Anda di halaman 1dari 11

MEKANISME KOPING STRES PADA PASIEN HIV/AIDS DI PUSKESMAS

RASIMAH AHMAD KOTA BUKITINGGI TAHUN 2020


ZULHAYATI ROHMAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
Email: Zulhayat48@gmail.com

ABSTRAK
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN NERS
Skripsi, April 2020

Zulhayati Rohmah

Mekanisme Koping Stres Pada Pasien HIV/AIDS di Puskesmas Rasimah Ahmad Kota
Bukittinggi Tahun 2020

VI BAB + 92 halaman + 2 tabel + 4 skema + 2 bagan + 6 lampiran

ABSTRAK
Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) AIDS jumlah kematian meningkat
dibandingkan jumlah kasus dalam suatu penyakit tertentu. CFR AIDS di indonesia pada
tahun 2001 menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun 2000, kemudian
naik kembali sampai tahun 2004, selanjutnya smpai september 2017 menunjukkan
kecendrungan yang menurun. Tetapi disamping angka kematian ditahun 2017 menurun juga
banyak diantara ODHA yang mengalami stres. Stress merupakan suatu keadaan ketika
individu merespon perubahan dalam stres keseimbangan normal. Salah satu manajemen
untuk mengatasi stres yaitu dengan mencari dukungan sosial. Dukungan sosial dapat
memberikan efek positif terhadap kesehatan mental pada penderita HIV/AIDS. Oleh karena
itu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana ODHA dalam mengendalikan
stres yang dialaminya tersebut. Dengan fokus pada karakteristik individu, dukungan
keluarga, dukungan sosial, penyedia layanan kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan
metode kualitatif atau fenomenologi. Dengan partisipan terdiri dari 10 orang dengan institusi
terkait layanan Puskesmas Rasimah Ahmad, kelompok dukungan sebaya (KDS) dan komisi
penanggulangan HIV/AIDS kota Bukittinggi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
pedoman wawancara, catatan lapangan, alat perekam dan kamera. Hasil penelitian
mekanisme koping stres adalah pasien HIV mengalami stres dan pasien HIV mengendalikan
stresnya dengan cara mendekatkan diri pada tuhan, mencari informasi tentang penyakit,
menghubungi konselor serta bergabung dengan teman sesama HIV atau bergabung dengan
LSM. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pasien HIV disini menggunakan
koping adaptif. Dimana ODHA bisa mengendalikan stres secara baik tidak menuruti stres
secara berlanjut.
Kata Kunci : stress, ODHA (orang dengan HIV/AIDS), mekanisme koping
Daftar Pustaka : 26 (2012-2019)

HEALTH FACULTY OF FORT DE KOCK UNIVERSITY BUKITTINGGI


Nursing of Science
Research, April 2020

Zulhayati Rohmah

VI chapter+ 93 pages+ 2 table+ 4 scheme + 2 charts + 6 appendices

ABSTRACT
Stres coping mechanism in HIV/AIDS patients at the Rasimah Ahmad health center in
Bukittinggi in 2020. AIDS mortality rate isthe number of deaths increase compared to the
number of cases in a particular disease. CFR AIDS in indonesian in 2001 2001 showed a
significant decrease compared to 2000, then rose again until 2004, then until september 2017
showed a decreased many PLWHA who experience stress. Stress is a state when an
individual responds to changes in normal balance stress. On of the management to deal with
stress is to seek social support. Social support can have a positif effect on the mental health of
people with HIV/AIDS. Therefore the purpose of this study is to find out how people living
with HIV in controlling the stress they experience. Focusing on the characteristics of
individuals, support family, social support, health care providers. This research was
conducted by qualitative or phenomenological methods. With participant 10 people with
institutions related to Rasimah Ahmad’s Puskesmas services, peer support groups (KDS) and
the HIV/AIDS prevention commission of Bukittinggi city. Research instruments used in the
form of interview guidelines, field notes, recording devices and cameras. The results of stress
by drawing closer to god, seeking information about illness, contracting counselors, joining
fellow HIV friends or joining NGOs. From the results of the above study it can be concluded
that HIV patients here use adaptive coping. Where PLWHA can control stress properly do
not induce stress on an ongoing basis.

Keyword: stress, PWLH (People with HIV/AIDS), mechanism coping


Password: 26 (2012-2019)

PENDAHULUAN
Sejak abad 20 kasus HIV/AIDS (Human merupakan persoalan kesehatan

Immunodefeciency Virus/Aquired Immune masyarakat di berbagai negara. Jumlah

Deficiency Syndrome) dianggap sebagai kasus HIV sendiri secara global di dunia

penyakit mematikan (Ago, 2014). menurut laporan UNAIDS di tahun 2010

Perkembangan kasus HIV/AIDS di dunia, di temukan 33,3 milyar kasus orang

semakin banyak di laporkan dan dengan HIV dan hingga tahun 2014
jumlahnya meningkat menjadi 33,7 miliar dalam tubuh menyerang sel (CD4)

kasus. sehingga terjadi penurunan sistem

Menurut WHO HIV/AIDS pertahanan tubuh. Replikasi virus yang

merekomendasikan bahwa perhatian pada terus menerus mengakibatkan semakin

kebutuhan psikososial orang dengan HIV berat kerusakan sistem kekebalan tubuh

dan alat bantu harus menjadi bagian dan semakain rentan terhadap infeksi

integral dari perawatan. oleh karena itu oportunistik (IO) sehingga akan berakhir

penyedia layanan kesehatan diwajibkan dengan kematian (Brunner & Suddarth,

untuk mengenali dan mengatasi kebutuhan 2002).

psikososial dari populasi yang terus Accired Immune Defeciency Syndrome

bertambah. (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

Indonesia adalah salah satu negara yang timbul akibat menurunnya sistem

berkembang di asia yang melaporkan kekebalan tubuh manusia, yang di

kasus HIV pertama kali di tahun 1987 sebabkan oleh HIV. AIDS merupakan

hingga desember 2018, di laporkan oleh tahap akhir dari infeksi HIV, dimana

460 (89,5%) dari 514 kabupaten/kota di perjalanan HIV akan berlanjut menjadi

seluruh provinsi di indonesia. Di Sumatra AIDS membutuhkan waktu sekitar 10

Barat sampai akhir oktober sampai sampai 13 tahun (Brunner & Suddarth,

desember tahun 2018 menduduki urutan ke 2002).

8 dari 33 provinsi yang ada di indonesia Koping adalah proses progresif, dinamis

dengan jumlah 94 kasus HIV/ AIDS dan prilaku melindungi kehidupan untuk

(Ditjen P2P dan Kemenkes RI 2018). menyesuaikan diri dengan perubahan

Human Immunodefeciency Virus (HIV) kehidupan. Ketika individu dihadapkan

merupakan virus yang menyerang system dengan peristiwa traumatis, mereka

kekebalan tubuh. Perjalanan infeksi HIV di menggunakan berbagai strategi untuk


mengatasi stress (Parshad, 2014). Penelitian ini dilakukan dipuskesmas

Mekanisme koping tiap individu berbeda. Rasimah Ahmad Bukitinggi. Penelitian ini

Perbedaan tersebut disebabkan oleh dilakukan pada bulan Desember 2019.

beberapa faktor antara lain, kemampuan Partisipan dalam penelitian ini adalah

personal, ekonomi, dan dukungan sosial pasien yang menjalani pengobatan di

(Kelen, 2016). puskesmas Rasimah Ahmad khusunya

Stress merupakan suatu keadaan ketika pasien HIV. Partisipan tersebut diperoleh

individu merespon perubahan dalam stres dengan teknik purposive sampling. Sampel

keseimbangan normal (Berman, Snyder, yang dipilih sesuai dengan kriteria dan

frandsen, 2015). Salah satu mnajemen tujuan penelitian. Partisipan Berjumlah 10

untuk mengatasi stres yaitu dengan orang.

mencari dukungan sosial. Dukungan sosial Instrumen utama yang digunakan dalam

dapat memberikan efek positif terhadap penelitian ini adalah peneliti sendiri,

kesehatan mental pada penderita dengan menggunakan panduan

HIV/AIDS. wawancara, alat perekam suara, serta

catatan selama penelitian


METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini digunakan penelitian
HASIL
kualitatif dengan pendekatan
Penelitian ini memiliki 4 tema yang
fenomenologi. Fenomelogi merupakan
dijabarkan sebagai berikut:
suatu metode yang dapat digunakan untuk
1) Mendekatkan diri kepada tuhan
mempelajari pengalaman seseorang
2) Mencari pengetahuan tentang
terhadap suatu fenomena (Morse, 1994 :
penyakit
Afiyanti, 2014). Dengan pendekatan ini
3) Menghubungi konselor
peneliti memperoleh mekanisme koping
4) Bergabung dengan teman sesama
stres pada pasien HIV/AIDS
HIV
PEMBAHASAN
Tema 1: Mendekatkan diri kepada dan mengingat tuhan.
tuhan
(Syihabuddin, 2013).
1. Doa
Berdoa juga akan
Berdasarkan hasil penelitian
membuat tubuh menjadi rileks.
teridentifikasi doa sebagai cara
Ketika tubuh menjadi rileks dan
pengendalian stres pada pasien
tenang maka parisipan akan
HIV/AIDS.
dapat tidur dan dapat
Berdasarkan hasil wawancara
mengkonsumsi makanan
dengan informan, bahwa doa
dengan baik. Dengan
yang dapat dilakukan untuk
terpenuhnya nutrisi dan
mengendalikan stres dan
istirahat tersebut maka akan
dengan doa memohon agar
berdampak positif
disembuhkan penyakit.
padapembentukan sel-sel
Doa merupakan
baruyang berguna bagi
permohonan kepada tuhan,
peningkatan sistem imun.
secara langsung untuk
Peningkatan sistem imun akan
memperoleh karunia dan segala
menjaga kondisi tubuh
yang di kehendaki-nya dan
partisipan agr terhindar dari
untuk menjauhkan diri dari
infeksi opurtinistik yang dapat
kejahatan, bencana, atau
mengakibatkan komplikasi
penderitaan yang tidak
lebih lanjut.
dikehandakinya. Doa dapat
2. Solat
mengalihkan hiruk-hiruk
Berdasarkan hasil Berdasarkan
kehidupan dunia. Sengan
hasil penelitian teridentifikasi
berdoa, manusia akan mampu

kembali kejalan yang lurus dan


solat sebagai cara pengendalian kepada tuhan salah satunya

stres pada pasien HIV/AIDS. dengan solat. Meskipun

Berdasarkan hasil wawancara adasalah satu partisipan yang

dengan informan, bahwa doa belum sepenuhnya full dalam

yang dapat dilakukan untuk mengerjakan solat

mengendalikan stres dan Tema 2: Mencari Pengetahuan Tentang

dengan solat. Dimana dengan Penyakit

solat informan merasa lebih Berdasarkan hasil Berdasarkan

dekat lagi dengan yang maha hasil penelitian teridentifikasi

kuasa. penggunan internet sebagai cara

Solat berarti ucapan dan pengendalian stres pada pasien

perbuatan yang dimulai dengan HIV/AIDS.

takbir dan di akhiri dengan Pada penelitian ini sebagian besar

salam. Yang dengannya kita informa mengatakan bahwa

beribadah kepada allah menurut mengetahui pengertian HIV dan

syarat-syarat yang telah AIDS. HIV merupakan virus yang

ditentukan. Dengan solat juga menyebabkan kekebalan tubuh

dapat menengkan fikiran pasien melemah. Sedangkan AIDS adalah

HIV. Dan melalui solat pasien kumpulan gejla penyakit timbul

HIV dapat memohon ampunan akibat menurunnnya kekebalan

atas segala perbuaatan yang tubuh manusia karena di serang

telah ia lakukan. oleh HIV. Hal ini sesuai dengan

Dengan beribadah kepada teori bahwa human

tuhan pasien HIV lebih percaya immunodefeciency virus (HIV)

dan mendekatkan diri lagi adalah virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh manusia mempengaruhi tingkat pengeahuan

dan dapat menimbulkan seseorang.

acquiredimmune deficiency

syndrome (AIDS). Acquired

immune defeciency syndrome Tema 3: Menghubungi Konselor

adalah kumpulan gejala yang Berdasarkan hasil Berdasarkan

timbul akibat menurunnya hasil penelitian teridentifikasi

kekebalan tubuh yang disebabkan menghuungi konselor sebagai cara

oleh HIV. pengendalian stres pada pasien

Pengetahuan tentang HIV/AIDS HIV/AIDS

dapat didapatkan melalui media Sebagai seorang teman bagi odha,

informasi yang menjadi perantara konselor memberikan perhatian

dalam menyampaikan informasi, dan rasa kasih sayangnya kepada

merangsang pemikiran dan odha dengan cara memberikan

kemampuan serta menambah semangat kepada odha dengan

pengetahuan. Sumber informsi menunjukkan bentuk kepedulian

dapat di peroleh melalui media konselor terhadap odha seperti

cetak (surat kabar, majalah, buku), memahami apa yang sedang

media elektronik (televisi, radio, dirasakan oleh odha serta

internet). Akibatnya, seseorang menampung keluhan dn curhatan

yang lebih sering terpapar media masalah yang dihadapi oleh odha

massa akan memperoleh informasi yang bersifat pribadi. Kerendahan

lebih banyak dibanding orang yang hati konselor sebagai pendengar

tidak terpapar media massa. Ini yang baiktentunya akanmemberikn

berarti paparan media massa efek positif kepada odha


diantaranya odha merasa kan lebih berkumpulnya 2 sampai 3 ODHA

tenang dan legah karena sudah yang memiliki kesamaan dalam

mengeluarkan semu curahan hati kejiwaan: senasib karena status

mereka. Dengan demikian odha HIV. Mereka saling membantu

dapat kembali fokus terhadap untuk memperkuat kepribadian

kesehatannya sehingga termotivasi yang lainnya. Sejalan dengan

untuk bisa sembuh. waktu pertemuan, beberapa ODHA

Konselor memberikan pemahaman yang memiliki kesamaan nasib

kepada odha bahwa walaupun obat melakukan pembentukan kelompok

yang ada sekarang ini hanya yang memiliki struktur organisasi

sebagai obat untuk melemahkan sederhana. Kelompok ini bernama

atau menekan jumlah virus yang kelompok dukungan sebaya

ada didalam tubuh, akan tetapi (KDS).

odha harus semangat menjalani Berdasarkan hasil penelitian ini

hidup dengan cara disiplin terhadap didapatkan secara umum dukungan

obat yang telah diberikan, bergaya sosial responden termasuk tinggi.

hidup sehat, serta menyarankan Dukungan persahabatan responden

odha untuk bergabung di LSM lebih banyak tergolong tinggi. Hal

HIV/AIDS. Hal ini adalah bentuk ini dikarenakan mereka telah

dukungan konselor agar odha tidak bergabung dalam suatu LSM. Pada

merasa putus asa LSM tersebut ODHA mendapatkan

Tema 4: Bergabung Dengan LSM Atau sarana untuk berbagi dengan orang-

Teman Sesama HIV orang yang senasib dengan mereka.

Sejarah dukungan sebaya di Dari pernyataan responden

indonesia diawali oleh dukungan dari teman sebaya sangat


membantu ODHA dalam 2. Mencari Pengetahuan Tentang

berinteraksi dan dapat mengurangi Penyakit dengan upaya ini

tingkat stres yang dialami akibat pasien dengan HIV/AIDS lebih

adanya status sebagai ODHA. Dan mengetahui tentang apa itu HIV

membuat ODHA lebih bisa percaya serta bagaimana pengobatannya

diri dalam melakukan hal-hal dan apa obat yang dapat

seperti pekerjaan nya. membuat pasien HIV/AIDS

KESIMPULAN sembuh. Dan menjadi lebih

1. Mendekatkan diri kepada tuhan paham bagaiamana HIV ini

sebagai salah satu upaya pasien bisa menular, sehingga pasien

dengan HIV/AIDS dapat HIV tidak menularkan kepada

bertahan hidup dan mengurangi orang lain.

stres nya akibat adanya status 3. Menghubungi Konselor dengan

sebagai ODHA. adanya konselor membuat

pasien HIV lebih terbuka dan

mau berbagi tentang masalah

yang ia hadapi. Sehingga tidak

menimbulkan stres atau

tekanan psikis pasien HIV

tersebut berkepanjangan. Dan

dapat membuat pasien HIV

tidak lagi resah tentang

penyakitnya.

4. Bergabung dengan LSM atau

teman sesama HIV, dengan


adanya teman yang memiliki Yona, sari kurnia. (2017). Dukungan sosial
dan tingkat stres orang dengan
status sebagai ODHA, maka
HIV/AIDS. 20(2), 85-93.
akan membuat pasien HIV bisa
https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.3
bercerita pengalaman tentang 61

pengalamannya dan ikut serta

dalam kegiatan-kegiatan yang

dibuat dalam kelompok

dukungan sebaya ini. Yang

dapat membantu psien HIV ini

mau lebih bersosialisasi lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti.Y&Rachmawati, N,
R.2014.Metodologi penelitian
kualitatif dalam riset
keperawatan.edisi 1,Jakarta :
Rajawalipers
Ahmad ikhlasul A. (2016). Potret
kebutuhan spiriual pasien
HIV/AIDS.
Semarang:UNISSULA
Ema, H. (2012). Dimensi psiko-spiritual
dala praktik konseling bagi
penderita HIV/AIDS di klinik
Voluntary Caunselling Test(VCT).
DIPA IAIN
Sarah, H. (2018). keberlanjutan peran
dukungan sebaya di dalam sistem
penanggulangan HIV di tingkat
provinsi dan kota. UHAMKA

Anda mungkin juga menyukai