Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PEMERIKSAAN FUNGSI PENGLIHATAN DAN FUNGSI


PENDENGARAN

DISUSUN OLEH :

Tiara Melinda Sari


2111311020
KELOMPOK A PRATIKUM A2

Dosen pengampu: Dr. dr Susmiati, M.Biomed

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Keperawatan Univerdias Andalas
Tahun Ajaran 2021/2022
LAPORAN PEMERIKSAAN FUNGSI PENGLIHATAN

TUJUAN
Mendeteksi adanya penyakit pada mata,gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/gangguan tajam
penglihatan dan butawarna pada peserta didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan
PERALATAN

• Sbellen Chart
• Penutup 1 mata (Okluder)
• Pinhole(Cakram berlubang)
• Loupe
• Senter
• Buku ishihara
Persyaratan Pemeriksan Mata
1. Intensitas cahaya sekuat adekuat
2. Dilakukan secara sistematik
3. Mengenal anatomi, fisiologi, dan patologi mata

A. PEMERIKSAAN MATA LUAR


Perhatikan / periksa
• Posisi dan gerakan bola mata, palpebra,konjungtiva, kornea
• Bilik mata depan, iris, pupil
• Lensa
• Lipat kelopak mata untuk menilai konjuntiva tarsalis
Penyakit mata
1. Konjungtivitas
➢ Disebabkan oleh bakteri,virus, kuman spesifik: gonorhoe
➢ tanda: selaput lendir merah, gatal/nyeri, ada kotoran mata.
➢ Pencegahan: hindari kontak langsung, jangan menggunakan barang milik penderita.
2. Blepharitis
➢ Peradangan pada kelopak mata
➢ Ditandai pembentukan minyak berlebih di kelopak mata
➢ 2 jenis: anterior dan posterior
3. Hordeolum: infeksi kelenjar minyaj
4. Chalazion: Penyumbatan kelenjar minyak
5. Pterigium
➢ Merupakan pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh ke
arah kornea.
➢ Penyebab: paparan terhadap panas, kekeringan kronis, dan sinar matahari.
➢ Gejala dan tanda:
a. Tampak jaringan fibrovaskular berbentuk segitigayang tumbuh ke arah kornea
b. Puncaknya selalau ke arah sentral kornea
c. Sering terjadi tanda iritasi seperti mata merah dan gatal.
6. Pendarahan Subkonjungtiva
➢ Mata merah tanpa sakit dan sekret
➢ batas tegas
➢ sembuh spontan dalam 2 minggu

B. Kartu Snellen
Kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda: untuk pasien yang bisa
membaca.

1) Cara Pemeriksaan
✓ Jika mata kanan yang akan diperiksa, maka orang yang diperiksa harus menutup
mata sebelah kiri menggunakan tangan kiri dan memperhatikan instruksi yang
diberikan oleh pemeriksa, begitu pula sebaliknya, jika mata kiri yang diperiksa
maka mata kanan yang ditutup. Sebagai catatan, ketika menutup mata usahakan
mata yang ditutup jangan ditekan agar tidak berdampak pada pemeriksaan mata
yang sebelumnya ditutup.
✓ Pemeriksa menunjuk huruf-huruf yang ada pada kartu snellen, dari atas ke bawah
atau dari huruf paling besar ke satu tingkat dibawanya dan dari kiri ke kanan pada
baris huruf kemudian orang diperiksa menyebutkan huruf yang ditunjuk oleh
pemeriksa. Jika terjadi ketidaksesuaian antara yang ditunjuk dengan yang di
sebutkan, maka dapat diulangi hingga 3 kali untuk memastikan.
✓ Pemeriksa mencatat batas akhir huruf yang dapat terbaca

2) Cara menilai visus dari hasil membaca snellen chart:


• Bila orang diperiksa tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus
normal, cek pada 1 baris tersebu
• Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole (alat untuk
memfokuskan titik pada penglihatan orang diperiksa)
• Snelleen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki = normalnya 20/20.
• Jika orang diperiksa dapat membaca seluruh huruf pada baris ke 8. Berarti visus
normal
• Bila hanya dapat membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 maka visus 20/30 dengan
false 2. Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan orang
diperiksa hanya dapat membacanya pada jarak 20 kaki.
• Bila orang diperiksa membaca huruf Z, P pada baris ke 6 maka visus 20/40;
• Bila tidak dapat membaca huruf pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan ketentuan
seperti di atas.
• Cara pemeriksaan berlaku untuk Echart dan Cincin Landolt.
• Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilanjutkan dengan penghitungan jari.
o Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart (6 m dari
orang diperiksa)
▪ Dapat menghitung jari pada jarak 6 m maka visus 6/60
▪ Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1 m dan
lakukan penghitungan jari. Bila orang diperiksa dapat membaca maka
visus 5/60.
▪ Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan jadi
4 m, 3 m, sampai 1 m di depan orang diperiksa.
• Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan pemeriksaan
penglihatan dengan lambaian tangan.
o Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan orang diperiksa.
Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Jika orang diperiksa
dapat menyebutkan arah lambaian, berarti visus 1/300
• Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat
menggunakan 'pen light'. Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~. Tentukan arah
proyeksi :
o Bila orang diperiksa dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang,
berarti visus 1/~ dengan proyeksi baik. Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal
tersebut untuk mengetahui apakah tangkapan retina masih bagus pada 4
sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.
o Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visus 1/~
dengan proyeksi salah.
• Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visus 0

3) Klarifikasi gangguan penglihatan berdasarkan visus


➢ 6/6: Normal
➢ 6/60-6/18: gangguan penglihatan sedang(kelainan refraksi)
➢ 6/60-3/60: gangguan penglihatan berat(Low vision)
➢ < 3/60: Buta

C. Pemeriksaan Buta Warna

• Merupakan kelainan bawaan yang tidak bisa diobati/ disembuhkan


• Pemeriksaan: dengan buku ishihara
• Pemeriksaan harus tidak buta warna
Penilaian:
1. Mata luar
• Normal(N): Tidak ada kelainan
• Tidak Sehat: mata merah, dll
2. Tajam Penglihatan( Tanpa kaca mata)
• Normal: Visus 6/6
• Kelainan Refraksi: <6/6-6/18
• Low Vision visus: <6/18
• Buta: Visus <3/60
3. Pakai kaca mata/Tidak
4. Buta warna
LAPORAN PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN

TUJUAN

Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada peserta didik serta menindaklanjuti hasil
pemeriksaan bila terdaoat ada kelainan.

Peralatan:
• Ruang kedap suara untuk melakukan tes berbisik
• Garpu tala
• Senter
• Otoskop

A. Pemeriksaan Telinga Luar


Struktur Telinga:
• Lihat bagian telinga yang tampak dari luar, bandingkan dengan telinga normal
• Gerakkan daun telinga
• Tekan tragus dan catat adanya nyeri telinga tanda peradangan atau pembengkakan
Liang Telinga:
• Lihat keadaan liang telinga dengan menarik daun telinga ke arah belakang atas atau bawah
• Apakah ada oedem liang telinga, hiperemis, serumen, benda asing, atau pendarahan.
Membran Tympani:
• Perhatikan membran tympani catat: warna, bentuk, dan kebutuhannya
• Normal: Transparan,putih, mengkilap
Retroarikuler Area:
• Lokasi dibelakang telinga
• Perhatikan adakah abses, fistula, jaringan parut

B. Pemeriksaan Tajam Pendengaran


Tes berbisik
• Pemriksa dan yang diperiksa berada dalam ruangan yang sunyi dengan jarak 6m
• Mata yang diperiksa tertutup
• Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal, dan yang diperiksa diminta mengulangi kata
yang dibisikkan, bila tidak ada yang didengar pemeiksa mau 1m, sampai yang diperiksa
bisa mendengar dan mengulangi kata yang dibisikkan.
Penilaian:
• Bila jarak 6m terdengar 80%(4 dari 5 kata): pendengar normal
Bila semua kata tidak terdengar pemeriksa maju 1meter, bila masih tidak terdengar
pemeriksa maju 1meter lagi, sampai dia mendengar 4 dari 5 kata.
• 4-6 meter: Normal
• 2- <4 meter: Tuli Ringan
• 1- <2meter: Tuli Sedang
• <10 Meter: Tuli Berat
• 0 : Tuli Total
C. Tes Penala ( Garpu Tala)
a. Tes Rinne
Merupakan tes Kualitatif, yang tujuannya membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang.
Cara Pemeriksaan:
• Penala 512HZ digetarkan karena tidak terlalu dipengaruhi dengan bising
• Dasar penala diletakkan pada prosesus mastoideus telinga akan diperiksa
• Jika op mendengar bunyi lagi, penala dipindahkan ke depan liang telinga, lebih
kurang 2,5cm dari liang trlinga.
• Bila masih terdengar disebut Rinne (+), bila tidak terdengar rinne(-)
Interpretasi

• Rinne(+): Intensitas AC>BC =Telingaa Normal atau Tuli saraf


• Rinne (-): Intensitas AC<BC = Tuli kondusif

b. Tes Weber
Tujuan: Membandingkan hantaran tul kiri dengan telinga kanan
Cara pemriksaan:
• Penala digetarkan
• Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala: ubun-ubun, glabella, dagu,
pertengahan gigi seri(paling sensitif)
Interpretasi:
• Tak ada lateralisasi: Normal
• Lateralisasi ke telinga yang sakit= telinga tersebut tuli konduktif
• Lateralisasi ke telinga yang sehat= telinga yang sakit tuli saraf

c. Tes Schwabach
Tujuan: Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal
Cara Pemeriksaan:
• Penala digetarkan
• Dasarnya diletakkan pada prosesus Mastoideus yang diperiksa
• Bila sudah tidak terdengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus
pemeriksa
• Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek
• Bila pemeriksa juga tidak mendengar: ulangi tes kembali
• Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc. Mastoideus pemeriksa terlebih
dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi dipindahkan pada op.
Interpretasi:
• Normal apabila BC op=BC pemeriksa
• Bila BC op< pemeriksa : schwabach memendek= telinga op yang diperiksa tuli
saraf
• Bila BC op >Pemeriksa: schwabach memanjang= Telinga op yang diperiksa Tuli
konduktif

PENILAIAN:
1. Telinga luar 2. Tajam Pendengaran
• Sehat/ Normal - Normal
• Ada infeksi -Ada gangguan
• Ada serumen
Pemeriksaan dengan garputala adilakukan apabila ada dugaan anak dengan gangguan
pendengaran
PENYAKIT TELINGA:
Penyakit /gangguan telinga luar Penyakit telinga Tengah
1. Atresia/stenosis liang telinga 1. Sumbatan Tuba Eustachius
2. Serumen /serumen prop 2. Otitis Media Serosa akut
3. Benda asing liang telinga 3. Otitis media serosa kronik(glue ear)
4. Otitis eksterna 4. Otits media akut
5.OMSK dengan tanda tanda komplikasi

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISISING:

• Terjadi akibat pemaparan bising yang keras dan lama\


• Berhubungan dengan lingkungan (pabrik, lalu lintas, musik yang sangat keras)
• Berdenging
• Sukar menangkap percakapan pada suasana ramai
Pencegahan : hindari lingkungan yang bising.
GANGGUAN PENDENGARAN:
1. Tuli kongenital/sejak lahir
2. OSMK: Keluar cairan dari telinga, hilang timbul/ terus menerus, 8 minggu, umumnya cairan
kental dan berbau
3. Mastoiditis: Gejala OMSK+Benjolan belakang telinga
4. Otitis eksterna: Telinga sakit bila disentuh/ditarik, liang telinga sempit dan bisul.
5. Pilek=congek: saluran antara hidung-telinga(tuba eustakius) lebih pendek dan datar- ingus
mudah masuk ke telinga = congek.
Bahaya congek: terjadi ketulian, gangguan bicara(tuna rungu)=pada anak umur2-3 tahun.
Jika terlambat berobat dpat menyebabkan radang otak, cacat/mati, mulut
mencong, dll.

Anda mungkin juga menyukai