapisi dengan kapas basah selama 10 menit
dan dihitung trombosit pada bilik hitung yang kecil 80 kotak. (Gandasoebrata,
1984).
b) Cara Tak Langsung
Ujung jari tangan diusap dengan kapas alcohol, biarkan kering.
Kemudian ditusuk degan lancet. Diambil darah kemudian dibuat apusan. Dicat
dengan pengecatan larutan giemsa, dihitung jumlah trombosit pada preparat
darah hapus. (Gandasoebrata, 1984).
2. Reagen yang digunakan
a. Larutan Rees ecker
Komposisi dari larutan Rees ecker terdiri dari : natrium sitrat 3,8
gran, brillian crescyl blue 0,1 gram, larutan formal dehida 40% 2ml,
aquadest ad 100 ml. Larutan pengencer ini tidak menghancurkan
eritrosit, larutan tersebut tidak tahan lama dan disimpan dalam lemari es
dalam botol yang ditutup gelas serta harus disaring sebelum dipakai.
b. Larutan Amonium Oksalat 1%
Komposisi dari larutan ammonium oksalat terdiri dari : Amonium
oksalat 1 gram, aquadest ad 100 ml. Larutan ini bersifat melisiskan
eritrosit. Larutan ini harus dibuat dengan menggunakan alat gelas yang
benar-benar bersih dan menggunakan air suling/ deionized water yang
segar. Setelah larutan selesai dibuat kemudian disimpan pada suhu 4oC.
3. Prinsip Kerja
Pemeriksaan trombosit menggunakan Rees ecker: darah diencerkan
dengan larutan Rees ecker dan jumlah trombosit dihitung di kamar
hitung.
Pemeriksaan trombosit menggunakan ammonium oksalat 1%: darah
diencerkan, dihitung jumlah trombosit dalam volume pengenceran
tertentu dan dikalikan dengan faktor perhitungan.
4. Kelebihan dan Kekurangan Larutan Rees ecker dan Amonium Oksalat 1%
Larutan Rees ecker
Kelebihan : trombosit lebih jelas terlihat
Kekurangan : - Harga Rees ecker lebih mahal
- Tidak dapat melisiskan eritrosit
- Dengan oengenceran kecil, eritrosit menumpuk
sehingga menutupi trombosit
Larutan Amonium Oksalat 1%
Kelebihan : - Dapat melisiskan eritrosit dan bayangan leukosit
lenyap
- Harga relatif lebih murah
B. Leukositosis
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium rutin :
a) Pemeriksaan Darah;
Darah lengkap, dilakukan untuk mengetahui adanya anemia, adanya
leukositosis. Leukositosis yang berlebihan ada kemungkinan leukemia,
terutama bila disertai anemia. Waktu perdarahan dan pembekuan, dilakukan
untuk mengetahui adanya gangguan pembekuan darah.
b) Pemeriksaan Urine;
Adanya leukosit dalam urine memungkinkan adanya infeksi kandung kemih
atau ginjal.
c) Kultur atau Bakteriologis
Dilakukan bila dipandang perlu untuk mengetahui infeksi
d) Laboratorium Khusus
Biopsy jaringan, pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan sitologi.
DAFTAR PUSTAKA