Anda di halaman 1dari 2

Hidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh jaringan

tulang, kartilago, otot dan jaringan pengikat. Pada kulit yang menutupi bagian luar hidung
diketemukan Glandula sebacea dan rambut-rambut halus. Kulit ini melanjutkan diri melalui
nares untuk melapisi vestibulum nasi.
Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung).
Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Di
daerah vestibulum nasi ini banyak rambut yang bersifat kaku yang berfungsi untuk
menghalangi debu dan kotoran yang ikut dihirup. Pada sisa cavum nasi yang lain dilapisi oleh
epitel silindris semu berlapis bersilia dengan banyak kelenjar mucosa ( sel piala). Pada fosa
nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka
(superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior
ditutupi oleh epitel
respirasi, sedangkan konka
superior ditutupi oleh
epitel olfaktorius yang
khusus untuk fungsi
menghidu/membaui. Di
bawah epitel yang
menutupi concha nasalis
inferior banyak plexus
venosus yang berguna
untuk memanasi udara
yang lewat.
Organon olfactorius Merupakan reseptor rangsang bau yang terletak pada ephitelium
olfactorius. Epitelnya merupakan epitel silindris semu berlapis dengan 4 macam sel:

 Sel penyokong
(sustentakuler)
Sel ini berbentuk
langsing, di dalam
sitoplasmanya tampak
adanya berkas-berkas
tonofibril dan jelas tampak
terminal bar. Pada
permukaannya tampak
banyak mikrovili yang
panjang yang terpendam
dalam lapisan lender.
Kompleks golgi yang kecil
terdapat pada bagian puncak
sel. Di dalamnya juga
terdapat pigmen coklat yang
memberi warna pada epitel
olfactory tersebut.
 Sel brush
Sel ini juga terdapat pula di epitel pernafasan. Sel besar, memiliki mikrovili
pendek & kasar di permukaan apikalnya. Bagian basal sel bersinaps dgn serabut
saraf yg berasal dari N. Trigeminus (N.V). Fungsi : transduksi sinyal sensorik yg
nantinya dpt menstimulasi mukosa.
 Sel Basal
Sel ini berbentuk kerucut rendah dengan tonjolan tersusun selapis dan berinti
gelap.
 Sel Olfactoori.
Sel ini terdapat diantara sel-sel penyokong sebagai sel syaraf yang berbentuk
bipolar. Bagian puncak sel olfactory membulat dan menonjol merupaka dendrite
yang meluas sebagai tonjolan silindris pada permukaan epitel. Bagian basal
mengecil menjadi lanjutan sel halus yang tidak berselubung myelin.
Bagian yang membulat di permukaan disebut vesicular olfactorius, dari bagian
yang menonjol ini timbul tonjolan yang berpangkal pada corpuscullum basale
sebagai cilia olfactory yang tidak
dapat bergerak. Ujung cilia inilah
yang merupakan komponen indra
pembau dan dapat menerima
rangsang.
Dalam lamina propria area olfaktori terdapat
sel-sel pi gmen, sel limfosit, anyaman
pembuluh darah dan kelenjar tubulo-alveolar
sebagai Glandula Olfactorius Bowmani, yang
berfungsi menghasilkan sekrit yang menjaga
agar epitel olfactory tetap basah dan bersih.

Proses perangsangan oleh odorantpada


epitel olfaktorius
Molekul odorant  larut dlm mukus olfaktori
 interaksi dgn reseptor olfaktori 
menimbulkan potensial aksi  smp di bagian
basal sel (daerah aksonal) yg bersinaps dgn sel
dari N. Olfaktorius.

Anda mungkin juga menyukai