Anda di halaman 1dari 9

Hematopoiesis

Hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan


perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi proliferasi, maturasi
dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan peningkatan
atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan
sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi
menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia :
1. Embrio dan Fetus
-

Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel


mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun diganti organorgan lain.

Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan : Menurun dalam waktu
relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe

Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir, pembentukan di


sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit.

2. Bayi sampai dengan dewasa


Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi di hepar dan
limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain.
-

Hematopoiesis Meduler (N)


Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah sumsum tulang. Lebih dari 20
tahun : corpus tulang panjang berangsur angsur diganti oleh jaringan lemak
karena produksi menurun.

Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN)


Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal: Eritroblastosis foetalis, An.Peniciosa,
Thallasemia, An.Sickle sel, Spherositosis herediter, Leukemia. Organ organ
Ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar adrenal, tulang rawan, ginjal, dll.

Untuk kelangsungan hematopoesis diperlukan :


1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,
termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti
fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell.

Sel induk pluripotent mempunyai sifat :


a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah habis
meskipun terus membelah;
b. Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri;
c. Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsifungsi tertentu.
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi :
a. Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan
ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya
beberapa

jenis

sel.

Misalnya

CFU-GM

(colony

forming

unit-

granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit


dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis
sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi
eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang
menjadi granulosit.
2. Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk
tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi:

a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang


b) Sel-sel stroma :
-

Sel endotel

Sel lemak

Fibroblast

Makrofag

Sel reticulum

c) Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan.

3. Bahan-bahan pembentuk darah


Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :
-

Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.

Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.

Cobalt, magnesium, Cu, Zn.

Asam amino.

Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain

4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan
sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum
tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah yang
berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit. Zat-zat yang
berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :
a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :
-

Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)

Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)

Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)

Thrombopoietin

Burst promoting activity (BPA)

Stem cell factor (kit ligand)

b. Sitokin (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL9, IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti
limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang, seperti fibroblast dan
endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian
lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan kedua jenis sitokin
ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.

c. Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon yang dibentuk


diginjal khusus merangsang precursor eritroid.
d. Hormon nonspesifik
Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :
-

Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.

Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.

Glukokortikoid.

Growth hormon

Hormone tiroid

Macam macam hematopoiesis


1. Seri Eritrosit (Eritropoesis)
Perkembangan eritrosit ditandai dengan penyusutan ukuran (makin tua makin kecil),
perubahan sitoplasma (dari basofilik makin tua acidofilik), perubahan inti yaitu nukleoli
makin hilang, ukuran sel makin kecil, kromatin makin padat dan tebal, warna inti gelap.
Tahapan perkembangan eritrosit yaitu sebagai berikut :
a. Proeritroblas
Proeritroblas merupakan sel yang paling awal dikenal dari seri eritrosit. Proeritroblas
adalah sel yang terbesar, dengan diameter sekitar 15-20.;m. Inti mempunyai pola
kromatin yang seragam, yang lebih nyata dari pada pola kromatin hemositoblas, serta
satu atau dua anak inti yang mencolok dan sitoplasma bersifat basofil sedang. Setelah
mengalami sejumlah pembelahan mitosis, proeritroblas menjadi basofilik eritroblas.
b. Basofilik Eritroblas
Basofilik Eritroblas agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan diameternya rata-rata
10m. Intinya mempunyai heterokromatin padat dalam jala-jala kasar, dan anak inti
biasanya tidak jelas. Sitoplasmanya yang jarang nampak basofil sekali.
c. Polikromatik Eritroblas (Rubrisit)
Polikromatik Eritoblas adalah Basofilik eritroblas yang membelah berkali-kali secara
mitotris, dan menghasilkan sel-sel yang memerlukan hemoglobin yang cukup untuk
dapat diperlihatkan di dalam sediaan yang diwarnai. Setelah pewarnaan Leishman

atau Giemsa, sitoplasma warnanya berbeda-beda, dari biru ungu sampai lila atau abuabu karena adanya hemoglobin terwarna merah muda yang berbeda-beda di dalam
sitoplasma yang basofil dari eritroblas. Inti Polikromatik Eritroblas mempunyai jala
kromatin lebih padat dari basofilik eritroblas, dan selnya lebih kecil.
d. Ortokromatik Eritroblas (Normoblas)
Polikromatik Eritroblas membelah beberapa kali secara mitosis. Normoblas lebih
kecil daripada Polikromatik Eritroblas dan mengandung inti yang lebih kecil yang
terwarnai basofil padat. Intinya secara bertahap menjadi piknotik. Tidak ada lagi
aktivitas mitosis. Akhirnya inti dikeluarkan dari sel bersama-sama dengan pinggiran
tipis sitoplasma. Inti yang sudah dikeluarkan dimakan oleh makrofagmakrofag yang
ada di dalam stroma sumsum tulang
e. Retikulosit
Retikulosit adalah sel-sel eritrosit muda yang kehilangan inti selnya, dan mengandung
sisa-sisa asam ribonukleat di dalam sitoplasmanya, serta masih dapat mensintesis
hemoglobin. Retikulosit dianggap kehilangan sumsum retikularnya sebelum
meninggalkan sumsum tulang, karena jumlah retikulosit dalam darah perifer normal
kurang dari satu persen dari jumlah eritrosit. Dalam keadaan normal keempat tahap
pertama sebelum menjadi retikulosit terdapat pada sumsung tulang. Retikulosit
terdapat baik pada sumsum tulang maupun darah tepi. Di dalam sumsum tulang
memerlukan waktu kurang lebih 2 3 hari untuk menjadi matang, sesudah itu lepas
ke dalam darah.
f. Eritrosit
Eritrosit merupakan produk akhir dari perkembangan eritropoesis. Sel ini berbentuk
lempengan bikonkaf dan dibentuk di sumsum tulang. Pada manusia, sel ini berada di
dalam sirkulasi selama kurang lebih 120 hari. Jumlah normal pada tubuh laki laki
5,4 juta/l dan pada perempuan 4,8 juta/l. setiap eritrosit memiliki diameter sekitar
7,5 m dan tebal 2 m.
Perkembangan normal eritrosit tergantung pada banyak macam macam faktor,
termasuk adanya substansi asal (terutama globin, hem dan besi). Faktor-faktor lain,
seperti asam askorbat, vitamin B12, dan faktor intrinsic (normal ada dalam getah
lamung), yang berfungsi sebagai koenzim pada proses sintesis, juga penting untuk
pendewasaan normal eritrosit.
Pada sistem Eritropoesis dikenal juga istilah Eritropoiesis inefektif, yang dimaksud
Eritropoiesis inefektif adalah suatu proses penghancuran sel induk eritroid yang prematur

disumsum tulang. Choi, dkk, dalam studinya bahwa pengukuran radio antara retikulosit di
sumsum tulang terhadap retikulosit di darah tepi merupakan ukuran yang pentng untuk
bisa memperkirakan beratnya gangguan produksi SDM.
2. Seri Leukosit
a. Leukosit Granulosit / myelosit
Myelosit terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil yang mengandung
granula spesifik yang khas. Tahapan perkembangan myelosit yaitu :
1) Mieloblas
Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali dari seri
granulosit. Diameter berkisar antara 10-15m. Intinya yang bulat dan besar
memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua anak inti.
2) Promielosit
Sel ini agak lebih besar dari mielobas. Intinya bulat atau lonjong, serta anak
inti yang tak jelas.
3) Mielosit
Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit. Pada proses
diferensiasi timbul grnula spesifik, dengan ukuran, bentuk, dan sifat terhadap
pewarnaan yang memungkinkan seseorang mengenalnya sebagai neutrofil,
eosinofil, atau basofil. Diameter berkisar 10m, inti mengadakan cekungan
dan mulai berbentuk seperti tapal kuda.
4) Metamielosit
Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih kecil kemudian
berhenti

membelah.

Sel-sel

akhir

pembelahan

adalah

metamielosit.

Metamielosit mengandung granula khas, intinya berbentuk cekungan. Pada


akhir tahap ini, metamielosit dikenal sebagai sel batang. Karena sel-sel
bertambah tua, inti berubah, membentuk lobus khusus dan jumlah lobi
bervariasi dari 3 sampai 5. Sel dewasa (granulosit bersegmen) masuk sinusoidsinusoid dan mencapai peredaran darah. Pada masing-masing tahap mielosit
yang tersebut di atas jumlah neutrofil jauh lebih banyak daripada eosinofil dan
basofil.
b. Leukosit non granuler
1) Limfosit

Sel-sel precursor limfosit adalah limfoblas, yang merupakan sel berukuran


relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan mengandung kromatin yang
relatif dengan anak inti mencolok. Sitoplasmanya homogen dan basofil.
Ketika limfoblas mengalami diferensiasi, kromatin intinya menjadi lebih tebal
dan padat dan granula azurofil terlihat dalam sitoplasma. Ukuran selnya
berkurang dan diberi nama prolimfosit. Sel-sel tersebut langsung menjadi
limfosit yang beredar.
2) Monosit
Monosit awalnya adalah monoblas berkembang menjadi promonosit. Sel ini
berkembang menjadi monosit. Monosit meninggalkan darah lalu masuk ke
jaringan, disitu jangka hidupnya sebagai makrofag mungkin 70 hari.
3. Seri Trombosit (Trombopoesis)
Pembentukan Megakariosit dan Keping-keping darah
Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100m atau lebih). Inti berlobi secara
kompleks dan dihubungkan dengan benang-benang halus dari bahan kromatin. Sitoplasma
mengandung banyak granula azurofil dan memperlihatkan sifat basofil setempat.
Megakariosit membentuk tonjolantonjolan sitoplasma yang akan dilepas sebagai kepingkeping darah. Setelah sitoplasma perifer lepas sebagai keping-keping darah, megakariosit
mengeriput dan intinya hancur.

Anda mungkin juga menyukai