Anda di halaman 1dari 49

PEMERIKSAAN

MATA
Disusun :
Alin Muthia 12100118540
Novia Giana Nurjanah 12100118611
Siti Ramdiani Shafia Putri 12100118638
Dwiatma Dede Ramdani 12100118641
PEMERIKSAAN MATA OBJEKTIF

1. Posisi dan kesejajaran kedua mata :

Berdirilah di depan paseien dan perhatikan posisi dan kesejajaran

(alignment) dari kedua mata pasien. Lihat juga apakah terdapat penonjolan

pada salah atau kedua mata.

2. Alis Mata :

Lihat : kualitas, distribusi, dan adanya pelepasan dari kulit dibawahnya.


CON’T
3. Palpebra :

Lihat posisinya terhadap bola mata, inspeksi juga untuk hal-hal di bawah ini:
 Lebar dari palpebral fissure
 Edema
 Warna
 Lesi
 Kondisi dan arah dari bulu mata
 Lihat apakah kelopak mata pasien tertutup seperti pada orang yang
mengalami facial paralisis atau dalam keadaan tidak sadarkan diri
CON’T
4. Lacrimal apparatus:
Lihat area lacrimal gland dan sac apakah terjadi edema atau tidak.
5. Conjunctiva dan sclera:
 Minta pasien melihat ke atas, kemuadia menekan kedua kelopak mata ke
bawah dengan ibu jari tangan, kemudian lihat sklera dan konjungtiva inferior.
Inspeksi sklera dan konjungtiva palpebralis lihat warna, vaskularisasinya,
nodule ,atau pembengkakan.
 Melihat mata pasien secara lebih luas : letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada
tulang pipi dan alis mata kemudian renggangkan kedua kelopak mata tersebut.
Minta pasien melihat ke samping kanan dan kiri serta kebawah. Inspeksi sklera
dan konjungtiva bulbaris.
CON’T

6. Cornea dan lensa:

Dengan mengunakan pencahayaan oblique, inspeksi kornea pada masing-


masing mata untuk mellihat opacities (kekeruhan) yang mungkin terlihat lewat
pupil.

7. Iris

Pada saat yang bersamaan dengan pemeriksaan sebelumnya, inspeksi


masing-masing iris. Lihat batasan iris yang ada. Arahkan cahaya dari sisi
temporal, lihat untuk crescenteric shadow pada sisi medial dari iris. Karena iris
normal akan menunjukan akan Nampak datar dan normalnya tidak akan
menunjukan bayangan.
CON’T

8. Pupil : Inspeksi ukuran, bentuk, dan simerisnya letak kedua pupil. Jika

pupil besa (>5mm), kecil (<3mm), atau tidak sama, ukur keduanya.

Lakukan pemeriksaan untuk menentukan:

 Reaksi pupil yang langsung (konstriksi pupil pada mata yang sama)

 Reaksi pupil konsensual (konstriksi pupil pada mata yang lain)


CON’T

1. Anterior dan posterior chamber


 Beri cahaya dari lateral
 Cahaya akan menembus bagian mata kanan yang menuju ke hidung
Perhatikan dalamnya :
 Normal
 Dangkal bila ketak iris didepan
 Depan bila ketak iris lebih dalam
Muscle Balance Test
1. Hirshbeng’s method
Pemeriksaan ini dilakukan pada jarak 2 kaki di depan pasien, berikan
cahaya pada mata pasien dan minta pasien melihat kea rah cahaya. lihat
pantulan cahaya pada kornea. Cahaya yang di arahkan ke nasal, akan
terlihat pentulannya tepat di pupil (normal)
Muscle Balance Test
2. Cover Uncover method
 Periksa mata satu persatu
 Pesien lihat kedepan lurus.
Hasil :
 Ortoforia : mata yang ditutup dan saat
dibuka tidak bergerak
 Esoforia : mata yang ditutup bergerak
kenasal dans aat dibuka pindah ke medial.
 Exoforia : mata yang ditutup bergerak ke
temporal dan saat dibuka mata berpindah
dari lateral ke medial.
 Heteroforia : ada gerakan dari perifer ke
tengah
PEMERIKSAAN VISUS

DEFINISI
• Pemeriksaan visus atau pemeriksaan ketajaman
penglihatan adalah pemeriksaan fungsi mata untuk
mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan
turunnya tajam penglihatan.Untuk mengetahui tajam
penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu
snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam
penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan
melihat jumlah jari (hitung jari) atau proyeksi sinar.
INDIKASI

• Tajam penglihatan seseorang dapat berkurang pada


keadaan berikut :
• Kelainan refraksi seperti miopia (rabun jauh), rabun
dekat (hipermetropia), astigmat atau silendris.
• Kelainan media penglihatan seperti kornea, akuos
humor, lensa dan badan yang kaca keruh.
• Saraf penglihatan terganggu fungsinya seperti bintik
kuning (makula lutea), saraf optik, dan pusat
penglihatan di otak
• Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk
melihat ketajaman penglihatan.

• Cara : menggunakan chart dengan jarak 5 atau 6 meter

• Alat yang dapat digunakan :


• Snellen chart
• E chart
• Cincin Landolt
Cara Pemeriksaan

• Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien


dengan posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien.
• Bila jarak 5 meter, maka visus normal akan bernilai 5/5
artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter,
pasien juga dapat melihat pada jarak 5 meter. Bila berjarak 6
m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter ada kaki
= 20/20
• Pastikan cahaya harus cukup
• Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri
harus ditutup dan pasien diminta membaca kartu.
• Orang yang diperiksa tidak buta huruf (tau membaca
huruf), jika yang bersangkutan buta huruf makan dapat
menggunakan Echart atau menggunakan Cincin Landolt.
• Orang yang diperiksa harus berumur > 5 Tahun.
• Tidak melakukan pemeriksaan sendiri, artinya harus ada
paling tidak 2 orang yaitu orang yang diperiksa dan
pemeriksa yang bertugas mengarahkan orang yang
diperiksa.
Cara Penilaian
• Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6, maka
tidak usah membaca pada baris berikutnya => visus normal
• Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus
normal, cek pada 1 baris tersebut

• Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris tersebut
dengan false 1. 
• Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan
false 2.
• Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti
visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca.
• Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada baris di
atasnya.
• Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole
(alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)

• Bila visus tetap berkurang => berarti bukan kelainan refraksi


• Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya => berarti merupakan kelainan
refraksi
• Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan
penghitungan jari.
• Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka
dilakukan pemeriksaan penglihatan dengan lambaian
tangan.
• Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan
penyinaran, dapat menggunakan 'pen light‘. Bila dapat
melihat sinar, berarti visusnya 1/~.
• Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya =

Pemeriksaan Pergerakkan Duksi Okular
• Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa.
• Mata yang diperiksa pertama kali adalah mata kanan,
minta pasien menutup mata kiri dengan tangannya
tetapi mata jangan ditekan.
• Pemeriksa memegang benda fiksasi selevel dengan
mata pasien pada jarak 25-30 cm.
• Minta pasien melihat benda fiksasi tersebut dan ikuti
pergerakkanya.
• Kepala pasien harus tetap lurus ke depan.
• Pemeriksa menggerakkan benda fiksasi ke enam arah
lapang pandang (six cardinal fields)
• Lakukan hal yang sama pada mata kiri.
Pemeriksaan Pergerakkan Duksi Okular
Pemeriksaan Pergerakkan Versi Okular
• Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa.
• Kedua mata pasien diperiksa secara bersamaan.
• Pemeriksa memegang benda fiksasi selevel dengan mata
pasien pada jarak 25-30 cm.
• Minta pasien melihat benda fiksasi tersebut dan ikuti
pergerakkanya.
• Kepala pasien harus tetap lurus ke depan
• Pemeriksa menggerakkan benda fiksasi ke enam arah
lapang pandang (six cardinal fields) ditambah dengan ke atas
dan ke bawah di sepanjang midline dan di primary position.
• Setelah itu, pegang kelopak mata pasien dan minta pasien
melihat ke bawah untuk mengobservasi down gaze.
Anel Test
• Fungsi: untuk mengetahui fungsi ekskresi sistem lakrimal
1. Berikan anestesi topikan & dilatasi punctum lacrimal
2. Jarum anel dimasukkan pada punctum & canaliculi
lacrimal
3. Lakukan penyemprotan garam fisiologik

(+)  ada refleks menelan/ pasien merasa ada cairan ke


tenggorokan, fungsi ekskresi lakrimal baik
(-)  sumbatan di nasolacrimal duct
Uji Schirmer
a) Uji Schirmer I (u/ keratokonjungtiva sika)
• Pemeriksaan sekresi total air mata
• Diperiksa di kamar penerangan redup
• Sepotong kertas filter atau kertas filter Whatman no. 41
lebar 5 mm, panjang 30 mm diselipkan pada forniks
konjungtiva bulbi bawah
• Tunggu 5 menit
• Jika bagian basah <10 mm = fungsi sekresi air mata
terganggu
• Jika >10 mm = hiperekskresi/ pseudoepiphora
b) Uji Schirmer II (u/ refleks sekresi lakrimal)
• Dilakukan bila pad uji schirmer I kertas basah <10 mm
setelah 5 menit
• Pada 1 mata diteteskan anestesi topikal & diletakkan
kertas schirmer
• Hidung dirangsang dengan kapas selama 2 menit
• Dilihat nasahnya kertas filter setelah 5 menit
• Bila tidak basah  refleks sekresi gagal
• Normal = kertas filter basah 15 mm setelah 5 menit
Uji Sensibilitas Kornea
• Pasien diminta melihat jauh kedepan
• Beri rangsangan dengan kapas kering di bagian lateral
kornea
• Normal: Refleks mengedip
Rasa sakit
Mata berair
(fungsi trgeminus dan fascial baik)
• Interpretasi: refleks mengedip (+)  sensibilitas kornea
baik, fungsi trigeminus normal
Tes Eversi Palpebra
• Memeriksa pasien melirik ke bawah
• Pemeriksa mengeversikan kelopak mata atas dengan
bantuan cotton bud. Cotton bud diletakkan di kelopak
mata atas bagian luar
• Pemeriksa mengeversi kelopak mata atas dengan jari
Refleks Pupil
a) Refleks pupil direct
Mengecilnya pupil yang disinari
• Mata disinari 3 detik  konstriksi pupil
• Jika tidak ada konstriksi, namun (+) pada pupil
sebelahnya  parisis iris karena trauma

b) Refleks pupil indirect


Mengecilnya pupil yang tidak disinari
• Terjadi akibat dekusasi (persilangan)
Test Shadow
• Lampu sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat
sudut 45 derajat dengan dataran iris dan lihat bayangan
iris pada lensa keruh.
• Bila letak bayangan besar dan jauh dengan pupil 
katarak imatur
• Bila bayangan kecil dan dekat pupil  katarak matur
Note : semakin sedikit lensa keruh semakin besar
bayangan iris pada lensa yang keruh.
Funduskopi
• Dilakukan di ruang gelap.
• Periksa mata kanan pasien dengan mata kanan
pemeriksan dan sebaliknya.
• Letakan oftalmoskop 10 cm dari mata pasien.
• Fokus pada kornea dan lensa, bila ada kekeruhan
terlihat bayangan hitam pada dasar jingga.
• Oftalmoskop lebih didekatkan, sinar difokuskan pada
papil saraf optik. Lihat :
- batas : tegas, bulat atau lonjong, kabur
- warna : pucat atau merah jambu
- ekskavasi
• Pembuluh darah retina :
- lihat bentuk pembuluh darah
- vena : normal, melebar atau kelokannya bertambah
- arteri : normal, spasme, atau terdapat sklerosis
copper- silver wirs
- rasio arteri dan vena
• Retina : adanya eksudat, perdarahan, atau sikatrik koroid
dapat terlihat retina terangkat atau ablasi.
Uji Amsler Grid
Merupakan kartu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi
penglihatan sentral makula.
• Pasien diminta melihat kartu amsler yang mempunyai garis-
garis sejajar berjarak 1 derajat bila dilihat pada jarak 30 cm.
• Bila pasien melihat kelainan bentuk garis pada kartu amsler
 terdapat kelainan makula yang akan mengganggu fungsi
penglihatan makula sentral.
• Kegunaan :
- berguna untuk dengan cepat melihat adanya skotoma
pada lapang pandangan dan dokumentasi metamorfopsia
- meramalkan penglihatan pasca bedah katarak
- meramalkan prognosis katarak ringan
Uji Fistel
Untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran
kornea
• Pada konjungtiva inferior diletakkan kertas
fluoresein atau diteteskan fluoresein.
• Kemudian lihat adanya cairan mata yang keluar
dari fistel kornea.
• Bila terdapat kebocoran kornea adanya fistel
kornea akan terlihat pengaliran cairan mata yang
berwarna hijau dari lubang fistel.
Uji Fluoresein
Untuk melihat adanya defek epitel kornea
• Basahi kertas fluoresein dengan garam fisiologik.
• Letakan pada sakus konjungtiva inferior.
• Minta pasien untuk menutup mata selama 20 detik,
beberapa saat kemudian kertas diangkat.
• Lakukan irigasi konjungtiva dengan garam fisiologik
• Lihat permukaan kornea bila gterlihat warna hijau dengan
sinar biru  kerusakan epitel kornea (keratitis superfisial
epitel, tukak kornea, erosi kornea) atau di sebut uji
fluoresein (+)
Koreksi Plus
• Bila dengan S+2.00 visus 6/6, kemudian S+2.25 visus
6/6, sedangkan dengan S+2.50 visus 6/6-2. Interpretasi :
penderita hipermetropia S+2.25f(lensa sferis +)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai