Anda di halaman 1dari 36

Asuhan keperawatan anak

dengan gangguan pernapasan


Ns.Citra, M.Kep.
Definisi pernapasan
• Definisi Pernapasan :
• ·        Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam & keluar
paru
• ·        Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam
jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu
“pernapasan luar”
• Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses
respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun
produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen
yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada
di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Fungsi dan Struktur Sistem Respirasi
• Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan
tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan
dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
• 1.      Berdasarkan anatomi:
• Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
• Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan
percabangannya sampai alveoli
• 2.      Berdasar fungsionalnya:Area konduksi: sepanjang saluran nafas
berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara
pernapasan, membersihkan, melembabkan & menyamakan udara dg
suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis.
• Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli,
proses pertukaran udara dengan darah
Struktur
• 1.      Saluran nafas bagian atas
• Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan.
• 2.      Saluran nafas bagian bawah
• Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
• 3.      Alveoli
• Terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
• 4.      Sirkulasi paru
• Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
• 5.      Paru
• terdiri dari :
• 1)      Saluran nafas bagian bawah
• 2)      Alveoli
• 3)      Sirkulasi paru
• 6.      Rongga Pleura
• Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis,
dan yang meliputi paru atau pleura   veseralis
• 7.       Rongga dan Dinding Dada
• Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi
Hidung
• Nares Anterior
• Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum
ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior
memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu
bermuara ke dalam rongga hidung.
• Rongga Hidung
• Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung
dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk
ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara
yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari
tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi
oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh
sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat
pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan
inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
• Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi
adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa
olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel
saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis
os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
• Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam
cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa
serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa
yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
• a.       Lubang hidung
• b.      Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
• c.       Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior
• d.      Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
• e.       Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi
membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
Saluran pernapasan
• Faring
• adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
• Laring
• Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya.
• Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran.
Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat
benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri
atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan
berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor
dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang
berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang
menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang
rawan kornikulata yang sangat kecil.
• Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa
katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan.
Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea,
kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
• Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan
tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan
gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot
laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian
lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu
bernapas dan berbicara.
• Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui
glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan
juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan.
Trakea
• Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring
sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf
menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak
sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan
fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga
memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas
epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah laring,
maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk
bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi
mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak
bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang
memisahkannya dari tulang belakang.
• Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu
belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi
mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata
dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea.
Kedua bronkus
• kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi
oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke
bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit
lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua
timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut
bronkus lobus bawah.(lihat gambar 3)
• Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang
kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah
menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan
bawah.
Rongga toraks
• Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam
toraks :
• 1.      Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan,
• 2.      Kedua belas ruas tulang punggung beserta
cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang
terbuat dari tulang rawan di belakang.
• 3.      Iga-Iga beserta otot interkostal disamping
• 4.      Diafragma di bawah
• 5.      Dasar leher di atas,
Paru-paru
• Lobus paru-paru
• Bronkus pulmonaris
• Pembuluh darah dalam paru
• Hilus
Patofisiologi pernapasan
• 1.      Asma
• Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari
bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh
hipersensitivas bronkiolus (disebut asma
bronkiale) terhadap benda-benda asing di
udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi
dikarenakan faktor psikis dan penyakit
menurun.
• Tuberkulosis (TBC)
• Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ
tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit
ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya
bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
• Keadaan ini menyebabkan :
• 1)      Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk
pertukaran udara paru-paru
• 2)      Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
• 3)      Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan
meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan
penurunan kapasitas difusi paru-paru
• .      Faringitis
• Faringitis merupakan peradangan pada faring
sehingga timbul rasa nyeri pada waktu
menelan makanan ataupun kerongkongan
terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga
disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri
yang biasa menyerang penyakit ini adalah
Streptococcus pharyngitis.
• Bronkitis
• Penyakit bronkitis karena peradangan pada
bronkus (saluran yang membawa udara
menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena
infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab
lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan
udara.
• .      Pneumonia
• Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana
alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan dan
eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri
dari satu alveolus ke alveolus lain hingga dapat
meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus
(Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan
bakteri Mycoplasma pneumoniae.
• .      Emfisema paru – paru
• Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas
alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-
gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar
dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari
paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
• Dipteri
• Dipteri merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphterial yang dapat menimbulkan
penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut.
• Asfiksi
• Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan
oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya
fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan
tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena
seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan
karena hemoglobin lebih mengikat karbon
monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam
darah berkurang.
• Kanker paru – paru
• Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali di dalam jaringan paru-paru. Kanker ini
mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke
seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama
dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar
70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap,
semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Tetapi
tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami
penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah
penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum,
dan radiasi ionisasi.
Pengkajian
• Pengkajian disfungsi pernapasan meliputi
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lab atau diagnostik
Riwayat kesehatan
• Terdiri dari riwatat medis sebelumnya, riwayat
keluarga dan riwayat penyakit saa ini (kapan gejala
mulai dan bagaimana perkembangan gejala
tersebut), serta terapi yang diberikan di rumah
• Riwayat medis sebelumnya mungkin penting untuk
kasus flu atau nyeri tenggorokan berulang, atopi
(misalnya asma atau dermatitis atopik),
permaturitas, disfungsi pernapasan saat lahir,
kenaikan berat badan buruk atau riwayat penyakit
pernapasan berulang atau penyakit paru kronik
• Riwayat kelaurga mungkin signifikan untuk gangguan
pernapasan kronik, seperti asma atau dapat mengungkap
kontak terhadap pajanan infeksi
• Saat mengkaji riwayat penyaki saat ini, tanyakan mengenai
awitan dan perkembangan penyakit, demam, hidung
tersumbat, pernapasan kasar, adanya batuk, pernapasan
cepa, peningkatan upaya pernapasan, nyari hidung, sinus,
atau tenggorokan, menarik-narik telinga, sakit kepala,
batuk sampai muntah, tidak mau makan, letargi.
• Tanyakan juga mengenai pejanan terhadap asap rokok
(perokok pasif)
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi dan iobservasi
Warna : observasi warna kulit anak, perhatikan
pucat atau sianosis (sirkumoral atau sentral).
Pucat terjadi akibat vasokonstriksi perifer
sebagai upaya menghemat oksigen untuk fungsi
fital. Sianosis (kulit dan membran mukosa
kebiruan) terjadi akibat hipoksia (defisiensi
oksigen)
• Sianosis pertama kali sirkumoral (hanya di sekitar
mulut) dan berlanjut menjadi sianosus sentral
• Tangan dan kaki bayi baru lahir dapat terlihat biru
(akrosianosis), yang merupakan temuan normal.
• Bayi dapat memiliki tangan dan kaki pucat saat
kedinginan atau saat sakit, karena sirkulasi perifer
belum berkembang sempurna pada masa bayi awal.
• Perhatikan kecepatan dan kedalaman pernapasan, serta
upaya pernapasan. Sering kali, tanda awal penyhakit
pernapasan pada bayi dan anak adalah takipnea
Hidung dan rongga mulut
• Inspeksi hidung dan rongga mulut. Perhatikan
drainase hidung dan kemerahan atau
pembengkakan pada hidung.
• Perhatikan warna faring, adanya eksudat,
ukuran tonsil, dan status serta adanya lesi
dimana pun di rongga mulut
Bentuk dan suara abnormal di jalan napas

• Perhatikan suara batuk (apkah berdahak,


produktif, kering dan kasar, kuat?)
• Perhatikan apakah ada suara abnormal
misalnya mendengkur, stridor atau mengi yang
terdengar jelas.
• Mendengkur terjadi saat ekspresi dan terjadi
akibat penutupan glotis prematur
Upaya pernapasan
• Kaji kedalaman dan kualitas upaya
pernapasan. Apakah pernapasan sulit?,
• Pernapasan mulut dapat terjadi saat kongesti
nasal yang parah.
• Peningkatan upaya pernapasan terutama jika
byai gelisah dan cemas.
• Kaji adanya napas cuping hidung, retraksi atau
pergerakan naik turun kepala saat bernapas.
Retraksi
• Penarikan ke dalam jaringan lunak saat bernapas
dapat terjadi pada regio interkosta, subkosta,
subsentral, supraklavikula atau suprasternal
• Dokumentasikan keparahan rektraksi : ringan,
sedang, atau berat.
• Catat juga danya penggunaan otot aksesorius leher.
• Perhatikan adanya pernapasan paradoks (gerakan
dada dan perut ke atas pada fase inspirasi dan
tidak simultan. )
• Cemas dan gelisah
• Jari tabuh
• Status hidrasi
Auskultasi
• Evaluasi suara napas pada dada anterior dan
posterior, serta pada area aksila
• Suara napas harus sama di kedua sisi
• Intensitas dab tinggi suara napas harus sama di
seluruh lapang paru
• Saat pernapasan normal fase inspirasi lebih
lembut dan lama dibandingkan fase ekspirasi
• Ekspirasi yang lama merupakan tanda obstruksi
bronkus atau bronkiolus.
• Perhatikan suara napas tambahan yang terdengar
saat auskultasi
• Mengi, suara bernada tinggi yang biasanya terdengar
saat ekspirasi, terjadi akibat obstruksi di trakea
bawah atau bronkiolus. Mengi terjadi akibat
obstruksi bronkiolus, seperti pada bronkiolitis, asma,
penyakit kronik atau fibrosis kistik, tidak hilang
setelah batuk.
• Ronki terjadi jika alveoli terisi cairan, seperti paa
pneumonia
Perkusi
• Catat suara yang tidak resonan
• Suara pekak atau redup dapat terdenga saat
perkusi pada jaringna paru yang sebagian
konsolidasi, misalnya pada penderita
pneumonia
• Timpani dapat terdengan pada perkusi
pneumotoraks
Palpasi
• Palpasi sinus utnuk melihat adanya nyeri tekan
pada anak yang lebih besar. Kaji pembesaran
atau nyeri tekan nodus limfe kepala dan leher.
Dokumentasikan perubahan taktil fremitus yang
terdeteksi pada saat palpasi.
• Taktil fermitus dapat terjadi pada kasus
pneumonia atau efusi pleura.
• Bandingkan nadi sentral dan perifer. Pada gawat
nafas berat, perfusi sering kali terganggu.
Imunisasi dasar
• BCG
• HEPATITIS
• DPT
• POLIO
• CAMPAK
• DT
• COVID 19

Anda mungkin juga menyukai