Anda di halaman 1dari 47

AUTOIMUNITAS

By:

FATMA SRI WAHYUNI


Definisi

Penyakit autoimun adalah:

suatu kelainan dengan ciri ketidakmampuan

sistem imun untuk membedakan sel atau

jaringan tubuh sendiri (self) dari sel atau

jaringan asing (nn-self), sehingga jaringan

tubuh sendiri dianggap antigen.


Akibatnya:

- timbul respon imun seluler: infiltrasi

atau perusakan jaringan oleh

limfosit T

- respon imun humoral: terbentuknya

antibodi
Beberapa teori yang dianut mengenai mekanisme terjadinya
penyakit ini:

1.Teori pemaparan antigen (sequestered antigen):

- selama antigen ini tidak terpapar pd sistem


imun, makatidak akan terjadi respon imun
terhadapnya.
- setiap peristiwa yg menyebabkan antigen itu
terpapar pada sistem imun dapat mencetuskan
terbentuknya antibodi, contoh: pembentukan
antibodi terhadap sperma, atau pembentukan
antibodi terhadap lensa mata.
- namun beberapa penelitian membuktikan
bahwa pemaparan saja tidak cukup untuk
mencetuskan pembentukan antibodi dgn
segera, hal ini terutama berlaku pada
pengenalan antigen yg melibatkan sel T,
dimana pemaparan antigen perlu disertai dgn
ekspresi antigen melalui APC (antigen
presenting cell) serta berbagai mediator yang
terlibat dalam respon imun.
2. Teori gangguan mekanisme homeostatik

 Merupakan teori yang banyak dianut pd saat ini. Dalam


teori ini, sel T dan sel B yang bersifat autoreaktif selalu
berada dalam keadaan normal, dimana tubuh
mempunyai mekanisme homeostatik melindunginya
terhadap rangsangan olah jaringan tubuh sendiri yg
tidak dikehendaki (self tolerance), melalui mekanisme
sbb:
- penyingkiran sel autoreaktif saat berkembang
- penekanan respons yang tidak dikehendaki untuk
terjadi
a. Reaksi silang dan molecular mimicry

 Autoantigen dapat berubah bila terjadi modifikasi


strukturnya, misalnya krn adanya gangguan sintesis
atau adanya perombakan akibat terbentuknya epitop
baru, sehingga sel T-penolong terpacu terpacu untuk
melancarkan autoreaktif. Perubahan lain karena
penggabungan autoantigen dg substansi dr luar spt
virus. (autoantigen=hapten)
 Reaksi yg sama dpt terjadi apabila ke dalam tubuh masuk
antigen yg mempunyai struktur molekul yang mirip dgn
autoantigen (molecular mimicry) sehingga terjadi reaksi
silang, contoh: antigen streptokokus, diduga memiliki struktur
molekul yang mirip dengan sel pada jaringan jantung,
sehingga dapt merangsang pembentukan antibodi thd
berbagai komponen miokard dan katup jantung yang
kemudian menyebabkan kerusakan pada jarinngan tersebut.
b. Gangguan mekanisme jaringan idiotip

 Reaksi auto imun dapt terjadi bila epitop pd virus


menunjukkan struktur yang sama dg idiotip pd
reseptor T atau B autoreaktif. Reaksi autoimun
dapat terjadi bila antivirus merangsang
terbentuknya antiidiotip yg bereaksi autoantibodi
thd reseptor virus.
 Virus yang menginfeksi sel yang dapat
memproduksi hormon, dapat menyulut
pembentukan antihormon, yg dapat merusak sel
yang bersangkutan.
c. Kesalahan ekspresi MHC kelas II

 Pemaparan autoantigen pada limfosit


tdk cukup untuk menimbulkan reaksi.
Perlu diiringi dgn penampilan MHC kelas
II, tanpa MHC kelas II, autoantigen tdk
dapat dideteksi oleh limfosit. Ekspresi
antigen MHC kelas II dapat diinduksi
oleh berbagai faktor, salah satunya:
virus.
d. Kegagalan mekanisme pengaturan
sistem penekanan

 Defek pada sistem penekanan= gangguan


pada homeostatik
 Kelainan pada T-supresor baik yang spesifik
atau nonspesifik terhadap antigen dapat
merangsang t-helper untuk bereaksi terhadap
self.
3. Stimulasi imunogenik
 Berbagai produk dr mikroba spt: lps, enzim
proteolitik, virus (EBV), dapat merangsang
limfosit membentuk antibodi poliklonal scr
langsung (tanpa memerlukan bantuan sel T
penolong. Stimulasi ini terjadi krn adanya
interaksi langsung dgn sel B, atau dgn cara
menginduksi sel T atau makrofag utk
mensekresi faktor non spesifik shg B
terangsang untuk membentuk autoantibodi
(IgM)
4. Teori genetik
 Faktor genetik berperan dan memudahkan
terjadinya penyakit autoimun. Penyakit
autoimun cenderung pd sejumlah anggota
keluarga tertentu, contoh tirotoksikosis lebih
sering dijumpai pada kembar identik
dbanding non-identik.
 Faktor genetik utama yang berkaitan dng
penyakit autoimun: MHC kelas II.
Patogenesis penyakit autoimun

Kerusakan jaringan terjadi dgn beberapa


mekanisme:
1. Kerusakan akibat destruksi sel
2. Kerusakan akibat pembentukan
komplek imun
3. Kerusakan akibat reaksi imunologik
seluler.
1. Kerusakan akibat destruksi
sel
 Kerusakan jaringan disebabkan reaksi
autoantibodi dgn struktur permukaan sel,
baik yg utuh maupun yang telah mengalami
modifikasi

 Destruksi biasanya terjadi bila ada


komplemen, spt yg tjd pada anemia hemolitik
autoimun.
2. Kerusakan akibat pembentukan komplek imun

 Kerusakan jaringan diawali dengan


pembentukan kompleks yaitu kompleks
autoantibodi-autoantigen yg kemudian
menyulut aktivitas komplemen, granulosit dan
monosit. Selanjutnya proses ini menyebabkan
kerusakan jaringan sistemik seperti SLE
(systemic lupus erithematosus ) maupu n
lokal spt pembentuka arthus pd rematoid.
3. Kerusakan akibat reaksi imunologik seluler

 Kerusakan jaringan terjadi karena sel T-


sitotoksik yang tersensitisasi merusak
sel atau jaringan secara langsung atau
melaui produksi limfokin oleh sel T yang
menyulut respon inflamasi.
Spektrum penyakit autoimun

1. Penyakit autoimun yang spesifik organ


(organ specific): diduga diawali proses inflamasi dalam
kelenjar endokrin. Sel inflamasi menghasilkan interferon dan
sitokin lain yg menginduksi ekspresi MHC kelas II pada
perukaan sel endokrin.
Kesalahan dalam ekspresi MHC kelas II atau pengenalan
kompleks MHC antigen oleh sel2x sistem imun secara tidak
tepat, mengakibatkan autoantigen dianggap sebagai benda
asing
 Kesalahan dalam ekspresi MHC kelas II
atau pengenalan kompleks MHC antigen
oleh sel2x sistem imun secara tidak
tepat, mengakibatkan autoantigen
dianggap sebagai benda asing
Penyakit autoimun spesifik organ:

1.Tiroiditis Hashimoto:

gambaran klinik

-pembesaran kelenjar dan kelainan fungsi

- keadaan ini terjadi karena adanya


peningkatan aktifitas sel T sitotoksik dan
produksi limfokin oleh limfosit T.

- jaringan yang terlibat adalah tiroid


 Pd penyakit ini dijumpai berbagai
autoantibodi: antimikrosom, anti-
tiroksin, dll.
 Besar kemungkinan, autoantibodi
dibentuk karena adanya kerusakan sel
akibat respon imun selular
2. Tirotoksis Grave’s

 Timbul sbg akibat produksi antibodi yang


merangsang tiroid.
 Terdapat ekspresi MHC kelas II pd
permukaan tiroid
 Merangsang produksi hormon tiroid
melalui sistem adenylase
 Salah satu antibodi yg dikenal: LATS
(long acting thyroid stimulator) atau
thyroid stimulating antibodi (TSAb).
 Antibodi ini dapat bereaksi dengan
reseptor TSH yg tdp pada permukaan
kelenjar tiroid = aktifitas yg sama yg
dihasilkan oleh rangsangan TSH
 Bukti lain bahwa TSAb dpt merangsang
produksi hormon tiroid adalah:
 TSAb-IgG dr wanita hamil penderita
penyakit Grave’s dpt melewati
plasenta>>> dpt menyebabkan hipertiroid
pd neonatus >>> akan sembuh bila
antibodi yg berasal dr ibu telah hilang krn
katabolisme.
 Ada dugaan bhw pembesaran kelenjar
tiroid pd penyakit Grave’s disebabkan
reaksi antara antibodi dgn reseptor
pertumbuhan (growth receptor)
>>>>sel kelenjar berproliferasi.
3. Tiroiditis Atrofik
 Berlawanan dg Grave’s: serum penderita
mengandung antibodi yg mampu
menghambat aktifitas TSH, shg pertumbuhan
dan fungsi tiroid terganggu.
 Dalam serum orang normal, tdp sejenis
imunoglobulin yg mampu merangsang
proliferasi kelenjar tiroid (thyroid
growth immunoglobulin= TGI)
 Serum penderita penyakit tiroiditis
atrofik dapat dijumpai anti-TGI yg
menghambat aktifitas TGI.
2. Penyakit autoimun yang
non-spesifik organ
1. SLE (systemic lupus erythematosus)
2. Artritis reumatoid
SLE (Systemic lupus
erythematosus)
 Manifestasinya: umumnya terjadi pd
berbagai organ dr jaringan diseluruh
tubuh dan terutama ditandai nya.
vaskulitis sistemik yg tdk diketahui
sebabnya.
 Krn faktor etiologik blm diketahui pasti
>>>diagnosa ditegakkan berdasarkan
sejumlah gejala klinik dan data labor.
Kriteria diagnostik SLE menurut ARA:

 Ruam pd muka menyerupai kupu2x


 Fotosensitivitas>> ruam kulit sbg akibat
reaksi berlebihan thd sinar matahari.
 Luka2x pd mulut (biasanya tdk terasa
sakit)
 Artritis mengenai 2/lebih sendi, bengkak
dan tersa sakit.
 Kelainan neurologik: kejang
 Kelainan ginjal (proteinuria)
 Penyakit SLE diduga disebabkan
multifaktor, terutama faktor genetik
memegang peranan penting.
 Hal ini disebabkan karena ternyata anti-
DNA sering dijumpai pd beberapa
anggota keluarga penderita SLE dan
bahwa 70% saudara kembar penderita
SLE dapat menderita kelainan yg sama.
 Pd penderita, dijumpai gangguan sistem
regulasi sel T dan sel B yg dapat
diinduksi oleh berbagai hal.
 Gejala awal yg menetap adlah:
adanya alergi terhadap antigen yang
umum.
 Hal ini diduga timbul akibat adanya inti
limfosit T yg menyebabkan limfopenia
dan kepekaan terhadap infeksi.
 Defisiensi sel Tpenekan merupakan
gangguan imunitas selular yg paling
menonjol.
 Sebaliknya sel B menjadi hiperaktif
karena tidak adanya pengendalian oleh
sel T penekan, atau aktifitas yang
berlebihan melalui pembentukan B-cell-
growth factor (BCGF).
 Hiperaktifitas sel B tdk selalu hrs
menyulut pembentuka anti-DNA, bila
tidak ada kelainan gen yg menyebabkan
sistem imun sgt responsif terhadap sel
antigen.
 Pd penderita SLE, ternyata bahwa
aktivasi sel B menyebabkan pembentukan
anti-DNA scr tidak terkendali.
 Komplek yang terbentuk dapat
mengaktivasi kompelemen yang
berakibat kerusakan jaringan misalnya
kerusakan pembuluh darah (vaskulitis),
kerusakan glomerulus dan kerusakan
jaringan lain.
 Apa yang dapat menyulut gangguan
pengendalian respon imun pd penderita
SLE?
 Salah satu hal yg dpt menyulut
manifestasi penyakit adalah pemaparan
thd sinar matahari (sinar UV).
 Hal ini terjadi karena sel-sel
Langerhan’s pada kulit yg tergolong
monosit dan makrofag, memproduksi
interleukin-1 yang merangsang sel T
penolong pd daerah yg terkena sinar
UV.
 Hal lain dapat menyulut manifestasi SLE
adalah bakteri, virus obat-obatan yg
dapat mengikat DNA misalnya isoniazid.
 Apa itu  Lupus?
 Lupus berasal dari bahasa Latin yang artinya serigala.
Nama ini pertama kali digunakan oleh dr Rogerius,
seorang dokter yang hidup pada abad ke-13. Ia
mengaitkan  ruam-ruam merah pasien yang
ditanganinya dengan gigitan serigala. Publikasi pertama
tentang penyakit ini baru terjadi  pada abad 18.
 Ada sebelas jenis lupus yang menyerang
manusia tapi hanya tiga yang memiliki
persentase terbanyak. Pertama, Cutaneus
Lupus atau discoid yang banyak memengaruhi
kulit. Kedua, Systemic Lupus Erythematosus
(SLE) menyerang organ tubuh seperti kulit,
persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah,
jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf.
 Lupus juga disebut great imitator, karena
begitu piawai menyerupai penyakit lain. Tak
mengherankan banyak dokter yang terkecoh
hingga salah mendiagnosis. Hampir seluruh
organ tubuh bisa terkena penyakit ini.
 Tak ada pengenalan dini yang mampu
mengidentifikasi penyakit ini. Penderita
dinyatakan positif setelah menjalani
serangkaian pemeriksaan laboratorium.
Namun ada gejala yang bisa dikenali ketika
lupus bersemayam di tubuh
Artritis reumatoid
 Ciri utama: adanya anti globulin yg
disebut faktor reumatoid, yaitu suatu
autoantibodi thd fragmen Fc dr IgG.
 Sebagian besar faktor reumatoid tdr
atas molekul IgG.
 Terbentuknya anti-IgG diduga
merupakan akibat autosensitisasi IgG.
 Anti-imunoglobulin (faktor reumatoid)
diproduksi sbg reaksi terhadap IgG yg
mengalami perubahan konfigurasi.
 Perubahan konfigurasi atau struktur IgG
telah terbukti disebabkan oleh
glikositasi abnormal pd fragmen Fc dr
IgG.
 Akibat perubahan struktur pf fragmen
Fc ini maka fragmen Fc IgG dianggap
asing shg menyulut pembentukan anti-
IgG.
 Diduga penyakit ini diawali oleh infeksi,
salah satu penyebabnya Epstein-Barr
(EBV), wlp bukti ke arah itu belum
nyata.
 Interaksi faktor reumatoid dgn Fc-IgG
dan C1q membentuk kompleks, yg bila
tdp pada sendi akan mengawali
terjadinya reaksi arthus.
 Penyakit autoimun lain yang penting untuk diketahui
adalah Arthritis Rematoid (RA). Karena setelah diteliti,
RA lebih banyak menyerang wanita dibanding laki-laki.
RA adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan
peradangan dalam persendian. Biasanya ditandai
dengan radang pada membran sinovial dan struktur-
struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
RA mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan
panas di sekitar sendi.
 Penyakit autoimun lain yang penting untuk diketahui
adalah Arthritis Rematoid (RA). Karena setelah diteliti,
RA lebih banyak menyerang wanita dibanding laki-laki.
RA adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan
peradangan dalam persendian. Biasanya ditandai
dengan radang pada membran sinovial dan struktur-
struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
RA mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan
panas di sekitar sendi.
 Enzim matrix metalloproteinase (MMP)
adalah enzim yang membantu
perkembangan embrio, perkembangan
psikologi seseorang dan reproduksi, serta
ditemukan pula pada RA. “Pada orang
normal, MMP3-nya itu berada di batas
yang wajar, tapi pada penderita RA enzim
ini berlebihan dan merusak sendi,

Anda mungkin juga menyukai