PENDAHULUAN
menyerang sel darah putih yang merusak system kekebalan tubuh. Acquired
(UNAIDS) 2020, mengungkapkan bahwa 37,7 juta orang yang hidup dengan
HIV, 1,5 juta kasus baru orang dengan HIV dan 680 ribu orang mengalami
September 2020 sedangkan data kumulatif kasus HIV sebanyak 409.857 orang
HIV pada tahun 2020 adalah 43.219 Kasus dari 3,3 juta penduduk Papua. Data
1
Tingginya kasus HIV dan AIDS ini tentunya tidak lepas dari
dalam upaya menurunkan prevalensi HIV dan AIDS. Stigma adalah ciri
berdasarkan status HIV mereka, baik yang pasti maupun diperkirakan atau
ODHA, peneliti menjelaskan hasil penelitian nilai R2= 0,055= 5,5% yang
terkait dengan perubahan fisik, emosional dan kognitif yang kompleks dan
yang dimiliki oleh masyarakat maupun mahasiswa dapat dibentuk dari dua
2
faktor persepsi yaitu persepsi kerentanan dan persepsi penerimaan. Persepsi
terutama remaja banyak yang bersikap seolah tidak ingin bersahabat dengan
berdekatan padahal jika tidak ada kontak seksual, transfuse darah yang tidak
aman dan pemakaian jarum suntik secara bersamaan HIV/AIDS tidak akan
secara langsung tidak hanya melalui media massa, media sosial, dan media
diharapkan remaja dapat merubah suatu keadaan agar tidak terjadi lagi stigma
dan dapat memutus rantai stigma terhadap ODHA. Stigma sendiri bukan
sebanyak 1.226 siswa. Data jumlah siswa kelas XI IPA 1 sampai dengan IPA
5 sebanyak 244 siswa. Studi awal yang dilakukan oleh peneliti pada 7 siswa
3
SMA Negeri 1 Sentani, lima orang mengatakan takut ketika mendengar nama
mereka takut untuk dekat dengan penderita HIV/AIDS karena takut tertular
penyakit.
HIV/AIDS pada siswa SMAN 1 Sentani agar tidak terjadi stigma terhadap
ODHA.
4
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
infeksi. Virus ini membuat seseorang berisiko terkena infeksi serius dan
bukan pada penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan. Penyakit
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obat yang relatif efektif
biasa digunakan untuk dewasa dan remaja dengan infeksi, yaitu menurut
6
WHO (World health organizations) dan centre for diseases control and
prevention (CDC)
2. Stadium II simptomatik
3. Stadium III
4. Stadium IV
7
toksoplasmosis otak, diare kriptosporidosis ekstrapulmonal,
ensefalopati HIV.
panggul.
8
tahap ini orang yang terineksi HIV menunjukkan perkembangan
sarcoma Kaposi.
2.1.3 Etiologi
tetapi asal-usul virus ini belum diketahui secara pasti. Terdapat 2 jenis
virus penyebab HIV/AIDS yaitu HIV-1 dan HIV-2, HIV-1 paling banyak
ditemukan di daerah Barat, Asia dan Afrika Tengah, Selatan dan Timur.
terutama di Afrika Barat (Ratna, 2010). Pada tahun 1984, Dr. R. Gallo dari
Penelitian lebih lanjut akhirnya membuktikan bahwa kedua virus ini adalah
9
kekebalan tubuh. HIV juga dapat ditemukan dalam sel monosit, makrofag
dan sel jaringan otak. Virus ini dapat berkembang di sel limfosit T dan
seperti retrovirus yang lainnya dapat hidup dalam sel yang aktif. Virus
dalam tubuh penderita HIV selalu dianggap “Infectious” yang dapat aktif
kembali dan dapat menular selama hidup penderita HIV. (Masriadi, 2014).
RNA virus sebagai „cetakan‟ untuk membentuk DNA. DNA ini bergabung
dengan kromosom induk (sel limfosit T4 dan sel makrofak) yang berfungsi
2.1.4 Patofisiologi
akan terjadi fusi membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian
masuk kedalam sitoplasma sel induk. Dalam sel induk, HIV akan
membentuk DNA HIV dari RNA HIV melalui enzim polimerase. Enzim
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan
sitoplasma akan diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel
10
itu selanjutnya mengambil dari selubung dari bahan sel induk untuk
atau tahun :
menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
yang stabil. Yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+
dan penularan penyakit kepada orang lain terus terjadi. Kadar partikel
virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu
11
produksi antibodi yang berlebih.
e. Antibodi ini terutama ditunjukkan untuk melawan HIV dan infeksi yang
klinis akibat infeksi oportunistik yang khas. Bentuk manifestasi klinis ini
a. Keganasan
HIV/AIDS.
1. Sarkoma Kaposi
virus, yaitu virus, herpes manusia tipe 8 (HHV8) dan virus herpes
12
penderita yang terjangkit virus HHV8 rentan terhadap
2. Limfoma maligna
Tumor limfoma system saraf pusat prier (SSP). SSP gangguan yang
disebabkan oleh tata letak tumor dan edema.. gejala awal yang
5. AIDS pediatric.
Penularn HIV pada anak terjadi saat bayi dilahirkan, saat dalam
13
kandungan atau ketika bayi meminum ASI ibu yang posistif HIV.
b. Infeksi
2.1.6 Komplikasi
tubuh, membuatnya sangat rentan terhadap banyak infeksi dan jenis kanker
b. Sitomrgalovirus
c. Kandidiasis
d. Meningitis kriptokokal
e. Toksoplasmosis
f. Kriptosporidiosis
3. Limfoma
h. Sindroma wasting
14
i. Komplikasi neurologis
j. Penyakit ginjal.
Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan
tubuh seperti darah, cairan genetalia dan ASI. Virus juga terdapat dalam
saliva, air mata dan urine (sangat rendah). HIV tidak dilaporkan terdapat
dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah di sunat memiliki resiko HIV
yang lebih kecil dibandingkan dengan pria yang tidak di sunat. Selain
a. Ibu hamil
29%.
pada dua kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang menyusui sejak
HIV pada bayi yang belum di susui adalah 14% (yang diperoleh
15
disusui.
6. Bayi normal dengan ibu HIV biasa memperoleh antibodi HIV dari
b. Jarum suntik
1. Prevelensi 5-10%.
c. Transfusi darah
2. Prevelensi 3-5%
d. Hubungan seksual
1. Prevelensi 70-90%
berhubungan intim.
16
2.1.8 Pencegahan Penularan HIV/AIDS
penularan HIV.
2. Edukasi (education)
17
dirahasiakan atau dilakukan secara anonimus serta menyediakan
18
susu untuk manusia.
Asia Tenggara.
virus. Setiap kelas obat anti HIV memblokir virus dengan cara yang
NRTI adalh versi yang salah dari blok bangunan yang HIV perlu
19
zidovudine (combivir).
indinavir (crixivan)
(selzentry).
20
maupun orang lain dengan bentuk diskriminasi maupun penghinaan
Maharani, 2017).
a. Perceived Stigma
b. Self Stigma
21
stigma untuk diri sendiri yang dapat merusak kesejahteraan mental
c. Felt Stigma
diketahui oleh orang lain atau rekan kerjanya mereka akan mendapat
d. Public Stigma
adalah “saya tidak mau tinggal bersama orang dengan HIV” (Fiorillo
et al., 2016).
e. Enacted Stigma
22
stereotype, separasi, labeling, diskriminasi dengan penjelasan sebagai
a. Stereotype
b. Diskriminasi
sosial dengan perilaku negatif (Link & Phelan, 2001). Orang yang
c. Separasi
23
d. Labeling
a. Persepsi
terhadap sikap dan perilaku stigma. Wanita dan gadis remaja yang
b. Tingkat Pendidikan
24
Seseorang dengan tingkat pendidikan lebih kebanyakan dari mereka
c. Usia
yang dirasakan sangat tinggi dialami oleh ODHA dewasa muda usia
d. Jenis Kelamin
e. Ekonomi
25
penidikan dan pekerjaan dapat berkontribusi pada status ekonomi
2019).
seseorang lebih rentan terinfeksi HIV (Balaji et al., 2017). Stigma terkait
dengan :
26
b. Memberdayakan orang dengan terinfeksi HIV sebagaimana anggota
2019).
organ reproduksi.
27
memasuki usia remaja. Anak perempuan mulai memasuki fase
tahun
menghadapinya.
28
kelamin sekunder. Sedangkan untuk ciri-ciri kelamin primer
2013).
merasa tidak enak badan, pusing, perut kembung, letih atau kadang
(Aryani, 2010)
Namun, ada juga beberapa dari remaja putri yang tidak merasakan
29
(Sukarni & Wahyu, 2015).
topan badai dan stres (Storm and Stress). Hal tersebut karena
a. Perkembangan psikososial
30
dalam pencarian identitas diri. Dimulai pada kemampuan yang sering
kemauannya dipenuhi.
b. Emosi
c. Perkembangan kecerdasan
antara hal satu dengan hal yang lainnya. Imajinasi remaja juga
dicapainya.
31
2.1 Kerangka Teori
Stigma
ODHA
Stigma Tidak Stigma
Faktor yang
mempengaruhi Stigma;
1. Persepsi
2. Tingkat pendidikan
3. Usia
4. Jenis Pendidikan
5. Ekonomi
6. Pekerjaan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Tempat
Jayapura.
3.2.2. Waktu
3.3.1. Populasi
terdiri dari objek atau subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti ini untuk dipelajari. Populasi dalam
33
3.3.2. Sampel
dengan kriteria yang ditetapkan peneliti, jika sampel sesuai maka akan
1. Kriteria Inklusi
penelitian
2. Kriteria Ekslusi
atau kaitan antara konsep-konsep atau variable yang akan diamati atau di ukur
Variabel tunggal
34
Keterangan
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
35
Kuisioner A berisi tentang karakteristik responden berupa nomor
Skala Likert dengan kriteria jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak
Setuju (TS), Tidak Dapat Menetukan (TM), Setuju (S), dan Sangat Setuju
Setuju (STS) bernilai 5, Tidak Setuju (TS) bernilai 4, Tidak Dapat Menetukan
(TM) bernilai 3, Setuju (S) bernilai 2, dan Sangat Setuju (SS) bernilai 1.
Kuisioner ini dikutip dari hasil penelitian Berliana,dkk (2017) dengan hasi uji
relibilitas didapatkan nilai alpha 0,747 > 0,7 maka soal tersebut dinyatakan
reliable.
kepada responden.
sebagai berikut:
ruangan
36
c. Memberikan informed consent kepada calon responden dengan
dianalisis.
a) Editing
responden.
b) Processing
responden.
37
c) Coding
d) Tabulating
e) Analyzing
f) Cleaning
kuesioner penelitian yang sudah diisi oleh responden, jika ada error
maka data akan dihapus dan digantikan dengan data responden baru.
grafik, gambar, bagan, foto, atau bentuk penyajian data lainya. Penyajian
tiap variabel dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi
38
diagram, kemudian diambil kesimpulan secara narasi dengan diagram atau
grafik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
Keterangan:
P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah total pertanyaan.
1. Informed Consen)
penelitian.
39
2. Beneficience
3. Non malaficience
tidak memaksa pilih atau jawaban dari kuesioner yang diajuhkan seblum
5. Anonymity
6. Veracity
40
Penliti hanya menyampaikan informasi yang benar, jujur, dan tidak
7. Justice
peneliti.
8. Confidentiality
Selain itu, semua data dan informasi yang telah terkumpul dijamin
41
BAB IV
Jayapura, termasuk sekolah yang sudah lama berdiri yaitu 41 tahun yang lalu,
memiliki areal lahan yang cukup luas areal lebih kurang 1800 m2. Sejak
berdiri sampai sekarang SMA Negeri 1 Sentani telah terjadi 8 kali pergantian
Sentani didukung oleh sumber daya manusia yang terdiri dari tenaga pendidik
(GTT). Latar belakang pendidikan, S-1 sebanyak 70 orang, dan. S-2 sebanyak
3 orang. Dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan dibantu 4 wakil kepala
non PNS terdiri dari tenaga administrasi sekolah, pustakawan, teknisi, laboran
42
dan pakarya. Jumlah peserta didik tahun pelajaran 2019-2021 sebanyak 875
peserta didik.
a. Umur
b. Jenis Kelamin
Tahun 2022
43
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 14 46,7
2 Perempuan 16 53,3
Total 30 100
d. Sumber Informasi
44
No Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)
1 Guru 7 23,0
2 Guru, Media 3 10,0
3 Media 6 20,0
4 Orangtua 3 10,0
5 Penyuluh 10 33,3
6 Teman 1 3,3
Total 30 100
e. Stigma
Tahun 2022
45
4.3. Pembahasan
1. Usia
ancanam dari HIV/AIDS. Penyakit tersebut pada remaja tidak terlepas dari
2013).
2. Jenis Kelamin
46
penderita HIV/AIDS lebih banyak laki-laki sebanyak (73%) dan 32
lebih cepat terangsang dan lebih cepat orgasme bila ada rangsangan
munculnya.
tentang penularan HIV dan AIDS dari lingkungan di luar sekolah ataupun
seseorang.
47
4. Sumber informasi tentang HIV
tidak menularkan HIV dan AIDS pada remaja SMA Negeri 1 Sentani
dari penyuluh, media, guru dan orangtua. Hal ini berarti bahwa tingkat
tidak menularkan HIV dan AIDS pada remaja pada umumnya sudah baik.
karena informasi yang diberikan oleh pihak sekolah sudah cukup. Menurut
baik maka proses belajar akan efektif dan hasil yang dicapai akan optimal
5. Stigma
SMA Negeri 1 Sentani yang tidak stigma sebanyak 26 orang (86,7%), dan
dengan hasil penelitian ini, dari jumlah 74 orang dan yang memiliki stigma
48
dan terdapat sedikit yang memiliki stigma rendah sebanyak 2 orang (3%)
2016). Stigma siswa SMA bisa timbul diakibatkan beberapa faktor yaitu,
bentuk, tidak mau membeli makanan dari ODHA, melarang anak mereka
bergaul dengan anak ODHA, tidak mau menggunakan kamar mandi yang
sama dengan ODHA, dan tidak mau tinggal berdekatan dengan ODHA
penilaian terhadap stigma semua dapat mewakili dari indikator yang telah
risiko tinggi menularkan untuk memulai pengobatan karena malu dan takut
49
mereka positif HIV. Secara tidak langsung hal ini berkaitan dengan
stigma pada penderita HIV AIDS. Menurut Shisana & Simbayi (2012,
disitasi oleh Brendan & Brown, 2016) stigma ODHA adalah fenomena
yang berbeda pada orang yang berbeda. Hal ini yang mendasari kelompok
merupakan akibat dari perilaku amoral yang tidak dapat diterima oleh
perlakuan yang tidak adil, diskriminasi, dan stigma karena penyakit yang
50
program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS termasuk kualitas
hidup ODHA. Populasi berisiko akan merasa takut untuk melakukan tes
atau kasus HIV/AIDS, hal ini bisa di intervensi oleh factor factor yang
positif. Faktor sikap tetangga dan tokoh masyarakat terhadap ODHA juga
51
identity), 2) penolakan atau penurunan kesempatan interaksi sosial, 3)
52
BAB V
Pada bab ini dibahas kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian dan saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
HIV/AIDS
53
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
54
DARTAR PUSTAKA
Fitrian, H., Suwarni, L., Hernawan, A. D., & Artikel, I. (2019). Determinan
Haeriyanto, S., Ekarini, N. L. P., & Lusiani, D. (2019). Stigma Remaja terhadap
12-23.
Hariyadi, B., Munasib, M., & Sari, S. . (2018). Peran Keluarga dalam Pencegahan
KemenKes RI. (2017). Situasi Umum HIV/AIDS dan Tes HIV. Berdasarkan
55
Kurniajati, S., & Anggraini, D. N. (2015). Faktor yang berhubungan
KEPERAWATAN, 1(2).
Norhidayah et. al., Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Sumber Informasi dengan
Rineka cipta.
dari https://www.unaids.org/en
56