Anda di halaman 1dari 2

Histologi Cavum Nasi

Rongga hidung kiri dan kanan terdiri atas dua struktur: vestibulum di luar dan
rongga hidung (atau fossa nasalis) di dalam. Kulit hidung memasuki nares (cuping
hidung) yang berlanjut ke dalam vestibulum dan memiliki kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan vibrisa (bulu hidung) yang menyaring partikel-partikel besar dari
udara inspirasi. Vestibulum adalah bagian paling anterior dan paling lebar di setiap
rongga hidung. Rongga hidung berada di dalam tengkorak berupa dua bilik
kavernosa yang dipisahkan oleh septum nasi oseosa. Dari setiap dinding lateral,
terdapat tiga tonjolan bertulang (Gambar 17–1) mirip rak yang dikenal sebagai
conchae. Mukosa menutup conchae ini dan bagian lain dari dinding rongga hidung
yang memiliki lamina propria dengan peran penting dalam mendinginkan udara
terhirup. Sebuah pembuluh darah yang kompleks dengan putaran kapiler dekat
permukaan epitel membawa darah ke arah aliran udara untuk aliran udara
terinspirasi dan untuk melepaskan panas agar menghangatkan udara yang yaitu
dilembabkan dengan air dilepaskan dari kelenjar seromukosa kecil. Lapisan tipis
lendir yang dihasilkan oleh kelenjar ini dan sel-sel goblet juga berfungsi untuk
menangkap partikel dan kotoran udara gas yang kemudian dibersihkan.
Immunoglobulin A (IgA) dari sel plasma di lamina propria ini juga nampak di sekret
hidung. Concha media dan inferior ditutupi dengan epitel pernapasan; langit-langit
rongga hidung dan conchae superior ditutupi dengan epitel penciuman khusus.
A. Epitel Respiratorius
Sebagian besar rongga hidung dan jalur sistem pernafasan sebagian
dilapisi dengan mukosa memiliki epitel kolumnar bersilia pseudostratifid,
umumnya dikenal sebagai epitel pernapasan. Epitel ini sedikitnya memiliki
lima jenis sel, yang kesemuanya menyentuh membran basal yang tebal:
 Sel kolumnar bersilia yang paling banyak, masingmasing dengan 250-
300 silia pada permukaan apikalnya.
 Sel goblet juga banyak dijumpai di sejumlah area epitel respiratorik,
yang terisi di bagian apikalnya dengan granula glikoprotein musin.
 Sel sikat (brush cells) adalah jenis sel kolumnar jauh lebih sedikit, di
mana permukaan apikal kecil dan jarang, mikrovili tumpul. Sel sikat
reseptor kemosensori menyerupai sel gustatoris, dengan komponen
transduksi sinyal yang sama dan kontak sinaptik dengan ujung saraf
aferen pada permukaan basal.
 Sel granula kecil (atau sel Kulchitsky) juga sulit ditemukan pada sediaan
rutin, tetapi memiliki banyak granula padat diameter 100-300 nm. Seperti
sel-sel enteroendokrin dari usus, adalah bagian dari sistem
neuroendokrin difus. Seperti sel sikat, sel-sel ini hanya mewakili sekitar
3% dari sel-sel di epitel pernapasan.
 Sel basal, yaitu sel bulat kecil pada membran basal tetapi tidak meluas
sampai permukaan lumen epitel, merupakan sel punca yang
membentuk jenis sel lain.

B. Epitel Olfactorius
Kemoreseptor olfaktorius terletak di epitel olfaktorius, yaitu regio
khusus membran mukosa concha superior yang terletak di atap rongga
hidung. Pada manusia, luasnya sekitar 10 cm2 dengan tebal sampai 100
μm. Epitel ini merupakan epitel bertingkat silindris yang terdiri atas tiga jenis
sel.
 Neuron olfaktorius adalah neuron bipolar yang berada di seluruh
epitel ini. Ujung dendrit setiap neuron bipolar merupakan ujung apikal
(luminal) sel dan memiliki tonjolan dengan sekitar lusinan badan
basal. Dari badan basal tersebut, silia panjang nonmotil menonjol
dengan aksonema tetapi memiliki luas permukaan yang bermakna
untuk kemoreseptor membran. Reseptor tersebut berespon terhadap
zat pembau dengan menimbulkan potensial aksi di sepanjang akson
(basal) neuron. Akson meninggalkan epitel dan bersatu di lamina
propria sebagai saraf yang sangat kecil yang kemudian melalui
foramina di lamina cribriformis ossis ethmoidalis ke otak. Ditempat
tersebut, saraf ini membentuk saraf kranial I, nervus olfaktorius.
 Sel penyongkong berbentuk kolumnar dengan apeks silindris dan
dasar yang lebih sempit. Pada permukaan bebasnya terdapat
mikrovili, yang terendam dalam selapis cairan. Kompleks tautan yang
berkembang baik mengikat sel-sel penyongkong ada sel-sel olfaktori
di sebelahnya. Peran suportif sel-sel ini tidak begitu dipahami, tetapi
sel tersebut memiliki banyak kanal ion dengan fungsi yang
tampaknya diperlukan untuk memelihara lingkungan mikro yang
kondusif untuk fungsi penghidu dan ketahan hidup.
 Sel-sel basal adalah sel kecil, sferis atau terbentuk kerucut dan
membentuk suatu lapisan di lamina basal. Sel-sel ini adalah sel
punca untuk kedua tipe sel lainnya.

Anda mungkin juga menyukai