Oleh:
Alfath Akbar J. Dundu, S.Ked (K1B121035)
Frilly Indar Argadita, S.Ked (K1B121032)
Nurhasanah Damhar, S.Ked (K1B121004)
Indah Sari Putri Wekoila, S.Ked (K1B121040)
Rochnald M. Willson Pigay, S.Ked (K1B121007)
Nur Muhammad Ramadhan U., S.Ked (K1B121022)
Pembimbing:
dr. Amiruddin Eso, M.Kes
1
HALAMAN PENGESAHAN
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T., Tuhan Yang
Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Referat yang berjudul “Analisis Masalah Sistem Informasi Rujukan
Puskesmas Lepo-Lepo Periode Agustus - September Tahun 2021” dengan baik.
Penulisan laporan ini untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak hambatan dan
tantangan didapatkan, namun atas bantuan dari berbagai pihak yang memberikan
bimbingan, motivasi, dan disertai kemauan yang kuat sehingga penulis dapat mengatasi
semua itu. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada dr.
Amiruddin Eso, M.Kes. sebagai pembimbing atas segala bimbingan dan arahannya
sehingga berbagai masalah dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
segala bantuan dan perhatian baik berupa ide, tenaga dan pikiran pada semua pihak
yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih.
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
DAFTAR TABEL......................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................8
BAB I......................................................................................................................................10
PENDAHULUAN...................................................................................................................10
A. Latar Belakang.................................................................................................................10
B. Rumusan Masalah............................................................................................................10
C. Tujuan..............................................................................................................................10
BAB II......................................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................12
A. Puskesmas........................................................................................................................12
B. Sistem Rujukan................................................................................................................25
BAB III....................................................................................................................................18
METODE PENGUMPULAN DATA......................................................................................31
A. Puskesmas Lepo-Lepo.....................................................................................................32
B. Data Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas...........................................48
BAB V......................................................................................................................................52
MASALAH KESEHATAN.....................................................................................................52
A. Identifikasi Masalah........................................................................................................52
B. Identifikasi Prioritas Masalah.........................................................................................54
C. Analisis Penyebab Masalah............................................................................................54
D. Identifikasi Rencana Kerja (Plan of Action)...................................................................55
E. Identifikasi Masalah dan Penyebab Masalah..................................................................56
BAB VI....................................................................................................................................62
PENUTUP................................................................................................................................62
A. Simpulan..........................................................................................................................62
4
B. Saran................................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................63
5
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
8
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat atau dapat disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Melalui program dan kegiatannya,
puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan
Indonesia (Permenkes No.75, 2014).
9
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah guna
memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi rakyat Indonesia
untuk mendapatkan hidup sehat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
berjenjang sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat dasar
yakni puskesmas. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat
ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua
atau tingkat pertama. Sistem rujukan tersebut wajib dilakukan oleh peserta BPJS
kecuali dalam keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien dan pertimbangan geografis. Penerima rujukan wajib memberikan
informasi kepada perujuk mengenai perkembangan keadaan pasien setelah selesai
memberikan pelayanan atau biasa disebut dengan rujuk balik (Zulhadi, et al., 2013).
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
10
Mengetahui dan memahami pelaksanaan Sistem Rujukan di Puskesmas Lepo-
Lepo
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Lepo-Lepo.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
a. Paradigma Sehat
c. Kemandirian Masyarakat
B. Sistem Rujukan
1. Pengertian Sistem Rujukan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan menjelaskan bahwa sistem
rujukan merupakan suatu penyelenggaran pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang,
sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sistem
rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2012).
2. Macam-macam Rujukan
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada
dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujkan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik hotizontal maupun vertical).Sebaliknya pasien pasca rawat inap
yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, bias dirujuk kembali ke
puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten atau kota (Kemenkes RI, 2012).
3. Manfaat Rujukan
beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan
kesehatan terlihat sebagai berikut:
a. Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy
maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena
tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja
antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan
administrasi, terutama pada aspek perencanaan Lestari (2013).
b. Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health consumer),
manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat
dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas fungsi dan
wewenang sarana pelayanan kesehatan (Lestari 2013).
c. Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas
jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti
semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan
dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang terjalin; memudahkan dan atau
meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan
kewajiban tertentu (Lestari 2013).
4. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang
Berdasarkan panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan, tata
cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang adalah:
a. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis, yaitu:
b. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama
c. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat kedua
d. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes primer.
e. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.
f. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes
tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana
terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.
g. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi:
h. terjadi keadaan gawat darurat; Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan
yang berlaku.
i. bencana; Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau
Pemerintah Daerah.
j. kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakkan
rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
lanjutan
k. pertimbangan geografis
l. pertimbangan ketersediaan fasilitas
m. Pelayanan oleh bidan dan perawat
n. Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
o. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter
gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam kondisi gawat
darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien, yaitu kondisi di luar
kompetensi dokter dan/atau dokter gigi pemberipelayanan kesehatan tingkat
pertama
5. Rujukan Parsial
a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang
merupakan satu rangkaian perawatan pasien di Faskes tersebut.
b. Rujukan parsial dapat berupa:
1) Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan
2) Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
c. Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk (Kemenkes RI, 2012).
6. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
a. Fasilitas Kesehatan Pelayanan rawat jalan dan rawat inap dapat dilakukan di:
Klinik utama atau yang setara;
Rumah sakit umum; dan
Rumah sakit khusus. Baik milik pemerintah maupun swasta yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
b.Cakupan Pelayanan
1) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan administrasi pelayanan;
Biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat, penerbitan surat
eligilibitas peserta, termasuk pembuatan kartu pasien.
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan sub spesialis.
Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
Pelayanan alat kesehatan;
Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
Rehabilitasi medis;
Pelayanan darah;
Pelayanan kedokteran forensik klinik meliputi pembuatan visum et repertum
atau surat keterangan medik berdasarkan pemeriksaan forensik orang hidup
dan pemeriksaan psikiatri forensik; dan
Pelayanan jenazah terbatas hanya bagi peserta meninggal dunia pasca rawat
inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS tempat pasien
dirawat berupa pemulasaran jenazah dan tidak termasuk peti mati.
2) Rawat Inap Tingkat Lanjutan
lanjutan adalah sesuai dengan seluruh cakupan pelayanan di RJTL dengan
tambahan akomodasi yaitu perawatan inap non intensif dan perawatan inap
intensif (Kemenkes RI, 2012)..
7. Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku
untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan
kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan penderita,
pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan (Kemenkes RI, 2012)..
Data yang digunakan untuk laporan ini terbagi menjadi data primer dan sekunder. Data
primer berupa hasil observasi dan wawancara langsung penanggung jawab Sistem
Rujukan Puskesmas Puskesmas Lepo-Lepo. Data sekunder diambil dari laporan bulanan
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan penulis terhadap pelayanan sistem
diperoleh penulis dari membaca Profil Puskesmas Lepo-lepo Tahun 2021 tentang
kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan SWOT yaitu melihat kekuatan
A. Puskesmas Lepo-Lepo
Puskesmas Lepo-lepo merupakan Puskesmas Perawatan (Kebidanan & Unit
Gawat Darurat). Puskesmas Lepo-lepo didirikan pada tanggal 1 April 1992 yang
sebelumnya merupakan Puskesmas Pembantu dari Puskesmas Puwatu. Puskesmas
Lepo-lepo terletak di RT 02/RW 01 Kelurahan Lepo-lepo Kecamatan Baruga Kota
Kendari atau di Jl. Christina M. Tiahahu No.117 Kota Kendari Telp. (0401)
3195398. Pada tahun 2007 dilakukan rehabilitasi fisik untuk peningkatan menjadi
rawat inap penuh (khususnya rawat inap umum). Pada bulan September 2016
dilaksanakan penilaian akreditasi untuk tingkat Puskesmas dan mendapat peringkat
Madya. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat, pada bulan
Agustus 2018 dilakukan rehabilitasi kembali serta penambahan beberapa ruangan.
Profil Kesehatan Puskesmas Lepo-lepo ini merupakan salah satu sarana untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat serta merupakan salah
satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo.
1. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas
Puskesmas Lepo-Lepo mempunyai rencana strategis, untuk pengembangan
kedepan. Adapun visi, misi dan motto Puskesmas Lepo-lepo yaitu:
a. Visi
Terwujudnya masyarakat Kecamatan Baruga sehat secara mandiri
menuju kota layak huni
b. Misi
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh seluruh masyarakat Kecamatan Baruga.
2) Mewujudkan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat.
3) Menggalang kemitraan dengan seluruh potensi masyarakat di Kecamatan
Baruga.
4) Mewujudkan lingkungan sehat dalam wilayah kerja Puskesmas.
5) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan.
c. Motto
Puskesmas Lepo-lepo mempunyai motto MELAYANI DENGAN
“CINTA“ (Cepat, Inovatif, Nyaman, Tepat, Aman)
d. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
1) Tugas Pokok Puskesmas Lepo-lepo
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat dalam
bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif yang terdiri promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
b) Memberikan pelayanan 24 jam yang meliputi pelayanan gawat dasar,
rawat inap umum dan rawat inap kebidananan.
c) Membina peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan dalam
wilayah kerja Puskesmas.
2) Fungsi Puskesmas Lepo-lepo
a) Sebagai motivator dan fasilitator pembangunan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerja puskesmas (wilayah administratif Kecamatan
Baruga) melalui upaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
dan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan,
disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan.
b) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dalam arti masyarakat baik
perseorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Mengidentifikasi,
merencanakan dan melakukan pemecahan masalah kesehatan dalam
wilayah kerja puskesmas (Kecamatan Baruga) dengan memanfaatkan
potensi setempat dan fasilitas yang ada.
c) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik,
komprehensif, integratif dan berkesinambungan.
d) Melaksanakan urusan tata usaha yang meliputi pencatatan dan
pelaporan kegiatan, pengelolaan keuangan dan penataan kepegawaian.
2. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (Lepo-lepo, Wundudopi, Baruga,
Watubangga) yang merupakan wilayah administratif Kecamatan Baruga.
a. Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
b. Batas-batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan Wua-Wua dan Kecamatan Kadia
2) Sebelah timur : Kecamatan Poasia
3) Sebelah selatan : Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe Selatan)
4) Sebelah barat : Kecamatan Ranomeeto (Kabupaten Konawe
Selatan) dan Kecamatan Mandonga Kota Kendari
c. Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
d. Prasarana Transportasi : 85% jalan aspal dan 15% jalan berbatu dan tanah
3. Kependudukan/ Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo pada tahun 2021
sebanyak 25490 jiwa yang tersebar di 4 kelurahan (Lepo-lepo, Wundudopi,
Baruga, Watubangga) Distribusi penduduk per kelurahan disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 3. Distribusi Penduduk Per Kelurahan Tahun 2021
No. Nama Kelurahan Jumlah KK Jumlah Rumah Jumlah Jiwa
Dari data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
1. Masjid 47
2. Gereja 5
3. Klenteng 0
4. Pura 0
Jumlah 52
5. Keadaan Lingkungan
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lepo-lepo sebagai bagian dari Kota
Kendari berarti juga telah memenuhi syarat sebagai kawasan yang sehat. Pada
tahun 2021 menurut data dari program Kesling disebutkan 24160 (94,8%) jiwa
mempunyai akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas, semua
Kelurahan telah melaksanakan STBM dan bebas BABS, tersedia tempat sampah
di jalan poros yang sering diangkut oleh petugas kebersihan, kunjungan rumah
dan sarana tempat umum serta tempat pengelolaan makanan yang dilakukan
oleh petugas kesling , dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan
agar masyarakat wilayah Kecamatan Baruga khususnya lebih layak, nyaman dan
sehat. Dengan demikian tatanan kawasan sehat untuk wilayah Kecamatan
Baruga dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
6. Keadaan Fasilitas Kesehatan
Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan bentuk
fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat. Beberapa
bentuk UKBM yang dikenal adalah Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa) dan Desa Siaga.
Posyandu di wilayah Puskesmas Lepo-lepo sudah masuk strata
yang diharapkan yaitu Purnama dan Mandiri (17 Posyandu). Polindes,
atau kepanjangan dari pondok bersalin desa yang ada di wilayah
Puskesmas Lepo-lepo adalah 2 buah yaitu di Kelurahan Baruga 1
sarana dan di Kelurahan Watubangga 1 sarana. Semua Kelurahan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Lepo-lepo (4 Kelurahan) sudah masuk
Kelurahan Siaga. Di setiap Kelurahan masing-masing ada 2 bidan
kelurahan yang siap membantu masyarakat terutama ibu hamil dan
melahirkan serta pelayanan KB.
39
yang masuk dalam wilayah pelayanan di UPTD Puskesmas Lepo-lepo.
Dengan demikian semakin banyak jumlah kunjungan Puskesmas maka
semakin banyak kapitasinya. Akan tetapi jika yang banyak kunjungan
bukan dari BPJS yang masuk dalam wilayah UPTD Puskesmas Lepo-lepo
maka tidak dibayarkan dana kapitasinya. Untuk pasien yang datang dari
wilayah yang bukan masuk dalam kapitasi JKN UPTD Puskesmas Lepo-
lepo masih diberi kesempatan selama satu kali dan diberi pengertian untuk
berobat atau ambil rujukan di Puskesmas yamg masuk dalam wilayah
kapitasinya. Setelah kedatangan yang kedua kalinya BPJS pasien disuruh
untuk kembali ke wilayahnya dan apabila tidak mau maka berlaku umum
dan disarankan untuk pindah dalam wilayah UPTD Puskesmas Lepo-lepo.
Selain dana dari kapitasi JKN dana terbanyak selanjutnya yaitu dari dana
BOK. Dana BOK digunakan untuk operasional Puskesmas seperti
transportasi petugas, alat tulis kantor, kegiatan pertemuan baik lintas
sector maupun lintas program. Selanjutnya pebiayaan yang lain yaitu dari
rawat jalan jasa sarana, rawat inap umum, rawat inap dan persalinan,
laboratorium, tindakan medis, UGD, Poli gigi, visum, SKBS, oksigen,
loundri, surat keterangan istirahat dan dari apotek.
Uraian pembiayaan UPTD Puskesmas Lepo-lepo dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 7. Pembiayaan Kesehatan pada UPTD Puskesmas Lepo-Lepo tahun
2020
Juml.Anggaran Realisasi
No Sumber Pembiayaan Ket
(Rp) ( Rp )
1. Dana Kapitasi JKN 1.705.012.385 7.704.835.445
2 Tindakan Operasi - -
3 Rawat jalan jasa sarana 5.660.000
4 Rawat inap umum 15.240.000
5
Rawat inap dan persalinan 23.699.000
6 Laboratorium 4.685.000
7 Ambulance -
8 Tindakan medis 10.395.000
9 P3K / UGD 9.642.000
40
10 Poli Gigi 1.175.000
11 Pelayanan Haji
12 Visum 250.000
13 SKBS 13.900.000
14 Jamkesmas -
15 Jampersal -
16 BOK 521.150.000
17 Rawat Inap
18 Oksigen 30.000
19 Loundri 35.000
20 BPJS Rawat jalan
21
BPJS Rawat inap Perawatan 56.840.000
22 BPJS Rawat Inap K. Bersalin 46.900.000
23 BPJS Rujukan
24 Surat Keterangan Istirahat 510.000
25 Apotik 570.000
Jumlah 2.415.693.385,-
Sumber : Lap. Bag. Keuangan
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa total pembiayaan
kesehatan UPTD Puskesmas Lepo-lepo sebanyak Rp. 2.415.693.385,- dari
jumlah dana tersebut yang terbanyak berasal dari dana kapitasi JKN yaitu
sebanyak Rp. 1.705.012.385,-, selanjutnya dari Bantuan Operasional
Kesehatan ( BOK ) yaitu sebanyak Rp. 521.150.000,-, dan terbanyak ketiga
yaitu dari BPJS Rawat Inap K. Bersalin yaitu sebanyak Rp. 56.840.000,-.
Dana tersebut dimanfaatkan untuk operasional UPTD Puskesmas
Lepo-lepo, pengadaan perlengkapan pendukung pelayanan serta kegiatan
lain yang diselenggarakan dalam pelayanan kepada pasien dan masyarakat.
Dengan adanya pembiayaan kesehatan diharapkan dapat memudahkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
8. Upaya Pelayanan Kesehatan
41
e. Program Kesehatan Lingkungan
f. Program Perkesmas
9. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Puskesmas, meliputi :
a. Pelayanan Gigi & Mulut Masyarakat
b. Pelayanan Keswa
c. Pelayanan Gizi Masyarakat d. Pelayanan Kesehatan Matra
d. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
e. Pelayanan Keshatan Lansia & PTM
f. Pelayanan Kesehatan Kerja h. Pelayanan MTBS
g. Pelayanan Prolanis
h. Pelayanan UKS & Konseling PKPR
i. Konseling IVA/IMS
j. Konseling Gizi m. Klinik Sanitasi
10. Upaya Kesehatan Perseorangan Puskesmas, meliputi :
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Lansia
c. Pelayanan Anak
d. Pelayanan Pemeriksaan Gigi
e. Pelayanan Persalinan
f. Pelayanan Unit Gawat Darurat
g. Pelayanan Perawatan
h. Pelayanan Kefarmasian
i. Pelayanan Laboratorium
j. Pelayanan Rekam Medik. (Puskesmas Lepo-lepo, 2021)
42
Berikut tabel Cakupan Program Upaya Kesehatan Perseorangan
Puskesmas Lepo-lepo tahun 2021.
Tabel 8. Cakupan Program Upaya Kesehatan Perseorangan Puskesmas Lepo-lepo
tahun 2021. (Puskesmas Lepo-lepo, 2021)
No. Indikator Target (%) Cakupan (%)
Pelayanan Pemeriksaan Umum
1. Kunjungan pasien pemeriksaan umum 100 100
Pelayanan Pemeriksaan Lansia
2. Kunjungan pasien pemeriksaan Lansia 100 78
Pelayanan Pemeriksaan Anak
3. Kunjungan pasien pemeriksaan Anak 100 100
Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4. Kunjungan pasien pemeriksaan gigi dan mulut 100 100
Pelayanan Persalinan
5. Persalinan normal 100 83
6. Persalinan rujukan berdasarkan komplikasi 100 100
Pelayanan Perawatan
7. Kunjungan pasien rawat inap 100 100
Pelayanan Kefarmasian
8. Kebutuhan obat dipuskesmas 100 100
Pelayanan Laboratorium
9. Kunjungan pasien laboratorium 100 100
Pelayanan Unit Gawat Darurat
10. Kunjungan pasien Umum 100 100
11. Kunjungan pasien BPJS 100 100
12. Kunjungan pasien KTP 100 100
43
11. Penunjang Pelayanan Puskesmas Lepo-lepo
1. Laboratorium
a. Sarana dan Prasarana
Tabel 9. Sarana dan Prasarana Pelayanan Laboratorium Puskesmas Lepo-
lepo. (Puskesmas Lepo-lepo, 2021)
No Nama barang Merek Tgl.pembelia Perolehan Jumlah
n/penerimaa APBN/APB
n D
1 Bangku Tunggu ⁻ APBD 1
Pasien
2 Kursi Plastik ⁻ 1999 APBD 2
3 Kursi Futura ⁻ 2011 APBD 1
4 Bak Instrumen - 2015 APBD 2
Cabinet 32901
5 AC LG 2016 APBD 1
6 Meja Biasa - 2016 JKN 2
7 Kursi Futura ⁻ 2016 JKN 3
8 Lemari Arsip Brote 2019 JKN 1
r
9 Lemari Es LG 2016 JKN 1
10 Telepon/Intercom Panason 2019 JKN 1
ic
11 Printer Epso 2019 JKN 1
n
12 Laptop Acer 2015 JKN 1
13 Sentrifuge ⁻ 2020 JKN 1
14 Kursi Putar ⁻ 2020 JKN 1
15 Meja ⁻ 2020 JKN 1
16 Beker Geles ⁻ 5
17 Corong Kaca (5 ⁻ APBD 1
cm)
18 Erlenmeyer - APBD 2
19 Gelas Pengukur - APBD 4
20 Hematologi ⁻ 2015 APBD 1
Analizer
21 Hemositometer - APBD 1
Set/Alat Hitung
Manual
22 Mikroskop - 2006,2007,20 APBD 3
Binokuler 15
44
23 Rotator Plate - APBD 1
24 Westergen Set - APBD 5
(Tabung LED)
25 Lampu Spirtus - APBD 2
26 Sentrifus Listrik 2015 APBD 2
b. Data Pemeriksaan
Tabel 10. Data pemeriksaan penunjang laboratorium Puskesmas Lepo-lepo.
(Puskesmas Lepo-lepo, 2021)
No Jenis Bulan Tota
. Pemeriksaa l
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1. DL 23 30 31 10 5 10 12 10 10 9 9 8 1718
5 3 0 9 2 1 7 1 6 6 0 8
2. Widal 58 94 11 51 1 12 23 19 13 2 2 1 459
3 7 0 3 6
3. UL 3 33 33 11 1 19 17 23 14 2 1 2 235
7 1 5 9
4. GDS 10 10 83 45 4 64 64 64 76 7 5 7 861
9 7 3 3 4 9
5. As. Urat 95 73 55 26 2 50 22 51 65 5 2 6 602
5 5 5 0
6. Cholestrol 10 89 85 38 3 60 59 60 74 6 4 8 804
5 2 8 6 8
7. HIV 30 73 48 9 8 12 36 62 58 4 4 4 468
4 8 0
8. TB - 24 34 10 - 12 25 41 44 3 6 - 288
3 5
9. Protein 6 4 5 7 7 10 8 - 2 5 - 6 60
10. Gol. Darah 29 30 38 - 5 34 49 23 33 1 4 1 282
9 8
11. Sifilis 1 - 45 8 8 41 66 58 59 4 3 4 407
3 8 0
12. HBsAg 42 79 47 - - 45 63 31 1 - 2 4 376
8 0
13. Rapid Covid - - - - - - 2 - - - 2 6 10
TOTAL 6470
45
46
c. Alur Pelayanan
Pasien Rujukan
IGD PONED
PASIEN
APOTEK/RUJUK
PULANG
47
2. Kefarmasian
a. Sarana dan Prasarana
Tabel 11. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Lepo-lepo.
(Puskesmas Lepo-lepo, 2021)
No Nama barang Merek Tgl.pembelian/ Perolehan Jumlah
penerimaan APBN/APBD
1 Meja Biasa ⁻ APBD 1
2 Kursi Plastik Putih ⁻ 2000 APBD 1
3 Lemari Obat ⁻ 2001 PT.Inco 1
4 Meja Panjang - 2006 APBD 1
5 Kursi Kerja - 2006 ,2007 APBD 2
6 Kursi Futura - 2009 APBD 1
7 Lemari Obat ⁻ 2009 APBD 3
8 Alat Puyer - 2015 JKN 1 Set
9 Laptop Acer 2015 JKN 1
10 Lemari Es LG 2016 JKN 1
11 AC LG 2016 APBD 1
12 Printer Epson 2017 JKN 1
13 Komputer Asus⁻ 2018 DAK 1
14 Telpo/Intercom Panason 2019 JKN 1
ic
15 Troly ⁻ 2020 JKN 1
16 Beker Geles ⁻ APBD 1
17 Lumpang ⁻ APBD 2 Set
18 Gelas Ukur - 2007 APBD 1
19 Timbangan Laica 2016 JKN 1
Berdiri
48
b. Struktur organisasi
Penanggung Jawab
dr. Andi Nurmawanti
Apoteker Pengelola
Shienny Kuncoro, S.Si, Apt
Asisten Apoteker
Gudang Obat Administrasi
Wahyuni Marsuki,
Hj. Ika Idrus, SKM Tati Mariyanti, SKM
S.Farm
Tidak jelas
SKRINING HUBUNGI
RESEP DOKTER
LENGKAP
49
B. Data Sekunder Hasil Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas
Tabel 12. Data Sistem Rujukan yang terdapat di Puskesmas Lepo-Lepo berupa
LB4 periode bulan Agustus 2021.
50
2. Data Sistem Rujukan yang terdapat di Puskesmas Lepo-Lepo berupa LB4
51
Data diatas adalah Data LB4 (Data Laporan Rujukan Kasus).
52
Tabel 16. Laporan Bulanan Pelayanan Rujukan Puskesmas Lepo-Lepo Bulan
September 2021.
53
BAB V
A. Identifikasi Masalah
a. Faktor Internal
pelayanan kesehatan
1) Strenght (S)
2) Weakness (W)
sistem JKN
54
b. Faktor Eksternal
1) Opportunity (O)
2) Threat (T)
Faktor Strategis
No. Bobot Skor Nilai
Eksternal (EFAS)
OPPORTUNITY
1. O1 0,10 4 0.40
2. O2 0,10 3 0.30
THREAT
1. T1 0,35 4 1,40
2. T2 0,25 4 1,00
TOTAL 1,00 3,10
berikut:
55
2. Sistem penyaluran data tidak jelas karena tidak diarsipkan ke satu
penanggungjawab khusus
56
Tabel 19. Identifikasi Penyebab Masalah di Puskesmas Lepo-Lepo
Berdasarkan uraian tabel di atas, maka dapat dijabarkan beberapa
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB
I Man - Kurangnya pengetahuan pasien tentang
n
sistem rujukan yang berjenjang.
p
u - Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan
t
tentang pasien dalam menentukan ketepatan
kode diagnose pasien yang diterima oleh
verifikator JKN.
Money Masih ada pasien dengan penyakit tidak
menular tidak memiliki kartu JKN
57
c. Keterbatasan fasilitas puskesmas dalam menangani pasien dengan
A B C D E Total
A B A A E 2
B B B B 3
C C E 2
D D 1
E
Total Vertikal 0 1 0 0 2
Total 2 3 1 1 0
Horizontal
Total 2 4 1 1 2 10
penyakit tidak menular.
d. Kurangnya sosialisasi dari pihak JKN ke masyarakat tentang sistem
rujukan yang berkaitan dengan penyakit tidak menular
e. Kurangnya edukasi pasien tentang sistem rujukan dari puskesmas ke
Rumah sakit
58
D. Identifikasi Rencana Kerja (Plan of Action)
yang direncakan:
ke Rumah sakit.
59
Tabel 23. Plan Of Action dari Sistem Informsi Rujukan Lepo-lepo
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target W Te Pelaksan Biaya
. aktu mpat a Pelaksanaan
Pela Pelak
ksan sana
aan an
1 Berdiskusi Melakukan 20 orang 50% Agustus Puskesmas Petugas - Ongkos
dengan penyuluhan di setiap Tahun 2021 Lepo-lepo pelayanan Percetakan
pegawai
tentang RW per kesehatan banner
puskesmas
mengenai apa pengetahuan kelurahan Sistem @50.000x1
saja sistem wilayah Rujukan lembar =
sosialisasikan
rujukan kerja Puskesmas Rp50.000,
kepada
masyarakat yang puskesma Lepo-lepo - Harga Stand
dan berjenjang s Lepo- banner roll
menganjurkan
ke lepo 80.000x1 =
masyarakat
koperatif masyarakat Rp.80.000,
sehingga - Biaya
masyarakat pemateri:
lebih
mengerti Rp100.000x
60
status rujukan 4 kelurahan
yang sesuai =Rp400.000
dengan
kondisi
penyakit Total =
530.000
Rp,-
61
pelayanan -
kesehatan Harga
tingkat kedua di stand
faskes sekunder banne
hanya dapat r roll
diberikan atas @80.0
rujukan dari 00x1=
faskes primer 80.00
0
Total
Rp
130.0
00,-
62
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
data yang benar dan efektif, tidak ada format khusus dari pusat sehingga
B. Saran
masyarakat.
terbaru untuk mengatasi masalah sistem rujukan pada pasien JKN dan
pasien Umum.
63
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tentang Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2019.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Profil UPTD Puskesmas
Lepo-lepo.Kendari: Kementerian Kesehatan
64
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan
Indonesia 2012.
65
Lampiran.
66
Gambar 3. Kegiatan Minilokakarya
67