PEMBIMBING :
dr. RATIN ADIRA, SpB
KEPANITERAAN
CREDITS: This presentation KLINIK
template was created by ILMU BEDAH
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
RUMAH SAKIT SUMBER WARAS infographics & JAKARTA
images by Freepik
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 30 NOVEMBER– 23 JANUARI 2021
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. UH
Usia : 55 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
No. RM : --XX
ANAMNESIS
Pasien laki-laki berusia 55 tahun datang ke IGD RS Sumber Waras pada tanggal 4
Desember 2020 pukul 11.32 WIB dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang
dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul.
Nyeri dirasakan terutama setelah pasien makan dalam porsi besar dan makanan
berminyak dan menghilang dengan sendirinya terutama jika pasien istirahat.
Namun nyeri makin memberat sejak 2 hari terakhir. Nyeri awal mula dirasakan
disekitar perut kanan atas dan ulu hati, rasanya seperti ditusuk-tusuk. Kemudian
menjalar ke bahu dan punggung.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien juga mengeluh mual namun tidak sampai muntah sejak pagi tadi sebelum masuk
rumah sakit. Selain itu, pasien mendapati warna air seninya gelap seperti air teh, pasien
masih bisa BAK namun sedikit-sedikit dan tidak ada keluhan kesulitan BAK. Pasien jarang
minum air dikarenakan punya sakit ginjal sehingga minumnya dibatasi. BAB pasien tidak ada
keluhan, warna kuning dan lancar tiap pagi hari. Istri pasien mengatakan, semenjak sakit
suaminya tampak lebih kuning dan terlihat lemas. Pasien masih bisa makan, tapi dalam
jumlah sedikit karena merasa mual tapi tidak sampai muntah. Saat ini keluhan demam,
batuk, penurunan berat badan disangkal oleh pasien.
RPD RPK Pengobatan
● Riwayat Hipertensi sejak 10 tahun ● Riwayat Hipertensi (-)
lalu, namun pasien tidak rutin minum ● Pasien rutin berobat ke RSSW
obat
● Riwayat Diabtes sejak 3 bulan terakhir karena
Mellitus (-)
● Riwayat Diabetes Mellitus (-) harus menjalani hemodialisa
● Riwayat Penyakit
● Riwayat Penyakit Jantung (-) Jantung (+) : Ayah pasien ● Sebelum ke IGD, pasien berobat
meninggal karena sakit ke dokter penyakit dalam dan
● Riwayat Penyakit Paru (-) jantung
disarankan untuk melakukan
● Riwayat CKD sejak 3 bulan terakhir, ● Riwayat Penyakit Paru USG, hasilnya ada batu di
saat ini pasien menjalani hemodialisa (-)
di RSS tiap 1 minggu 2x saluran empedu pasien dan
● Alergi (-) pemeriksaan bilirubin total = 7
● Alergi (-)
RIWAYAT PASIEN
Asupan
Riw. Kebiasaan Ekonomi
Nutrisi
• Pasien merokok 6-8 batang • Sebelum : Makan 3x • Pasien berobat
perhari. Namun sejak sakit pasien sehari, porsi1-2 piring
mengurangi kebiasaan tersebut. menggunakan BPJS
Selain itu, pasien juga pernah dengan lauk pauk
minum minuman berakohol saat bervariasi. Pasien suka
usia muda dan berhenti sejak 15 gorengan dan makanan
tahun terakhir. bersantan, jarang makan
• Pasien jarang berolahraga dan sayur dan buah.
setelah makan pasien biasanya
suka berbaring
• Saat ini : tidak nafsu
makan
Kepala Normocephal, rambut berwarna hitam
PEMERIKSAAN FISIK beruban, distribusi merata, tidak mudah
dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan.
● Keadaan umum : Tampak sakit sedang
● Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 Mata Pupil isokor, diameter 3-4 mm,
konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik
● Tekanan darah : 140/89 (+/+), mata cekung (-/-)
● Nadi : 108 x/m, regular, kuat angkat, isi
cukup
Hidung Bentuk normal, deviasi (-), simetris,
● Pernafasan : 18 x/m, abdominothorakal, regular sekret (-/-), terpasang NGT (+)
● Suhu : 36.70C
● Skala Nyeri : 5
● Telinga Bentuk dan ukuran normal, liang telinga
Berat Badan : 55 kg
lapang, sekret (-/-), serumen (-/-).
● Tinggi Badan : 172 cm
IMT : 55/(1,722) = 19,03 kg/m2
Mulut Mukosa oral tidak kering. sianosis (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), tonsil
T1/T1 hiperemis (-)
LEHER Simetris, trakea di tengah, deviasi (-), pembesaran KGB (-)
JANTUNG • Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis teraba pada MCL Sinistra ICS V
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
PARU-PARU • Inspeksi: tampak simetris saat statis dan
• Palpasi : stem fremitus kanan kiri sama kuat
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
• Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-)
Tatalaksana Prognosis
Medikamentosa ● Ad Vitam : Ad Bonam
● Antibiotik Pre Op ceftriaxon 1x2g IV ● Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
● Ketorolac 3x30 g IV ● Ad Functionam : Dubia
● Ranitidin 2x50 g IV
Telah dilakukan open kolesistektomi dan eksplorasi CBD dengan koledoskopi :
● Pasien berda dalam posisi supine, dalam pengaruh anastesi dilakukan aseptik dan
antiseptik
● Gall bladder terisi sludge dan multipel batu
● CBD melebar ukuran 1 cm berusi 1 buah batu
● Ductus dan arteri cysticus dapat teriidentifikasi dengan biak
● Beck dilator lancar
ANATOMI
• Kantong berbentuk pir yang terletak tepat dibawah lobus kanan hati.
• Kandung empedu mempunyai fundus, korpus, infundibulum, dan kolum.
• Empedu yang di sekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati.
Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan
hati sebagai duktus hepatikus komunis.
• Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus.
FISIOLOGI Empedu dibentuk oleh sel-sel hati (hepatosit)
↓
Kanalikuli
↓
Vesica Fellea mempunyai kemampuan ductus biliaris terminal
memekatkan empedu ↓
ductus hepaticus kanan dan kiri
↓
ductus biliaris komunis
Pengosongan Kandung Empedu :
Lemak merangsang
Makanan berlemak Kandung Empedu
pengeluaran CCK dari
dlm duodenum berkontraksi
mukosa duodenum
• 70% kristal kolesterol dan • Kalsium bilirubinat • Jenis yang paling banyak
sisanya kalsium karbonat, • Berbentuk tidak beraturan, dijumpai (80%)
kalsium palmitat kecil-kecil dan multipel • Terdiri atas kolesterol, pigmen
• Terbentuk hampir selalu di • Warna bervariasi cokelat- empedu, dan berbagai garam
kandung empedu kemerahan-hitam kalsium
• Dapat soliter/multipel • Sering bersatu membentuk • Dasar pembentukan
• Permukaan licin, bulat, batu yang lebih besar metabolisme sama dengan
berduri, dan menyerupai batu kolestrol
murbei
MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan Laboratorium
USG Abdomen
Kolesistografi
CT-Scan
Foto Polos Abdomen USG Abdomen
● Ulkus Duodenum
● Pankreatitis
● Karsinoma Caecum / Kolon Asendens
TATALAKSANA
Penanganan Konservatif
Penanganan Operatif
• Kolesistektomi
• Laparoskopik Kolesistektomi
• Endoscopic Sphincterotomy
• Kolesistosomi
• Pemasangan stent bilier
PENANGANAN OPERATIF
Kondisi kritis dengan Kolesistosomi → prosedur minimal invasif yang dilakukan dengan
empiema dan sepsis memasang pipa drainase di kandung empedu, setelah stabil
dilakukan kolesistektomi
• Trauma atau luka bakar yang serius, dengan periode pascapersalinan yang menyertai
persalinan yang memanjang dan dengan operasi pembedahan besar nonbiliaris lainnya dalam
periode pascaoperatif.
• Faktor lain yang mempercepat termasuk vaskulitis, adenokarsinoma yang mengobstruksi
Kolesistitis kandung empedu, diabetes mellitus, torsi kandung empedu
akalkulus • Penyakit sistemik lainnya (sarkoidosis, penyakit kardiovaskuler, sifilis, tuberkulosis,
aktinomises).
Tanda dan Gejala Pemeriksaan Fisik
● Nyeri perut kanan atas (menetap), ● Tanda-tanda vital : takikardi,
nyeri bertambah bila makan yang demam (+)
berlemak, yang khas nyeri menjalar ● Ikterus minimal
kebahu kanan atau subskapula ● Pemeriksaan abdomen :
● Mual-muntah ● Nyeri tekan abdomen di regio
● Demam kanan atas (+)
● Murphy sign (+)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
CT Scan
DIAGNOSIS BANDING
● Kolangitis
● Appendisitis
● Karsinoma kandung empedu
Grading Kolesistitis
TATALAKSANA
● Terapi konservatif
○ istirahat total,
○ Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti
● Surgical Approach
o Laparatomi
o laparoskopi
TATALAKSANA
KOLANGITIS
Kolangitis
Kolangitis adalah infeksi pada kandung empedu yang diakibatkan oleh obstruksi parsial atau total
dari ductus biliaris. Diagnosis ditegakkan berdasakan manifestasi klinis yaitu :
● Trias Charcot : Demam, ikterik, nyeri perut (+Syok septik dan penurunan kesadaran = Reynold
pentad)
● Pemeriksaan laboratorium : Tes faal hati abnormal, bilirubin meningkat, leukositosis.
● Pemeriksaan foto polos abdomen : dilatasi duktus biliaris dan +/- ditemukan adanya batu
Grading
Derajat I (mild/ringan)
● Tidak ditemukannya kriteria kelas II dan III pada diagnosis awal
Derajat II (moderate/sedang)
Ditemukan 2 dari 5 kriteria berikut :
● Usia >75 tahun
● Demam (39’C)
● Leukosit >12.000/mm3 atau <4000/mm3
● Peningkatan bilirubin total >5 mg/dl
● Hipoalbuminemia