RESPIRATORY
SYSTEM
Amanah s.si.,m.si.med
Immunology and tropical disease
SISTEM RESPIRASI
Asinus serosa pada kelenjar serosa terdiri dari sel-sel yang kecil Asinus mukosa pada kelenjar mukosa terdiri dari sel-sel yang lebih
besar
Asinus serosa memiliki lumen yang kecil Asinus mukosa memiliki lumen yang lebih luas
Pada pewarnaan HE tampak Warna lebih terang Warna lebih pucat(dikarenakan lender yang dihasilkan yang lebih
(dikarenakanlendir yang lebih berair dan tidak tebal ) tebal dan kental )
Inti sel serosa ditempatkan di ketiga basal Sel mukosa inti sel nya rata di dekat basal
Interdigitasi antara sel serosa padat/ berdekatan Interdigitasi antara sel serosa tidak padat
• Tulang rawan hialin : HISTOFISIOLOGI
- Mencegah kolaps lumen menjamin masuknya
udara ke paru-paru.
• Serabut elastis
- Terdapat dalam lamina propria, berjalan longitudinal.
- Jumlah berbanding terbalik dengan diameter lumen.
Bronkhiolus mempunyai serabut elastis lebih
banyak dari pada trakhea.
• Otot polos :
- Terdapat mulai dari trakhea sampai ductus alveolaris
- Kontraksi otot polos menyebabkan lumen mengecil.
- Mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi
. Lapisan Lamina propia (kelenjar seromukosa, noduli
limfatisi, sel mast dan sel plasma)
-menghasilkan antibody oleh sel plasma IgA, IgE, IgG
(melindungi mukosa hidung melawan antigen yang
terhirup)
epitel silindris pseudokomplek bersilia.
kelenjar Bowman’s
• Epitel :
- Epitel kolumner pseudokompleks bersilia bergoblet.
- Jumlah sel goblet berkurang pada bronkhus yang lebih kecil.
- Sel goblet tidak ada pada bronkhiolus terminalis, tapi silia
masih ada.
- Silia mencegah mukus tertimbun dalam bagian respirasi. Mukus
didorong silia kearah laring dan dibatukan.
- Tipe sel epitel : sel kolumner bersilia, mukus goblet, brush sel,
basal sel.
RONGGA HIDUNG
• T.d 2 struktur : - Vestibulum.
- Cavum nasi.
• Vestibulum :
- Bagian rongga hidung paling anterior yg melebar.
- Permukaan nares anterior terdapat : banyak kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat, rambut pendek dan tebal
yg berperan untuk menyaring partikel dari udara inspirasi
- Pada bagian posterior epitel gepeng menipis, rambut
dan kelenjar sebasea menghilang.
CAVUM NASI
• Mukosa cavum nasi disebut membrana Schneidern.
• Epitel kolumner pseudokomplek bersilia bergoblet.
• Tunika propria : kelenjar seromukus, serabut kolagen dan elastis, pembuluh darah,
limfosit plasma sel, makrofag, granulosit dan limfonoduli.
• Dinding lateral : dibatasi lempeng concha nasalis yg berperan :
- meningkatkan luas permukaan mukosa.
- menyebabkan aliran udara jadi turbulen.
- kontak udara dgn mukosa dapat lebih luas.
CAVUM NASI
• Concha nasalis t.d :
1. Concha superior :
- Mempunyai epitel khusus dlm hubungannya dgn organ olfaktorius.
2. Concha media. Epitel kolumner pseudokompleks bersilia bergoblet.
3. Concha inferior.
- Sel sustentakuler :
- tinggi sel 50-60 μm
- permukaan apilkal disusun oleh mikrovili
-epitel kolumner tinggi, tegak lurus permukaan, bawah > sempit.
- apeks berhubungan dgn celah untuk lewat dendrit sel
olfaktorius.
- mikrovili.
- sitoplasma :mengandung granula pigmen coklat-kuning, menyempit seperti tangkai
mulai di bawah inti.
- kompleks golgi berkebang baik di apeks
- Inti : lonjong terletak disepertiga sel, lebih superfisial ke arah olfaktori
SEL OLFAKTORIA :
Letak : diantara sel sustentakuler (kesan terjepit).
- Bentuk bipoler, dendrit menuju kearah permukaan dan axon
menembus membrana basalis dan tunika propria dan menjadi
N olfaktorius.
- Bagian permukaan tdpt olfaktori hair berupa vesikel dgn rambut yg tidak bergerak
dan berisi kemoreseptor.
- Inti : bulat (sferis), letak lebih dekat kelamina basalis dari pada vesikel olfaktori,
mengandung ebagian organel sel, tidak sama tinggi.
- Gas/bau yg tertangkap cairan di atas rambut akan larut dan memberikan
rangsangan (ada rambut shg terjadi depolarisasi membran sel shg menimbulkan
aksi potensial dibawa oleh N I melewati lamina cribosa os ethmoidalis menuju
lobus olfaktorius SSP.---dibungkus oleh sel glia seperti sel schwan
SEL OLFAKTORIA :
Masing² sel menangkap satu bau dasar.
- Sel untuk satu bau dasar sama tidak tersebar, shg jika terjadi
kerusakan pada satu daerah ttt akan terjadi gangguan bau ttt.
- Semakin banyak sel olfaktoria yg terangsang bau, makin
kompleks dan makin kuat sel terangsang bau makin kuat.
Sel basal :
-terbagi menjadi sel horizontal (pipih,diatas membrane basalis) dan
globos (sel bulan pendek, basofilik, berbentuk pyramid dengan
bagian apical tidak mencapai epitel)
-inti sel sepertiga basal,
- -Letak pd permukaan membrana basalis.
- Fs : mempunyai kemampuan membelah, shg diduga merupakan
pengganti sel sustentakuler maupun sel olfaktori
- Sel olfaktori (3 bulan) sel sustentakuler (kurang dr setahun)
SINUS PARANASALIS
SINUS FRONTALIS, SINUS ETHMOIDALIS,
SINUS SPHENOIDALIS, SINUS
MAKSILARIS.
• Merupakan rongga udara dalam tulang sekitar hidung dan berpasangan.
• Mukosa : Epitel kolumner pseudokompleks bersilia sedikit goblet.
• Lamina propria : mengandung sedikit kelenjar² kecil, serabut kolagen tipis, eosinofil,
plasma sel dan fibroblast.
• Mukus : dalam keadaan normal dialirkan ke cavum nasi sebagai hasil aktifitas epitel
bersilia.
• Bila hubungan dengan rongga hidung tertutup terjadi penumpukan cairan
dalam sinus yang merupakan media untuk pertumbuhan kuman sinusitis.
NASO FARING
• Merupakan bagian pertama faring.
• Letak : di belakang nares posterior cavum nasi di atas palatum mole.
• Pada saat menelan makanan palatum mole menempel pada dinding belakang
faring, sehingga naso faring terpisah dari oro faring makanan tidak masuk ke
naso faring.
• Dinding belakang dan samping mengandung otot polos, sehingga dapat melebar
dan menyempit.
• Epitel : - epitel kolumner pseudokompleks bersilia.
- yg berdekatan dgn oro faring : epitel skuamous
kompleks berkeratin akibat gesekan dengan
orofaring yang terus menerus.
SISTEM IMUN RONGGA HIDUNG
• Letak Lamina propia, diangkut oleh epitel dan sel asinus kelenjar seromukosa
• Sel plasma menghasilkan IgE mengikat Fc𝜀RI (sel mast dan plasmalema
basofilik)
• Melepaskan mediator inflamasi , reaksi mukosa (selesema dan alergi )
RONGGA HIDUNG OLFAKTORI
A
FARING
Mempunyai jaringan limpoid yaitu :
1. Tonsila faringea :
- 1, letak pada dinding belakang naso faring.
- Pada anak sering membesar sebagai adenoid, yang
bila mengalami infeksi akan menekan otot rongga
mulut sehingga mulut terbuka waktu tidur.
2. Tonsila palatina :
- letak dalam fosa tonsilaris kanan dan kiri, antara rongga
mulut dan orofaring.
3. Tonsila lingualis : letak pada akar lidah,
4. Tonsila tubaria : letak sekitar lubang muara tuba eustachii.
Tonsila faringea, tonsila palatina dan tonsila lingualis membentuk lingkaran yang disebut Cincin
Waldeyer.
TONSILA PALATINA
Kripte tonsil
Epitel silindris selapis
Limfonodus
LARING :
- Bentuk irreguler antara faring dan trakhea.
- t.d - Tulang rawan.
- Ligamentum mukosa.
- OSL instrinsik dan ekstrinsik.
- Diperkuat :
- os hyoid,
- tulang rawan hialin (tiroid, krikoid, aritenoid). –sebagai penyokong
- tulang rawan elastis (epiglottis (horizontal penutup saat bernafas, vertical untukmempermudah
aliran udara) kuneiformis , kornikulata dan ujung aritenoid.
dihubungkan oleh ligamentum yang bersambung
dengan otot instrinsik laring.
- Fungsi : penyokong, mencegak makanan dan cairan masuk ke trachea (ketika menelan), serta berperan dalam
pembentukan fonasi. Silia pada laring bergerak kearah faring untuk mendorong mucus dan partikel2 yang tertangkap
pada mulut untuk dibatukka atau ditelan.
- -jika terjadi inflamasi (laryngitis); suara berbisik/serak-reaksi inhalasi udara dlm volume besar, penutupan epiglottis
diikuti oleh kontraksi otot sehingga terjadi ekspirasi kuat sehingga kecepatan aliran hingga 100 mi perjam
RONGGA LARING
Epitel kolumner
pseudokompleks bersilia
bergoblet.
C
LARING
Pita suara sejati
A. Nasal cavity
B. Sel plasma
D C. Jaringan ikat
D. Basal cell
F E. Perikondrium
B
F. fibrosa perikondrium
C G. Kondroblast
H. Kondrosi
I. Lamina propria
E
i H
G
GLANDULA MUKOSA LARING
G = glandula seromucus
LV = Laryngeal vestibule
VF= Vestibular folds
VC= Vocal folds or cords
VM +Vocalis muscle
EPIGLOTIS
Squamous kompleks
non keratin
• Merupakan bagian atas dari laring, yang menonjol dari
pinggir laring dan meluas ke faring.
• Pars faringea : Permukaan yang menghadap ke lidah.
• Pars laringea : permukaan yang menghadap ke laring.
• Pars faringea dan 2/3 pars laringea : epitel squamous
kompleks non keratin.
• 1/3 pars laringea :
- Epitel kolumner pseudokompleks bersilia Epitel kolumner
bergoblet. pseudokompleks bersilia
bergoblet
- Dapat ditemukan gumma gustatoria.
• Kelenjar seromukus terdapat pada mukosa kearah laring
dibelakang epitel kolumner pseudokompleksbersilia.
• Tunika propia berhubungan langsung dengan
perikondrium dari tulang rawan elastin.
f
C
h E
A
B
D
g
Tulang rawan C
elastis A A. Elastic fiber
B E B. kondrosit
C. Lacuna
D. Matriks hialin
E. Sel isogen
F. perikondrium
Tulang rawan D
hialin
F
EPIGLOTIS
B
EPIGLOTIS MUKOSA LINGUAL
A
A. Mukosa lingual :epitel
gepeng berlapis tanpa
lapisan tanduk/ non keratin
MUKOSA LARINGEAL
A
D
B
TRACHEA
A
Lap.mukosa B A. Cilia
B. Goblet cel
C. Pembuluh darah
D. Lamina propia (tunika
F mukosa)
E. Muskulus trachea-Otot polos
F. Sel basal
D
E
C
Seromucous Gland
lumen
Submucosa
Hyaline Cartilage
Adventitia
Organ? 40X
Lumen
Lamina Propria
Submucosa
Organ? 400X
Blood Vessel
Lamina Propria
Lumen Hyaline Cartilag
Pseudostratified Ciliated Columnar Epithelium
Smooth Muscle
Organ? 40X
Epithelium
Lung Tissue
6
Lumen
Hyaline Cartilage
Submucosa
Seromucous Gland
Hyaline
Cartilage
Lamina Propria
Lamina Propria
Lumen
Submucosa
Seromucous
Gland
Organ? 400X
BRONKHUS PRIMER
(EKSTRAPULMONAL)
Bronkhus primer
-Mirip trachea; dinding lebih tipis, diameter lebih
kecil dr trachea
-didampingi oleh arteri/vena pulmo, pemblh.limfe
-Cincin tulang rawan ( C )
-Epitel silindris bertingkat bersilia, bergoblet.
BRONKHUS SEKUNDER /BRONKHUS
Bronkhus sekunder : INTRAPULMONAL
- Berjalan bersama pembuluh darah.
- Serat elastis pengganti muskularis mukosa tidak ada.
- Sub mukosa tidak ada.
- Cincin tulang rawan penuh.(bentuk O)
- Berkas otot polos silang menyilang (pada post mortem, bergelombang
seperti bintang).
- Lamina propria
- Kaya serat elastis dan kelenjar seromukus,
salurannya bermuara ke lumen bronkhus.
- Limfosit, diantara epitel.
- Nodus limpatikus, banyak ditemukan terutama
pada percabangan.
-terdapat arteri pulmonalis
Epitel silindris bertingkat bersilia bergoblet
BRONKHUS SEKUNDER
Arteri
Tulang rawan pulmonalis
Gl.serosa
BRONKHUS
A
SEKUNDERR
G B
C
A.Cilia
D B.Sel goblet
C. Sel basal
D. Otot polos
E.Perikondrium
F.Hyaline cartilage
E G. Epitel kolumner/silindris
pseudokomplek bersilia dan
bergoblet
F
BRONKHUS SEKUNDER
Vena pulmonalis
Arteri pulmonalis
Tulang rawan
TRAKHEA - BRONKHUS
Trakhea Bronkhus
Bronkhus primer
- Epitel silindris bertingkat bersilia,bergoblet. - Mirip trakhea
- Lamina basal. - Cincin tulang rawan ( C )
- Lamina propria - Epitel silindris bertingkat bersilia, bergoblet.
- Jaringan ikat fibrosa,\ Bronkhus sekunder :
- Serat kolagen dan elastin - Lempeng2 tulang rawan hialin, cincin penuh (O)
- Sub mukosa :Kelenjar seromukus - Epitel silindris bersilia bergoblet
- Cincin tulang rawan hialin (C). - Diikuti pembuluh darah
- m. trakhealis - Berkas otot polos, serat elastin.
- Ligamentum : fibroelastis. - Mukosa : lamina basal jelas, lipatan longitudinal
BRONKHIOLUS
• Diameter kurang dari 1 mm
• Tidak ada tulang rawan hialin
• Tidak mempunyai kelenjar
• proksimal : epitel silindris bersilia, sedikit sel goblet (tersebar dalam epitel)
• Distal : epitel kuboid bersilia, tak ada sel goblet
• Sel Clara : permukaan menonjol kearah lumen sekretoris surfaktan.
• T.propria : - serabut elastin,
- berkas otot polos n vagus dan saraf
simpatis
BRONKHIOLUS
• Otot polos :
- N vagus perangsangan kontraksi penyempitan
lumen
- Saraf simpatis perangsangan menghilangkan
spasme otot polos.
Bronkhiolus lapisan ototnya lebih tebal waktu serangan asma bronkhiolus lebih
spasme dibandingkan bronkhus. resistensi jalan udara pada asma disebabkan
kontraksi otot bronkhiolus.
BRONKHIOLUS
BRONKHIOLUS
• Otot polos :
- N vagus perangsangan kontraksi penyempitan
lumen
- Saraf simpatis perangsangan menghilangkan
spasme otot polos.
Bronkhiolus lapisan ototnya lebih tebal waktu serangan asma bronkhiolus lebih
spasme dibandingkan bronkhus. resistensi jalan udara pada asma disebabkan
kontraksi otot bronkhiolus.
Respiratory
bronchiole
Alveolar duct
Visceral
pleura
Alveolus
Alveolar sac
Organ? 40X
Respiratory
bronchiole
Alveolus
Alveolar duct
Visceral
pleura
Alveolar sac
Organ? 100X
Blood Vessel
Alveolar sac
Alveolus
Alveolar duct
Organ? 400X
BRONKHIOLUS RESPIRATORIUS
Bronkhiolus
terminalis
Duktus
Bronkhiolus
respiratorius
Saccus
BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS
alveolus
Sel clara
SEL CLARA
Sel clara ; sel silindris dengan bagian
puncak seperti kubah, dengan
mikrovili pendek tumpul. Sitoplasma
mengandung RER.
Sel clara
BRONCHIOLUS TERMINALIS
makrofag
Bronchioles
• No glands
• No cartilage
• No goblet cells
• Thick smooth muscle layer
• Presence of Clara cells
• Many elastic fibres
CELL IN THE ALVEOLI
Type I Pneumocytes, Type II Pneumocytes, Macrophages or Dust cells
DUTZ CELL
alveolus
Sel dutz
Septum
interalveolaris
Septa
interalveolaris
DUKTUS ALVEOLUS DAN SACCUS
ALVEOLUS
• T.d : 2 lapisan epitel gepeng tipis yang diantaranya terdapat kapiler dan jaringan
penyambung (serat elastin, kolagen tipe III (serat retikulin), makrofag, fibroblast, sel mast dan
unsur limfoid.
• Sangat fleksibel, tidak kaku sehingga pengembangan dapat sempurna dan tidak terlalu lunak
sehingga pembuluh darah tidak mudah pecah.
• Disokong oleh :
- Jaringan penyokong umum (basic support), t.d serat elastis
yang melingkari alveolo sepanjang septum
- Penyokong khusus (Intimate support, t.d serat retikuler
dan kolagen yang berperan untuk melindungi pembuluh
darah dan sel.
• PAS : dapat dilihat membrana basalis septum interalveolaris yg terdiri dari epitel alveoli dan
endotel kapiler.
• M.e : Alveoli sangat tipis dan kontinoe
SEPTUM INTERALVEOLARIS
Type II Pneumocytes
SIRKULASI DALAM PARU-PARU
A. Pulmonalis :
Dari ventrikel kanan (kaya CO2) berjalan bersama bronkhus sampai
bronkhiolus respiratorius (cabang²nya dikelilingi tunika adventitia bronkhus
dan bronkhiolus).
Pada daerah alveoler, cabang²nya membentuk jaringan kapiler yang
berhubungan erat dengan epitel alveoli pada septum interalveolaris terjadi
pengeluaran CO2 dan pengambilan O2.
V.Pulmonalis :
Darah dari kapiler, menuju vena-vena kecil vena pulmonalis. vena
interlobularis pada septum inter lobularis bronkhiolus bronkhus hillus.
SIRKULASI DALAM PARU-PARU
• Arteri dan vena berjalan bersama dari bronkhus sekunder (hillus)
sampai bronkhioli, dalam lobulus tidak bersama lagi.
• Arteri sampai bronkhiolus respiratorius.
• Vena kembali lewat septum interlobaris.
• Pada :
- Septum interlobaris.
- Pleura visceralis.
- Jaringan ikat sekitar bronkhus dan pembuluh darah.
• Limph :
Pembuluh superfisialis : pleura visceralis, septum
interlobaris nodus limphatikus hillus.
Pembuluh profunda : dinding bronkhus dan
bronkhiolus pada septum interlobularis, mengikuti
seluruh panjang pleura melewati pembuluh sekitar
bronkhus kearah hillus.
PERSARAFAN
Gerakan pernafasan :
- Inspirasi : kontraksi m.intercostalis dan diafragma
- Ekspirasi : terjadi pasif.
A ALVEOLAR
D B
A.Dutz cell
c B. Septum interalveolar
C.Kapiler
A
D.P2/Tipe II pneumocytes
(epitel squamous )
E E.P1/Tipe I pneumocytes
F.eritrosit
c
B
A.Dutz cell
B. Sel clara
C. Septum interalveolar
D.Kapiler
E. eritrosit
B F. P1/Tipe I pneumocytes (epitel
squamous )
A G.P2/Tipe II pneumocytes
G F
C B
G
G
D
E
F
Resume
Trachea Bronchus Tertiary bronchus Bronchiole Respiratory bronchiole
Trakea dan bronki Tulang rawan Mukosa dan respiratori0 Basal goblet Cincin C dan otot
primer hialin dan seromukosa bersilia serosa sel trakhelis (otot
jaringan ikat yang brush polos ) tuniaka
padat, ireguler adventisia
berkolagen
Laring Tulang rawan Mukosa dan Gepeng Basal goblet Epiglotis , pita
hialin dan elastin seromukosa bertingkat tidak bersilia sell brush suara dan lipatan
berkeratin dan serosa vestibuli
Daaerah Pendukung Kelenjar Epitel Tipe sel Tambahan
Divisi konduksi intrapulmonal
Bronkhi sekunder Tulang rawan seromukosa Respiratori Basal, goblet, Piringan tulang
(intrapulmonal) hialin dan otot bersilia sel brush rawan hialin dan
polos serosa otot polos yang
melingkar
membentuk 2
pita
Bronkhiolus primer Otot polos - Silindris selapis Sel bersilia, sel Diamter kurang
sampai kuboid clara (terkadang dar 1 mm,
selapis sel goblet di menyuplai udara
bronkhiolus yang ke lobulus; otot
lebih besar) polos yang
melingkar
membentuk dua
pita
Bronkhiolus Otot polos - Kuboid selapis Beberapa sel Diameter kurang
terminal bersilia dan dari 0,5 mm
banyak sel clara menyuplai udara
(tidak ada sel ke asinus paru,
goblet) beberapa otot
polos
Daaerah Pendukung Kelenjar Epitel Tipe sel Tambahan
Divisirespiratori
Bronkhiolus Beberapa otot - Kuboid selapis Sel kuboid bersilia,
respiratorius polos dan dan gepeng sel clara dan
kolagen selapis yang amat pneumosit tipe 1
tipis dan II
Duktus alveolaris Serat kolagen tipe - Epitel gepeng Pneumosit tipe 1 Tidak berdinding
III (retikular) dan selapis yang dan tipe II pada sendiri; hanya
otot polos sfingter sangat tipis alveoli terdiri atas
alveoli sederetan alveoli
Sakus alveolaris Serat kolagen tipe - Gepeng selapis Pneumosit tipe I Kelompokkan
III dan serat elastin yang sangat tipis dan tipe II alveoli