Klarifikasi istilah
1. Perut sebah : nyeri perut akibat penumpukan gas dlm usus
2. Sklera ikterik : sklera berwarna kekuningan
3. Birilubin indirect : bilirubin yg masih melekat pada albumin, tidak larut air, peningkatan
kadar bilirubin berarti peningkatan dekstruksi eritrosit
4. Bilirubin total : produk hasil metabolisme Hb yang digunakan untuk memonitor
kegagalan fungsi hati atau kandung empedu. Bilirubin dirict + indirect. Normal = 0,3 – 1,9
mg/dl.
5. Obat hepatoprotektor : senyawa berkhasiat yg dapat melindungi sel hati thdp pengaruh
zat toksik yg merusak sel hati dengan detoksifikasi senyawa racun baik yg masuk dari
luar maupun dari tubuh pada proses metabolisme meningkatkan metabolisme hati yg
rusak, anti radang, dan imunostimulator.
6. Ig m anti HAV dan ig G anti HAV : ANTI HAV : ANTIBODI YG DIBENTUK TUBUH UNTUK
PELAWANAN HAV (HEPATITIS A VIRUS). Anti hav ada 2. Ig m anti hav : antibodi yg
pertama kali terdeteksi dlm darah sebagia tanda peradangan akut dan tidajk terdeteksi
3-6 bulan infeksi hav. Ig G anti HAV : antibodi yg terdeteksi setelah virus tertangani dan
bertahan bertahun-tahun.
7. SGOT SGPT : enzim yg dihasilkan sel hepar, sebagai indikator pemeriksaan fungsi hepar,
meningkat bila sel hepar rusak.
8. Hepatitis A stadium ikterus : hepatitis : peradangan harti akibat virus yg menyebabkan
nekrosis. Hepatitis A : peradangan karena infeksi virus HAV yang ditularkan melalui fekal
oral. Peradangan pada sel hati harena virus HAV, muncul ikterus setelah 5-10 hari, jarang
terjadi mual muntah, nyeri otot, tapi terjadi perubahan klinis.
9. HbsAg : antIgen pada permukaan virus hepatitis B
B. Batasan Masalah
1. Anatomi dan fisiologi hepar dan kantung empedu
Hepar : organ paling besar di tubuh manusia, hipokondria kanan – hipokondriaka kiri.
Permukaan atas dibawah diafragma. Difiksasi tekanan intraabdominal. Dibungkus
peritoneum kecuali di daerah posterior superior yg berdekatan vena cava inferior. Yg
tidak diliputi peritonium (bare area). Ada lobus kiri dan kanan yg dipisahkan ligamentum
falciform. Lobus kanan lebih besar dari kiri
Di supply v.porta hepatica dan a.hepatica
Macam ligamentum : L.falciparum (menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen
antara umbilikus dan diafragama) L.teres hepatik, L.gastrohepatica, dan
L.hepatododenalis, L.coronaria, L.triangularis
Fungsi :
- Regulasi glukosa darah dengan produksi glikogen yg disimpan di hepatosit
- Sintesis protein
- Menyimpan vit D dan zat besi
- Metobolisme obat
- Detoksifikasi
- Prodksi empedu
- Membentuk dan mengkekskresi empedu
Kandung empedu : kantung berongga yg mirip pear di lobus kanan hati. Membentuk 2
saluran yang keluar melalui bawah hati = ductus hepaticus dekstra dan sinistar. Bersatu
jadi ductus hepaticus comunis bergabung ductus cisticu ductus coleodocus
bersatu dengan ductus pankreaticus ampula vater ( bagian yang melebar) usus
halus
Fungsi ;
- Menyimpan dan memekatkan empedu
2. Patofisiologi Hepatitis A
Kontaminasi virus (sanitasi buruk, makanan yg bervirus) masuk fekal oral
perdangan hepar ada 3 mekanisme
a. Demam
b. Gangguan suppy darah pada sel hati ; kerusakan sel parenkim hati dan ductus
empedu. 1) gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein glikogenesis,
glukoneogenesis menurun, glukosa darah turun lelah 2) obstuksi hati ekskresi
empedu terganggu retensi bilirubiun bilirubin darah ningkat ikterik mata.
Diekskresi ke ginjal nanti urin coklat, gangguan ekskersi di feses nanti warnanya
pucat
c. Hepatomegali
Mendesak organ intraabdominal
- Mendesak lambung hcl ningkat mual muntah anoreksia, mulut pahit
- Perasaan tidak nyaman di kudaran kanan atas, nyeri abdomen
3. Metabolisme bilirubin
Penghancuran eritrosit setelah 120 hari oleh sistem retikulo endotel heme dan
globin. Globin terdegradasi jadi asam amino sebagai pembentukan protein lain. Heme
mengalami oksidasi melepaskan CO dan besi jadi biliverdin. Biliverdin reduktasi
mereduksi biliverdin jadi bilirubin indirect (tempatnya dilimpa dibantu makrofag) di
plasma berikatan dengan albumin ke sel hati dikonjugasi asam gllukoronat (di
hati) bilirubin direct ke saluran empedu dan saluran cerna di sal.cerna
dihidrolisis bakteri usus urobilinogen yg keluar tinja (sterkobilin) dan ada yg diserap
darah dan dibawa ke hati.
4. Transmisi hepatitis A
5. Etiologi dan faktor resiko hepatitis A
a. Etiologi : virus hepatoitis A (VIRUS rna). Serat tunggal beratnya 2,5-2,28 x 106
dalton. Bentuk simetris ikosahedral, D = 27-32 nm, banyak pada anak dan dewasa
muda, pada musim gugur dan dingin meningkat, genus virus : hepatovirus dan dari
family piconavirus
6. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
a. SGOT (AST) : enzim yg dihasilkan hepatosit di hepar. Selain itu di otot jantung, ginjal.
Di hepar dihasilkan sebagian besar oleh mitokondria dan sebagian kecil oleh
sitoplasma hepatosit. Half life pemeriksaan : 17 jam. AST sebagai marker penyakit
hepar kronis karena peningkatan AST berarti terjadi kerusakan mitokondria dan
sitoplasma . Normal : < 37 U/L
b. ALT (SGPT) : spesifik di hepar. Lebih banyak daripada di sel lain. Aktivitas di
sitoplasma hepatosit. Half life : 47 jam. Kalau terjadi peningkatan lebih lama dari
AST. Marker penyakit hepar akut. Normal < 47 U/L. ALT lebih meningkat dari AST
pada penyakit hepatitis viral, hepatitis aktif kronis, dan kolestasis. Untuk
menentukan penyakit hepar akut apa kronis pakai rasio deritis. Rumus = AST/ALT.
HASIL < 1 = penyakit hepar akut, > 1 = kronis
Hepatitis b :
- Dilihat jalurnya. Darah dihindari dari jalur ini. Potong rambut siletnya pakai
sendiri, jarum harus steril.
- Vaksin
- Tranfusi darah harus steril
SASBEL :