Anda di halaman 1dari 38

SISTEM RESPIRASI

Karina Aprilia 3415140738


Tria Sultika 3415141745
Respirasi adalah proses pengambilan udara
agar mendapatkan O2 yang diperlukan untuk
oksidasi bahan makanan yang berlangsung di
dalam sel dengan hasil akhirnya berupa
energi, dan untuk melepaskan CO2 dari darah
yang merupakan produk sisa.
Rongga Hidung

Nasofaring

Laring
Zona
Konduksi
Trakea

Bronkus

Bronkiolus Terminalis
Sistem Respirasi
Bronkiolus
Respiratorius

Zona Sakus dan Duktus


Respirasi Alveolaris

Musculoelastic Alveoli
ventilation
appparatus
ZONA KONDUKSI

Fungsi zona konduksi :


• Mengalirkan oksigen masuk ke
dalam paru-paru, tepatnya ke
alveolus untuk pertukaran
dengan karbondioksida.
• Memperbaiki kualitas udara
yang dihirup.
Fungsi tersebut dapat dilakukan karena
adanya sel-sel epitel silindris berlapis
semu bersilia dan sel-sel piala.

Silia yang terdapat sel-sel


epitel dapat membuat udara
yang masuk bergerak satu
arah menuju ke orofaring.

Mukus dihasilkan dari sel-


sel piala dapat mengabsopsi
air dan gas-gas berbahaya
seperti ozone dan SO2,
menjebak bakteri dan virus,
dan melembabkan udara
yang masuk.
Rongga Hidung

• Udara masuk ke zona konduksi • Pada rongga hidung terdapat


melalui pintu masuk yang rambut halus dan selaput lendir
disebut nares atau nostril yang yang berfungsi untuk
terdapat di permukaan inferior menyaring udara.
hidung. • Rongga hidung dibedakan
• Rongga hidung dipisahkan menjadi beberapa bagian,
oleh suatu sekat dari tulang yaitu:
rawan yang disebut septum Vestibulum
basal, menjadi bagian kiri dan
kanan sedangkan dari rongga Daerah pernapasan
mulut dibatasi oleh maksila Daerah olfaktorius
dan tulang langit-langit mulut. Sinus Paranasal
Vestibulum Rongga Penapasan
• Vestibulum merupakan bagian • Dilapisi oleh epitel silindris
paling anterior dan paling lebar berlapis semu bersilia (epitel
di rongga hidung. respiratorik).
• Vestibulum tersusun atas epitel • Dari tiap dinding lateral, keluar 3
pipih berlapis. tonjolan bertulang mirip rak yang
dikenal sebagai konka.
• Pada bagian ini terdapat rambut-
rambut pendek, tebal yang • Adanya konka berfungsi
disebut vibrisa yang berasosiasi mempermudah pengkondisian
dengan kelenjar sebasea. udara inspirasi dengan
memperluas permukaan epitel
• Pada vestibulum juga terdapat respiratorik.
kelenjar keringat. • Lapisan mukosa melembabkan
• Pada bagian dinding eksterior udara yang masuk.
lateral terdapat 1 atau 2 piringan • Di dalam lamina propria konka
kartilago hialin, kartilago alar, terdapat pleksus vena besar yang
dan serat otot rangka. dikenal sebagai badan
pengembang (swell bodies).
Daerah Olfaktorius
• Daerah olfaktorius merupakan
tempat terletaknya kemoreseptor
olfaktorius, terletak di atap
rongga hidung.
• Epitel olfaktorius ini merupakan
epitel bertingkat silindris yang
terdiri atas 3 jenis sel:
Sel penyokong atau sel
sustentakular
Sel-sel basal
Sel-sel olfaktorius, yang
terdapat diantara sel-sel basal
dan sel penyokong.
Sinus Paranasal
• Terdiri atas sinus frontalis,
sinus maksilaris, sinus
ethmoidales dan sinus
sphenoid, semuanya
berhubungan langsung dengan
rongga hidung.
• Sinus-sinus tersebut dilapisi
oleh epitel respiratorik yang
lebih tipis dan mengandung sel
goblet yang lebih sedikit.
• Lamina propria yang
mengandung sedikit kelenjar
kecil penghasil mucus.
Nasofaring
• Merupakan kelanjutan dari
rongga hidung.
• Epitel respiratorik melapisi
hampir sebagian besar
nasofaring, kecuali pada daerah
dimana permukaan epitel
mengalami kontak langsung.
• Lamina propria seringkali
diinfiltrasi oleh jaringan limfoid.
Dinding posterior beragregasi
dengan nodul limfoid
membentuk tonsil faring tunggal
yang disebut adenoids.
• Kelenjar mucus yang terdapat di
lamina propria dilapisi oleh
epitel pipih berlapis.
Laring

• Laring adalah struktur berbentuk tabung tak teratur (irregular)


yang menghubungkan faring dengan trakea.

• Dinding laring diperkuat oleh kartilago hialin (di tiroid, krikoid,


dan cartilage arytenoid inferior) dan kartilago elastis yang lebih
kecil (di epiglottis, cuneiformis, cornikulatum, dan cartilage
arytenoid superior), yang semuanya dihubungkan dengan ligament
dan digerakkan oleh otot lurik.
Trakea dan Brokus Primer

• Trakea dan brokus primer • Trakea memiliki 16-20 cincin


memiliki struktur histologi dan kartilago hialin berbentuk C
fungsi yang sama. yang menjaga agar lumen
trakea tetap terbuka.
• Terdapat 4 lapisan
penyusunnya: • Trakea terbagi menjadi dua
 mukosa, bronkus primer yang
memasuki paru di hilus beserta
 submukosa, arteri, vena, dan pembuluh
 muskularis, dan limfe.
 adventitia.
Bronkus Intrapulmonary

Bronkus terbagi menjadi


2, yaitu bronkus primer
yang memasuki hilus
paru bersama arteri,
vena, dan pembuluh
limfe yang dikelilingi
jaringan ikat padat
menjadi akar paru, dan
bronkus sekunder atau
bronkus lobaris yang
memasok lobus paru.
• Mukosa bronkus secara struktural mirip dengan trakea, dengan tulang
rawan bronkus yang berbentuk lebih tidak teratur daripada tulang
rawan trakea. Dengan mengecilnya garis tengah bronkus, cincin
tulang rawan digantikan oleh lempeng-lempeng tulang rawan hialin.
• Pada lamina propria bronkus tampak adanya lapisan otot polos yang
tersusun menyilang. Berkas otot polos menjadi lebih jelas terlihat di
dekat bagian respirasi.
• Lamina propria banyak mengandung serat elastin dan banyak
memiliki kelenjar serosa dan mukosa, dengan saluran yang bermuara
ke lumen bronkus.
• Banyak limfosit yang berada di dalam lamina propria dan di atas sel-
sel epitel.
• Terdapat kelenjar getah bening yang terutama banyak dijumpai di
tempat percabangan bronkus, namanya BALT.
Bronkiolus

• Bagian distal saluran udara intrapulmonar adalah bronkiolus.


Bronkiolus terdiri dari epitel (stratified columnar ephitelium), otot
polos, sedikit jaringan ikat dan tidak memiliki tulang rawan.

• Bronkiolus mempunyai ciri tidak mengandung tulang rawan, kelenjar,


dan kelenjar limfa. Lamina propria terutama tersusun oleh berkas otot
polos serta serat-serat elastis. Epitel-epitel yang membatasi bronkiolus
besar merupakan epitel silindris bersilia dengan sedikit sel goblet,
pada bronkiolus kecil, sel goblet hilang dan sel bersilia merupakan sel
kuboid atau silindris rendah.
• Diantara sel-sel itu, tersebar sejumlah sel silindris berbentuk kubah
tak bersilia. Sel-sel ini disebut sel bronkiolar atau sel clara. Fungsi sel
ini tidak diketahui, diduga ikut berperan terhadap pembentukan cairan
bronkiolar. Sel-sel ini juga mengeluarkan sejumlah kecil surfaktan.

• Pada bronkiolus terminalis, epitelnya tampak mempunyai sel-sel


bersilia diantara sel-sel kuboid tak bersilia.

• Banyaknya jaringan elastis pada dinding bronkiolus dan di seluruh


jaringan pernapasan, umumnya memungkinkan paru-paru
mengembang pada inspirasi dan pilinan serat elastis membantu
kontraksi paru saat ekspirasi
ZONA RESPIRASI

1. Respiratory Branchiole

• Adalah struktur transisi yang memisahkan antara bagian konduksi


dengan bagian respiratorik sistem pernapasan.
• Mukosa bronchiolus respiratorius secara struktual identik dengan
mukosa bronchiolus teminalis kecuali dindingnya dindingnya yang
diselingi oleh aveoli.
Zona Respirasi

2. Alveolar Ducts and Sacs

• Setiap bronchiolus respiratorius terbagi


menjadi beberapa duktus alveolaris yang
dindingnya tersambung dengan muara
alveolus.
• Duktus alveolaris bermuara ke dalam atrium di
dua saccus alveolaris atau lebih.
• Serat-serat elastin dan retikular membentuk
jalinan rumit yang mengelilingi muara atrium,
saccus alveolaris, dan alveoli.
Zona Respirasi

3. Alveolus

• Alveolus merupakan evaginasi mirip kantong,


berdiameter sekitar 200µm, di bronchiolus respiratorius,
ductur alveolaris, dan saccus alveolaris.
• Secara struktural, alveolus menyerupai kantung kecil
yang terbuka pada salah satu sisinya, yang mirip dengan
sarang lebah.
• Berlangsung pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan
darah.
• Umumnya, setiap dinding terletak di antara dua
alveolus yang bersebelahan sehingga disebut sebagai
septum interalveolus.
Zona Respirasi

• Epitel pipih sederhana alveolus yang terbagi menjadi


dua tipe, yaitu:

a.Tipe I adalah sel epitel alveolar yang kecil (pneumosit


squamosa).
• Sel tipe I menempati 95% dari permukaan alveolus.
• Sitoplasma berbentuk seperti sayap yang yang tipis
dan gepeng.
• Di beberapa area, basal lamina dari sel tipe I dan
endotelium kapiler bersatu.
• Permukaan sel tipe I ini tidak memiliki microvilli.
Zona Respirasi

b. Tipe II adalah sel epitel alveolus yang besar


(pneumosit granuler).
• Disusun oleh sel-sel kuboid yang tidak
memiliki sitoplasma yang luas sehingga hanya
menempati 5% permukaan alveolus.
• Terdapat banyak badan lamella dan microvilli
di permukaannya.
• Sel tipe II berbentuk bundar yang biasanya
berkelompok dengan jumlah dua atau tiga di
sepanjang permukaan alveolus.
Zona Respirasi

• Makrofag atau disebut sel debu juga berasosiasi


dengan alveoli.
• Makrofag merupakan sel besar berdiameter 10-
12 µm yang bebas bergerak bebas di alveoli dan
di sepanjang jalur yang dilalui udara.
• Makrofag aktif dalam paru-paru sering tampak
sedikit gelap karena kandungan debudan karbon
dari udara serta kompleks besi (hemosiderin)
dari eritrosit.
Bagian-Bagian Paru-Paru
• Menurut W.S Miller, paru-paru
dibagi menjadi dua lobus dasar.
• Lobus primer dimulai dari
percabangan bronchiolus
respiratorius, yang terdiri dari
ductus alveolus, atria, saccus
alveolus, dan alveoli, termasuk
didalamnya terdapat pembuluh
darah dan saraf.
• Lobus sekunder terdiri dari
bronchioles dan
percabangannya, termasuk
didalamnya terdapat saraf dan
pembuluh darah.
Surfaktan
• Surfactant mengandung fosfolipid (khususnya leathin),
kompleks protein, dan karbohidrat.
• Surfactant memiliki fungsi, sebagai berikut.

1.Memfasilitasi jalan keluarnya cairan amnion dari paru-paru


saat kelahiran, sebelum nafas pertama.
2.Karena viskositasnya yang tinggi dan regangan yang rendah
menstabilkan diameter alveolus dan mencegah terjadinya
collapse saat ekspirasi.
3.Surfaktan menghemat pengeluaran energy, sehingga
memudahkan pernapasan bagi bayi yang baru dilahirkan
4.Karena tegangan permukaannya yang rendah, surfaktan
menyebabkan tidak adanya cairan di alveolus sehingga dapat
mencegah respiratory distress bagi bayi yang baru dilahirkan.
Blood-Air Barrier
Blood Vessels

• Paru-paru memiliki dua penyuplai darah, yakni pembuluh darah


fungsional dan pembuluh darah nutritive.
• Arteri pulmonaris fungsional terdiri dari bronchus dan bronchioles.
Arteri ini membawa deoxygenated blood dari ventrikel kanan jantung
ke paru-paru
• Vena pulmonaris mengembalikan darah beroksigen ke jantung yang
nantinya akan diedarkan ke seluruh tubuh.
Blood Vessels

• Arteri yang bernutrisi (percabangan aorta) juga ikut menutrisi


bronchus dan bronchioles. Meskipun demikian, diameter arteri ini
lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan arteri
pulmonaris.
Blood Vessels
Pleura

Anda mungkin juga menyukai