Disusun Oleh :
Kelas :
2A Keperawatan
FAKULTASKEPERAWATAN
2021
A. Pengertian Cephalopelvic disproportion (CPD)
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara
ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup
besar untuk mengakomodasi keluarnya janin tertentu melalui pelvis
sampai terjadi kelahiran pervaginam (Varney, 2007). Menurut Cuningham
(2014), cephalopelvic disproportion (CPD) timbul karena berkurangnya
ukuran panggul, ukuran janin terlalu besar, atau yang lebih umum, dan
karena kombinasi keduanya.
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi
kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. Mungkin
terdapat penyempitan pintu atas panggul, pintu bawah panggul, atau
panggul yang menyempit seluruhnya akibat kombinasi hal-hal di atas.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang
dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Conjugata
vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9 ½ cm dan kadang- kadang
mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari
10 cm dapat menimbulkan kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalu
kedua ukuran ialah diameter antara posterior maupun diameter transversa
sempit.
Cephalopelvic disproportion adalah ketidakseimbangan antara
besarnya kepala janin dalam perbandingan dengan luasnya ukuran panggul
ibu.(Simanjuntak & Wulandari, 2017)
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) atau disproporsi fotopelvik
adalah antara ukuran janin dan ukran pelvis yakni yaitu ukuran pelvis
tertentu tidak cukup besar untuk mengakomodasi keluarnya janin tertentu
melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervagina. Pelvis yang adekuat
untuk jalan lahir bayi 2,27 kg mungkin cukup besar untuk bayi 3,2 kg
mungkin tidak cukup besar dengan bayi 3,6 kg. Chepalo Pelvik
Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
dapat melahirkan secara alami.
Indikasi kemungkinan disproporsi sefalopelvik:
a. Ukuran janin cukup besar
b. Tipe dan karakteristik khusus tubuh wanita secara umum
1) Bahu lebih lebar dari pada pinggul tanpa
memperhatikan tinggi
2) Postur tubuh pendek seperti kotak
3) Tangan dan kaki pendek serta lebar
c. Riwayat fraktur pelvis
d. Deformitas spinal, contoh skoliosis,atau kifosis
e. Malpresentasi atau malposisi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d proses persalinan yang lama yang ditandai dengan
Klien mengeluh nyeri dan kelelahan, takipneu dan takikardi.
(D.0077)
2. Resiko Cedera Janin b.d induksi persalinan yang ditandai dengan
Klien mengeluh nyeri dan kelelahan, Tampak terpasang oksitosin
pada lengan kiri, fase ekspulsi memanjang, Saat dikaji his menjadi
tidak terkoordinasi serta tampak ibu tidak mampu membuat posisi
efektif untuk mengedan, takipneu, takikardi. (D.0138)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d proses persalinan yang setelah dilakukan Observasi :
lama yang ditandai dengan Klien Tindakan 2x24 jam - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
mengeluh nyeri dan kelelahan, kliem mampu rasa nyeri kualitas, intensitas nyeri
takipneu dan takikardi. (D.0077) berkurang dan TTV - Identifikasi skala nyeri
normal - Identifikasi respons nyeri non verbal
kriteria hasil : - Identfikasi factor yang memberatkan dan meringankan
- Tingkat nyeri nyeri
- Fungsi - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan terntang nyeri
gastrointestinal - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Kontrol nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Mobilitas fisik - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
- Penyembuhan diberikan
luka - Monitor efek samping penggunakan analgetic
- Perfusi miokand
- Perfusi perifer Terapeutik :
- Pola tidur - Berikan Teknik nonfamakologis
- Status - kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
kenyamanan - fasilitasi istirahat dan tidur
- Tingkat cedera - pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- jelaskan penyebab, oeriode, dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
- kolaborasi pemberian analgetic ( jika perlu )
2. Resiko Cedera Janin b.d induksi Setelah dilakukan Intervensi utama :
persalinan yang ditandai dengan Klien Tindakan 2x24 jam - pemantauan DJJ
mengeluh nyeri dan kelelahan, klien mampu pulih - pencegahan cedera
Tampak terpasang oksitosin pada Kembali. - pengukuran Gerakan janin
lengan kiri, fase ekspulsi memanjang, Kriteria hasil : Intervensi pendukung :
Saat dikaji his menjadi tidak - tingkat cedera - konseling nutrisi
terkoordinasi serta tampak ibu tidak - status - konseling seksualitas
mampu membuat posisi efektif untuk pertumbuhan - manajemen nutrisi
mengedan, takipneu, takikardi. - tingkat infeksi - manajemen perdarahan pervaginam
(D.0138) - tingkat - manajemen prolapsus uteri
pengetahuan - manajemen stress
- pemantauan elektrolit fetal
- pencegahan jatuh
- perawatan kehamilan
- perawatan kenyamanan
- perawatan persalinan resiko tinggi
- persiapan pemeriksaan USG
- promosi ASI eksklusif
- promosi dukungan keluarga
- promosi dukungan spiritual
- promosi komunikasi efektif
- promosi perawatan diri
- promosi proses efektif keluarga
- resusitas janin
- skrining penyalahgunaan zat
- Teknik distraksi
DAFTAR PUSTAKA
Hijriani, Rahim, I., & Hengky, henni kumaladewi. (2020). Mei 2020 pISSN
2614-5073. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 3(2), 257–265.
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes