TINJAUAN PUSTAKA
Hematogenesis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang artinya darah
dan “togegesis” yang artinya untuk membuat. Hematogenesis (Hemopoiesis) adalah proses
pembentukan sel-sel darah dalam organ pembentuk sel darah, terutama dalam sumsum tulang
dan organ lainnyadimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak. Asal mula semua sel darah berasal dari hemocytoblast yang kemudian berkembang
menjadi beberapa sel asal. Sel - sel darah kecuali limfosit dibentuk di dalam sumsum tulang
dada, iga, panggul serta pangkal tulang paha dan lengan atas. Hemopoesis dimulai sejak fetus
berada dalam kandungan, sejak saat terjadinya Succus Vitellinus sebelum terjadi organ-organ
lain. Fungsi Hematogenesis adalah memoroduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak
atau mati. Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini :
a) Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah
HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
b) Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi
pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini
menghasilkan Hb.
c) Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar
limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup
terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi
terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit
T.Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya
adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah,
dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.
Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning telur),
kemudian fase selanjutnya pada hepar dan lien, dan pada fase lanjut di sumsum tulang Pada
post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang. Pada keadaan patologis (sumsum
tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan meningkat), pembentukan dapat terjadi di nodus
limfatikus, lien, timus, hepar. Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini disebut
hematopoiesis ekstra meduler.Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan normal juga
berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit.Unsur darah yang berbentuk dapat dibagi
dalam dua golongan menurut tempat berkembang dan berdeferensiasi pada orang dewasa,
yaitu Limfosit dan monosit. Limfosit adalah sel-sel bulat dengan diameter yang berfariasi
antara 6 sampai 8 mm, walaupun beberapa diantaranya mungkin lebih besar.
Kantung kuning telur adalah tempat utama terjadinya hemopoiesis pada beberapa
minggu pertama gestasi. Sejak usia enam minggu sampai bulan ke 6-7 masa janin, hati dan
limpa merupakan organ utama yang berperan dan terus memproduksi sel darah sampai sekitar
2 minggu setelah lahir. Sumsum tulang adalah tempat yang paling penting sejak usia 6-7
bulan kehidupan janin dan merupakan satu-satunya sumber sel darah baru selama masa anak
dan dewasa yang normal.
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitif
sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan
tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis.
a) Janin
Umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
Umur 2-7 bulan (hati, limpa)
Umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b) Bayi
Sumsum tulang
c) Dewasa
vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung proksimal
femur.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum
tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel
darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum
tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent
(totipotent) stem cell.
Sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel.
Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat
berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
a) Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro
dalam sumsum tulang.
b) Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya
adhesion molecule.
c) Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth factor, cytokine,
dan lain-lain.
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah
tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi
komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama
menimbulkan penyakit. Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini
adalah :
Cairan yang terdiri dari 90% air. sebagai medium bagi bahan-bahan yang dibawa oleh darah.
Plasma menyerap dan menyebarkan sebagian besar dari panas yang dihasilkan oleh proses
metabolisme dalam jaringan inorganik dan organik.
b. Sel-sel Darah
1) ERITROSIT
Eritrosit membawa hemoglobin didalam sirkulasi. Ia merupakan cakram
bikonkaf yang dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia, ia kehilangan intinya
sebelum memasuki sirkulasi. Untuk mengangkut hemoglobin agar berkontak erat
dengan jaringan dan agar pertukaran gas berhasil, eritrosit yang berdiameter 8 μm
harus dapat secara berulang melalui mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,5
μm, untuk mempertahankan hemoglobin dalam keadaan tereduksi (ferro) dan untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik walaupun konsentrasi protein (hemoglobin)
tinggi dalam sel. Perjalanan secara keseluruhan selama masa hidupnya yang 120 hari
diperkirakan sepanjang 480 km (300 mil). Untuk memenuhi fungsi ini, eritrosit adalah
cakram bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energy sebagai
adenosin trifosfat (ATP) melalui jalur glikolisis anaerob (Embden-meyerhof) dan
menghasilkan kekuatan pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai
nikotinamida adenine dinukleotida fosfat tereduksi (NADPH) melalui jalur pintas
heksosa monofosfat.
GAMBAR
Gambar
sel-sel darah dalam hematogenesis
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur,
terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah
muda seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya
menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam
darah apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular)
dan juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan
dalam darah tepi manusia yang normal.
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran
integral, dan suatu rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah protein, 40%
lemak, dan 10 % karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat pada permukaan luar
sedangkan protein dapat diperifer atau integral, menembus lipid dua lapis.
2). LEUKOSIT
Leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah. Fungsi umum leukosit
sangat berbeda dengan eritrosit. Leukosit berfungsi membawa makanan dari tempat
penyerapan ke seluruh tubuh, membawa bahan buangan dalam arah sebaliknya dan
mempertahankan tubuh dari benda asing yang berbahaya.Jumlah leukosit di dalam
darah tidak sebanyak eritrosit. Leukosit berda dalam jumlah antara 0,1-0,2% dari
jumlah eritrosit. Leukosit tidak diperlukan setiap saat oleh tubuh. Sel ini hanya
diperlukan di tempat-tempat terjadinya masalah dengan benda asing. Untuk
melindungi tubuh dari serangan benda asing di tempat tertentu, leukosit akan berada di
tempat sel yang diserang benda asing. Apabila benda asing tersebut cukup banyak atau
penangannannya memerlukan jangka waktu tertentu, sebagian dari leukosit dapat
memperbanyak diri dengan mitosis di luar jaringan sumsum tulang.
Gambar
sel darah merah dan putih
Fungsi Leukosit
Fungsinya adalah suatu mobile dalam sistem pertahanan imun tubuh Leukosit terbagi
atas dua, yaitu :
Gambar komponen sel darah putih
a) Granulosit adalah sel yang memiliki granula. Sel ini terdiri atas tiga jenis :
Neutrofil
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta
proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri, aktivitas dan matinya neutrofil
dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eusinofil
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian
meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberikan reaksi alergi dan
antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan
peradangan.
b) Agranulosit adalah sel yang tidak memiliki granula. Sel ini terdiri atas dua
jenis :
Monosit
Monosit membagi fungsi pembersih vakum (fagositosis) dari neutrofil, tetapi
lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan yaitu memberikan potongan
patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh,
atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga. Makrofag monosit
dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta
masuk ke dalam jaringan.
Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa
Pembentukan Leukosit
Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel stem
hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain sel-sel
committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk leukosit. Dalam
pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik.
Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa
mieloblas, sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel
muda yang berupa limfoblas.
Leukosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit,
disimpan dalam sumsum sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi.
Kemudian, bila kebutuhannya meningkat, beberapa faktor seperti sitokin-sitokin
akan dilepaskan. Dalam keadaan normal,granulosit yang bersirkulasi dalam
seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah
ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. Sedangkan limfosit
sebagian besar akan disimpan dalam berbagai area limfoid kecuali pada sedikit
limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
3) TROMBOSIT
Trombosit disebut juga keping darah. Sebenarnya, trombosit tidak dapat
dipandang sebagai sel utuh karena ia berasal dari sel raksasa yang berada di sumsum
tulang yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya, magakariosit pecah
menjadi 3000-4000 serpihan sel, yang disebut trombosit. Trombosit mempunyai
bentuk cembung dengan garis tengah 0,75-2,25 mm. Trombosit tidak mempunyai inti.
Akan tetapi kepingan sel ini masih dapat melakukan sintesis protein, walaupun sangat
terbatas, karena di dalam sitoplasma masih terdapat sejumlah RNA. Selain itu,
trombosit masih mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsi
sebagai cadangan energi dan 2 jenis granula, yaitu granula-alpha dan granula yang
lebih padat.
Umur trombosit antara 8 sampai 14 hari setelah terpecah dari sel asalnya dan
masuk darah. Konsentrasi trombosit di dalam darah antara 105 sampai 5.106/mL
darah.
Trombosit juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh, tetapi fungsi utamanya
bukan terhadap benda asing. Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk
mempertahankan keutuhan jaringan bila terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam
usaha menutup luka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan
terlindung dari penyusupan benda asing. Sebagian trombosit akan pecah dan
mengeluarkan isinya, yang berfungsi untuk memanggil trombosit dan sel-sel leukosit
dari tempat lain. Sebagian dari isi trombosit yang pecah tersebut juga aktif dalam
mengkatalisis proses pembekuan darah, sehingga luka tersebut selanjutnya disumbat
oleh gumpalan yang terbentuk.
Pembentukan Trombosit
Fungsi tombosit
Fungsi utamanya adalah berperan dalam proses pembekuan darah. Trombosit juga
mempunyai peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri.
Pembentukan Sel Darah Pada Sumsum Tulang dan Embrio (Eritropoesis) - Sel darah
merah merupakan komponen sel darah yang memiliki presentase paling banyak. Setiap
sentimeter kubik (cm3) darah manusia mengandung 5-6 juta sel ini dan sekitar 25 triliun sel
dalam 5 L darah dalam tubuh manusia. Sel tersebut bertanggung jawab dalam pengangkutan
oksigen dari sistem respirasi ke seluruh sel tubuh. Namun, sel yang begitu berguna ini tidak
memiliki inti sel dan mitokondria. Hal ini merupakan penyesuaian terhadap fungsi sel darah
merah itu sendiri. Sel darah merah mengandung 33% senyawa hemoglobin, suatu protein
yang berperan dalam pengikatan oksigen. Hemoglobin mengikat oksigen dengan membentuk
senyawa oksi-hemoglobin. Selain itu, hemoglobin juga akan mengikat limbah karbon
dioksida dengan membentuk karbamino-hemoglobin, namun hanya sedikit karbondioksida
yang diikat oleh hemoglobin. Sebagian besar karbondioksida dibawa oleh plasma darah
dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-). Ikatan karbonmonoksida dengan hemoglobin
membentuk karboksihemoglobin, memiliki ikatan yang lebih kuat dan menetap dibanding
dengan oksigen. Oleh karena itu akan mengganggu proses pengangkutan oksigen ke dalam
tubuh. Ukuran sel darah merah sangat kecil, sel darah merah memiliki diameter sekitar 12µm
(1µ= 10-6m). Dengan ukuran yang sangat kecil ini akan memaksimalkan pengikatan oksigen.
Semakin kecil ukuran sel darah merah maka akan semakin banyak oksigen yang dapat
diangkut. Sel darah merah memiliki bentuk bikonkaf, mencekung pada bagian tengah yang
membuat luas permukaan sel meningkat.
Keabsenan nukleus pada sel membuat sel darah merah kehilangan kemampuan dalam
bereproduksi. Pembentukan sel darah merah terjadi melalui proses eritropoesis yang
berlangsung di dalam sumsum tulang. Sel ini memiliki masa hidup yang pendek, sekitar 120
hari, maka sel akan beredar di dalam pembuluh darah, kemudian dirombak oleh makrofag.
Sel darah yang dalam proses pematangan memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu:
1. Ukuran: semakin matang, ukurannya semakin kecil
2. Rasio inti:sitoplasma. Semakin matang, rasionya semakin menurun. Hal ini menandakan
bahwa inti sel semakin mengecil saat sel darah semakin matang.
3. Karakteristik inti: a) semakin matang maka ukuran inti semakin kecil, b) kromatin muda
halus, lalu kasar, lalu lebih padat saat menuju ke arah matang, c) anak inti tidak terlihat
saat sel darah matang
4. Sitoplasma pada sel muda biru tua, tanpa granul.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembentukan sel darah dalam tulang (hematogenesis) merupakan proses pembentukan
komponen sel darah, dimana terjadi Proliferasi, Maturasi dan Diferensiasi sel yang terjadi
secara serentak. Dimana sel-sel darah terdiri eritrosit , leukosit dan trombosit. Sel-sel darah
tersebut mempunyai peranan penting di dalam tubuh. Diantaranya :
a). Eritrosit berfungsi membawa O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan
ke paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, eritrosit mengandung protein khusus
yaitu hemoglobin.
b). Leukosit berfungsi membawa makanan dari tempat penyerapan ke seluruh tubuh,
membawa bahan buangan dalam arah sebaliknya dan mempertahankan tubuh dari
benda asing yang berbahaya.
c). Trombosit berfungsi mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan di dinding
pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA
- A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss ; 2005 ; Kapita selekta hematologi ;
Jakarta ; Buku Kedoktera
- Dr. H. Mohamad Sadikin, DSc. ; 2001 ; Biokimia darah ; Jakarta ; Widya Medika
- Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC.