Anda di halaman 1dari 76

• Saluran nafas yang dilalui udara adalah

hidung, faring, laring, trakea, bronkus,


bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya
terdapat suatu sistem yang sedemikian
rupa dapat menghangatkan udara
sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga
suatu sistem pertahanan yang
memungkinkan kotoran atau benda asing
yang masuk dapat dikeluarkan baik
melalui batuk ataupun bersin.
• Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam
rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.
Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir
yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan
bersambung dengan lapisan farinx dan dengan
selaput lendir sinus yang mempunyai lubang
masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi
memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis
terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering
membengkok kesatu sisi
• adalah pipa berotot yang berjalan dari
dasar tengkorak sampai persambungan-
nya dengan oesopagus pada ketinggian
tulang rawan krikoid. Maka letaknya di
belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring
adalah bagian dari faring merupakan
gabungan sistem respirasi dan
pencernaan.
• Terletak pada garis tengah bagian depan
leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan
didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.
• Cartilago yang berbentuk daun dan
menonjol keatas dibelakang dasar lidah.
Epiglottis ini melekat pada bagian
belakang Vertebra cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang
dari bagian samping epiglottis menuju
cartilago arytenoidea, membentuk batas
jalan masuk laring
• Plica vocalis adalah dua lembar
membrana mukosa tipis yang terletak di
atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa
yang teregang di antara bagian dalam
cartilago thyroidea di bagian depan dan
cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan.
membrana mukosa tepat di atas plica
vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat
dalam produksi suara.
• Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago
arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea,
yang dengan kontraksi dan relaksasi
dapat mendekatkan dan memisahkan
plica vocalis. Otot-otot tersebut di inervasi
oleh nervus cranialis X (vagus).
• Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis
selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palatum molle,
pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi
tertentu oleh sinus udara cranialis.
• Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-
kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea
berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada
bagian depan leher dan dibelakang manubrium
sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut
manubrium dengan corpus sterni) atau sampai
kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima
dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua
bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 -
20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan
fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga
membuat beberapa jaringan otot.
Selanjutnya ….
• Percabangan saluran nafas dimulai dari
trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri. Masing-masing bronkus
terus bercabang sampai dengan 20-25 kali
sebelum sampai ke alveoli. Sampai
dengan percabangan bronkus terakhir
sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh
cincin tulang rawan untuk menjaga agar
saluran nafas tidak kolaps atau kempis
sehingga aliran udara lancar.
• Bagian terakhir dari perjalanan udara
adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari
pembuluh darah kapiler dengan udara.
Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua
paru dengan diameter masing-masing
rata-rata 0,2 milimeter.
• Sistem pernafasan pada dasarnya
dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru-paru beserta pembungkusnya
(pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada
terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga
perut oleh diafragma.
Selanjutnya …..
• Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks
pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru
memilki :

1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam


leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel
pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel
pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
• Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus
superior, medius dan inferior sedangkan paru
kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan
inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan
elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru
mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk
tempat permukaan/pertukaran gas.
• Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada
yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura
parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam. Diantara pleura visceral dan pleura
parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga memungkinkan
pergerakan dan pengembangan paru secara
bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Selanjutnya ….
• Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang
yang membentuk rangka dada. Rangka
dada ini terdiri dari costae (iga-iga),
sternum (tulang dada) tempat sebagian
iga-iga menempel di depan, dan vertebra
torakal (tulang belakang) tempat
menempelnya iga-iga di bagian belakang.
• Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada
yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-
otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai
berikut :
- interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang
mengangkat masing-masing iga.
- sternokleidomastoid yang mengangkat sternum
(tulang dada).
- skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
- interkostalis internus (antar iga dalam) yang
menurunkan iga-iga.
- otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus
membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
- otot dalam diafragma yang dapat menurunkan
diafragma.
Proses fisiologis respirasi di mana oksigen
dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan,
dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi
dapat dibagi menjadi tiga stadium.

1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya


campuran gas-gas ke dalam dan ke luar paru-paru.
2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari
beberapa aspek :
(a) difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler
paru-paru (respirasi eksterna) dan antara
darah sistemik dan selsel jaringan;
(b) distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara
dalam alveolus- alveolus; dan
(c) reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon
dioksida dengan darah.
3. Respirasi sel atau respirasi interna
merupakan stadium akhirdari respirasi.
Selama respirasi ini metabolit
dioksidasi untuk mendapatkan energi,
dan karbon dioksida terbentuk sebagai
sampah proses metabolisme sel dan
dikeluarkan oleh paru-paru.
• Udara bergerak masuk dan keluar dari
paru-paru karena selisih tekanan yang
terdapat antara atmosfer dan alveolus
oleh kerja mekanik otot-otot.
• Stadium ke dua proses respirasi
mencakup proses difusi gas-gas melintasi
membran antara alveolus-kapiler yang
tipis (tebalnya kurang dari 0.5 um).
Kekuatan pendorong untuk pemindahan
ini adalah selisih tekanan parsial antara
darah dan fase gas.
• Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke
jaringan melalui dua jalan :

1. secara fisik larut dalam plasma atau


2. secara kimia berikatan dengan
hemoglobin sebagai oksihemoglobin
(HbO2).
ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini
bersifat reversibel.
• Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui
tiga cara sebagai berikut:
1. Secara fisik larut dalam plasma (10 %)
2. Berikatan dengan gugus amino pada
Hb dalam sel darah merah (20%)
3. Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%)
Karbon dioksida berikatan dengan air dengan
reaksi seperti dibawah ini:
CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-
1. Medulla Oblongata
2. Pons
Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu
mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan gas
carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer.
2. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
3. Reservoir darah
4. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas
PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN
1. RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat kesehatan keluarga
2. REVIEW SISTEM (Head to Toe)
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
3. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
4. DIAGNOSA
1. RIWAYAT KESEHATAN
• Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data
saat ini dan masalah yang lalu.
• Perawat mengkaji klien atau keluarga dan
berfokus kepada manifestasi klinik dari
keluhan utama, kejadian yang membuat
kondisi sekarang ini, riwayat perawatan
dahulu, riwayat keluarga dan riwayat
psikososial.
Riwayat kesehatan dimulai dari
biografi klien
• Dimana aspek biografi yang sangat erat
hubungannya dengan gangguan oksigenasi
mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan
(terutama yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja) dan tempat tinggal.
• Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi
tempat tinggal serta apakah klien tinggal sendiri
atau dengan orang lain yang nantinya berguna
bagi perencanaan pulang (“Discharge
Planning”).
a. KELUHAN UTAMA
• Keluhan utama akan menentukan prioritas
intervensi dan mengkaji pengetahuan klien
tentang kondisinya saat ini.
• Keluhan utama yang biasa muncul pada klien
gangguan kebutuhan oksigen dan
karbondioksida antara lain : batuk,
peningkatan produksi sputum, dyspnea,
hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest pain.
Batuk (Cough)
• Batuk merupakan gejala utama pada klien
dengan penyakit sistem pernafasan.
• Tanyakan berapa lama klien batuk (misal 1
minggu, 3 bulan).
• Tanyakan juga bagaimana hal tersebut timbul
dengan waktu yang spesifik (misal : pada
malam hari, ketika bangun tidur) atau
hubungannya dengan aktifitas fisik.
• Tentukan batuk tersebut apakah produktif
atau non produktif, kongesti, kering
2) Peningkatan Produksi Sputum

• Sputum merupakan suatu substansi yang


keluar bersama dengan batuk atau bersihan
tenggorok.
• Trakeobronkial tree secara normal
memproduksi sekitar 3 ons mucus sehari
sebagai bagian dari mekanisme
pembersihan normal (“Normal Cleansing
Mechanism”).
• Tetapi produksi sputum akibat batuk adalah
tidak normal.
• Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau
dan jumlah dari sputum karena hal-hal
tersebut dapat menunjukkan keadaan dari
proses patologik.
• Jika infeksi timbul sputum dapat berwarna
kuning atau hijau, sputum mungkin jernih,
putih atau kelabu.
• Pada keadaan edema paru sputum akan
berwarna merah muda, mengandung darah
dan dengan jumlah yang banyak
3) Dyspnea
• Dyspnea merupakan suatu persepsi kesulitan
untuk bernafas/nafas pendek dan merupakan
perasaan subjektif klien.
• Perawat mengkaji tentang kemampuan klien
untuk melakukan aktifitas. Contoh ketika klien
berjalan apakah dia mengalami dyspnea ?.
• Kaji juga kemungkinan timbulnya paroxysmal
nocturnal dyspnea dan orthopnea, yang
berhubungan dengan penyakit paru kronik
dan gagal jantung kiri.
4) Hemoptysis 
• Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut
dengan dibatukkan.
• Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal dari
paru-paru, perdarahan hidung atau perut.
• Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna
merah terang karena darah dalam paru distimulasi
segera oleh refleks batuk.
• Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara lain :
Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru, Cystic
fibrosis, Upper airway necrotizing granuloma, emboli
paru, pneumonia, kanker paru dan abses paru.
5) Chest Pain
• Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan
dengan masalah jantung dan paru.
• Gambaran yang lengkap dari nyeri dada
dapat menolong perawat untuk membedakan
nyeri pada pleura, muskuloskeletal, cardiac
dan gastrointestinal. Paru-paru tidak
mempunyai saraf yang sensitif terhadap
nyeri, tetapi iga, otot, pleura parietal dan
trakeobronkial tree mempunyai hal tersebut.
• Dikarenakan perasaan nyeri murni adalah
subjektif, perawat harus menganalisis
nyeri yang berhubungan dengan masalah
yang menimbulkan nyeri itu bisa timbul
b. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

• Secara umum perawat menanyakan


tentang : Riwayat merokok : merokok
sigaret merupakan penyebab penting
kanker paru-paru, emfisema dan
bronchitis kronik. Semua keadaan itu
sangat jarang menimpa non perokok
Anamnesis harus mencakup
hal-hal :
• Usia mulainya merokok secara rutin.
• Rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari
• Usia melepas kebiasaan merokok.
• Pengobatan saat ini dan masa lalu
• Alergi
• Tempat tinggal
c. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
• Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan
sosial pasien penyakit paru-paru sekurang-
kurangnya ada tiga, yaitu :
1) Penyakit infeksi tertentu : khususnya
tuberkulosa, ditularkan melalui satu orang ke
orang lainnya; jadi dengan menanyakan
riwayat kontak dengan orang terinfeksi dapat
diketahui sumber penularannya.
2) Kelainan alergis, seperti asthma bronchial,
menunjukkan suatu predisposisi keturunan
tertentu; selain itu serangan asthma
mungkin dicetuskan oleh konflik keluarga
atau kenalan dekat.
3) Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim
di daerah yang polusi udaranya tinggi. Tapi
polusi udara tidak menimbulkan bronchitis
kronik, hanya memperburuk penyakit
tersebut.
2. REVIEW SISTEM (Head to Toe) •
• Inspeksi
1) Pemeriksaan dada dimulai dari thorax posterior,
klien pada posisi duduk.
2) Dada diobservasi dengan membandingkan satu
sisi dengan yang lainnya.
3) Tindakan dilakukan dari atas (apex) sampai
kebawah.
4) Inspeksi thorax posterior terhadap warna kulit
dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan
tulang belakang seperti : kyphosis, scoliosis
danlordosis.
5) Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan,
dan kesimetrisan pergerakan dada.
6) Observasi type pernafasan, seperti :
pernafasan hidung atau pernafasan
diafragma, dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
7) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi
dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E).
ratio pada fase ini normalnya 1 : 2.
• Fase ekspirasi yang memanjang
menunjukkan adanya obstruksi pada jalan
nafas dan sering ditemukan pada klien
Chronic Airflow Limitation (CAL)/COPD
8)Kaji konfigurasi dada dan bandingkan
diameter anteroposterior (AP) dengan
diameter lateral/tranversal (T). ratio ini
normalnya berkisar 1 : 2 sampai 5 : 7,
tergantung dari cairan tubuh klien.
9) Kelainan pada bentuk dada :
a) Barrel Chest Timbul akibat terjadinya over
inflation paru. Terjadi peningkatan diameter
AP : T (1:1), sering terjadi pada klien
emfisema.
b) Funnel Chest (Pectus Excavatum) Timbul
jika terjadi depresi dari bagian bawah dari
sternum. Hal ini akan menekan jantung dan
pembuluh darah besar, yang mengakibatkan
murmur. Kondisi ini dapat timbul pada
ricketsia, marfan’s syndrome atau akibat
kecelakaan kerja.
c) Pigeon Chest (Pectus Carinatum) Timbul
sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum,
dimana terjadi peningkatan diameter AP.
Timbul pada klien dengan kyphoscoliosis
berat.
d) Kyphoscoliosis Terlihat dengan adanya
elevasi scapula. Deformitas ini akan
mengganggu pergerakan paru-paru, dapat
timbul pada klien dengan osteoporosis dan
kelainan muskuloskeletal lain yang
mempengaruhi thorax
Kiposis :
meningkatnya kelengkungan normal
kolumna vertebrae torakalis menyebabkan
klien tampak bongkok.
Skoliosis :
melengkungnya vertebrae torakalis ke
lateral, disertai rotasi vertebral
10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada 
Gangguan pergerakan atau tidak
adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan
penyakit pada paru atau pleura.
11) Observasi retraksi abnormal ruang
interkostal selama inspirasi, yang dapat
mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
b. Palpasi
• Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan
pergerakan dada dan mengobservasi
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan
mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi).
• Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas
yang terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi,
bengkak.
• Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien
mengeluh nyeri.
• Vocal premitus : getaran dinding dada yang
dihasilkan ketika berbicara
c. Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji
resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya
dan pengembangan (ekskursi) diafragma.
Jenis suara perkusi :
- Resonan (Sonor)
- Dullness
- Tympany :
*bergaung, nada rendah) dihasilkan pada
jaringan paru normal.
*dihasilkan diatas bagian jantung atau paru.
* musikal, dihasilkan diatas perut yang berisi
udara.
Auskultasi 
• Merupakan pengkajian yang sangat
bermakna, mencakup mendengarkan
suara nafas normal, suara tambahan
(abnormal), dan suara.
• Suara nafas normal dihasilkan dari
getaran udara ketika melalui jalan nafas
dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih
Suara nafas normal :
a) Bronchial : sering juga disebut dengan
“Tubular sound” karena suara ini dihasilkan
oleh udara yang melalui suatu tube (pipa),
suaranya terdengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya
lebih panjang dari pada inspirasi, dan tidak
ada henti diantara kedua fase tersebut.
Normal terdengar diatas trachea atau daerah
suprasternal notch. Kualitas (Keras, nada
tinggi), lokasi (Di samping trakea)
b) Bronchovesikular :merupakan gabungan dari
suara nafas bronchial dan vesikular. Suaranya
terdengar nyaring dan dengan intensitas yang
sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana
bronchi tertutup oleh dinding dada. Kualitas (Agak
keras, nada agak tinggi), lokasi (Di samping
sternum)
c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin
sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi,
ekspirasi terdengar seperti tiupan. Kualitas (Lemah,
nada rendah), lokasi (Di Bagian paru lainnya)
e) Trakea: kualitas (Kasar, nada tinggi), lokasi (Pada
trakea)
Suara Perkusi Abnormal :
Suara Perkusi Abnormal :
• Hiperresonan
• Flatness : bergaung lebih rendah
dibandingkan dengan resonan dan timbul
pada bagian paru yang abnormal berisi
udara.
• Sangat dullness oleh karena itu nadanya
lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi
daerah paha, dimana areanya seluruhnya
berisi jaringan.
• Rokhi basah: Nyaring, bunyi yang hilang
timbul dan meletup-letup seperti bunyi
rambut yang saling bergesekan, didengar
baik baik pada insipirasi dan ekspirasi.
• Ronkhi kering: Nada rendah, bunyi seperti
dengkuran yang monofonik, terutama
terdengar saat ekspirasi tetapi dapat juga
terjadi disepanjang siklus respirasi
• Pleural friction rub: Nada rendah, nyaring,
superfisial menerus, seperti bunyi potongan
kertas pasir yang saling bergesekan,
didengar saat insipirasi dan ekspirasi
Suara nafas tambahan :
a)Wheezing : terdengar selama inspirasi dan
ekspirasi, dengan karakter suara nyaring, musikal,
suara terus menerus yang berhubungan dengan
aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit.
b)Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan
ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan,
nyaring, suara mengorok terus-menerus.
Berhubungan dengan sekresi kental dan
peningkatan produksi sputum
c) Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut, suara
seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah
pleura. Sering kali klien juga mengalami nyeri saat
bernafas dalam.
Suara nafas tambahan:
d) Crackles Fine crackles : setiap fase lebih
sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara
melewati daerah yang lembabdi alveoli atau
bronchiolus. Suara seperti rambut yang
digesekkan.
e) Coarse crackles : lebih menonjol saat
ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara
gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan
atau sekresi pada jalan nafas yang besar.
Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
f) Stridor: Nada tinggi, bunyi seperti dengkuran
yang monofonik, terdengar saat inspirasi;
lebih keras dileher daripada di dinding dada.
3. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 
• Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang
secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi
respirasi. Beberapa kondisi respiratory timbul akibat
stress.
• Penyakit pernafasan kronik dapat menyebabkan
perubahan dalam peran keluarga dan hubungan
dengan orang lain, isolasisosial, masalah
keuangan, pekerjaan atau ketidak mampuan.
• Dengan mendiskusikan mekanisme koping,
perawat dapat mengkaji reaksi klien terhadap
masalah stres psikososial dan mencari jalan
keluarnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif
(Kerusakan pada fisiologi Ventilasi)
Adalah suatu kondisi dimana individu
tidak mampu untuk batuk secara efektif.
2. Kerusakan pertukaran gas (Kerusakan
pada fisiologi Difusi) Kondisi dimana
terjadinya penurunan intake gas antara
alveoli dan sistem vaskuler
3. Pola nafas tidak efektif (Kerusakan pada
fisiologi Transportasi) Adalah Suatu
kondisi tidak adekuatnya ventilasi
berhubungan dengan perubahan
polanafas. Hiperpnea atau hiperventilasi
akan menyebabkan penurunan PCO2
SELESAI…………

Anda mungkin juga menyukai