SEPTEMBER 2021
Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
Pembimbing:
dr. Fercee Primula, Sp.PD, FINASM
Identitas Pasien
Nama : Ny. NH
Tangga lahir : 13-06-1981
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pekerjaan :-
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Status pernikahan : Belum Menikah
Tanggal masuk : 21 Agustus 2021
Alamat : BTN Tohua, Desa Rante Baru, Kec. Rante Angin
No RM : 14-91-36
Perawatan : Mawar Lt.1 Kamar 2
Anam
n
Pasien esis
Ny. N
H
Anamnesis Pasien
Keluhan Utama : Jantung berdebar-debar yang memberat 3 hari terakhir.
Riwayat Penyakit Sekara
Pasien datang ke RSBG dengan keluhan jantung berdebar-debar yang dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu dan memberat 3 hari terakhir. Pada hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan
keluhan jantung berdebar memberat disertai dengan rasa lemas, pusing, dan tremor pada kedua
ekstremitas atas. Keluhan jantung berdebar dirasakan hilang timbul, memberat saat beraktivitas dan
membaik dengan beristirahat. Lemas dan pusing dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, sedangkan tremor
pada kedua ekstremitas atas dialami sejak 5 hari yang lalu. Keluhan lain yang dirasakan, seperti demam
(-), batuk (-), sesak (-), mual (-), muntah(-), nyeri kepala (-) dan nyeri perut disangkal. Keluhan yang
dirasakan mengganggu keseharian pasien, ia mengeluh sering merasa gelisah. Pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan mengaku berat badan turun. BAB dan BAK pasien dalam batas normal.
Riwayat Hipertensi sejak 2 tahun lalu dan tidak terkontrol.
Pasien mengaku keluhan yang sama dialami 1 bulan yang lalu dan mendapatkan perawatan di
puskesmas. Riwayat hipertensi sejak 2 tahun lalu dan tidak terkontrol.
Anam
n
Pasien esis
Ny. N
H
Anamnesis Pasien
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat diabetes mellitus tidak ada Sebelumnya pasien sudah berobat
b. Riwayat infeksi saluran kemih (ISK) tidak ada dipraktek spesialis saraf dan spesialis
c. Riwayat batu saluran kemih tidak adad penyakit dalam dan disarankan untuk
Riwayat Penyakit Keluarga berobat ke RS untuk mendapatkan
pemeriksaan lanjutan. Riwayat konsumsi
Ayah kandung riwayat menderita hipertensi obatRiwayat
(+) amlodipin
Sosial-Ekonomi
Riwayat Sosial-Ekonomi
a. Alergi makanan tidak ada
a. Riwayat konsumsi jamu dan obat herbal disangkal b. Alergi obat tidak diketahui
b. Merokok (-)
c. Minum alkohol (-)
d. Riwayat konsumsi kopi (-), minuman bersoda (-), minum teh
(-).
e. Konsumsi air putih 4 gelas/ hari
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Inspeksi
Perut cembung, spider nevi (-), jaringan parut (-)
Auskultasi
Peristaltik usus (+) kesan normal, bruit (-).
Thorax
Palpasi
Defans muskuler (-), nyeri tekan abdomen (-), nyeri tekan
Inspeksi suprapubik (-), pembesaran hepar dan lien (-).
Pergerakan hemithorax simetris kiri dan kanan. Retraksi sela iga Perkusi
(-) Timpani, nyeri ketok costovertebra tidak dinilai.
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru
Ekstremitas
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Inspeksi
Peteki (-/-), edema pretibial &
dorsum pedis (-/-), deformitas
(-/-), eritema palmaris (-).
CRT <2 detik, akral hangat,
tremor kedua ekstremitas atas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Imunologi (29/07/2021)
(Kidney Disease Improving Global Outcomes, KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management).
Usia & Jenis Kelamin
Studi melaporkan bahwa penderita penyakit ginjal kronik
terbanyak pada kelompok usia 40-59 tahun. Data PGK di
Indonesia berdasarkan IRR dan di Australia menunjukkan bahwa
Ny. NH
risiko PGK pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
Jenis kelamin perempuan
wanita. Hal ini ditunjukkan dengan prevalensi pasien laki-laki
usia 40 tahun.
setiap tahun yang lebih tinggi dibanding perempuan.
Berdasarkan karakteristik sosiodemografi, faktor yang
berhubungan dengan PGK adalah jenis kelamin, umur, status
ekonomi dan riwayat penyakit.
ANAMNESIS
KASUS TEORI
• Pasien datang ke RS dengan keluhan Pada gagal ginjal kronik, gejala – gejalanya berkembang
jantung berdebar-debar yang dirasakan secara perlahan. Pada awalnya tidak ada gejala sama
sejak 1 minggu dan memberat 3 hari sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari
terakhir. pemeriksaan laboratorium. Penderita menunjukkan gejala –
• Keluhan dirasakan hilang timbul gejala fisik yang melibatkan kelainan berbagai organ
memberat saat aktivitas dan membaik seperti :
saat istirahat. • Kelainan saluran cerna : nafsu makan menurun, mual,
• keluhan disertai rasa lemas dan pusing muntah dan fetor uremik
selama 1 minggu, tremor pada kedua • Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
ekstremitas atas sejak 5 hari yang lalu. • Kelainan neuromuskular : tungkai lemah, parastesi, kram
• Pasien mengeluh sering merasa otot, daya konsentrasi menurun, insomnia, gelisah
gelisah. • Kelainan kardiovaskular: hipertensi, sesak nafas, nyeri
• Pasien mengalami penurunan nafsu dada, edema
makan dan mengaku berat badan • Gangguan kelamin : libido menurun, nokturia, oligouria.
turun.
• BAB dan BAK pasien dalam batas
normal.
ANAMNESIS
KASUS TEORI
• Riwayat Hipertensi sejak 2 • Hipertensi juga memiliki kaitan erat dengan kesehatan ginjal.
tahun lalu dan tidak Hipertensi merupakan faktor pemicu utama terjadi penyakit
terkontrol. ginjal dan gagal ginjal. Sebaliknya, saat fungsi ginjal mengalami
• Riwayat Penyakit Keluarga: gangguan maka tekanan darah akan meningkat dan dapat
Ayah kandung riwayat menimbulkan hipertensi. Hubungan yang kuat antara penyakit ginjal
hipertensi. kronis dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi, masing-masing
• Riwayat kebiasaan dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi satu dengan yang
konsumsi air putih 4 gelas/ lainnya.
hari. • Terapi antihipertensi merupakan terapi yang direkomendasiakan
• Riwayat Pengobatan: diberikan kepada semua pasien gagal ginjal kronik. Salah satu
Konsumsi obat amlodipin. antihipertensi yang di rekomendasikan yaitu ACEI dan ARB.
• ACEI dan ARB mempunyai efek melindungi ginjal (renoprotektif)
dalam penyakit ginjal.
• CCB jenis dihidropiridin seperti amlodipin paling lazim digunakan
karena adanya penelitian yang mengaitkan CCB dengan penurunan
risiko mortalitas sebesar 21%.
Patomekanisme
Hipertensi yang berlangsung lama menyebabkan perubahan resistensi arteriol aferen
terjadi apoptosis, peningkatan produksi matriks dan deposit pada mikrovaskuler glomerulus
KASUS TEORI
Tanda Vital : Penderita CKD stadium 1-3 (GFR > 30 mL/min) biasanya
• TD 150/90 mmHg, asimtomatik dan gejala klinis biasanya baru muncul pada
• nadi 92 x/menit, CKD stadium 4 dan 5. Kerusakan ginjal yang progresif
• pernapasan 20 x/menit, dapat menyebabkan:
• suhu 36.5 ‘C • Peningkatan tekanan darah akibat overload cairan
dan produksi hormon vasoaktif (hipertensi, edem paru
Pada pemeriksaan Fisik: dan gagal jantung kongestif).
• Mata: konjungtiva anemis (+), edema • Akumulasi kalium dengan gejala malaise hingga
palpebra (+/+).
keadaan fatal yaitu aritmia.
• Kulit: tampak pucat.
• Bibir: kering dan pucat. • Penurunan produksi eritropoietin yang dapat
• Ekstremitas: tremor pada kedua menyebabkan penurunan produksi sel darah merah
ekstremitas atas. yang dapat menyebabkan anemia, eritropoietin
diproduksi di jaringan interstitial ginjal, dalam penyakit
ginjal kronis, jaringan ini mengalami nekrosis sehingga
produksi eritropoietin berkurang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS TEORI
Darah Rutin Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi :
WBC 3.6 • Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
RBC 1.83 • Penurunan fungsi ginjal berupa peningakatan kadar ureum dan
HGB 5.0 kreatinin serum, dan penurunan LFG
HCT 15.6 • Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar
PLT 127 hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau
MCV 85.2 fL hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik.
Kimia darah : Fungsi ginjal yang terus menerus mengalami penurunan akan
Ureum : 174 mg/dL menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut :
Kreatinin : 8.4 mg/dL • Akumulasi urea pada darah yang menyebabkan uremia. Akibat
SGOT : 12 U/L jumlah urea yang tinggi dalam darah, urea dapat diekskresikan
SGPT : 13 U/L melalui kelenjar keringat dalam konsentrasi tinggi dan mengkristal
pada kulit yang disebut dengan “uremic frost”
• Penurunan produksi eritropoietin menyebabkan penurunan
produksi RBC yang dapat menyebabkan anemia, eritropoietin
diproduksi di jaringan interstitial ginjal, dalam penyakit ginjal kronis,
jaringan ini mengalami nekrosis sehingga produksi eritropoietin
berkurang.
TERAPI
KASUS TEORI
• Tirah baring Tatalaksana CKD
• IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
• Neurosanbe 1 amp /24 Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
jam / iv • Faktor komorbid dapat berupa gangguan keseimbangan cairan,
• Inj.Metilprednisolon 125 hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi traktus urinarius, obstruksi
mg/ 12jam /iv traktus urinarius, obat-obat nefrotoksik, bahan radiokontras atau
• Inj. Omeprazole 40 peningkatan aktivitas penyakit dasarnya.
mg/12 jam/iv Pembatasan asupan protein
• Ascavin 1 tab/24jam • Protein seringkali dibatasi sampai 0,6/kg/ hari bila GFR turun
/oral (1-0-0) dibawah 50ml/m untuk memperlambat progresi menuju gagal ginjal.
• Amlodipin 10 mg/ 24 Pembatasan protein dilakukan karena disfungsi ginjal dengan salah
jam/ oral (0-0-1) satu cirinya adalah terjadinya uremia.
• Valisanbe 2 mg/ Pengendalian Tekanan Darah
24jam/oral (0-0-1) • Mengurangi hipertensi intraglomerulus dilakukan dengan pemberian
• THP 1 tab/12 jam/ oral obat antihipertensi yang berperan dalam memperkecil resiko pada
(1-0-1) kardiovaskular dan memperlambat perburukan kerusakan nefron
• Transfusi PRC dengan mengurangi hipertensi intraglomerular dan hipertrofi
glomerulus.
Anemia
Evaluasi terhadap anemia dimulai saaat kadar hemoglobin < 10 g% atau hematokrit < 30% meliputi
evaluasi terhadap status besi ( kadar besi serum/serum iron, kapasitas ikat besi total/ total iron binding
capacity, feritin serum), mencari sumber perdarahan morfologi eritrosit, kemungkinan adanya hemolisis,dll.
Pemberian eritropoitin (EPO) merupakan hal yang dianjurkan. Sasaran hemoglobin adalah 11 – 12 g/dl.
Osteodistrofi Renal
Penatalaksaan osteodistrofi renal dapat dilakukan melalui :
• Mengatasi hiperfosfatemia
• Pemberian kalsitriol
• Pembatasan cairan dan elektrolit
KASUS TEORI
-Ad Vitam: Dubia ad malam Pada penyakit gagal ginjal kronik (GGK), umumnya prognosis jangka
-Ad Functionam: Dubia ad panjang buruk karena penyakit yang tidak dapat disembuhkan, kecuali
malam dilakukan transplantasi ginjal. Penatalaksanaan yang dilakukan
-Ad Sanationam: Dubia ad sekarang ini hanya bertujuan untuk mencegah progresifitas dari
malam penyakit gagal ginjal kronik itu sendiri. Selain itu, biasanya GGK
sering terjadi tanpa disadari sampai mencapai tingkat lanjut dan
menimbulkan gejala sehingga penanganannya seringkali terlambat.
Thank
You