Anda di halaman 1dari 40

MINI PROJECT

PENGARUH PENYULUHAN
HIV/AIDS TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN
TENTANG HIV/AIDS DI MAN 2
KEBUMEN
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP
UPTD UNIT PUSKESMAS KEBUMEN I
KABUPATEN KEBUMEN

2017
Disusun Oleh:

dr. Dicky Bramantyo Agung P


dr. Fani Adhikara
dr. Padrepio RR
dr. Salsa Febriana Y.P
dr. Tunggadewi
dr. Qoriah Alfa Merlina

Pembimbing:
dr. Rahmi Asfiyatul Jannah
LATAR BELAKANG
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium
Development Goals/MDGs, 2000) , pada tahun
2015 diharapkan semua negara yang merupakan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB) akan menjalankan kesepakatan
strategi program kesehatan yang efektif guna
mendapatkan generasi penerus bangsa yang kuat
dan berkualitas
1.Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2.Menciptakan pendidikan dasar untuk semua
3.Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
4.Menurunkan angka kematian anak
5.Meningkatkan kesehatan ibu
6.Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit
menular lainnya. Penyakit menular merupakan
ancaman. Dengan tujuan ke-enam ini, disepakati
untuk mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan
mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015.
7.Memastikan kelestarian hidup
8.Membangun kemitraan global untuk pembangunan
 Human Immunodeviciency Virus (HIV), yaitu
virus penyebab Acquired Immuno Deviciency
Syndrome (AIDS) ini dapat membawa dampak
yang menghancurkan, bukan hanya terhadap
kesehatan masyarakat namun juga terhadap
negara secara keseluruhan.
 Tahun 2013 tercatat sekitar 34 juta orang di dunia mengidap
virus HIV penyebab AIDS.

 Data WHO dan UNICEF pada tahun 2013 menyebutkan,


wilayah Afrika memiliki jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak
7.580.000 orang, wilayah Asia Tenggara sebanyak 940.000
orang, Amerika sebanyak 200.000 orang dan Mediterania
sebanyak 27.000 orang (Indraswari, dkk., 2015).

 Data dari Kemenkes RI (2014) yang menyebutkan bahwa saat


ini diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 40 juta orang
mengidap HIV/AIDS. Sekitar 75% yang tertular HIV/AIDS
berada dikawasan Asia Pasifik dan Afrika. Lebih dari 20 juta
jiwa telah meninggal karena AIDS.
 HIV/AIDS pada pria sebesar 61,88% dan pada wanita
38,12% (Kemenkes, 2017).

 Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan


seks tidak aman pada heteroseksual (81,9%), penggunaan
jarum suntik tidak steril pada Penasun (7,2%), dari ibu
(positif HIV) ke anak (4,6%), dan LSL (2,8%) (Widarma,
dkk., 2017).
 Rentang umur 20-24 tahun dan rentang umur 25-49 tahun merupakan hasil
yang paling dominan menurut data profil kesehatan Kabupaten Kebumen
Tahun 2015.
 Hal tersebut bisa menjadi acuan bahwa pencegahan pada usia remaja agar
mengurangi faktor resiko terinfeksinya virus HIV sangat perlu diperhatikan
Yang menjadi kendala…
Pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS masih
minim
Pola perilaku seks bebas dan penggunaan NAPZA
makin merajalela
Pandangan bahwa seks adalah tabu membuat remaja
enggan untuk berdiskusi mengenai kesehatan
reproduksinya dengan orang lain.
Keadaan seperti HIV/AIDS masih dianggap suatu
aib oleh masyarakat ditambah oleh akibat minimnya
pengetahuan serta tingkat kesadaran orang – orang
yang beresiko tinggi untuk memeriksakan dirinya
masih sangat rendah (Widarma, dkk., 2017).
Rentannya remaja terhadap penyimpangan seksual
dan AIDS bersumber dari perubahan fisiologis dan
psikologis, berkaitan dengan perkembangan organ
reproduksi mereka.

Pada tahap ini, individu berada di antara dua fase


kehidupan yang berbeda, yaitu masa kanak-kanak
dan dewasa. Rata-rata pengetahuan remaja mengenai
AIDS masih kurang, Padahal pengetahuan ini
diperlukan untuk dasar pencegahan AIDS (Husaini,
dkk., 2016).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang ini maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh
penyuluhan HIV/AIDS terhadap peningkatan
pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja di
MAN 2 Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah Tahun 2017.
MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi :
 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
masukan yang bermanfaat bagi pelajar tingkat SMA
khususnya pada wilayah kerja Puskesmas Kebumen I.
 Dapat mengurangi faktor resiko masyarakat khususnya
remaja agar tidak terinfeksi virus HIV/AIDS dan dapat
menekan angka kejadian HIV/AIDS di Kabupaten
Kebumen.
 Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya
berkenaan topik peneliti dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan referensi.
TINJAUAN PUSTAKA
HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan virus yang menyebabkan terjadinya
AIDS (Acquired immune deficiency syndrome)
pada seseorang (Brashers, 2008). Penderita HIV
akan mengalami infeksi kerusakan pada sistem
imun tubuh yang ditandai dengan gejala AIDS
(Nursalam, 2007).
Penularan HIV yang utama adalah melalui :
 Hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
 “Multiple partners”
 Penggunaan jarum suntik secara bergantian.

Penularan HIV yang jarang adalah melalui:


 Penularan melalui ibu yang terinfeksi HIV.
 Menerima transfusi darah atau transplantasi organ yang terkontaminasi
HIV.
 Makan makanan yang telah dikunyah oleh orang yang terinfeksi HIV.
 “Oral sex”
 Kontak antara kulit rusak, luka atau selaput lendir dan darah yang terinfeksi
HIV
 “Open- mouth kissing”
 Tato atau “body piercing” jika jarum tidak diganti.
HIV tidak ditransmisi melalui :
 Kontak kasual seperti berjabat tangan, memeluk, penggunaan
kamar mandi yang sama, penggunaan piring dan gelas yang
sama dan “social kissing” ( berciuman sambil mulut tertutup).
 Udara
 Air liur dan air mata
 Gigitan serangga misalnya nyamuk
 Makanan dan Minuman
Faktor Resiko
kelompok yang telah diidentifikasi mempunyai faktor
risiko untuk mengembangkan AIDS (Kumar, 2010) :
Kelompok homoseksual atau biseksual
Kelompok penyalahguna narkoba intravena
Kelompok haemophiliacs
Kelompok penerima darah dan komponen darah
Kelompok heteroseksual
Fase perjalanan infeksi HIV
1. Tahap infeksi akut HIV
Dalam waktu 2- 4 minggu setelah terinfeksi virus
HIV, terjadi proses replikasi virus baru yang
jumlahnya jutaan dan menyebabkan terjadinya
viremia yang memicu timbulnya sindroma infeksi
akut atau “primary HIV infection”. Gejalanya bisa
berupa demam yaitu yang paling umum,
pembengkakan kelenjar, sakit tenggorokan, ruam,
kelelahan, nyeri otot dan sendi dan sakit kepala.
Virus ini menggunakan sel CD4 untuk mereplikasi
dan menghancurkan sel tersebut.
2. Tahap Klinikal Latensi
Periode di mana virus hidup atau berkembang dalam
tubuh manusia tanpa gejala / tahap asimptomatik atau
infeksi kronik HIV. Virus HIV terus memproduksi
pada tingkat yang sangat rendah, meskipun virusnya
aktif.

Infeksi beberapa virus dapat meningkatkan transkripsi


provirus DNA pada HIV sehingga berkembang
menjadi AIDS.
3. Tahap AIDS
Sistem kekebalan tubuh rusak dengan parah dan menjadi
rentan terhadap infeksi dan kanker. Ketika jumlah sel CD4
menurun di bawah 200 sel/mm3, maka seseorang telah
memasuki tahap AIDS.

Gejala yang terjadi seperti penurunan berat badan yang


cepat, demam berulang atau berkeringat pada malam hari,
kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening yang
berkepanjangan di leher, diare yang berlangsung lebih dari
seminggu, luka pada mulut, anus atau alat kelamin,
pneumonia dan kehilangan memori, depresi dan gangguan
neurologis lain.
Penatalaksanaan
Rekomendasinya adalah :
Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah
CD4 <350 sel/mmᶟ tanpa memandang stadium
klinisnya
Terapi ARV dianjurkan pada semua pasien dengan
TB aktif, ibu hamil dan koinfeksi Hepatitis B tanpa
memandang jumlah CD4
Penyuluhan
 Menurut (Budioro dalam Pasaribu, 2005), Penyuluhan kesehatan adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan.

 Menurut Effendy (2008) faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam


keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
 Tingkat Pendidikan
 Tingkat Sosial Ekonomi
 Adat Istiadat
 Kepercayaan Masyarakat
 Ketersediaan Waktu Masyarakat
Menurut Notoatmodjo (2007) ada beberapa metode penyuluhan antara lain:
Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
 Bimbingan dan Penyuluhan (guidance and conseling)
 Wawancara (interview)

Metode Pendidikan Kelompok, antara lain:


Kelompok Besar
 Ceramah
 Seminar
Kelompok Kecil
 Diskusi Kelompok
 Curah Pendapat (Brain Storming)
 Bola Salju (Snow Balling)
 Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
 Memainkan Peranan (Role Play)
 Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode Pendidikan Massa (Public)


METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-
eksperimental dengan desain one group pre-post test.

Populasi dan Sampel


Populasi target
Remaja yang berusia 15 - 17 tahun
Populasi terjangkau
Remaja yang berusia 15 – 17 tahun yang bersekolah di
MAN 2 Kebumen pada tahun 2017
Sampel
Kriteria inklusi :
Umur antara 15-17 tahun
Siswa yang bersedia mengisi kuisioner pre dan post
serta mengikuti penyuluhan

Kriteria eksklusi :
Siswa yang tidak lengkap dalam mengisi kuisioner
Siswa yang tidak bersedia mengikuti penyuluhan

Besar sampel adalah 60 siswa


Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS pada
remaja

Variabel Tergantung
Penyuluhan HIV/AIDS
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Skala
Penyuluhan Kegiatan pendidikan yang dilakukan Dokumentasi Nominal
HIV/AIDS dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan
mengenai HIV/AIDS

Tingkat Hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah Nilai hasil Rasio
Pengetahuan seseorang melakukan penginderaan kuisioner
tentang terhadap suatu objek tertentu. sebelum dan
HIV/AIDS Penginderaan terjadi melalui panca setelah
indera manusia, terutama indera penyuluhan
penglihatan, pendengaran mengenai
penyuluhan HIV/AIDS
Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data
 Kuisioner yang terdiri dari 20 soal mengenai pengetahuan
tentang HIV/AIDS

Cara pengumpulan data


 Kuisioner di bagikan kepada seluruh sampel penelitian 1
hari sebelum penyuluhan, kemudian diberi nilai. Setelah
itu, diadakan intervensi berupa penyuluhan. Kemudian
sampel penelitian kembali mengisi kuisioner di akhir
kegiatan penyuluhan dan diberi nilai
Tata Urutan Kerja
Tahap Perencanaan
1. Pembuatan dan Pengajuan Surat Tugas dari Puskesmas
Kebumen I.
2. Peneliti mengajukan pembuatan dan pengajuan surat tugas
mengenai “pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap
peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja di
MAN 2 Kebumen, Kabupaten Kebumen

Pembuatan Kuesioner
1. Kuesioner terdiri dari 20 butir pertanyaan mengenai
HIV/AIDS dengan model pertanyaan pilihan ganda
2. Peneliti mengajukan surat Perijinan kepada Kepala Sekolah
MAN 2 Kebumen.
Tahap Pelaksanaan.
Persetujuan dari Subjek Penelitian
 Peneliti akan memberikan surat pernyataan persetujuan
partisipasi dalam penelitian ke siswa.

Pembukaan Absesnsi, Pembagian kuisioner dan Penyuluhan


 Peneliti menggunakan data absensi acuan untuk menentukan
subyek penelitian. Setelah itu, pembagian kuisioner sebelum
penyuluhan dan setelah itu diberi nilai. Penyuluhan
dilaksanakan di ruang kelas dengan peserta sesuai dengan
subjek penelitian yang sudah mengisi kuisioner sebelumnya.
Di akhir penyuluhan, peneliti kembali membagikan kuisioner
untuk diisi oleh subjek penelitian, kemudian diberi nilai.
Analisis Data
 Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS
menggunakan uji paired T test. Pemenuhan syarat uji
parametrik dilakukan dengan menggunakan uji Saphiro-
Wilk untuk melihat normal tidaknya sebaran data.
Pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap peningkatan
pengetahuan tentang HIV/AIDS bermakna bila p ≤ 0,05
(Dahlan, 2006).
HASIL PENELITIAN

n Median p

Tingkat Pengetahuan
sebelum penyuluhan 60 59.7500 0,000
setelah penyuluhan 60 75.3333
DISKUSI
 Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2016, kasus HIV/AIDS di
Indonesia selama delapan tahun terakhir mulai dari tahun 2005 – 2012
menunjukkan adanya peningkatan.
 Penderita HIV akan mengalami infeksi kerusakan pada sistem imun tubuh
yang ditandai dengan gejala AIDS.
 Lima kelompok yang mempunyai faktor risiko untuk mengembangkan AIDS
adalah kelompok homoseksual atau biseksual, kelompok penyalahguna
narkoba intravena, kelompok haemophiliacs, kelompok penerima darah dan
komponen darah, kelompok heteroseksual.
 Kendala dalam pencegahan berupa pengetahuan masyarakat tentang
HIV/AIDS masih rendah, perilaku seks bebas dan penggunaan NAPZA makin
merajalela, seolah-olah melegalkan sistem hidup mereka yang menyimpang
dari norma dan hukum.
 Kegiatan seperti penyuluhan dapat menjadi alternatif yang cukup efektif untuk
mencegah atau mengurangi angka kejadian atau angka penularan virus HIV.
 Kegiatan seperti ini tidak bisa hanya dilakukan satu waktu pada satu kelompok
tertentu saja, melainkan memerlukan kerja sama dari tenaga kesehatan lainya
agar kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan pada kelompok-
kelompok masyarakat lainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
 HIV / AIDS merupakan masalah besar yang mengancam tingkat
kesehatan di Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia.
 Penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan wanita, dimana
fenomena yang terjadi seperti gunung es
 Cara penularan HIV yang utama adalah melalui hubungan seksual,
multiple partners, dan penggunaan jarum suntik secara bergantian
 Tindakan preventif sangat baik dilakuka untuk mengendalikan angka
kejadian HIV/AIDS, seperti dengan memberikan edukasi berupa
penyuluhan
 Kegiatan seperti penyuluhan tidak hanya dilakukan satu waktu pada
satu kelompok tertentu saja, melainkan memerlukan kerja sama dari
tenaga kesehatan lainya agar kegiatan ini dapat dilakukan secara
berkelanjutan pada kelompok-kelompok masyarakat lainya.
Saran
 Rutin mengadakan kegiatan seperti penyuluhan dan dibantu
dengan media cetak seperti leaflet dan brosur mengenai
HIV/AIDS bagi kalangan remaja dalam upaya preventif
untuk menurunkan angka kejadian HIV/AIDS
 Bagi para pengajar agar memasukan materi HIV/AIDS
kedalam materi belajar para siswa-siswi remaja agar lebih
mengenal dan memahami cara mencegah kejadian
HIV/AIDS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai