Disusun oleh :
dr. Prissilma Tania Jonardi
Pendamping :
dr. Utariyah Budiastuti
Pembimbing
dr. M. Faizun SpPD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
No. RM : 205877
Bengkak seluruh
Usia : 55 tahun Anamnesis dilakukan
Jenis Kelamin : Laki-laki secara auto dan tubuh
Agama : Islam alloanamnesis di IGD
dan dilanjut di ruang
Status : Menikah Melati pada tanggal
Tanggal Masuk : 17 Maret 2017 17 Maret 2017.
Keluhan Tambahan:
Alamat : Bandar, Batang Lemas dan pusing
Ruang Rawat : Melati
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Pasien juga mengeluh lesu, mudah
Batang dengan keluhan bengkak lelah, dan nafsu makan menurun.
seluruh tubuh sejak 3 bulan Terdapat mual namun tidak sampai
SMRS. Bengkak pada seluruh muntah. Selain itu pasien juga
tubuh tetap berlangsung mengeluh seluruh badan terasa lemas,
sepanjang hari. Bengkak juga pusing, disertai bengkak pada wajah,
terjadi pada kelopak mata saat kedua lengan dan tungkai. Demam
bangun pagi dan tetap disangkal
berlangsung sepanjang hari.
Sesak nafas disangkal. Bangun
pada malam hari karena sesak
dan batuk disangkal.
. Sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit
pasien mengeluh jumlah air seni menjadi sedikit.
Jumlah air seni sekitar ¼ gelas per hari. Rasa tidak
puas saat berkemih disangkal. Nyeri saat
berkemih disangkal.
Tiga hari SMRS pasien telah mendapatkan
pengobatan cuci darah (hemodialisa) di RSUD
Batang dikarenakan penyakit gagal ginjal yang
dideritanya sejak 1 tahun ini. Pasien rutin
menjalani hemodialisa setiap 1 minggu sekali di
RSUD Batang. Setelah menjalani hemodialisa
pasien diperbolehkan pulang.
• Riwayat keluhan serupa diakui
• Riwayat penyakit gagal ginjal kronik diakui sudah 1 tahun ini
• Riwayat penyakit darah tinggi diakui
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
Riwayat Penyakit • Riwayat penyakit jantung disangkal
Dahulu • Riwayat penyakit asma disangkal
• Riwayat alergi obat dan alergi makanan disangkal
• Pasien tinggal di rumah bersama istri dan kedua orang anaknya yang
masih sekolah. Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar. Biaya
Riwayat Sosial kesehatan ditanggung oleh Jamkesda . Kesan ekonomi pasien kurang.
Ekonomi
Riwayat Kebiasaan :
Pasien mempunyai kebiasaan merokok
sebanyak 3-5 batang perhari. Pasien rutin
meminum minuman berenergi tinggi. Pasien
rutin mengkonsumsi makanan seperti
gorengan, daging, jeroan, dan sayuran. Pasien
jarang melakukan olahraga.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan : ascites
tidak tampak
kelainan pada ren
dextra, sinistra dan
prostat
Foto polos abdomen
Levey AS, dkk. Chronic Kidney Disease as a Global Public Health Problem:
Approaches and Initiatives – a Position Statement from Kidney Disease
Improving Global Outcomes. Kidney International; 2007
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2008)
PENYAKIT GINJAL KRONIK
• Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan gagal ginjal.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.
GAMBARAN LABORATORIS
• Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
• Penurunan fungsi ginjal:
– Peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum
– Penurunan LFG.
• Kelainan biokimiawi darah:
– Penurunan kadar hemoglobin
– Peningkatan kadar asam urat
– Electrolyte imbalance: Hiper atau hipokalemia, hiper atau
hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik.
• Kelainan urinalisis meliputi: proteinuria, hematuri,
leukosuria, cast, dan lainnya.
GAMBARAN RADIOLOGIS
• Foto polos abdomen: bisa tampak batu radio-
opak.
• Ultrasonografi ginjal: bisa memperlihatkan
ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal,
kista, massa, dan kalsifikasi.
• Pielografi intravena (jarang dikerjakan)
Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan
sesuai indikasi.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
• Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dilakukan
pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih
mendekati normal diagnosis secara noninvasif tidak
bisa ditegakan.
• Pemeriksaan histopatologi ini bertujuan untuk
mengetahui etiologi, menetapkan terapi, prognosis,
dan mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan.
• Kontra-indikasi biopsi ginjal: pada keadaan dimana
ukuran ginjal sudah mengecil (contracted kidney), ginjal
polikistik, hipertensi yang tidak terkendali, infeksi
perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal napas,
dan obesitas.
Penatalaksanaan CKD meliputi:
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
• MENGATASI PROTEINURIA
– Proteinuria merupakan faktor risiko terhadap
perburukan kerusakan struktural ginjal.
– Pilihan obat: ACE inhibitors atau ARB
– Pembatasan asupan protein
PENCEGAHAN DAN TERAPI TERHADAP PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
penekanan
proses inflamasi
sumsum tulang
defisiensi as. Folat akut maupun
oleh substansi
kronik
uremik
ANEMIA
Evaluasi thdp anemia dimulai saat kadar Hb ≤10g%
atau Ht ≤ 30%
Morfologi eritrosit
Hemolisis
ANEMIA
• Penatalaksanaan ditujukan pd penyebab utamanya
• Pemberian EPO (Eritropoietin)
• Status besi harus mendapat perhatian karena EPO
memerlukan besi dalam mekanisme kerja
• Pemberian transfusi pada CKD harus dilakukan secara
hati-hati, berdasarkan indikasi yg tepat dan
pemantauan
• Transfusi darah yg dilakukan tdk cermat dpt
mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia,
pemburukan fungsi ginjal
• Sasaran Hb 11-12 g/dl
OSTEODISTROFI RENAL
• Komplikasi penyakit ginjal kronik yg sering
• Mengatasi hiperfosfatemia dan pemberian
hormon kalsitriol
• Penatalaksanaan hiperfosfatemia:
– Pembatasan asupan fosfat
– Pemberian pengikat fosfat
– Dialisis
Pemberian Kalsitriol (1.25 (OH2D3)
• Untuk mengatasi osteodistrofi
• Dikhawatirkan mengakibatkan penumpukan garam calcium
carbonate di jaringan kalsifikasi metastatik
• Mengakibatkan penekanan yg berlebih thdp kelenjar
paratiroid
• Pemakaian dibatasi pada pasien dgn kadar fosfat darah
normal dan kadar hormon paratiroid > 2,5x normal, atau jika
kadarnya dalam darah < 30 ng/ml.
• Evaluasi kadar kalsium serum dan fosfat setiap 3-6 bulan,
kadar hormon paratiroid setiap 6-12 bulan, aktivitas alkaline
fosfatase setiap 6-12 bulan
Pembatasan Cairan dan Elektrolit
• Mencegah terjadinya edem dan komplikasi
kardiovaskular
• Air masuk ke tubuh seimbang dgn air yg keluar.
• Insensible water loss 500-8000ml/hari, maka air yg
dimasukkan dianjurkan 500-800ml/hari
• Elektrolit diwaspadai; K dan Na
• Hiperkalemita aritmia jantung
• Obat-obat yg mengandung K dan makanan tinggi K
(buah dan sayur) harus dibatasi
• K darah 3,5-5,5mEq/lt
Terapi Pengganti Ginjal
• Pada CKD stadium 5 LFG < 15 ml/menit
Hemodialisis Peritoealdialisis
Transplantasi
ginjal
PROGNOSIS
• Pasien dengan penyakit ginjal kronik umumnya
berlanjut kepada penyakit ginjal stadium akhir
Kecepatan perubahan tersebut bergantung
kepada: diagnosis dasar, keberhasilan
mengimplementasikan upaya pencegahan
sekunder, dan bergantung kepada setiap individu.
• Inisiasi terapi pengganti ginjal kronik imperatif
untuk mencegah komplikasi uremia dari penyakit
ginjal kronik mengarah kepada penurunan tingkat
morbiditas dan mortalitas yang nyata.
Daftar Pustaka