Anda di halaman 1dari 62

HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI

BAGIAN HISTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2016
Cavum nasi

Faring

Laring

Trakea
Konduksi
Bronkus

Bronkiolus

SISTEM
Bronkiolus terminalis
RESPIRASI
Bronkiolus respiratorius

Duktus alveolaris
Respirasi
Sakus alveolaris

Alveoli
Fungsi
Bagian konduksi
Mengalirkan udara ke dan dari paru-paru
Menyiapkan udara yang masuk :
Debu difiltrasi Udara Udara
dilembabkan dihangatkan

Vibrisae Mukus dan Vaskular


sekret serosa

Bagian respirasi
Tempat berlangsungnya pertukaran gas
Epitel respirasi
Terdapat 5 jenis sel yang khas:

Sel silindris bersilia


Sel terbanyak, memiliki 300 silia
Sel goblet
Mengandung mukus kaya polisakarida
Sel sikat (brush)
Terdapat banyak mikrovili pada permukaan apikalnya
Sel basal
sel bulat kecil terletak diatas laminal basal
Sel granula kecil
Mirip sel basal dan memiliki banyak granul

Semua jenis sel diatas terdapat di membran basalis


Peralihan epitel respirasi
Bagian konduksi(hampir seluruhnya*)
epitel bertingkat silindris bersilia
bersel goblet

Saat menuju bronkiolus epitel


selapis silindris bersilia bersel
goblet

Di bronkiolus terminal
epitel selapis kuboid bersilia
Peralihan epitel respirasi
(*) dari rongga hidung hingga laring terdapat
beberapa bagian yang dilapisi epitel berlapis
gepeng

terdapat pada daerah yang terpapar aliran udara


langsung/abrasi fisik Orofaring, epiglotis, Plica
vocalis perlindungan terhadap erosi
Rongga hidung
Vestibulum
Bagian paling anterior dari cavum nasi
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, vibrisae
Epitelnya : epitel berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk (kulit) epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk epitel respirasi sebelum masuk
fossa nasal
Fossa nasal
Dari dinding lateral menonjol 3 tonjolan
tulang/konka
Nasal conchae
Konka superior: ditutupi epitel olfaktorius
Konka media dan inferior: ditutupi epitel repirasi
Di dalam lamina proria konka terdapat pleksus
venosa besar (swell bodies)

Reaksi alergi dan inflamasi menyebabkan


pengembangan swell bodies secara abnormal
dalam kedua fossa menghambat aliran udara
Sinus paranasal
Rongga sinus frontal, maksila , etmoid dan
sfenoid
Epitel bertingkat silindris bersilia
Sel Goblet : sedikit
Lamina propria tipis, membran basal sangat
tipis, melekat langsung pada periosteum.
Gerakan silia mengalirkan mukus ke dalam
cavum nasi atau nasofaring
Sinusitis :
proses peradangan
sinus yang
menyebabkan
gangguan drainase
sinus.
(sumbatan di
ostium/gangguan
kerja silia)
Faring
Nasofaring
Terletak di bawah dasar tengkorak di atas palatum molle,
diliputi oleh epitel bertingkat torak bersilia dan bersel
Goblet
Orofaring
Terletak di belakang rongga mulut dan permukaan
belakang lidah, diliputi epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk
Laringofaring
Terletak di belakang laring, diliputi epitel yang bervariasi,
sebagian besar oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk
Laring
JENIS KARTILAGO PADA LARING
Tulang rawan hialin
Tiroid
Krikoid
Aritenoid
Tulang rawan elastis
Epiglotis
Kuneiform
Kornikulata
Ujung aritenoid
Epiglotis
Permukaan laringeal : epitel silindris
bertingkat bersilia dan bersel goblet
Permukaan lingual : epitel gepeng berlapis
tanpa lapisan tanduk
Lamina propria : terdapat kelenjar campur
Dibawah epiglotis terdapat 2 pasang lipatan:
Atas : pita suara palsu (plica vestibularis)
Bawah : pita suara sejati (plica vocalis)
Trakea
Epitel silindris bertingkat bersilia dan bersel
Goblet
Lamina propria : terdapat kelenjar campur dan
terdapat 16-20 cincin tulang rawan hialin
berbentuk C dengan celah di posterior trakea
Ligamen fibroelastis dan berkas otot polos
menjembatani kedua ujung bebas tulang
rawan C
Trachea (T.S. Low Power)
Trachea
Mucosa trachea
Epithel trachea
Epitel respirasi pada trakea dan bronkus dapat
mengalami metaplasia menjadi epitel berlapis
gepeng karena mengalami rangsangan/
gesekan
(contoh : Batuk kronis)
Percabangan bronkus
Bronkhus besar (cabang trakea) memasuki paru-
paru di hilus dan mempercabangkan bronkhus
sekunder, masing masing menuju ke lobus paru paru
, sehingga untuk:
Paru kanan : 3 bronkhus sekunder
Paru kiri : 2 bronkhus sekunder
Tiap cabang mengurusi segmen lobus
Segmental bronkhus ini bercabang cabang lagi di
dalam lobus, sehingga diameter mengecil dan
jumlah cincin cartilagonya berkurang
Pada diameter 1mm cartilago menghilang,
saluran menjadi Bronchiolus bercabang-
cabang menjadi 5-7 Bronkiolus terminalis
Tiap bronchiolus terminalis bercabang 2 atau
lebih dan berakhir pada Bronkhiolus
Respiratorius bercabang-cabang menjadi
duktus alveolaris bercabang menjadi sakus
alveolaris alveoli
Bronchiole
Bronchus and Bronchiole
Bronchiole
Bronkhiolus terminalis
Merupakan saluran akhir dari bagian konduksi
Diameter 0,5 mm atau kurang
Epitel selapis silindris atau kuboid bersilia
Sel goblet dan kelenjar tidak ada
Terdapat sel Clara yang tidak bersilia, mempunyai
fungsi sekresi glikosaminoglikan untuk melindungi
lapisan bronkiolus
Jaringan elastis bercampur dengan jaringan otot
polos yang terdapat dalam jumlah besar.
Terminal Bronchiole
Terminal Bronchiole
Perubahan struktur histologi bag.
konduksi
Epitel ukuran tingginya akan memendek (lumen
mengecil)
Sel Goblet dan kelenjar seromukosa berkurang
dan menghilang
Lamina propria : makin menipis
Cartilago berbentuk C menjadi lempeng
cartilago pulau-pulau cartilago insulae
cartilagoneae kartilago menghilang
Serat elastis makin bertambah
Serat otot polos juga bertambah
Bronchial cartilage
bronkhiolus respiratorius

Terdapat epitel selapis kuboid bersilia dan sel clara


Lebih jauh sedikit, epitelnya sudah tidak bersilia
lagi, dan menjadi epitel selapis kuboid
Respiratory Bronchiole
Respiratory Bronchiole
Duktus alveolaris
Dibentuk oleh
Sakus alveolaris
alveolus
Sering dijumpai serat otot polos tertentu
berkelompok di muara alveoli
Serat elastis, retikuler dan kolagen halus juga
mengisi dinding duktus.
Bagian ujung duktus alveolaris mempunyai
diameter lebih besar yang disebut Atria, yaitu
ruang yang menghubungkan beberapa sakus
alveolaris
Sakus alveolaris

Merupakan kantong yang di bentuk oleh


dua alveoli atau lebih
Dinding terdiri atas
Alveoli-alveoli yang berdinding sangat tipis
Banyak dijumpai serat elastis dan retikuler
Serat otot polos tidak di jumpai
Tidak dilapisi epitel kecuali alveoli-alveoli
Alveolar Ducts and Alveolar Sacs
Alveoli
Adalah gelembung gelembung udara berupa
kantong kecil (dinding dari ductus dan
saccus alveolaris)
Bagian terminal dari percabangan bronkus
Pada dinding alveoli terjadi pertukaran gas
O2 dan CO2 antara udara dan darah
Alveoli
Alveolus melekat satu sama lain dan dipisahkan
oleh septum interalveolaris yang juga merupakan
dinding alveolus
Septum ini sebagian besar ditempati oleh kapilar
kapilar yg banyak membentuk anyaman
Dinding tipis sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran gas
Septum interAlveolaris

Dalam septum interalveolaris dapat di


jumpai:
Serat serat elastis dan retikuler yang
disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dinding alveoli
mengembang dan menciut
Fibroblas
Makrofag
Leukosit
Terdapat Lubang-lubang stigma / porus
alveolaris berdiameter 10-15 m
sehingga dapat terjadi pertukaran udara
kolateral (paru-paru mengembang)
Fungsi porus : mencegah overdistensi
/kolaps beberapa alveoli pada waktu
bronkhiolus terminalis mengalami
oklusi.
Jenis sel pada septum interalveolaris
Sel endotel kapiler
Sel ini melapisi kapiler darah , inti terlihat gepeng,
kromatin inti halus dan sel ini relatif lebih banyak di
temukan
Sel alveoli kecil/ sel alveolus gepeng / Type I
Cell
Merupakan 95% dari permukaan alveolus
Selnya begitu tipis dengan inti gepeng
Sulit dilihat oleh mikroskop biasa
Sel alveoli besar (sel septal) /sel sekretorius / type II
cell
Terselip diantara sel alveolar tipe I
Berbentuk kuboid
Berkelompok 2-3 sel
Sitoplasma mengandung multilamelar bodies, zat ini
dilepaskan ke permukaan sel sebagai surfaktan
Fungsi surfaktan: mengurangi ketegangan permukaan sel-sel
alveolar dan mencegah alveolus kolaps saat ekspirasi &
memiliki efek bakterisid

Bayi prematur gangguan pernapasan akibat


produksi surfaktan yang tidak mencukupi sehingga
sulit mengembangkan alveous
Sel alveolar fagosit / sel debu (dust cell) /
makrofag
Termasuk RES
Seringkali ditemukan pada permukaan alveolus
Sel berbentuk bulat, agak besar dengan inti
bulat
Mengandung partikel kecil (debu) hasil
fagositosis yang masuk ke dalam alveoli atau
dinding alveoar

Pada gagal jantung, darah terbendung dalam


paru-paru, eritrosit masuk ke alveoli dan
difagositosis oleh makrofag alveolaris
disebut sel payah jantung. Sitoplasma sel
mengandung granula pigmen hemosiderin.
/
Blood air barrier
Merupakan struktur yg mempunyai tebal 0,2-0,5 m,
memisahkan udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler struktur ini terdiri dari 3 lapisan:
Sitoplasma sel epitel alveoli
Lamina basalis yang menyatu dari sel epitel alveoli dan sel
endotel kapiler
sitoplasma sel endotel kapiler
Terjadi pertukaran O2 dan CO2
bronchiole and alveoli with blood
BLOOD AIR BARRIER
Respiratory
Trachea Bronchus Tertiary bronchus Bronchiole
bronchiole
Epithelium Pseudostra Columnar Cuboidal
tified
Goblet cells +++ ++ ++ + Absent

Clara cells Absent Absent Absent + +

Muscularis
Absent + ++ +++ +++
mucosae
Mucous glands +++ ++ + Absent Absent

Cartilage +++ ++ + Absent Absent

Alveoli Absent Absent Absent Absent +


PLEURA
Membran serosa pembungkus paru
Terdiri dari2 lapisan;
Parietal
Visceral
Dalam keadaan normal, rongga pleura mengandung
sedikit cairan sebagai agen pelumas, agar
permukaan satu dengan yang lainnya tetap halus
selama gerakan pernapasan
Patologis rongga pleura terisi cairan dan udara
(ex: efusi pleura)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai