Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS BESAR DOKTER INTERNSIP

GAGAL GINJAL KRONIK

Disusun oleh :
dr. Prissilma Tania Jonardi

Pendamping :
dr. Utariyah Budiastuti

Pembimbing
dr. M. Faizun SpPD

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATANG
2017
Laporan kasus

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
No. RM : 205877
Bengkak seluruh
Usia : 55 tahun Anamnesis dilakukan
Jenis Kelamin : Laki-laki secara auto dan tubuh
Agama : Islam alloanamnesis di IGD
dan dilanjut di ruang
Status : Menikah Melati pada tanggal
Tanggal Masuk : 17 Maret 2017 17 Maret 2017.
Keluhan Tambahan:
Alamat : Bandar, Batang Lemas dan pusing
Ruang Rawat : Melati
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Pasien juga mengeluh lesu, mudah
Batang dengan keluhan bengkak lelah, dan nafsu makan menurun.
seluruh tubuh sejak 3 bulan Terdapat mual namun tidak sampai
SMRS. Bengkak pada seluruh muntah. Selain itu pasien juga
tubuh tetap berlangsung mengeluh seluruh badan terasa lemas,
sepanjang hari. Bengkak juga pusing, disertai bengkak pada wajah,
terjadi pada kelopak mata saat kedua lengan dan tungkai. Demam
bangun pagi dan tetap disangkal
berlangsung sepanjang hari.
Sesak nafas disangkal. Bangun
pada malam hari karena sesak
dan batuk disangkal.
. Sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit
pasien mengeluh jumlah air seni menjadi sedikit.
Jumlah air seni sekitar ¼ gelas per hari. Rasa tidak
puas saat berkemih disangkal. Nyeri saat
berkemih disangkal.
Tiga hari SMRS pasien telah mendapatkan
pengobatan cuci darah (hemodialisa) di RSUD
Batang dikarenakan penyakit gagal ginjal yang
dideritanya sejak 1 tahun ini. Pasien rutin
menjalani hemodialisa setiap 1 minggu sekali di
RSUD Batang. Setelah menjalani hemodialisa
pasien diperbolehkan pulang.
• Riwayat keluhan serupa diakui
• Riwayat penyakit gagal ginjal kronik diakui sudah 1 tahun ini
• Riwayat penyakit darah tinggi diakui
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
Riwayat Penyakit • Riwayat penyakit jantung disangkal
Dahulu • Riwayat penyakit asma disangkal
• Riwayat alergi obat dan alergi makanan disangkal

• Riwayat keluhan serupa disangkal


• Riwayat penyakit gagal ginjal kronik disangkal
• Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
Riwayat Penyakit • Riwayat penyakit jantung disangkal
Keluarga • Riwayat penyakit asma disangkal
• Riwayat alergi obat dan alergi makanan disangkal

• Pasien tinggal di rumah bersama istri dan kedua orang anaknya yang
masih sekolah. Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar. Biaya
Riwayat Sosial kesehatan ditanggung oleh Jamkesda . Kesan ekonomi pasien kurang.
Ekonomi
Riwayat Kebiasaan :
Pasien mempunyai kebiasaan merokok
sebanyak 3-5 batang perhari. Pasien rutin
meminum minuman berenergi tinggi. Pasien
rutin mengkonsumsi makanan seperti
gorengan, daging, jeroan, dan sayuran. Pasien
jarang melakukan olahraga.
PEMERIKSAAN FISIK

Thoraks : Bentuk normal,


Keadaan Umum : simetris, pernafasan
thoracoabdominal, retraksi
Tampak sakit sedang Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, sela iga (-), sela iga melebar (-),
ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), massa (-), kelainan kulit (-),
Kesadaran : Compos nyeri (-)
mentis spidernevi (-), petechie (-), eritem (-), venektasi
(-) Jantung :
Tanda Vital : Kepala : Bentuk mesocephal, luka (-), rambut Inspeksi : Ictus cordis tak
rontok (-), makula (-), papula (-), nodula(-) tampak
TD : 212/116 Palpasi : Ictus teraba di SIC V,
Mata : Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik
mmHg (-/-), warna kelopak (putih), katarak (- /- ) linea midklavikularis kiri
N : 110 x/m Leher : Peningkatan vena leher/JVP (-), lesi kulit Perkusi : Batas jantung kiri SIC
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran V linea midklavikularis
RR : 20 x/m kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-), tortikolis (-) Auskultasi : Suara
jantung murni, Bising (-),
S : 36,70C Gallop (-), Suara tambahan
jantung (-)
Abdomen
Paru : Inspeksi : Bentuk datar, warna :
sama dengan warna kulit sekitar,
Inspeksi : bentuk normal, venektasi : (-) Ekstremitas :
simetris Auskultasi : Bising usus (+)
normal 10 x/menit, bruit (-) Edema : +/+ (piting)
Palpasi : fremitus raba
kiri sama dengan kanan, Palpasi : Nyeri tekan (-), Akral hangat +/+
massa (-), defance muscular (-),
nyeri tekan (-/-) hepar dalam batas Motorik : dalam batas
Perkusi : sonor/sonor normal, lien dalam batas normal, normal
ginjal dalam batas normal
Auskultasi : suara Perkusi : Timpani di seluruh
Refleks patologis : -/-
dasar vesikuler ,wheezing kuadran abdomen, pekak hati (+), Refleks fisiologis : +/+
pekak sisi (+) BU (+)
(-/-), ronki (-/-) terutama
Ukuran Lingkar Perut : 105 cm
di basal paru
Genital : Terpasang DC
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium (Darah rutin, ureum, creatinin, GDS)


USG Traktus Urinarius

Kesan : ascites
tidak tampak
kelainan pada ren
dextra, sinistra dan
prostat
Foto polos abdomen

Kesan : plain abdomen,


kondisi keras, tidak
tampak batu radiopaque
pada traktus urinarius,
systerma tulang
vertebrae dalam keadaan
intact , tak tampak psoas
line dextra sinistra
DIAGNOSIS
1. Gagal Ginjal Kronik Stage 5
2. Hipertensi Grade 2 et causa CKD stage 5
3. Anemia et causa CKD stage 5
3. Hipoalbuminemia
BERAT BADAN

• Berat badan rata-rata (Kg) : 70 kg


• Berat tertinggi kapan (Kg) : Lupa
• Berat badan sekarang (Kg) : 70 kg

(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)


Tetap (+)
Turun ( )
Naik ( )
• LFG = (140 – 55) x 70 = 8,26
• 72 x 10
• Kesan : CKD stage V
ASSESMENT
Terapi medikamentosa :
Terapi Non-
1. Infus Asering 20 Tpm Mikro
Medikamentosa :
2. Inj Ceftriaxon 1 g/ 12 jam
3. Inj Furosemid 2 ampul/ 6 jam 1. Tirah baring
4. Infus renxamin 1 fl/24 jam 2. Edukasi :
5. Inj Pantoprazole 40 mg/ 24 jam --diet: rendah protein, cukup
6. Inj Ondansentron 4 mg/ 8 jam asupan kalori,
7. Transfusi PRC 1 kolf dengan ekstra Furosemid/ kolf -perhatikan jumlah air minum dan
8. Pasang DC pengeluaran setiap hari
- istirahat cukup
Peroral : - mengikuti program Hemodialisis
1. ISDN 3 X 1 Tab secara rutin dengan jadwal yang
sudah ditentukan.
2. Candesartan 1 x 16 mg
3. Amlodipin 1 x 10 mg - Hindari rokok, minum-minuman
berenergi
4. CaC03 3x1 tab
5. Asam Folat 2 x 1 tab
FOLLOW UP
PROGNOSIS

1. ad vitam : dubia ad bonam


2. ad sanam : dubia ad bonam
3. ad fungsionam : dubia ad bonam
PENDAHULUAN
• Penyakit ginjal kronik merupakan masalah
kesehatan global.
• Di Amerika Serikat: insidensi dan prevalensi
penyakit ginjal kronik semakin meningkat,
dengan prognosis yang buruk dan biaya yang
tinggi  merupakan penyebab kematian
nomor 9.
Levey AS, dkk. Chronic Kidney Disease as a Global Public Health Problem:
Approaches and Initiatives – a Position Statement from Kidney Disease
Improving Global Outcomes. Kidney International; 2007
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2008)
PENDAHULUAN
• Di Indonesia: berdasarkan Pusat Data dan
Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia tahun 2000, jumlah pasien gagal
ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per
satu juta penduduk

Levey AS, dkk. Chronic Kidney Disease as a Global Public Health Problem:
Approaches and Initiatives – a Position Statement from Kidney Disease
Improving Global Outcomes. Kidney International; 2007
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2008)
PENYAKIT GINJAL KRONIK
• Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan gagal ginjal.

National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines


for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and
Stratification. Am J Kidney Dis 2002; 39: S1-S266.
GAGAL GINJAL
• Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, pada suatu derajat yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang
tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines


for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and
Stratification. Am J Kidney Dis 2002; 39: S1-S266.
KRITERIA PENYAKIT GINJAL KRONIK
• Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan
manifestasi:
– Kelainan patologis.
– Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan.
• Laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/ menit/ 1,73 m2
selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines


for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and
Stratification. Am J Kidney Dis 2002; 39: S1-S266.
KLASIFIKASI
• Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan
atas dua hal, yaitu derajat (stage) penyakit
dan diagnosis etiologi.
• Berdasarkan derajat, dibuat atas dasar LFG,
yang dihitung dengan Mempergunakan
rumus Kockcroft-Gault, sebagai berikut:
KLASIFIKASI

• Berdasarkan derajat (stage)


LFG
Derajat Penjelasan
(ml/menit/1,73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningkat ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis


KLASIFIKASI
• Berdasarkan diagnosis etiologi
Penyakit Contoh
Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non-diabetes Penyakit glomerular (penyakit autoimun, infeksi
sistemik, obat, neoplasia)
Penyakit vaskular (penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial (infeksi saluran kemih, batu,
obstruksi, keracunan obat)
Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Penyakit pada transplantasi Rejeksi kronik
Keracunan obat (siklosporin atau takrolimus)
Penyakit berulang (penyakit glomerular)
Transplant glomerulopathy
FAKTOR RISIKO
Definisi Contoh

Susceptibility factors Meningkatkan kerentanan Usia tua, riwayat keluarga


terhadap kerusakan ginjal
Initiation factors Secara langsung menginisiasi Diabetes mellitus, hipertensi,
kerusakan ginjal penyakit autoimun, infeksi
sistemik, infeksi saluran kemih,
batu saluran kemih, obstruksi
saluran kemih bagian bawah,
keracunan obat

Progression factors Menyebabkan perburukan dari Tingginya derajat proteinuria,


kerusakan ginjal dan penurunan tingginya tekanan darah, kontrol
fungsi ginjal yang lebih cepat gula darah yang buruk pada
setelah inisiasi kerusakan ginjal diabetes mellitus, merokok
PATOFISIOLOGI
• Terdapat 2 mekanisme dasar penyakit ginjal
kronik, yaitu:

Kerusakan ginjal sesuai dengan penyakit yang


mendasari

Kerusakan ginjal lebih lanjut


(dalam proses yang kurang lebih sama)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Umum: Fatique, malaise, gagal tumbuh
• Kulit: Pucat, kering, mudah lecet, rapuh
• Kepala dan leher: Frost uremik, lidah kering
dan berselaput
• Mata: Fundus hipersensitif
• Kardiovaskular: Hipertensi, kelebihan cairan,
gagal jantung, perikarditis uremik, penyakit
vaskular
• Paru: asidosis, edema paru, efusi pleura
• Gastrointestinal: Anoreksia, nausea, kolitis
uremik
MANIFESTASI KLINIS
• Urinari: Nokturia, poliuria, oliguria-anuria, proteinuria,
penyakit ginjal yang mendasarinya
• Reproduksi: Penurunan libido, impotensi, amenore,
infertilitas, ginekomastia, galaktore
• Saraf: Letargi, melaise, anoreksia, tremor, mengantuk,
kebingungan, mioklonus, kejang, koma
• Tulang: Hiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D
• Sendi: Gout, pseudogout
• Hematologi: Anemia, defisiensi imun, mudah
mengalami pendarahan
• Endokrin: Multipel
MANIFESTASI KLINIS
• Renal reserve
Stage • Tidak ada gejala (asimptomatik) atau sesuai dengan penyakit dasar
1
• Tidak ada gejala (asimptomatik)
Stage • Kadar urea dan kreatinin meningkat
2
• Gejala dan tanda uremia: nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan
Stage berkurang  penurunan berat badan
3
• Gejala dan tanda uremia nyata, misalnya anemia, peningkatan tekanan darah,
Stage gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah, gangguan
keseimbangan air dan elektrolit, dan lainnya).
4
• Gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti
Stage ginjal (renal replacement therapy), yaitu dialysis atau transplantasi ginjal
5

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.
GAMBARAN LABORATORIS
• Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
• Penurunan fungsi ginjal:
– Peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum
– Penurunan LFG.
• Kelainan biokimiawi darah:
– Penurunan kadar hemoglobin
– Peningkatan kadar asam urat
– Electrolyte imbalance: Hiper atau hipokalemia, hiper atau
hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik.
• Kelainan urinalisis meliputi: proteinuria, hematuri,
leukosuria, cast, dan lainnya.
GAMBARAN RADIOLOGIS
• Foto polos abdomen: bisa tampak batu radio-
opak.
• Ultrasonografi ginjal: bisa memperlihatkan
ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal,
kista, massa, dan kalsifikasi.
• Pielografi intravena (jarang dikerjakan)
Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan
sesuai indikasi.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
• Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dilakukan
pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih
mendekati normal  diagnosis secara noninvasif tidak
bisa ditegakan.
• Pemeriksaan histopatologi ini bertujuan untuk
mengetahui etiologi, menetapkan terapi, prognosis,
dan mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan.
• Kontra-indikasi biopsi ginjal: pada keadaan dimana
ukuran ginjal sudah mengecil (contracted kidney), ginjal
polikistik, hipertensi yang tidak terkendali, infeksi
perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal napas,
dan obesitas.
Penatalaksanaan CKD meliputi:
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya

2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid

3. Memperlambat pemburukan fungsi ginjal

4. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskuler

5. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi

6. Terapi pengganti ginjal berupa hemodialisa dan transplantasi ginjal


Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal
Kronik
Derajat CCT Rencana Tatalaksana

1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi


perburukan fungsi ginjal, memperkecil risiko kardiovaskular

2 60-89 Menghambat perburukan fungsi ginjal

3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi

4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

5 < 15 Terapi pengganti ginjal


TERAPI SPESIFIK TERHADAP PENYAKIT DASAR

• Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit


dasar adalah sebelum terjadinya penurunan
LFG sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak
terjadi  bila LFG sudah menurun sampai 20-
30% dari normal, terapi terhadap penyakit
dasar sudah tidak banyak bermanfaat.
2. Pencegahan & Terapi Kondisi
Komorbid
• Faktor-faktor komorbid:
– Gangguan keseimbangan cairan
– Hipertensi yg tidak terkontrol
– Infeksi traktus urinarius
– Obstruksi traktus urinarius
– Obat nefrotoksik
– Bahan radiokontras
– Peningkatan aktivitas penyakit
• Penting!
– Mengikuti dan mencatat kecepatan penurunan LFG /CCT
– Untuk mengetahui kondisi komorbid yg dpt memperburuk
keadaan pasien
MENGHAMBAT PERBURUKAN FUNGSI GINJAL
• TATA LAKSANA HIPERTENSI
– Penelitian klinis secara acak dan observasional
prospektif  kontrol terhadap hipertensi sistemik
menghambat perburukan penyakit baik pada pasien
dengan diabetes mellitus maupun tanpa diabetes
mellitus.
– Pilihan obat:
• Angiotensin Converting Enzymes (ACE) Inhibitors atau
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)  first line
• Beta-blocker
• Calcium Channel Blocker
• Loop diuretic
– Pembatasan asupan garam
– Rekomendasi target tekanan darah: < 130/80 mmHg
pada semua pasien dengan penyakit ginjal kronik.
Abboud H dan Henrich WL. Stage IV Chronic Kidney
Disease. N Engl J Med 2010; 362: 56-65
MENGHAMBAT PERBURUKAN FUNGSI GINJAL

• MENGATASI PROTEINURIA
– Proteinuria merupakan faktor risiko terhadap
perburukan kerusakan struktural ginjal.
– Pilihan obat: ACE inhibitors atau ARB
– Pembatasan asupan protein
PENCEGAHAN DAN TERAPI TERHADAP PENYAKIT
KARDIOVASKULAR

• Hal-hal yang termasuk dalam pencegahan dan


terapi penyakit kardiovaskular:
– Pengendalian diabetes
– Pengendalian hipertensi
– Pengendalian dislipidemia
– Pengendalian anemia
– Pengendalian hiperfosfatemia
– Terapi terhadap kelebihan cairan dan gangguan
keseimbangan elektrolit.
( Semua ini terkait dengan pencegahan dan terapi
terhadap komplikasi penyakit ginjal kronik secara
keseluruhan)
PENCEGAHAN DAN TERAPI TERHADAP PENYAKIT
KARDIOVASKULAR

• Kebanyakan pasien dengan penyakit ginjal


kronik memiliki dislipidemia
• Rekomendasi target kolestrol Low Density
Lipoprotein (LDL): < 100 mg/dl (2,6
mmol/L)
• Pilihan obat: Statin

Abboud H dan Henrich WL. Stage IV Chronic Kidney


Disease. N Engl J Med 2010; 362: 56-65
5. Pencegahan dan Terapi Komplikasi
Derajat Penjelasan LFG Komplikasi
1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥ 90 -
normal
2 Kerusakan ginjal dengan 60-89 TD mulai naik
penurunan LFG ringan
3 Penurunan LFG sedang 30-59 Hiperfosfatemia
Hipokalemia
Anemia
Hiperparatiroid
Hipertensi
Hiperhomosistinemia
4 Penurunan LFG berat 15-29 Malnutrisi
Asidosis Metabolik
Cenderung hiperkalemia
Dislipidemia
5. Pencegahan dan Terapi Komplikasi
5 Gagal ginjal < 15 Gagal jantung
Uremia
ANEMIA
• Terjadi pada 80-90% pasien penyakit ginjal
kronik
• Disebabkan oleh defisiensi eritropoetin
• Hal yg lain ;
masa hidup
kehilangan darah
defisiensi besi eritrosit pendek
(PSC, hematuri)
karena hemolisis

penekanan
proses inflamasi
sumsum tulang
defisiensi as. Folat akut maupun
oleh substansi
kronik
uremik
ANEMIA
Evaluasi thdp anemia dimulai saat kadar Hb ≤10g%
atau Ht ≤ 30%

Evaluasi status besi (TIBC, feritin serum, kadar besi


serum)

Mencari sumber perdarahan

Morfologi eritrosit

Hemolisis
ANEMIA
• Penatalaksanaan ditujukan pd penyebab utamanya
• Pemberian EPO (Eritropoietin)
• Status besi harus mendapat perhatian karena EPO
memerlukan besi dalam mekanisme kerja
• Pemberian transfusi pada CKD harus dilakukan secara
hati-hati, berdasarkan indikasi yg tepat dan
pemantauan
• Transfusi darah yg dilakukan tdk cermat dpt
mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia,
pemburukan fungsi ginjal
• Sasaran Hb  11-12 g/dl
OSTEODISTROFI RENAL
• Komplikasi penyakit ginjal kronik yg sering
• Mengatasi hiperfosfatemia dan pemberian
hormon kalsitriol
• Penatalaksanaan hiperfosfatemia:
– Pembatasan asupan fosfat
– Pemberian pengikat fosfat
– Dialisis
Pemberian Kalsitriol (1.25 (OH2D3)
• Untuk mengatasi osteodistrofi
• Dikhawatirkan mengakibatkan penumpukan garam calcium
carbonate di jaringan  kalsifikasi metastatik
• Mengakibatkan penekanan yg berlebih thdp kelenjar
paratiroid
• Pemakaian dibatasi pada pasien dgn kadar fosfat darah
normal dan kadar hormon paratiroid > 2,5x normal, atau jika
kadarnya dalam darah < 30 ng/ml.
• Evaluasi kadar kalsium serum dan fosfat setiap 3-6 bulan,
kadar hormon paratiroid setiap 6-12 bulan, aktivitas alkaline
fosfatase setiap 6-12 bulan
Pembatasan Cairan dan Elektrolit
• Mencegah terjadinya edem dan komplikasi
kardiovaskular
• Air masuk ke tubuh  seimbang dgn air yg keluar.
• Insensible water loss  500-8000ml/hari, maka air yg
dimasukkan dianjurkan 500-800ml/hari
• Elektrolit diwaspadai; K dan Na
• Hiperkalemita  aritmia jantung
• Obat-obat yg mengandung K dan makanan tinggi K
(buah dan sayur) harus dibatasi
• K darah  3,5-5,5mEq/lt
Terapi Pengganti Ginjal
• Pada CKD stadium 5  LFG < 15 ml/menit

Hemodialisis Peritoealdialisis

Transplantasi
ginjal
PROGNOSIS
• Pasien dengan penyakit ginjal kronik umumnya
berlanjut kepada penyakit ginjal stadium akhir 
Kecepatan perubahan tersebut bergantung
kepada: diagnosis dasar, keberhasilan
mengimplementasikan upaya pencegahan
sekunder, dan bergantung kepada setiap individu.
• Inisiasi terapi pengganti ginjal kronik imperatif
untuk mencegah komplikasi uremia dari penyakit
ginjal kronik mengarah kepada penurunan tingkat
morbiditas dan mortalitas yang nyata.
Daftar Pustaka

1. Davey, Patrick. At a Glance Medicine. 2005. Penerbit : Erlangga. Hal :


258, Gagal ginjal Kronis dan pasien dialisis.
2. Kathuria, Yogendra, MD, FACP, FASN. 2012. Chronic Kidney Disease.
http://www.emedicinehealth.com/chronic_kidney_disease/article_
em.htm
3. Arora, Pradeep, MD. Mar 28, 2012. Chronic Kidney Disease.
http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview
4. Kaufman, Dixon B, MD, PhD. Jan 25, 2012. Renal Transplantation
(Medical). http://emedicine.medscape.com/article/429314-
overview
5. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology. Edisi ke-16.
New York : Lange Medical Book. 2004.
6. Physiology of Kidney. 2012. http://www.ivy-
rose.co.uk/HumanBody/Urinary/Urinary_System_Kidneys_Actions.
php

Anda mungkin juga menyukai