Anda di halaman 1dari 65

 Data umum : nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan.

 Keluhan utama :
- Mata merah
- Mata gatal
- Mata berair
- Mata nyeri
- Belekan
- Gangguan penglihatan (buta, penglihatan kabur, penglihatan
ganda/dobel)
- Benjolan pada mata (timbilan)
 Keluhan lain
 Riwayat penyakit dahulu : hipertensi, diabetes melitus, trauma
 Riwayat Pengobatan
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Alergi
 Riwayat Psikososial
Tujuan:
1.Mengetahui kondisi mata  fungsi :
-Tajam penglihatan
-Lapang Pandang ( Visual Field )
-Penglihatan warna
-Penglihatan binokular
-Penglihatan stereoskopis

2. Mencari penyebab  diagnosis  pengobatan


atau tindakan yang rasional
- Tajam Penglihatan
- Posisi bola mata
- Inspeksi dan Palpasi
- Tekanan bola mata
- Lapang pandang
- Segmen anterior dan segmen posterior bola mata
- Pemeriksaan khusus
 Tajam penglihatan  fungsi penglihatan
seseorang
 Test  elektroda diletakkan di daerah
occipital  anak melihat rangsangan
berbentuk pola bar atau grid.
 Gambaran pola :
- Lebar  rangsangan visual dapat dibaca
elektroda
- Sempit  tidak ada rangsangan
 Pengukuran visual acuity (tajam penglihatan)
 garis terkecil yang menghasilkan respons
 Mengamati respon anak-anak terhadap
rangsangan visual
 Teller Acuity Cards II  Kartu rectangular  garis
hitam putih diprint dalam background abu-abu 
garis-garis diprint pada satu sisi kartu
 Pergerakan mata mengikuti sisi yang terdapat garis
 anak dapat
melihat kartu
 Karakteristik Fixation behavior  metode
CSM (Central, Steady, and Maintained)
 Central  fiksasi fovea  refleks cahaya
kornea sentral
 Steady  tidak terdapat nistagmus dan
kelainan fiksasi motorik lain
 Maintaned  fiksasi setelah mata yang
berlawanan tidak ditutup.
Mata yang tidak fiksasi  visual acuity
menurun dibandingkan mata yang berlawanan
 Snellen Chart
- Kartu Snellen  huruf atau angka
- Anak kecil  huruf “E” atau gambar benda
atau binatang
- Jarak 5 atau 6 meter di depan penderita 
mata melihat benda dalam keadaan istirahat
atau tanpa akomodasi
- Ditentukan baris huruf/angka terkecil yang
masih dapat dibaca
- Pencahayaan cukup  tidak terlalu terang 
mencegah terjadinya akomodasi akibat rasa silau
 Snellen Chart:
- 6/6 : Orang normal dapat melihat  jarak 6 meter,
penderita  jarak 6 meter
- 6/30: Orang normal dapat melihat  jarak 30 meter,
penderita  jarak 6 meter
- Bila penderita tidak bisa melihat dengan snellen chart 
dengan Jari-jari Tangan
 Jari-jari Tangan:
- 6/60: Orang normal dapat melihat  jarak 60 meter,
penderita  jarak 6 meter
- 1/60: Orang normal dapat melihat  jarak 60 meter,
penderita  jarak 1 meter
- Bila penderita tidak bisa melihat jari-jari tangan  dengan
Lambaian Tangan (Hand Movement)
 Hand Movement:
- 1/300: Orang normal dapat melihat pada jarak 300
meter, penderita hanya bisa melihat lambaian tangan
- Bila penderita tidak bisa melihat lambaian tangan 
dengan Persepsi cahaya ( Light Perception )
 Light Perception:
- 1/~ atau Light Perception (LP) +  penderita hanya bisa
melihat cahaya, orang normal dapat melihat cahaya pada
jarak tidak terhingga
 Bila penderita tidak bisa melihat cahaya  Penglihatan
adalah 0 atau Light Perception (LP) – atau Blindness
Pemeriksaan dengan Pemeriksaan dengan Pemeriksaan dengan
hitungan jari lambaian tangan Cahaya
Visus 1/ 300 Visus 1/ ̴
 Uji lubang kecil (Pinhole test)
- Mengetahui tajam penglihatan yang kurang
 kelainan refraksi atau bukan
- Dengan pinhole:
* Perbaikan tajam penglihatan 
kelainan refraksi
* Kemunduran tajam penglihatan 
gangguan pada media penglihatan
 Miopia  diberi lensa sferis minus ( S- ) yang
terkecil
 Hipermetropia  diberi lensa sferis plus (S+)
yang terbesar
 Astigmatisme  dengan trial and error teknik
 jika tajam penglihatan dengan lensa sferis
tidak tercapai 6/6 maka tambahkan lensa
silinder sampai tercapai tajam penglihatan
yang lebih baik
 Presbiopia:
- Umumnya mulai umur 40 tahun
- Usia:
40 tahun addisi S+1.00
45 tahun addisi S+1.50
50 tahun addisi S+2.00
55 tahun addisi S+2.50
≥60 tahun addisi S+3.00
 Distansia pupil
- Jarak antara pupil OD dan pupil OS
- Jarak dekat  saat kedua mata penderita
melihat mata pemeriksa  misal : 60 mm.
Sehingga jarak jauh ditambah 2 mm, menjadi
62 mm.
 Posisi bola mata yang normal  Ortho 
terlihat dari pemberian cahaya dan refleksnya
pada kornea
 Hirschberg test

- Melihat refleks cahaya pada kornea


- Deviasi  Bila refleks cahaya jatuh pada:
* tepi pupil : 15º
* diantara tepi pupil dan limbus : 30º
* limbus : 45º
 Krimsky Test:
- Menggunakan prisma  untuk desenterasi
refleks kornea  fiksasi dekat
- Menambahkan power prisma untuk
membuat refleks kornea berada di sentral
pada masing-masing mata
 Kelainan:
- Mikroftalmos atau buftalmos
- Penonjolan bola mata (Eksoftalmos)  dengan alat Hertel
Exophthalmometry:
* Alat diletakkan pada canthus lateral pada kedua
mata
* Mata dalam keadaan normal: 12-21 mm.
* Misal: OD: 20 mm. OS: 23 mm. Baseline: 110 mm.
* Asimetri  > 2 mm  eksoftalmos atau
enopthalmos
 Palpebra:
- Kelainan pada silia: silia yang tumbuh ke dalam
(Trikiasis) atau entropion palpebra
- Fissura palpebra  lebar normal: 10-12 mm.
* Mengecil  edema palpebra, blefaritis,
ptosis
* Membesar  hipertiroid, tumor bola
mata
- Lagoftalmos
 Sistem air mata
- Kelainan  pungtum lakrimalis sempit atau
tersumbat
- Uji Schirmer  mengetahui sekresi air mata
oleh kelenjar air mata  kertas filter
Whatman  Normal: 15-20 mm
 Sistem air mata
- Uji Anel  mengetahui sumbatan pada
sistem ekskresi air mata  pemeriksaan
fungsi pengeluaran air mata ke dalam rongga
hidung
 Sonde saluran air mata
- Sonde saluran air mata ke dalam hidung 
sumbatan saluran keluar air mata
- Membuka saluran air mata ke hidung
- Tidak boleh dilakukan pada kantung air mata
yang sedang meradang atau infeksi
 Konjungtiva tarsalis dan bulbi
Konjungtiva tarsalis:
Kelainan: papil, giant papil ( cobble
stone),membran, sikatriks, simblepharon,
hordeolum, kalazion.

Konjungtiva bulbi:
Kelainan: injeksi konjungtival, injeksi siliar,
injeksi episklera, perdarahan
subkonjungtiva,simblepharon, pinguekula,
pterigium
1. Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan jarak jangkauan
tangan pemriksa (25-30 cm).
2. Mintalah pemeriksa untuk melirik ke bawah.
3. Kedua jari telunjuk berada pada palpebra superior. Ibu jari kelingking,
jari manis, dan jari tengah memfiksasi daerah tulang sekitar orbita.
4. Jari telunjuk secara bergantian menekan bola mata melalui palpebra
dan merasakan besarnya tekanan bola mata.
5. Hasil : Normal (N), Tekanan bola mata tinggi ( N+1, N+2, N+3 ), Tekanan
bola mata rendah ( N-1, N-2, N-3 ).
 Alat:
1. Tonometer Schiotz
- Indentasi (penekanan) terhadap permukaan
kornea
- Angka skala  nilai dilihat pada tabel
konversi nilai tekanan dalam mmHg
- Faktor kekakuan sklera ( scleral rigidity)
Pemeriksaan Tonometri
Schiotz

1. Baringkan penderita di tempat tidur.


2. Anastesi topikal dengan menggunakan tetes mata pantocain 0,5%.
3. Gunakan beban tonometer yang terendah 5,5 gr. Bila dengan beban 5,5 gram
menunjukkan angka skala 0 maka beban perlu ditambahkan dengan beban
7,5gram atau 10 gram.
4. Disinfeksi identesi dengan alkohol 70%, biarkan sampai kering. Penderita
diminta melihat ke atas dengan melihat lurus pada jari penderita yang
diposisikan diatas mata yang akan diperiksa.
5. Letakkan tonometer dengan hati-hati pada kornea, selanjutnya baca skala yang
ditunjukkan.
6. Sesuaikan hasil pembacaan dengan tabel yang tersedia (satuan mmHg).
7. Teteskan antibiotik topikal setelah pemriksaan.
2. Tonometer aplanasi
- Alat tonometer dikaitkan dengan slitlamp
- Tidak dipengaruhi faktor kekakuan sklera
3. Tonometer non kontak
- Hembusan udara pada permukaan kornea
 Konfrontasi
- Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa
pada jarak 60 cm
- Pasien menutup mata kiri, dan mata kanan
melihat mata kiri pemeriksa
- Benda obyek dipegang sejauh mungkin dan
digerakkan ke sumbu penglihatan dan
penderita memberitahu apabila mulai melihat
benda obyek
- Diulang pada interval 30-45 derajat hingga
mengelilingi 360 derajat perifer
 Perimetri
- Perimeter  alat berbentuk setengah bola 
jari-jari 30 cm
- Mata penderita berfiksasi pada titik pusat bola
mata, obyek digeser pelan-pelan dari tepi ke arah
titik sentral
- Dicari batas-batas pada seluruh lapang pandang
saat obyek mulai terlihat
- Luas lapang pandang normal: 90 derajat
temporal, 70 derajat inferior, 60 derajat nasal, 50
derajat superior
1. Mintalah penderita untuk duduk berhadapan.
Posisi bola mata antara penderita dan pemeriksa
selaras dengan jarak 30-50 cm.
2. Tutuplah mata di sisi yang sama dengan mata
penderita yang ditutup.
3. Difiksasi pada mata pasien yang tidak ditutup.
4. Mintalah penderita agar memberi respon bila
melihat objek yang digerakkan pemeriksa dimana
mata tetap tetap terfiksasi dengan mata
pemeriksa.
5. Gerakkan objek dari perifer ke tengah dari arah
superior, superior temporal, temporal, temporal
inferior, inferior, inferior nasal, nasal, nasal
superior.
6. Catatlah hasil pemeriksaan dalam status
penderita.
 Penderita duduk, memandang obyek yang letaknya jauh ( ± 6 m).
 Menyalakan senter dari jarak 60 cm, tepat di depan glabela
penderita.
 Perhatikan refleks sinar tersebut pada kornea, bila simetris berarti
pasangan bola mata dalam orbita sejajar (tampak pantulan sinar di
tengah pupil).
 Penderita diminta mengikuti gerakan ujung jari pemeriksa,
pensil /pulpen yang digerakkan dari central ke perifer ke 6 arah
kardinal tanpa menggerakkan kepala (melirik saja).
 Diperhatikan gerakan kedua mata, keduanya bebas ke segala arah
ataukah ada yang tertinggal.
 Kornea
- Diameter kornea normal: 12 mm.
Bila lebih besar  makrokornea
Bila lebih kecil  mikrokornea
- Kornea normal  jernih, permukaan licin.
Bila tidak jernih, dapat disebabkan: xerosis,
edema kornea, infiltrat, ulkus, keratomalasia,
pannus, sikatriks.
 Kornea:
- Uji Fluorescein  defek epitel kornea
- Uji Siedel  adanya atau letak kebocoran
kornea
- Uji Sensibilitas  gangguan sensibilitas
kornea (serabut sensorik saraf kranial V)
 Bilik mata depan (BMD)
- Kedalaman: dalam atau dangkal
- Sel-sel radang ( flare, cell)
- Hifema, hipopion
- Sudut BMD  sempit atau lebar  pemeriksaan
Gonioskopi dengan alat goniolens
 Bilik mata depan (BMD)
- Cara sederhana: Menyinari BMD dari
samping dengan senter:
* Iris yang datar akan disinari secara
merata  sudut BMD terbuka
* Iris tersinari sebagian  terang di bagian
senter tetapi membentuk bayangan di bagian
lain  sudut BMD sempit atau tertutup
 Bilik mata depan (BMD)
- Kedalaman: dalam atau dangkal
- Sel-sel radang ( flare, cell)
- Hifema, hipopion
- Sudut BMD 
sempit atau lebar 
pemeriksaan Gonioskopi dengan alat goniolens
- Cara sederhana: Menyinari BMD dari samping dengan senter:
* Iris yang datar akan disinari secara merata  sudut BMD terbuka
* Iris tersinari sebagian  terang di bagian senter tetapi membentuk
bayangan di bagian lain  sudut BMD sempit atau tertutup
 Iris
- Normal: kryptae (lekukan iris) serta warna
kecoklatan (pigmen iris)
- Kelainan: atrofi, rubeosis, sinekia anterior
atau sinekia posterior

 Pupil
- Normal: bulat, sama besar pada kedua mata,
diameter 3 mm
- Kelainan: anisokoria, midriasis, miosis,
oklusi pupil, seklusio pupil, leukokoria
 Pupil
- Refleks cahaya  mengecilnya kedua pupil
oleh rangsangan sinar
- Refleks cahaya langsung dan tidak langsung
- Refleks pupil tidak ada  penglihatan tidak
ada, ruptur sfingter, sinekia posterior
 Lensa
- Kekeruhan lensa  penyinaran miring (45
derajat )  lebar pinggir iris pada lensa yang
keruh (iris shadow)
- Bayangan jauh dan besar  katarak imatur
- Bayangan kecil dan dekat  katarak matur
 Badan Kaca
- Melihat bercak kehitaman dan bergerak
(muscae volitantes)

 Saraf Optik
- Oftalmoskop  papil saraf optik  batas
(tegas/kabur), warna (normal: kemerahan,
atrofi: pucat), pembuluh darah papil; cup disk
ratio (cekungan/ekskavasio), lebar normal 0,2-
0,3 dari diameter papil
 Makula
- Refleks cekung dan agak gelap
- Kelainan: perdarahan, eksudat
 Retina dan Koroid

- Normal: warna merah jingga


Degenerasi: warna keabu-abuan atau
kebiruan
- Kelainan: perdarahan, eksudat, bone
spiculae, kelainan degeneratif pada retina
perifer
 Lampu celah (Slit Lamp)
- Alat pemeriksaan yang terdiri atas lampu
kecil dengan mikroskop
- Kelainan pada adnexa mata, segmen
anterior bola mata yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang
- Alat tambahan three mirror goniolens 
sudut BMD, papil saraf mata, makula, retina
- Alat tambahan khusus  tonometri aplanasi
 Oftalmoskopi ( Funduskopi )
- Melihat bagian dalam mata (fundus okuli)  papil
saraf optik, retina, makula
- 2 jenis:
1. Oftalmoskopi Direk
- gambaran fundus okuli secara langsung atau tidak
terbalik
2. Oftalmoskopi Indirek
- alat Schepens  makrolens berkekuatan 15-20
dioptri
- gambaran fundus terbalik, kecil, tetapi lapang
penglihatan luas
 Foto Fundus
- Gambaran seperti oftalmoskop indirek,
bayangan diproyeksikan ke kamera
 Optical Coherence Tomography (OCT)
- Alat untuk melihat lapisan dan ketebalan
retina (retinal thickness)
 Ultrasonografi (USG)
- Mengetahui adanya kekeruhan pada segmen posterior bola
mata
- Dilakukan USG bila dengan oftalmoskopi tidak dapat
dilakukan 
kekeruhan kornea, katarak,
hifema.
 Biometri
- Alat untuk mengukur panjangnya bola mata
- Mengetahui kekuatan lensa intraokular yang
akan ditanamkan  operasi katarak 
dengan menanam lensa intraokular
- 2 macam pemeriksaan:
1. Keratometri (power kornea)
2. Panjang aksial bola mata
 Retinometri
- Melihat fungsi retina
- Meramalkan keberhasilan operasi katarak
 bila fungsi retina baik (1,0) maka tajam
penglihatan pasca operasi katarak bisa
mencapai 1,0
 Foto X-Ray
- Mengetahui benda asing radioopaque di
dalam bola mata pada trauma tembus okuli
yang disertai hifema atau kekeruhan media
 Computed Tomography (CT Scan)
- Pemeriksaan penting untuk kelainan orbita
 fraktur dan thyroid eye disease
- Bagus untuk melihat tulang
- Dapat digunakan untuk pasien dengan
metallic foreign bodies
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Bagus untuk pemeriksaan daerah orbitocranial
junction atau intrakranial
- Bagus untuk melihat soft tissue apeks orbita
- Kontraindikasi untuk pasien dengan ferromagnetic
metallic foreign bodies, aneurysm clips, dan
pacemakers
 Dakriosistografi
- Mengetahui anatomi sistem saluran air mata
- Menggunakan bahan kontras yang
dimasukkan ke dalam kantung air mata
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai