ABSTRAK
ABSTRACT
148
research was conducted. The research instrument used the Hamilton Anxiety
Questionaire.
The results of the study on 30 research samples found that 26 research samples
(86.7%) experienced a reduction in stress. Measurement of the Wilxocon Sign Rank
obtained α = 0.009, meaning that there is a change in stress levels between before and
after therapy.
The combination of music therapy and storytelling can be used as a better
alternative in reducing stress in children. Storytelling helps improve children's ability
and willingness to interact with other people, while music therapy helps increase
children's feelings of comfort and happiness. This therapy requires special attention to
the child's developmental age, environment, and children's emotions when applied so that
therapy can run optimally
149
Stress pada anak terjadi akibat adanya kenangan tidak menyenangkan.
konflik, tekanan, frustasi, atau krisis Terapi musik sangat efektif membuat
dari diskriminasi sosial. Hal ini tubuh, emosi dan jiwa seperti
merupakan salah satu penyebab mengeluarkan desah lega (Wulandari,
timbulnya stressor, terutama bagi 2011). Penerapan kedua metode ini
anak yang menderita jenis penyakit terhadap ADHA diharapkan mampu
HIV/AIDS (Susanti, 2017). Anak mengurangi masalah stress akibat
penderita HIV/AIDS (ADHA) diskriminasi.
cenderung terdampak diskriminasi
METODE DAN ANALISA
sosial dari lingkungan dia tinggal,
termasuk dari keluarga. Diskriminasi
Metode penelitian
sosial yang dialami selalu berulang.
menggunakan quasy eksperiment
Hal ini dikarenakan ADHA
dengan desain penelitian one group
dikucilkan, stigma negatif, serta tak
pre-post test design. Lokasi penelitian
jarang ditelantarkan
di LSM Abdi Asih. Lama waktu
(Setyowati,2017).
pelaksanaan penelitian keseluruhan
Stress ADHA akibat
adalah 3 bulan. Populasi penelitian ini
diskriminasi sosial membuat perasaan
adalah penderita HIV di kota
ADHA menjadi mudah takut,
Surabaya. Sampel penelitian yaitu
menarik diri dari pergaulan,
anak HIV/AIDS. Metode sampling
munculnya perilaku negatif, sulit
dalam penelitian ini menggunakan
tidur, dll (Danandjadja, 2013). Anak-
purposive sampling. Kriteria Inklusi
anak pada umumnya belum bisa
dalam penelitian ini meliputi 1) anak
memahami dan mengungkapkan apa
HIV/AIDS berusia 6-10 tahun, 2)
yang mereka rasakan. Oleh karena itu
Anak HIV/AIDS yang masih dapat
butuh suatu upaya yang dilakukan
beraktivitas (makan, mandi, bermain,
untuk menanggulangi masalah stress
belajar) 3) Anak HIV/AIDS yang
tersebut. Upaya yang dapat
mengalami stress. Sedangkan kriteria
ditawarkan adalah metode story
ekslusi terdiri dari : 1) Anak
telling dan terapi musik (Arwiyanti,
HIV/AIDS yang tidak bersedia
2012). Berdasarkan hasil penelitian,
dilakukan penelitian, 2) Anak
story telling mampu mengalihkan
HIV/AIDS Stadium 3 dan 4.
perhatian anak (mendistraksi anak)
Penelitian dilakukan 1 minggu
serta mengurangi rasa cemas akibat
3 kali. Lama pertemuan setiap terapi
penyakit (Padila, 2019). Sedangkan
60 menit. Anak dilakukan terapi story
terapi musik membuat anak
telling 20 menit kemudian dilanjutkan
melepaskan emosi terpendam serta
150
diskusi, kemudian dilanjutkan dengan diskriminatif sedang (40%) dan berat
terapi musik 20 menit kemudian (33.3%). Hasil pengambilan data ini
ditutup dengan sesi diskusi. Tehnik menunjukkan bahwa masih banyak
story telling dilakukan memanfaatkan anak yang mengalami diskriminasi
media fabel (buku cerita bergambar akibat pandangan masyarakat terkait
hewan), video online, serta komik. HIV.
Terapi musik menggunakan media Tabel 2 menunjukkan bahwa
musik yang diputar secara online dari terjadi perubahan tingkat stress. Hasil
youtube. Jenis musik yang diberikan uji Wilcoxon menunjukkan nilai
terdiri atas musik klasik, dan musik signifikansi <0.05 yang memiliki
pop anak. Pengukuran tingkat stress makna terdapat perubahan tingkat
anak menggunakan Hamilton Anxiety stress pada anak saat sebelum dan
Questionaire. Hasil pengambilan data sesudah perlakuan. Perubahan
dengan kuesioner kemudian bernilai negatif sebanyak 23 sampel
dibandingkan pre-post nya dan di menunjukkan adanya penurunan
Analisa menggunakan Wilcoxon sign tingkat stress ADHA. Penurunan nilai
rank test. memiliki arti baik setelah dilakukan
terapi meskipun masih ditemukan 1
HASIL DAN PEMBAHASAN orang anak justru bernilai positif. Hal
ini dikarenakan kemampuan serta
Tabel 1 menunjukkan bahwa keinginan anak selama proses sangat
mayoritas usia anak berada pada usia labil sehingga menyebabkan proses
6 tahun (40%), sedangkan minoritas tidak berjalan maksimal.
berada pada usia 9 tahun (7%). Data
pada tabel 1 juga menunjukkan Gambaran Tingkat Stress Anak
bahwa mayotitas sampel adalah laki- dengan HIV AIDS (ADHA)
laki (70%), untuk status pendidikan sebelum dilakukan terapi
sampel menunjukkan mayoritas kombinasi terapi story telling dan
sampel bersekolah (56.7%) yaitu pada musik
jenjang sekolah dasar dan sekolah Hasil pengambilan data awal
berkebutuhan khusus, dan sampel pada ADHA menunjukkan 46.7%
penelitian mayoritas tinggal bersama stress sedang serta 40% stress berat.
keluarga tidak kandung (76.7%) yang Data ini sesuai dengan Penelitian
terdiri atas keluarga tiri, dan LSM. sebelumnya milik Carter (2012)
Berdasarkan pengambilan data menggambarkan masalah paling
didapatkan bahwa mayoritas anak tinggi dialami oleh penderita
dengan HIV AIDS mengalami HIV/AIDS selama 6 bulan hingga 2
151
tahun pertama yaitu stress yang berpengaruh terhadap aktivitas sosial
berkepanjangan hingga depresi. Stress sehari-hari dikarenakan tekanan
penderita HIV terjadi dikarenakan psikologis, fisik, dan sosial. Untuk
berbagai macam faktor yang dapat meningkatkan kemampuan
melatarbelakangi, dalam kasus ini penderita HIV dalam menjalani
dikarenakan stigma masyarakat yang aktivitas sehari-hari maka stress yang
memunculkan diskrimasi baik secara dikarenakan tekanan psikologis yang
sengaja maupun tidak disengaja. Hal dialami harus diminimalkan sebaik
ini membuat penderita HIV semakin mungkin sehingga penderita HIV
sukar untuk menerima kondisi dapat beraktivitas dengan lebih baik.
kesehatannya, selain itu juga
152
mengenal satu sama lain dan saling apabila ada kesalahan stimulus sosial
belajar, anak pada usia ini sangat yang dialaminya.
rentang menghindar dari lingkungan
Table 2. Tingkat stress anak dengan HIV AIDS (ADHA) sebelum dan sesudah
dilakukan terapi kombinasi terapi story telling dan musik
Kategori Pre Post
Nilai % Nilai %
Stress Ringan 4 13.3 15 50
Stress Sedang 14 46.7 11 36.7
Stress Berat 12 40 4 13.3
Total 30 100 30 100
Negatif Rank 26
Ties 3
Positif Rank 1
Sign 2 Tail 0,009
153
penelitian. Setelah dilakukan terapi meningkatkan kemampuan anak
anak yang awalnya sulit diajak berinteraksi dengan seseorang,
bersosialisasi, menarik diri dari storytelling sangat direkomendasikan
lingkungan, bahkan takut bertemu untuk memberikan pendekatan
dengan orang lain menjadi berubah. kepada anak secara perlahan guna
Perubahan ini ditunjukkan dengan “memancing” interaksi anak dengan
lebih percaya diri nya anak saat seseorang secara perlahan. Terapi ini
bertemu orang lain yang ditunjukkan dapat memfasilitasi dan merangsang
dengan kemampuan memulai anak secara tidak langsung untuk
pembicaraan dengan orang lain, berinteraksi dengan orang lain.
kemampuan bernyanyi dan menjawab Penelitian Susanti (2017)
pertanyaan orang, kemampuan menyebutkan storytelling pada anak
menatap lawan bicara, dan bersedia ditentukan dari usia anak dan sikap
keluar rumah untuk bertemu orang anak. Seorang terapis harus paham
lain. berbagai metode storytelling agar
Penelitian Wulandari (2011) anak mau berinteraksi dan memulai
menjelaskan bahwa musik jenis terapi. Seorang terapis tidak boleh
tertentu dapat diterapkan pada anak memberikan model storytelling yang
usia sekolah dasar dalam upaya sama.
membantu anak meningkatkan Pemberian storytelling yang
perasaan senang. Musik berperan dikombinasikan dengan terapi musik
sebagai media mendistraksi anak dalam praktiknya dapat membantu
terhadap segala masalah yang sedang menurunkan stress pada anak dengan
dihadapi anak seperti : saat belajar, menerapkan sesuai rentang usia yang
mengerjakan tugas, ataupun karena tepat agar tindakan terapi efektif dan
faktor pencetus lainnya. Musik untuk efisien. Berdasarkan data juga
anak sekolah dasar sangat bervariasi, didapatkan bahwa ada kegagalan
beberapa contoh yang diberikan terapi saat dilakukan terapi kepada 1
diantaranya : musik klasik, orang sampel dan 3 orang sampel
tradisional, dsb. Pada prinsipnya diantaranya mengalami tingkat stress
haruslah musik yang dapat membantu yang tetap (tidak mengalami
anak terdistraksi dari emosi negatif perubahan). Kegagalan ini
yang dimilikinya. diakibatkan karena sulitnya
Penelitian Padila (2019) menyesuaikan musik dan/atau
menunjukkan bahwa storytelling storytelling yang dibutuhkan
merupakan jenis terapi yang dapat berdasarkan usia dan kepribadian
diberikan pada anak untuk anak dikarenakan kurang menarik
154
bagi anak. Hal ini tergambar saat jenis musik lainnya, atau anak yang
dilakukan penelitian anak sulit terbiasa bermain dengan handphone
berkonsentrasi, anak mudah (HP) lebih mudah dilakukan terapi
terdistraksi saat terapi. Saat terapi storytelling dengan menggunakan
anak mengikuti seluruh terapi akan video dibandingkan harus membaca
tetapi seringkali terdistraksi oleh atau mendengarkan cerita tanpa
lingkungan. Penelitian Ayun (2017) media.
mengatakan bahwa kepribadian anak Hasil perbandingan kombinasi
memang cepat berubah, anak akan musik dan storytelling menunjukkan
cenderung tertarik terhadap suatu hal data keberhasilan yang lebih tinggi
yang baru dan menarik baginya dibandingkan penelitian dengan
karena berdasarkan konsep tumbuh musik atau storytelling saja. Hal ini
kembang anak usia sekolah memiliki ditunjukkan dengan angka
rasa penasaran terhadap hal baru yang keberhasilan yang lebih tinggi yaitu
tinggi. Rasa penasaran ini akan 86.7% dari 30 sampel mengalami
menghilang seiring waktu apabila perubahan. Penelitian Wulandari
anak merasa bosan atau sudah sering (2011) sebelumnya dengan
ditemui. Pelaksanaan terapi musik menggunakan terapi musik kepada 50
dan storytelling pada anak dalam orang didapatkan data 72.5%
penerapannya perlu memperhatikan mengalami perubahan dan Penelitian
lebih faktor-faktor lain yang memicu Padila (2019) tentang penerapan
kegagalan terapi seperti budaya hidup storytelling dengan menonton kartun
anak, kepribadian anak, dan emosi didapatkan data keberhasilan kepada
anak. Seorang anak tidak dapat 30 sampel yaitu 70%. Penelitian
diberlakukan sama dengan anak lain kombinasi musik dan storytelling
karena dibesarkan dalam lingkungan lebih direkomendasikan untuk dapat
keluarga yang berbeda. Homogenitas diterapkan dalam rangka menurunkan
tindakan dalam penelitian anak sulit stress pada anak.
tercapai, oleh karena itu perlu di
perhatikan secara rinci dan cermat KESIMPULAN DAN SARAN
tahap usia perkembangan, dan
Kesimpulan
lingkungan anak dibesarkan. Sebagai
contoh anak yang terlahir dan Kombinasi terapi musik dan
dibesarkan dengan keluarga yang storytelling dapat digunakan sebagai
menyukai dangdut akan lebih mudah alternatif yang lebih baik dalam
dilakukan terapi musik dengan menurunkan stress anak. Storytelling
mendengarkan dangdut dibandingkan membantu mengasah kemampuan
155
serta kemauan anak berinteraksi Jurnal Inovasi Pendidikan
Guru Raudhatul Athfal, 5(1),
dengan orang lain, sedangkan terapi
pp.102-122. Kudus. IAIN.
musik membantu meningkatkan
Danandjaja, J. 2013. Diskriminasi
perasaan nyaman dan bahagia anak. Terhadap Minoritas
Kombinasi ini memberikan tindakan Merupakan Masalah Aktual di
Indonesia Sehingga Perlu
yang lebih banyak dan bervariasi Ditanggulangi Segera.
sehingga anak menjadi lebih tertarik Jakarta: Universitas Indonesia.
156
Tahun. Yogyakarta.
Downloaded from staff. uny.
ac. id.
157