(Ketrampilan Klinis)
BLOK 19
Tujuan
Mengetahui turunnya tajam penglihatan
seseorang.
Dasar
Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 meter
Teknik
Pasien duduk dikamar yang terang
Pasien diminta melihat atau menentukan
jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak
tertentu
Nilai
Bila jari yang diperlihatkan dikenal pada
jarak 1 meter maka dikatakan tajam
penglihatan seseorang adalah 1/60
Bila masih dapat dilihat pada jarak 3 meter,
maka dinyatakan tajam penglihatannya 3/60.
UJI LAMBAIAN TANGAN
Dengan uji lambaian tangan, maka dapat
dinyatakan tajam penglihatan pasien yang
lebih buruk daripada 1/60.
Orang normal dapat melihat gerakan atau
lambaian tangan pada jarak 300 meter.
Bila pasien hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam
penglihatannya adalah 1/300.
UJI PROYEKSI SINAR
Orang normal dapat melihat adanya sinar
pada jarak tidak berhingga.
Kadang-kadang seseorang pasien hanya
dapat mengenal adanya sinar saja dan
tidak dapat melihat lambaian tangan.
Keadaan ini disebut sebagai tajam
penglihatan 1/ tidak berhingga (1/~).
1/~ proyeksi baik, berarti seluruh fungsi
retina perifer masih baik. Pada keadaan ini
belum tentu fungsi macula lutea normal.
1/~ proyeksi nasal salah, berarti fungsi
retina temporal terganggu.
UJI LOBANG KECIL (Pinhole
Test)
Tujuan
Pemeriksaan ini bermaksud untuk
mengetahui apakah tajam penglihatan
turun akibat kelainan refraksi atau
kelainan media penglihatan atau saraf
optik.
Dengan pinhole dapat ditentukan dengan
cepat dan tepat apakah koreksi yang telah
dilakukan sesuai.
Bila dapat dibaca huruf yang lebih kecil
daripada huruf sebelumnya pada kartu
Snellen berarti terdapat kelainan refraksi
yang belum dikoreksi penuh
Bila huruf yang terbaca lebih besar
daripada huruf yang sebelumnya terbaca
pada kartu Snellen berarti terdapat
kelainan pada media penglihatan
UJI MIOPIA
Tujuan
Pemeriksaan dilakukan guna mengetahui
derajat lensa negatif yang diperlukan
untuk memperbaiki tajam penglihatan
sehingga tajam penglihatan menjadi
normal atau tercapai tajam penglihatan
terbaik.
Miopia
Keadaan refraksi tanpa akomodasi, sinar
paralel difokuskan di depan retina.
Mata Miopia : Status refraksi di atas
kekuatan plus
Teknik
Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6
meter
Pada mata dipasang bingkai percobaan
Satu mata ditutup
Pasien diminta membaca kartu Snellen mulai huruf
terkecil yang masih dibaca
Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan bila
tajam penglihatan menjadi lebih baik ditambah
kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat dibaca huruf
pada baris terbawah
Sampai terbaca baris 6/6
Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama
PEMERIKSAAN
HIPERMETROPIA
Tujuan
Pemeriksaan bertujuan mengetahui
derajat lensa positif yang diperlukan untuk
memperbaiki tajam penglihatan sehingga
tajam penglihatan menjadi normal atau
tercapai tajam penglihatan yang terbaik.
Hipermetropia
Merupakan suatu anomali refraksi dimana sinar
paralel, tanpa akomodasi akan difokuskan di
belakang retina
Sinar Divergen dari objek dekat, akan difokuskan
jauh di belakang retina
PEMERIKSAAN ASTIGMAT
Tujuan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui derajat
lensa silinder yang diperlukan dan sumbu silinder yang
dipasang untuk memperbaiki tajam penglihatan
menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan
terbaik.
Dasar
Pada mata dengan kelainan refraksi astigmat
didapatkan 2 bidang utama dengan kekuatan
pembiasan pada satu bidang lebih besar dibanding
dengan bidang lain. Biasanya kedua bidang utama ini
tegak lurus satu dengan lainnya. Pada mata astigmat
lensa silinder yang sesuai akan memberikan tajam
penglihatan yang maksimal.
Astigmatisme
Kondisi Refraksi mata dimana terdapat
perbedaan derajat refraksi pada meridian
yang berbeda, tiap meridian akan
memfokuskan sinar paralel pada titik fokus
yang berbeda.
Bentuk-bentuk bayangan :
garis, oval, lingkaran, tak ada sebuah poin
Etiologi Astigmatisme :
Gangguan kurvatura kornea ---> 90%
Gangguan kurvatura lensa ---> 10%
Tipe Astigmatisme :
Ast. M. Simpleks C-2.00 X 90
Ast. H. Simpleks C+2.00 X 45
Ast. M Kompositum S-1.50 C-1.00 X 60
0
Ast. H Kompositum S+3.00 C+2.00 X 30
Ast. Mikstus S+2.00 C-5.00 X0 180
0
Ast. M. Simplex Ast. H. Simplex
Ast. Mixtus
UJI PRESBIOPIA
Tujuan
Pemeriksaan bertujuan mengukur derajat
berkurangnya kemampuan seseorang
berakomodasi akibat bertambahnya usia.
Biasanya dilakukan pada pasien berusia
lebih dari 40 tahun.
Presbiopia
10
10 20 40 50 60 Age
Koreksi Presbiopia :
Usia 40 thn S + 1.00 D
Usia 45 thn S + 1.50 D
Usia 50 thn S + 2.00 D
Usia 55 thn S + 2.50 D
Usia 60 thn S + 3.00 D
SKILL LAB 3 LAPANGAN PANDANG
Uji Donders confrontation test (Kompetensi 4A)
Teknik Pemeriksaan
Pemeriksa dan penderita duduk berhadap-hadapan,
posisi lutut pemeriksa dan penderita sejajar. Tinggi
posisi mata pemeriksa dan penderita sejajar.
Pasien diminta untuk menutup mata kiri dengan cara
tidak menekan (gunakan penutup mata jika perlu).
Pemeriksa menutup mata kanan (gunakan penutup
mata jika pemeriksa tidak bisa menutup sebelah
mata).
Tangan pemeriksa ditempatkan di daerah titik imajiner
(a b c d) yang berada diantara lutut pemeriksa dan
pasien; jarak antara daerah titik imajiner ke mata
pemeriksa akan sama dengan jarak ke mata pasien.
Pada bagian ini, lapang pandang keduanya baik
pemeriksa (p o q) dan pasien (p o q) akan
muncul, dan sampai terjadi overlap seluruhnya.
Gerakkan kedua tangan ke arah samping,
sehingga pemeriksa bisa melihat. Lalu, gerakkan
secara melingkar ke daerah sekitar batas dari
lapang pandang dengan kedua tangan, tiap
menggerakkan tangan dilakukan sedikit lebih
panjang dari batas. Selama pemeriksaan, buat
pilihan gerakan dengan jari atau tangan yang lain
atau kedua tangan secara simultan, dan tanyakan
kepada pasien tangan yang mana yang bergerak.
Letakkan tangan pemeriksa kira-kira pada
pertengahan dari batas kuadran temporal atas dari
lapang pandang, dan tangan yang lain pada
pertengahan dari kuadran nasal bawah. Dari posisi ini,
gerakkan kedua tangan, baik jari dari tangan yang
lain, atau gerakkan kedua tangan secara simultan
menuju pertengahan dari lapang pandang. Akhirnya,
ulangi prosedur tapi sekarang dimulai dari kuadran
temporal bawah dan kuadran nasal atas. Garis vertikal
dan horizontal diperiksa dengan cara yang sama.
Jika pemeriksaan mata kiri sudah selesai, lanjutkan
dengan mata kanan, dengan memindahkan penutup
mata pada mata sebelahnya.
Uji Lapangan Pandang Amsler Panes/ (Amsler
Grid). (Kompetensi 4A)
Tujuan: Tes ini untuk memeriksa fungsi
penglihatan sentral.
Gangguan kuantitatif makula akan
mengakibatkan makropsia, mikropsia dan
metamorfopsia.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat
keadaan penglihatan sentral atau makula.
Kartu Amsler terdiri atas garis putih dengan dasar hitam.
Garis terletak sejajar dengan jarak 1 (satu) derajat bila dilihat
pada jarak 30 cm.
Obyek kecil yang dipakai untuk pemeriksaan lapang
pandangan.
Teknik
Pasang Kaca mata jauh atau dekat yang biasa dipakai.
Pegang kertas kisi Amsler pada jarak 30 cm.
Kedua mata terbuka dan dilihat titik pusat dari kartu kisi-kisi.
Tutup mata kiri, dengan memperhatikan kartu tersebut pasien
ditanyakan:
Apakah dapat melihat keempat sudut kartu.
Apakah ada garis yang kabur, bergelombang, berbentuk lain,
berwarna abu-abu ataupun hilang atau putus.
UJI ISHIHARA
Tujuan
Tes ini dilakukan untuk memeriksa adanya buta warna pada
seseorang.
Dasar
Buku tes Ishihara berupa gambar-gambar pseudoisokromatik yang
disusun oleh titik dengan kepadatan warna berbeda sehingga orang
normal dapat mengenal gambar yang dibentuk oleh titik tersebut.
Gambar titik terdiri atas warna primer dengan dasar warna yang
hampir sama atau abu-abu. Titik disusun akan menghasilkan pola
clan bentuk tertentu oleh orang tanpa kelainan persepsi warna.
Inspeksi Kelopak Mata
Fissura palpebra:celah yang membentuk kedua palpebra
superior dan inferior
Nilai Normal :
Fissura Horizontal 30 mm
Fissura Vertikal 9 -11 mm, Di lateral berakhir kantus
lateral runcing
Di medial berakhir kantus medial rounded
Inspeksi Bulu Mata
(Kompetensi 4A).
Teknik Pemeriksaan
Pasien dalam posisi primer dengan mengunakan pen
light dan loupe dilihat arah bulu mata saat membuka dan
menutup mata. Apakah ada trichiasis, distrikhiasis.
Madarosis, atau eye lashes abberant, krusta, sekret.
Catat hasil temuan pada lembaran pemeriksaan
Inspeksi Konjungtiva
(Kompetensi 4A).
Teknik Pemeriksaan
Pasien dalam posisi duduk palpebra inferior dibuka
dengan menarik kelopak mata hingga terlihat forniks
(pertemuan konjungtiva bulbi dan tarsal).
Dilihat gambaran konjungtiva normal, ataukah ada
kelainan (Injeksi konjungtiva, corpus alienum, dll).
Hal yang sama dilakukan pada kelopak mata bagian
atas.
Inspeksi Sclera (Kompetensi
4A).
Sklera adalah bagian putih bola mata yang bersama-
sama dengan korna merupakan pembungkus dan
pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil nerve
optik sampai kornea.
Teknik pemeriksaan
Pasien dalam posisi duduk dengan pen light dan loupe
dilihat warna sklera apakah ada perdarahan, injeksi dll.
Perhatikan bentuk apakah adakah benjolan atau
pembuluh darah yang meradang.
Pasien disuruh melihat kearah 6 cardinal
apakah ada nyeri saat penderita mengerakkan bola
mata, dicatat hasil pemeriksaannya.
Inspeksi orifisium punctum lakrimalis
(kompetensi 4A).
Punctum lakrimalis terletak didaerah medial
palpebra superior dan inferior lebih kurang 5 mm
dari kantus medial dengan diameter puncta 0,3mm.
Dengan mengunakan loupe dan pen light diamati
posisi punctum apakah ada muara/ tidak
tertutup.apakah ada sekret yang keluar, warna
sekret, konsistensi
Inspeksi Palpasi limfonodus pre-
aurikular (Kompetensi 4A)
Penilaian Posisi Mata
Penilaian posisi dengan corneal refleks
images Kompetensi (4A).
TES BAYANGAN (IRIS)
SHADOW TEST
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui derajat kekeruhan
lensa
Dasar
Makin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin besar
bayangan iris pada lensa yang keruh tersebut sedang makin tebal
kekeruhan lensa makin kecil bayangan iris pada lensa yang keruh
Alat
Lampu sentolop
Loupe
Teknik
Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat
dengan dataran iris
Dengan Loupe dilihat bayangan iris pada lensa yang keruh
Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar
dan letaknya jauh terhadap pupil berarti
lensa belum keruh seluruhnya (belum
sampai ke depan), ini terjasi pada katarak
imatur, keadaan ini disebut shadow test (+)
Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan
dekat terhadap pupil berarti lensa sudah
keruh seluruhnya (sampai pada kapsul
anterior) terdapat pada katarak matur
(shadow test (-))
Bila katarak hipermatur, lensa sudah
keruh seluruhnya, mengecil serta terletak
jauh di belakang pupil, sehingga bayangan
iris pada lensa besar dan keadaan ini
disebut pseudopositif
UJI REFLEKS PUPIL
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat refleks miosis pupil akibat suatu
penyinaran pada mata, baik reaksi penyinaran langsung pada mata yang
bersangkutan atau refleks tidak langsung pada mata yang lainnya.
Dasar
Ada suatu lingkaran refleks sinar dengan motorik pupil, yang langsung
mengenai mata yang disinari yang disebut refleks langsung (direk).
Refleks tidak langsung (indirek = konsensual) terjadi bila mata sebelah dari
pada mata yang disinari memberikan refleks atau reaksi.
Mata normal akan memberikan ambang dan intensitas lampu kedua refleks
sama.
Bila sinar dinaikkan perlahan-lahan maka reaksi akan terjadi sampai
ambang rangsang.
UJI SENSIBILITAS KORNEA
REFLEKS KEDIP / REFLEKS
KORNEA
Tujuan
Tes untuk pemeriksaan fungsi saraf trigeminus
yang memberikan sensibilitas kornea.
Dasar
Mata akan terkedip bila terkena sinar kuat, benda
yang mendekati mata terlalu cepat, mendengar
suara keras, adanya rabaan pada kornea,
konjungtiva, sehingga dibedakan refleks taktil,
optik dan pendengaran. Refleks tatktil kornea
didapatkan melalui serabut aferen saraf trigeminus
dan serabut eferen saraf fasial. Terdapat
hubungan dengan korteks yang berupa rasa sakit.
TEST SENSIBILITAS KORNEA
Alat
kapas
Teknik
pasien diminta melihat ke sisi yang berlawanan dari bagian kornea
yang akan dites.
Pemeriksaan menahan kelopak mata pasien yang terbuka dengan
jari telunjuk dan ibu jari
Dari sisi lain (untuk mencegah terlihat) kapas digeser sejajar dengan
permukaan iris menuju kornea yang akan diperiksa
Diusahakan datang/ mendekatnya kapas tidak disadari pasien
Kapas ditempel pada permukaan kornea.
Dilihat:
terjadinya refleks mengedip
perasaan tidak enak oleh pasien, yang dinyatakan dengan perasaan
sakit
timbulnya lakrimasi.
TONOMETRI DIGITAL PALPASI
Dasar
Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan jari pemeriksa.
Alat
Jari telunjuk kedua tangan
Teknik
Mata ditutup
Pandangan kedua mata menghadap kebawah
Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi pasien
Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang
kornea bergantian (alternate)
Satu telunjuk mengimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan
bola mata.
Kedudukan Mata
Mengukur kedudukan mata adalah suatu keadaan yang kompleks yang
memerlukan pula pengetahuan optik.
Lynne Weddell
Funduskopi untuk melihat fundus refleks dan
pembuluh darah, papil, dan makula
(Kompetensi 4A).
Alat
1. Oftalmoskop
2. Obat melebarkan pupil: Tropicamide
0,5%-1%
Memeriksa mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa,
mata kiri diperiksa dengan mata kiri, kecuali bila memeriksa pasien
dalam keadaan tidur dapat dilakukan dari atas
Mula-mula diputar roda lensa oftalmoskop sehingga menunjukkan
angka + 12.00 Dioptri
Oftalmoskop diletakkan 10 cm dari mata pasien. Pada saat ini fokus
terletak pada kornea atau pada lensa mata
Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat
bayangan yang hitam pada dasar yang jingga
Selanjutnya oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien dan
roda lensa oftalmoskop diputar sehingga roda lensa menunjukkan
angka mendekati nol
Sinar difokuskan pada papil saraf optik
Diperhatikan warna, tepi, dan pembuluh darah yang keluar dari papil
saraf optik
Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang
dipegang pemeriksa, dan pemeriksa dapat melihat keadaan makula
lutea pasien
Tekanan Intra Okular, pengukuran
indentasi tonometri (tonometri schiotz)
Kompetensi 4A
Dasar
Tonometer schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan
permukaan kornea dengan beban yang dapat bergerak bebas pada
sumbunya.
Benda yang ditaruh pada bola mata (kornea) akan menekan bola
mata ke dalam dan mendapat perlawanan tekanan dari dalam
melalui kornea. Keseimbangan tekanan tergantung pada beban
tonometer.
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi lebih dalam bila
tekanan mata lebih rendah dibanding mata dengan tekanan tinggi.
Pada tonometer Schiotz bila tekanan rendah atau bola mata empuk
maka beban akan dapat mengindentasi lebih dalam dibanding bila
tekanan bola mata tinggi atau bola mata keras.
Augendruck Pressure . mm Hg
Zeiger-
Ausschlag Scale Tonometerstiftewicht Plunger Load
Reading 5.5 GM. 7.5 GM 10.00 GM. 15.00 GM.
0.0 41.5 59.181.7 127.5
0.5 37.8 54.275.1 117.9
1.0 34.5
.,/ 49.869.3 109.3
1.5 31.6 45.864.0 101.4
2.0 29.0 42.159.1 94.3