Anda di halaman 1dari 32

Pemeriksaan

Mata
Disusun Oleh:
Kelompok XII-F

SMF ILMU MATA


RSUD WALED
FAKULTAS KEDOKTERAN UGJ
2021
STATUS OFTALMOLOGI

pemeriksaan OD OS

Visus 1.0 1.0


Pinhole (-) (-)
Posisi Bola Mata orthophoria orthophoria
Gerak Bola Mata

Silia Trichiasis(-),Distichiasis(-), Madarosis(-) Trichiasis(-), Distichiasis(-), Madarosis(-)

Palpebra Edema(-), Hiperemis(-), Enteropion (-), Ekstropion(-), Edema(-), Hiperemis(-), Enteropion (-), Ekstropion(-),
Ptosis(-) Ptosis(-)

Conjungtiva Injeksi conjungtiva (-), Injeksi Siliar (-),Injeksi Injeksi conjungtiva (-), Injeksi Siliar (-), Injeksi
Episklera (-), skret (-), Edema (-) Corpus Alineum (-) Episklera (-), skret (-), Edema (-) Corpus Alineum (-)
Sklera Ikterik (-), injeksi Sklera (-) Ikterik (-), injeksi sclera (-)
STATUS OFTALMOLOGI

Kornea Keruh (-), Sikatrik (-), Ulkus (-), Edema (-), Keruh (-), Sikatrik (-), Ulkus (-), Edema (-),
Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Camera Oculi Anterior Kedalaman Cukup Kedalaman Cukup
Iris Reguler, Tidak ada tanda inflamasi (-) Reguler,Tidak ada tanda inflamasi (-)
Pupil Bulat, Reflek cahaya (+) Bulat, Reflek cahaya (+)
Lensa Jernih, shadow test( ), IOL ( ) Jernih, shadow test( ), IOL ( )
funduskopi Papil nervus optic, Papil nervus optic,
arteri dan vena sentral arteri dan vena sentral
makula makula
Palpasi TIO Normal (N) nyeri tekan (-) Normal (N), nyeri tekan (-)
Lapang Pandang + + + +
+ + + +
Dalam batas norma Dalam batas normal
Koreksi* Hasil koreksi Hasil koreksi
01
Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan Visus
• Pasien duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6
meter.
• Tutup salah satu mata dengan menggunakan telapak
tangan atau pinhole.

Trial lens dan trial frame.


Kartu Snellen
Bila tajam penglihatan 6/60 maka berarti pasien dapat
melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal
huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.

Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu


Snellen maka dilakukan hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah
oleh orang normal pada jarak 60 meter.
Hitung Jari

Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3
meter, maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60.

Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya
dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
Lambaian Tangan

Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam


penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 1/60.

Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak
300 meter.

Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter,
berarti tajam penglihatan nya adalah 1/300.
Cahaya

Bila tidak dapat melihat lambaian tangan, digunakan berkas cahaya


dengan jarak 1 meter, yang berarti visus nya 1/~.

Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tak berhingga.

Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, maka


dikatakan penglihatan nya adalah 0 (nol) atau buta total.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan Terhadap
Warna

Uji Ishihara merupakan uji untuk mengetahui uji defek penglihatan warna didasarkan pada
menentukan angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam warna.

Cahaya ruangan harus cukup, tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup agar warna pada buku
ishihara terlihat jelas.

Pasien diminta untuk membaca tulisan pada buku ishihara dengan jarak ± 30-40 cm dalam
waktu 10 detik.
02
Pemeriksaan Tekanan
Bola Mata
Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Tonometer
Digital
1. Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien dengan jarak
jangkauan tangan pemeriksa (25 – 30 cm).
2. Meminta pasien untuk melirik ke bawah.
3. Mulailah pemeriksaan dari mata kanan.
4. Kedua jari telunjuk berada pada palpebra superior. Ibu jari,
kelingking, jari manis, dan jari tengah memfiksasi di daerah
tulang sekitar orbita.
5. Jari telunjuk secara bergantian menekan bola mata melalui
palpebra dan merasakan besarnya tekanan bola mata.
6. Prosedur yang sama dilakukan pula pada mata kiri.
Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Tonometer
Digital
Besarnya tekanan dilambangkan dengan N, N+1, N+2,
N+3, dan sebaliknya N-1 dan seterusnya.

N (normal), N+1, N+2, N+3 yang berarti tekanan lebih


tinggi dibanding normal, dimana N+1 < N+2.

Atau N-1, N-2, N-3 yang berarti tekanan bola mata lebih
rendah.
Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Tonometer
Schiotz
Dengan Tonometer Schiotz dilakukan indentasi
(penekanan) terhadap permukaan kornea.

1. Pasien ditidurkan dengan posisi horizontal.


2. Mata ditetesi dengan obat anestesi topikal atau pantocain
0,5%.
3. Gunakan beban tonometer yang terendah, 5,5 gr.
4. Desinfeksi indentasi dengan alkohol 70%, biarkan sampai
kering.
Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Tonometer
Schiotz
5. Pasien diminta melihat ke atas dengan melihat lurus
pada jari pasien yang diposisikan di atas mata yang
akan diperiksa.
6. Tonometer Schiotz diletakkan secara hati-hati di atas
permukaan kornea. Selanjutnya baca skala yang
ditunjukkan oleh jarum.
7. Sesuaikan hasil pembacaan dengan tabel konversi
yang tersedia (satuan mmHg).
8. Teteskan antibiotik topikal setelah pemeriksaan.
Pemeriksaan Tekanan
Bola Mata Tonometer
Schiotz

Tabel Konversi Tonometer Schiotz


03
Pemeriksaan Lapang
Pandang
Lapang Pandang dengan Tes Konfrontasi

1. Pemeriksa duduk tepat di depan pasien dalam jarak antara


60 cm, berhadapan, dan sama tinggi.
2. Pasien menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri.
3. Pemeriksa menutup mata kanan dengan telapak tangan
kanan.
4. Mata pasien melihat mata pemeriksa.
5. Objek atau ujung jari pemeriksa digerakkan perlahan-lahan
dari perifer ke sentral.
04
Pemeriksaan Pergerakan
Bola Mata
Pemeriksaan Pergerakan Bola Mata

• Sentral ke perifer ke 6 arah kardinal tanpa menggerakkan kepala (melirik saja).


• Untuk melihat gerakan bola mata ke bawah, angkatlah kedua kelopak atas dengan ibu jari dan
jari telunjuk.
• Untuk tes konvergensi, ujung jari/ senter/ pensil dari jarak ± 45 cm di depan pangkal hidung
didekatkan ke arah pangkal hidung hingga jarak 5 cm sampai 8 cm, untuk menilai kekuatan
konvergensi.
Pemeriksaan Segemen Anterior

1. Alat-alat yang digunakan : 5. Tahap pemeriksaan


• Lampu atau senter, untuk memperjelas • Inspeksi secara menyeluruh untuk
objek pemeriksaan. mengevaluasi mata kanan kiri dan
• Lup, untuk memperbesar obyek struktur yang berhubungan.
pemeriksaan • Evaluasi pemeriksaan segmen anterior
2. Jarak antara pemeriksa dengan pasien dengan menggunakan senter,
sekitar 20-50 cm, dan lebih dekat jika perhatikan keadaan mata kanan dan
menggunakan lup. mata kiri.
3. Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan
dan mata kiri
● Palpebra
evaluasi adanya kelainan-kelainan seperti asimetris,
bengkak, kemerahan, benjolan/ massa, jaringan parut,
lipatan kelopak mata, arah tumbuhnya bulu mata.

● Konjungtiva,
evaluasi adanya kelainan-kelainan seperti hiperemi, benda
asing, folikel, sekret, membran, jaringan fibrovaskular,
benjolan , luka
Gambar A. Gambar B.
Minta pasien untuk melihat ke atas, pergunakan Eversio palpebra superior. Pergunakan lidi
ibu jari untuk sedikit menekan dan menarik kapas yang diletakkan pada lipatan
palpebra inferior ke arah bawah, sehingga palpebra superior. Balik dengan cara
sklera dan konjungtiva terpapar. menarik bulu mata ke arah atas, pasien
diminta melirik ke arah bawah. Untuk
mengembalikannya, minta pasien melihat
ke arah atas.
● Kornea
Perhatikan kornea (menggunakan lampu senter dari
arah 45 derajat temporal kornea.
evaluasi adanya kelainan-kelainan seperti
kekeruhan akibat edema/sikatrik, erosi, infiltrat,
ulkus, benda asing, ukuran, kecembungan,
permukaan.

Uji sensibilitas kornea penderita diminta untuk


melihat jauh kedepan dirangsang dengan kapas
kering pada bagian lateral kornea dilihat apakah
ada refleks mengedip, mata berair.
● Bilik Mata Depan
Untuk mengevaluasi kedalaman dengan menggunakan
cahaya senter dengan posisi sejajar dengan iris dari arah
samping ke arah nasal. Perhatikan baik-baik sisi nasal dari
iris, jika 2/3 atau lebih dari iris tertutup bayangan, berarti
bilik mata depan termasuk dangkal atau sudut sempit. dan
kelainan seperti hifema/koagulum/hipopion.
● Iris
evaluasi adanya kelainan-kelainan seperti evaluasi warna, adanya perlekatan atau tidak,
adanya massa, atrofi, dan pembuluh darah

● Pupil
evaluasi dengan cara mengarahkan cahaya senter pada pupil untuk mengetahui reflex
pupil, diameter pupil, isokor/anisokor, bentuk pupil.
● Lensa
evaluasi dimulai dengan melihat apakah ada kekeruhan pada lensa. Derajat kekeruhan pun
bisa dilihat dengan menyinari lensa dari samping. Apabila pada lensa terlihat bayangan iris
(Iris Shadow), berarti kekeruhan lensa pada tahap imatur. Apabila sudah matur, maka iris
shadow akan menghilang.
Pemeriksaan Segmen Posterior
Alat yang digunakan : Oftalmoskop Direct (langsung)
- Oftalmoskop
o Langsung memberikan gambaran normal atau tidak terbalik
- Obat pelebar pupil
dari gambaran fundus okuli.
o Pemeriksaan dilakukan dikamar gelap dengan pasien duduk
dan dokter berdiri disebelah mata yang akan diperiksa.
o Mata kanan diperiksa dengan mata demikian sebaliknya.
o Jarak pemeriksaan anatara mata pemeriksa dan mata pasien
adalah 15 cm
o Setelah terlihat refleks pupil merah oftalmoskop didekatkan
hingga 2-3 cm dari mata pasien
o Jika kelopak terlihat tanda akan menutup dapat ditahan dengan
tangan yang tidak memegang oftalmoskop.
o Untuk memperluas lapang penglihatan maka pasien dapat
disuruh melirik kesamping atau kebawah.
Oftalmoskop indirect ( tidak langsung)
o Oftalmoskop tidak langsung mmberikan bayangan terbalik dan kecil serta lapangan penglihatan yang
luas dalam fundus okuli pasien
o Jarak periksa adalah 50 cm atau sejarak panjang lengan selain itu dipergunakan lensa 12-20dioptri
yang diletakkan 10 cm dari mata sehingga letak fundus berada di titik api lensa.
o Sama dengan oftalmoskopi langsung pasien diminta untuk melihat ke berbagai jurusan untuk dapat
diperiksa dibagian retinanya.

Yang dinilai pada oftalmoskopi :


● Saat Pembuluh darah retina sudah terlihat, ikuti sampai pembuluh darah terlihat melebar ke arah
diskus optik, yang letaknya ke arah nasal dari tengah retina.
● Dapat pula menilai badan kaca keruh atau tidak, atau terdapat jaringan fibrosis.
● Periksa dengan urutan diskus optik, pembuluh darah retina, latar belakang retina dan macula.
● Refleks fundus yang normal berwarna orange kemerahan tanpa ada bayangan atau apapun yang
menghalangi di depannya.
Gambardirecct oftalmoskopi Gambar normal fundus
Terimakasih
1. Ilyas, S.,Yulianti, Sri Rahayu. Ilmu Penyakit Mata.
Edisi 4. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2012
2. Putu, Budiarta,dkk. Buku Panduan Belajar Koas.
Ilmu Kesehatan Mata.Bali : Universitas Udayana.
2014
3. James, Paul R. Eva. General Opthalmology .
Edisi 19. McGraw-Hill Education. 2018

Anda mungkin juga menyukai