Anda di halaman 1dari 4

Jaringan Limfoid

Jaringan limfoid merupakan jaringan ikat yang ditandai dengan sejumlah besar limfosit. Jaringan ini berada bebas dalam
jaringan ikat regular atau dikelilingi simpai, yang membentuk organ limfoid. Jaringan limfoid pada dasarnya terbentuk dari sel-sel
bebas, biasanya dengan banyak jejaring serat retikuler kolagen tipe III yang menyangga sel. (Mescher, 2011)

Fungsi Sistem Limfoid


Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari
usus halus, dan berespon secara imunologis terhadap benda asing yang masuk. Respon imun timbul jika organisme mendeteksi
adanya patogen, yang dapat masuk ke dalam organisme dari mana saja. Karena itu, sel, jaringan, dan organ limfe terdistribusi luas
di tubuh. Sistem limfoid mencakup semua sel, jaringan, dan organ yang mengandung kumpulan sel imun yaitu limfosit. Sel sistem
imun terutama limfosit, tersebar di seluruh tubuh berupa sel tunggal, kumpulan sel terisolasi, nodulus limfoid tidak berkapsul di
jaringan ikat longgar sistem pencernaan, pernapasan dan reproduksi, atau sebagai organ limfoid berkapsul. Organ limfoid utama
adalah limfonodus, tonsil, timus, dan limpa. (Eroschenko, 2010)

Organ Limfoid
Gambaran umum memperlihatkan distribusi sistem limfoid berkapsul, limfonodus dan limpa (lien). Kapsul jaringan ikat
membungkus limfonodus dan membentuk trabecular ke dalam nodus. Setiap limfonodus mengandung korteks di bagian luar dan
medulla di bagian dalam.
- Korteks: anyaman serat retikuler dan agregasi limfosit bulat tidak berkapsul yang disebut nodulus limfoid. Beberapa
nodulus limfoid memperlihatkan daerah sentral terpulas lebih terang yaitu centrum germinativum.
- Medulla: mengandung korda medularis dan sinus medullaris. korda medullaris adalah anyaman serat retikuler yang terisi
oleh sel plama, makrofag, dan limfosit yang dipisahkan oleh saluran mirip kapiler yaitu sinus medullaris.
Limfe masuk ke limfonodus melalui pembuluh limfe aferen yang menembus kapsul melalui permukaan konveks. Limfe mengalir
melalui sinus medullaris dan keluar dari limfonodus di sisi berlawanan melalui pembulu limfe eferen.
Limpa (lien) adalah suatu organ limfoid besar dengan banyak pembuluh darah. Limpa dibungkus oleh kapsul jaringan ikat
yang membagi bagian dalamnya menjadi kompartemen-kompartemen tidak sempurna yaitu pulpa limpa. Limpa putih (pulpa alba)
terdiri dari agregasi limfoid yang mengelilingi pembuluh darah yaitu arteri centralis. Pulpa putih terletak di dalam pulpa merah yang
kaya darah. Pulpa merah (pulpa rulpa rubra) terdiri dari korda limpa dan sinusoid limpa (darah). Korda limpa (chorda splenica)
mengandung anyaman serat retikuler yang ditemukan makrofag, limfosit, sel plasma, dan berbagai sel darah. Sinus limpa adalah
saluran darah saling berhubungan dan mengalirkan darah limpa ke dalam sinus yang lebih besar dan akhirnya meninggalkan limpa
melalui vena lienalis
Kelenjar timus adalah organ limfoepitelial lunak berlobus yang terletak di mediastinum anterior bagian leher bawah.
Kelenjar ini paling aktif pada masa anak-anak, dan setelah itu mengalami involusi secara perlahan. Pada orang dewasa kelenjar ini
terisi oleh jaringan lemak. Kelenjar timus dibungkus oleh kapsul jaringan ikat, dan di bawahnya terdapat korteks berwarna gelap
dengan banyak anyaman ruang yang saling berhubungan. Ruang-ruang ini kemudian ditempati oleh limfosit imatur yang pindah ke
jaringan ini dari jaringan hematopoietik untuk mengalami pematangan dan diferensiasi. Sel epitel kelenjar timus membentuk
jaringan penunjang struktural untuk limfosit yang populasinya terus bertambah. Pada medulla yang berwarna lebih muda, sel epitel
membentuk kerangka kasar yang mengandung sedikit limfosit dan gelungan sel epitel yang bergabung untuk membentuk
corpusculum thymicum (Hassall). (Eroschenko, 2010)

Gambar:

1. Sediaan: Nodus lymphaticus


Pewarnaan: H.E.


Limfonodus perbesaran objektif 4X, Limfonodus perbesaran objektif 4X, terlihat


terlihat kapsul serta korteks nodulus-nodulus limfoideus
Limfonodus perbesaran objektif 10X, terlihat Limfonodus perbesaran objektif 20X, terlihat nodulus limfoid serta
nodulus limfoid serta centrum germinativum centrum germinativum, terlihat sel-sel limfoid, terlihat sinus

2. Sediaan: Nodus lymphaticus


Pewarnaan: Bielschowsky


Limfonodus perbesaran objektif 4X Limfonodus perbesaran objektif 10X

Limfonodus perbesaran objektif 20X, Limfonodus perbesaran objektif 40X,


terlihat jaringan ikat retikular serta centrim gemninativum terlihat jelas serat-serat jaringan ikat retikular

3. Sediaan: Lien manusia


Pewarnaan: H.E.
 


Lien perbesaran objektif 4X, Lien perbesaran objektif 4X, terlihat bagian jaringan ikattrabekular, pulpa alba beserta
terlihat bagian kapsul jaringan ikat centrum germinativum, pulpa merah dengan arteri pulpa serta sinus venosus
Lien perbesaran objektif 10X, terlihat pulpa alba dengan centrum germinativum, terlihat jaringan jaringan ikat trabekular, terlihat
pulpa merah dengan sinus venosus dan arteri pulpa, korda limpa

4. Sediaan: Glandula thymus anak-anak


Pewarnaan: H.E.

Kelenjar timus anak perbesaran objektif 4X, terlihat kapsul jaringan ikat serta trabekulat, terlihat lobulus

Kelenjar timus anak perbesaran objektif 10X Kelenjar timus anak perbesaran objektif 40X,
terlihat corpusculum thymicum (Hassall)

5. Sediaan: Glandula thymus dewasa


Pewarnaan: H.E.


Kelenjar timus dewasa perbesaran objektif 4X, Kelenjar timus dewasa perbesaran objektif 10X,
terlihat corpusculum thymicum (Hassall), jaringan lemak yang banyak terlihat jaringan lemak
6. Sediaan: Tonsilla palatina
Pewarnaan: H.E.


Tonsil palatina perbesaran objektif 4X, terlihat sel epitel berlapis gepeng tanpa keratin, nodulus limfoideus dengan centrum
germinativum, trabecular yang berasal dari kapsul di bagian bawah (gambar a), kriptus tonsil

Tonsil palatina perbesaran objektif 10X, terlihat sel epitel berlapis gepeng Tonsil palatina perbesaran objektif 40X
tanpa keratin, nodulus limfoideus dengan centrum germinativum

Sumber:

Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Alih bahasa, Frans Dany. Jakarta: EGC.

Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 11. Alih Bahasa Brahm U. Pendit. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai