KANKER PAYUDARA
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI
Disusun Oleh:
Joseph Kristopher Kun
Penguji:
dr. Jeanne Leman, Sp.Rad
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. DJH
Jenis Kelamin : Laki -laki
Usia : 46 tahun
Tanggal lahir : 26 Agustus 1972
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Alamat : KP Buaran, Ciputat, Tangerang Selatan
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Tanggal Masuk RS : 30 Juni 2019 pukul 13.57
No. Rekam Medis : SHLV.00-86-80-xx
II. Anamnesis
Data diperoleh melalui rekam medis. Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan
pasien pada tanggal 30 Juni pukul 14.30 di Bangsal Hospitals Lippo Village.
Keluhan
a. Keluhan utama : Nyeri perut kanan atas sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit
b. Keluhan tambahan : perut begah dan mual muntah
Kepala dan wajah Rambut Rambut tersebar merata, hitam, kuat, tebal, tidak
mudah rontok, kering
Kulit Kulit normal, lesi (-), rash (-), scar (-), massa (-),
deformitas (-), sianotik (-), ikterik (-), edema (-)
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), scar (-/-), rash (-/-), mata
cekung (-/-), refleks pupil langsung dan tidak langsung (+/+). Jarak
antar mata simetris. Pergerakan mata normal, tidak ada keterbatasan
pola pandang. Pupil isokor (3mm/3mm)
Hidung Bentuk dan ukuran normal, deviasi septum (-), mukosa normal (-),
pendarahan (-), pus (-), deformitas (-) nyeri tekan sinus (-), hipertrofi
konka (-), hipotrofi konka (-)
Telinga Auricula:
Bentuk dan ukuran normal, simetris , pus (-), perdarahan (-),
deformitas (-), nyeri Tarik (-), nyeri tragus (-)
Preauricula:
Massa (-/-), nyeri tekan (-/-), fistula (-/-)
Mastoid:
Nyeri (-/-), bengkak (-/-)
Membran Timpani:
Intak (+/+), refleks cahaya (+/+)
Thorax
Perkusi -
Perkusi -
Abdomen Inspeksi distensi (-), cembung (-), lesi (-), striae (-), caput
medusae (-)
Ekstremitas Akral hangat, simetris, edema (-), tremor (-), pucat (-), sianotik (-),
ikterik (-), petechiae (-), deformitas (-), edema (-), CRT normal (<2
detik), kuku normal, kekuatan otot 5/5 di kedua ekstremitas.
IV. Resume
Pasien dengan inisial DJH, laki-laki, berusia 46 tahun datang dengan keluhan
nyeri perut kanan atas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, dirasakan terus menerus,
dideskripsikan tumpul dengan skala nyeri 7/10. Keluhan tambahan yang dirasakan yaitu
perut begah dan mual muntah. Pasien merasakan perut tidak nyaman, terasa seperti
tertekan kebelakang punggung kanan serta perut begah dan cepat terasa kenyang sejak 2
bulan yang lalu. Rasa begah disertai mual yang dirasakan terutama setiap mengkonsumsi
makanan, dan muntah sejak seminggu yang lalu sebanyak 2-3 kali sehari, yang berisi
makanan. Pasien mengatakan Perut dirasakan semakin membesar dan melihat kulitnya
berwarna kuning sejak 1 minggu lalu. Keluhan pasien dirasa memburuk, menjadi cepat
lelah dan mengganggu aktivitas kesehariannya. Pasien merasakan penurunan nafsu
makan, penurunan berat badan dari 76 kg menjadi 68 kg dalam waktu dua bulan. Pasien
mengeluhkan adanya hambatan buang air besar sejak 5 hari yang lalu, bab dideskripsikan
berwarna cokelat tua, keras. Warna air kencing pasien dideskripsikan berwarna kuning
kecoklatan seperti teh. Pasien mengaku pernah sakit kuning pada waktu SMP dan baru
mengetahui dirinya terinfeksi hepatitis B sejak tahun 2016. Pasien pernah melakukan
pemeriksaan USG di rumah sakit lain dengan hasil Hepatoma dan pemeriksaan lab AFP
dengan hasil tinggi. Pasien mengaku merokok selama kurang lebih 10 tahun hingga
sekarang, dalam jumlah 5 batang perhari. Pada pemeriksaan fisik abdomen ditemukan
adanya nyeri tekan Regio upper quadran, hepatomegali, keras. Pada palpasi hati, teraba
lobus kanan 4 cm dibawah arcus costae dextra sedangkan lobus kiri teraba 2 cm dibawah
processus xyphoideus, dengan tepi tumpul, permukaan licin, konsistensi keras.
V. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium:
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 30 Juni 2019
Basophil 1 % 0-1
Eosinophil 2 % 1-3
Segment Neutrophil 62 % 50 - 70
Lymphocyte 25 % 25 - 40
Monocyte 7 % 2-8
ESR 8 mm/hours 0 – 15
MCH 28.10 pg 26 – 34
Prothrombin Time
INR 1.22
APTT
SGOT-SGPT
BILIRUBIN
PROTEIN
ELECTROLYTE
GLUCOSE
IMMUNOLOGY (SEROLOGY)
Pada hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil abnormal, yaitu pada Prothrombin
memanjang (13s), hasil tinggi pada SGOT (93 U/L), SGPT (73 U/L), hasil rendah pada protein
albumin (3.44 g/dL), hasil tinggi globulin (3.58 g/dl), A/G ratio (0.96), sodium rendah (134
mmol/L), CRP-Hs tinggi (41.06 mg/dL) serta HbsAg positif.
b. CT:
Pemeriksaan CT upper abdomen contrast dilakukan pada tanggal 30 Juni 2019
Gambar 1. Topogram
CT non contrast :
o Fase delayed
Gambar 6. CT non Kontras Pada Kasus Hepatoma : Potongan Coronal (a), fase venous (b)
a b
Gambar 7. CT Kontras Pada Kasus Hepatoma : Potongan Coronal, Fase arterial (a), Fase
venous(b), Fase delayed (c)
Technique:
Telah dilakukan CT Scan upper abdomen tanpa dan dengan kontras IV Iopramino 370
mg/mL, sebanyak 80 mL potongan axial dari puncak diafragma sampai krista iliaka.
Findings:
- HEPAR : Massa tumor besar menyangat kontras wash outdengan sentral nekrotik
mencakup segmen V, VI, VII, dan VIII lobus kanan hepar (ukuran +/- 11,5 x 13,7 x 15,2
cm) yang mendesak vena porta kanan dengan kecurigaan adanya arterio-venous hepatic
shunt di segmen VIII lobus kanan hepar.
- Massa tumor tersebut tampak menginvasi / meluas memasuki lumen vena cava inferior.
- Massa tumor tersebut mendapatkan feeding artery dari arteri hepatica kanan beserta
cabang – cabangnya
- LIEN : Normal
- SISTEM VENA PORTA : Tidak tampak thrombus
- VENA HEPATIKA : Normal
- SISTEM BILIER: Normal
- KANDUNG EMPEDU : Multipel batu kandung empedu (diameter +/- 2-4 mm).
Dinding tidak menebal / edema.
- PANKREAS : Normal
- ADRENAL : Normal
- GINJAL : Kista di pole bawah ginjal kanan (diameter +/- 1 cm). Ginjal kiri normal
- SISTEM PELVIOKALISES : Normal
- URETER : Normal
- USUS : Normal
- KELENJAR GETAH BENING : Tidak membesar
- CAIRAN BEBAS : Tidak ada
- TULANG DAN SENDI YANG TERVISUALISASI : Spur – spur pada corpus
vertebra thoracal dan lumbal
- PARU YANG TERVISUALISASI : Normal
- DINDING ABDOMINAL : Normal
Impression:
Laki – laki 46 tahun dengan hepatoma
Massa tumor besar menyangat kontras wash outdengan sentral nekrotik mencakup
segmen V, VI, VII, dan VIII lobus kanan hepar (ukuran +/- 11,5 x 13,7 x 15,2 cm)
yang mendesak vena porta kanan dengan kecurigaan adanya arterio-venous
hepatic shunt di segmen VIII lobus kanan hepar.
Massa tumor tersebut tampak menginvasi / meluas memasuki lumen vena cava
inferior.
Massa tumor tersebut mendapatkan feeding artery dari arteri hepatica kanan
beserta cabang – cabangnya
Tidak tampak thrombus vena porta
Sesuai Hepatoma dengan Vascular Invasion
Multipel batu kandung empedu (diameter +/- 2-4 mm).
Kista di pole bawah ginjal kanan (diameter +/- 1 cm)
Organ – organ upper abdomen lainnya dalam batas normal
VIII. Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
IX. Terapi
Medikamentosa:
o Farmadol 1 gr IV drip 3 x 1 (jika nyeri)
o HP Pro cap 3 x 2
o Cravit tab 500mg 1 x 1
o Esofer IV 40mg 2 x 1
o Narfoz IV 4 mg
o Durogesic Patch IV 40mg 2 x 1
o D5% 500 ml/ 24 jam
Tindakan:
o TACE (Transcatheter Arterial Chemoembolization)
Non- medikamentosa :
o Diet rendah lemak
BAB II
ANALISA KASUS
Pasien dengan inisial DJH, laki-laki, berusia 46 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
kanan atas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, dirasakan terus menerus, dideskripsikan
tumpul dengan skala nyeri 7/10. Keluhan lain yang dialami pasien pada kasus ini adalah rasa
tidak nyaman pada perut, mual muntah, rasa begah dan kulit kuning. Keluhan-keluhan tersebut
sesuai dengan manifestasi klinis yang terdapat pada hepatoma (hepatocellular carcinoma).
Pada anamnesis riwayat penyakit dahulu, pasien mengaku pernah sakit kuning pada
waktu SMP dan sudah mengetahui dirinya terinfeksi hepatitis B sejak tahun 2016. Hepatitis B
merupakan salah satu faktor risiko tersering dari penyebab terjadinya hepatoma, sesuai dengan
epidemiologi infeksi hepatitis B yang terdeteksi pada 75 % kasus hepatoma di seuruh dunia.
Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, dimana virus tersebut
berperan dalam menginduksi mutasi DNA sel-sel hati, menyebabkan pertumbuhan sel serta
regulasi apoptosis tidak terkendali. Infeksi Hepatitis B dalam jangka panjang akan menyebabkan
inflamasi, neksosis & regenerasi berulang pada sel hepatosit, yang akan menyebabkan dysplasia
hingga terjadi keganasan.
Penurunan berat badan (dari 76 kg menjadi 68 kg dalam waktu dua bulan) yang dialami
pasien menandakan adanya perjalanan pernyakit yang sudah berlangsung lama (kronik).
Penurunan berat badan juga disebabkan karena penurunan nafsu makan dan rasa begah yang
membuat pasien merasa mudah kenyang. Pasien mengatakan Perut dirasakan semakin membesar
dan melihat kulitnya berwarna kuning sejak 1 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya
hambatan buang air besar sejak 5 hari yang lalu, bab dideskripsikan berwarna cokelat tua, keras.
Warna air kencing pasien dideskripsikan berwarna kuning kecoklatan seperti teh.
Adanya ikterik pada pasien menandakan stadium lanjut (advanced) pada pasien, yang
disebabkan karena infiltrasi tumor secara difus pada parenkim, gagal fungsi hati yang
berkelanjutan, invasi hilus hepatic atau kombinasi dari hal-hal tersebut dan sangat jarang
disebabkan karena obstruksi. Pasien mengaku merokok selama kurang lebih 10 tahun hingga
sekarang, dalam jumlah 5 batang perhari. Riwayat kebiasaan ini juga dapat meningkatkan risiko
hepatoma pada pasien.
Pada pemeriksaan fisik abdomen, ditemukan adanya nyeri tekan Regio upper quadran,
hepatomegaly dan teraba lobus kanan 4 cm dibawah arcus costae dextra, sedangkan lobus kiri
teraba 2 cm dibawah processus xyphoideus, dengan tepi tumpul, permukaan licin, konsistensi
keras. Hal ini menjelaskan kecurigaan adanya hepatomegaly, yang dirasakan pasien sebagai rasa
tidak nyaman, seperti tertekan ke punggung kanan belakang.
Selain manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik, dapat didukung dengan kriteria diagnosis
yang terpenuhi. Berdasarkan kriteria diagnosis non invasive, hepatoma dapat ditegakkan dengan
2 kriteria yaitu, kriteria radiologi, yaitu dengan ditemukannya koinsidensi 2 cara imaging
(USG/CT-spiral/MRI/angiografi) dengan lesi focal > 2 cm dan disertai hipervaskularisasi arterial
atau dengan kriteria kombinasi, yaitu satu cara imaging dengan lesi fokal > 2 cm dengan
hipervaskularisasi arterial disertai kadar AFP serum lebih dari sama dengan 400 ng/ml.
Pada hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil abnormal, yaitu pada Prothrombin
memanjang (13s), hasil tinggi pada SGOT (93 U/L), SGPT (73 U/L), hasil rendah pada protein
albumin (3.44 g/dL), hasil tinggi globulin (3.58 g/dl), A/G ratio (0.96), sodium rendah (134
mmol/L), CRP-Hs tinggi (41.06 mg/dL) serta HbsAg positif. Hasil lab tersebut mengindikasi
adanya gangguan fungsi hati dengan infeksi kronis hepatitis B pada pasien. Pasien mengaku
pernah melakukan pemeriksaan lab AFP dengan hasil yang tinggi dirumah sakit lain. Hal ini
dapat mendukung diagnose hepatoma. Oleh karena adanya riwayat pemeriksaan USG dan lab,
pemeriksaan CT scan sangat dianjurkan untuk mendukung penegakkan diagnose hepatoma.
Pada hasil pencitraan, ditemukan adanya massa tumor besar menyangat kontras wash
outdengan sentral nekrotik mencakup segmen V, VI, VII, dan VIII lobus kanan hepar (ukuran +/-
11,5 x 13,7 x 15,2 cm) yang mendesak vena porta kanan dengan kecurigaan adanya arterio-
venous hepatic shunt di segmen VIII lobus kanan hepar. Massa tumor tersebut tampak
menginvasi / meluas memasuki lumen vena cava inferior. Temuan ini sesuai dengan kriteria
diagnostic, dimana ukuran tumor sudah > 2cm.
Gambar 8. Hasil pencitraan CT scan tanpa kontras (a), CT scan dengan kontras fase arterial (b),
fase venous (b) dan fase delayed (d)
Hasil CT scan non kontras dan CT scan dengan kontras (fase arterial, fase venous dan fase
delayed) juga sesuai dengan kriteria hepatoma, yaitu adanya hyperenhancement
(hipervaskularisasi arterial) karena adanya suplai pembuluh darah dari arteri hepatic abnormal
dan adanya relatively hyperattenuated (penyengatan yang melemah) yang disebut wash out
effect. Selain itu, pasien mengaku sebelumnya pernah melakukan pemeriksaan USG di rumah
sakit lain dengan hasil Hepatoma. Penggunaan CT pada diagnose hepatoma lebih disarankan
karena tingkat sensitivitas yang lebih tinggi (78%) dibandingkan dengan MRI (52%) yang juga
membutuhkan kooperativitas pasien, waktu lebih lama dan biaya lebih mahal.
Pada pemeriksaan USG, hepatoma tidak memiliki ciri yang spesifik, yaitu adanya nodul
ekogenik hipoekoik yang berukuran lebih dari 1 cm, gambaran mozaik, formasi septum, bagian
perifer sonolusen (ber-‘halo’) serta bayangan lateral yang dibentuk pseudokapsul fibrotik. Pada
pemeriksaan MRI hepatoma akan tampak
Gambar 9. Child-Pugh Score dan Performance Status1
Berdasarkan algoritma staging dan tatalaksana pada kasus ini, terapi yang disarankan
adalah terapi Paliatif TACE (Trans Arterial Embolization/Chemo Embolization). Pada stadium
intermediate hingga advance, berdasarkan meta analisis, Trans Arterial Embolization/Chemo
Embolization yang diperkirakan paling efektif salam menurunkan pertumbuhan tumor dan dapat
meningkatkan angka harapan hidup pasien dengan HCC yang tidak dapat menjalani reseksi
hepar. TACE dianjurkan pada pasien dengan fungsi hati baik (Child Pugh A) dengan frekuensi 3-
4 kali setahun dan pada tumor multinodular asimtomatik tanpa invasi vascular atau ekstrahepatik
yang tidak dapat diterapi secara radikal. Pasien dikategorikan kedalam Child Pugh A (dengan
skor 6) dan staging BCLC C (karena hasil pencitraan dengan tampak invasi tumor ke vena cava
inferior). Skor dari Performance status (PST) pada pasien ini diperkirakan 2, karena pasien
sudah tidak bekerja namun masih bisa merawat dirinya sendiri secara mandiri. Selain itu, pada
kasus pasien dengan tumor yang sudah menginvasi lebih dari satu lobus dan sudah berukuran
besar maka tidak dapat dilakukan terapi reseksi hati.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini yaitu Farmadol 1 gr IV drip 3 x 1 (untuk
meredakan nyeri / paracetamol), HP Pro cap 3 x 2 (untuk mengurangi proses inflamasi dan
kerusakan sel-sel hati), Cravit tab 500mg 1 x 1 (sebagai profilaksis infeksi hepatobilier dari
tatalaksana TACE), Esofer IV 40mg 2 x 1(esomeprazole, sebagai proton pump inhibitor untuk
keluhan lambung), Narfoz IV 4 mg (sebagai anti emetic) serta Durogesic Patch IV 40mg 2 x 1
(tambahan untuk anti nyeri).
Tatalaksana non medika mentosa, secara gizi, pada pasien ini yatu pengontrolan asupan
gizi rendah lemak. Hal ini bertujuan agar tidak memperburuk kondisi dari fungsi hati pasien
yang akan bekerja lebih dengan makanan tinggi lemak dan memungkinkan minimalnya
metabolisme lemak yang dapat menumpuk di parenkim hati.
Berdasarkan kategori BCLC dan Child Pugh, pasien diperkirakan termasuk pada advance
stage. Prognosis dari kasus ini diperkirakan buruk (dubia ad malam), hal ini dikarenakan
terdiagnosanya hepatoma dengan CT scan dengan hasil tumor multiple (4 lobus hepar sudah
terinvasi) dan tumor tampak menginvasi vena cava inferior dan termasuk kedalam stadium
advance berdasarkan staging BCLC. Selain itu, pada catatan medis pasien menolak untuk
melakukan terapi TACE, memaksa untuk pulang dan menolak untuk melakukan pemeriksaan
kontrol selanjutnya (follow up). Persentase prognosis 5 year survival pada kasus ini menurut
BCLC adalah 6-14%.
Diagnosa banding pada kasus ini adalah Hepatic adenoma dan Focal Nodular
Hyperplasia (FNH). Diagnosa hepatocellular adenoma dapat disingkirkan karena berdasarkan
hasil CT scan tanpa kontras, akan ditemukan lesi berbatas tegas, penyengatan yang rendah (low
attenuation) atau isodens dan pada CT scan dengan kontras akan dtemukan penyengatan perifer
sentripetal pada saat awal dari fase venous & ditemukan lesi isodens atau hipodens pada fase
akhir fase venous. Pada hasil USG akan ditemukan adanya lesi dengan ciri tidak spesifik, yaitu
lesi hiperekoik berbatas tegas ataupun disertai acoustic shadows karena adanya area nekrosis.
Pada pemeriksaan MRI akan ditemukan lesi hiperintense pada T1 & T2 karena kandungan lemak
atau glikogen pada adenoma. Selain itu, berdasarkan epidemiologi, adenoma hepatic biasa
ditemukan pada wanita berusia 20-44 tahun dengan riwayat penggunaan kontraseptif jangka
panjang.
Gambar 12. Hasil CT Dengan Kontras Hepatic Adenoma : Fase Arterial Tampak
Slightly Heterogenous Enhancement (A,B), Fase Venous Tampak Isointens Dan
Homogen4
Tabel 1. Perbandingan diagnosa banding hepatoma : Hepatic adenoma dan Focal Nodular
Hyperplasia (FNH)
DAFTAR PUSTAKA