HIV AIDS
DISUSUN OLEH :
PURWOKERTO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi
masalah global yang melanda dunia. Virus HIV masih menjadi fenomena gunung es di
Indonesia, kasus HIV yang ditemukan hanya sebagian sedangkan dasarnya lebih banyak
(Menkes, 2019). Fenomena dari HIV/AIDS berpengaruh pada nutrisi saat ini disebabkan
karena timbulnya infeksi oportunistik diantaranya terjadi jamur kandidia pada mulut dan
pengaruh dari obat ARV yang dapat menyebabkan pasien HIV/AIDS mengalami disfagia
dan anoreksia pasien yang kurang pengetahuannya akan membiarkan tidak memenuhi
asupan nutrisi mereka dan dapat menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. HIV dan
malnutrisi dapat secara independen menyebabkan terjadinya kerusakan sistem kekebalan
tubuh secara progresif. Dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, morbiditas dan
mortalitas melalui infeksi oportunistik, demam, diare, kehilangan nafsu makan, malabsorbsi
nutrisi dan penurunan berat badan (Nnyepi, 2009). Pengetahuan pemenuhan asupan nutrisi
pada pasien HIV/AIDS masih rendah, ketika pemenuhan nutrisi tidak baik akan
menimbulkan masalah penurunan kekebalan tubuh dan membuat virus HIV berkembang
semakin cepat (Duggal, et.al, 2012)
Prevalensi kasus HIV/AIDS menurut data WHO HIV terus menjadi masalah
kesehatan global yang utama. Sejauh ini telah merenggut lebih dari 32 juta jiwa, Ada sekitar
37,9 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir 2018 dengan 1,7 juta orang menjadi baru
terinfeksi pada 2018 secara global 2 (WHO, 2019). Di Asia sebagian besar angka prevalensi
HIV masih rendah yaitu
Berikut adalah jumlah kasus HIV/AIDS yang bersumber dari Ditjen Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit (P2P), data laporan tahun 2017 yang bersumber dari sistem
informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA). Dimana kasus HIV/AIDS di Indonesia pada tahun
2017 terdapat 48.300 kasus HIV dan 9.280 kasus AIDS. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang
dilaporkan sampai dengan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa (47% dari estimasi ODHA
jumlah orang dengan HIV/AIDS tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa) dan paling banyak
ditemukan di kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Adapun provinsi dengan jumlah
infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur (43.399) (Kemenkes
RI, 2019). Data yang diperoleh dari rekam medis RSUD Dr. Harjono Ponorogo jumlah
kunjungan pasien HIV/AIDS pada tahun 2018 mulai dari bulan Januari sampai Desember
yaitu di rawat inap berjumlah 120 pasien di rawat jalan sebanyak 1710 pasien dan di IGD
ada 98 pasien, sedangkan pada tahun 2019 mulai bulan Januari sampai September yaitu ada
72 pasien di rawat inap, 1441 pasien di rawat jalan dan 55 pasien di IGD (Rekam Medis
RSUD Harjono, 2019).
Acquired Immunodeficiency Syndroms (AIDS) yang disebabkan oleh infeksi
Humman Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu penyakit yang menyerang sistem
kekebalan baik humoral maupun seluler. Virus termasuk dalam kelompok retrovirus dan
termasuk virus RNA (Darmono, 2009). 3 Menurut Desmawati (2013) Penyebab kelainan
imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV. Retrovirus ditularkan oleh darah
melalui kontak intim dan mempunyai afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus HIV
dapat menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun
Tanda dan gejala pada pasien HIV/AIDS kebanyakan orang yang terinfeksi HIV
tidak menunjukan gejala pada awal masa infeksi HIV. Gejalanya adalah demam, sakit
kepala, kelelahan, dan pembengkakan limfa. Gejala tersebut bisanya menghilang dalam
waktu satu minggu sampai satu bulan. Sebelum sampai dalam AIDS terjadi gejala
pembengkakan limfa yang terjadi lebih dari 3 bulan dan di ikuti dengan gejala yang terjadi
beberapa bulan hingga tahun antara lain rasa kelemahan pada tubuh yang sangat, kondisi
kulit yang kering sehingga mudah terkelupas, berat badan yang menurun dan adanya infeksi
persisten oleh jamur (Desmawati, 2013).
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mengalami penurunan nafsu makan yang
disebabkan oleh pengaruh obat ARV dan adanya infeksi jamur kandidia pada mulut
sehingga pasien HIV/AIDS terjadi anoreksia dan disfagia. Asupan nutrisi yang kurang dapat
menyebabkan penderita HIV/AIDS mengalami nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada
ODHA yang terganggu asupan nutrisinya dapat berdampak pada daya tahan tubuh penderita
untuk melawan virus HIV menjadi berkurang ,dan pada kondisi ini dimanfaatkan oleh virus
HIV untuk berkembang cepat sehingga memperpendek periode dari infeksi untuk
berkembang menjadi AIDS. Dampak dari kurangnya pengetahuan informasi tentang
pemenuhan nutrisi dapat mempengaruhi status gizi penderita HIV/AIDS (Nursalam dan
Ninuk, 2013).
Untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi pada
pasien HIV/AIDS, bisa diberikan edukasi tentang nutrisi yang harus dipenuhi. Gangguan
nutrisi memainkan peran penting dalam patogenesis, kematian dan morbiditas orang dengan
HIV-AIDS. Terapi diet dan pengetahuan gizi memainkan peran penting dalam upaya untuk
menyembuhkan dan kekebalan. Oleh karena itu, kecukupan nutrisi makro dan mikro sangat
penting bagi penderita HIV-AIDS. Pengetahuan dan sikap berhubungan elemen kognitif dan
afektif. Pengetahuan mengacu pada elemen kognitif yang terkait dengan tindakan mental
seperti persepsi, memori, pembelajaran dan prediksi selama pemprosesan informasi. Sikap
mengacu pada tanggapan afektif terhadap suatu objek, yang bergantung pada kepercayaan,
nilai, pengalaman pribadi dan proses sosialisasi (Larasati dkk, 2019)
Sebagian besar para ODHA mengalami nafsu makan yang menurun disebabkan
karena pengaruh dari obat ARV dan kesulitan dalam menelan akibat infeksi dari jamur
kandidia pada mulut. Edukasi mereka dengan memberikan konseling pemenuhan nutrisi
antara lain cara memenuhi nutrisi sesuai kondisi, memilih bahan makanan yang aman, dan
pemberian makanan tambahan. Anjurkan ODHA untuk memenuhi makanan yang tinggi
kaloritinggi protein, kaya vitamin dan mineral serta cukup air. Batasi makanan yang
menyebabkan mual/muntah mungkin kurang ditoleransi oleh pasien karena luka pada mulut
atau disfagia. Hindari menghidangkan cairan atau makanan 5 yang sangat panas. Sajikan
makanan yang mudah ditelan. Jadwalkan obatobatan diantara makan (jika memungkinkan)
dan batasi pemasukan cairan dengan makanan, kecuali jika cairan memiliki nilai gizi
(Desmawati, 2013)
2. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan secara umum penyakit HIV
AIDS, serta sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa keperatan
BAB II
ISI
1. DEFINISI
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.11 AIDS
adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired berarti didapat,
bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti
kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala
tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem
kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama
lima hingga sepuluh tahun atau lebih.11 HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan
virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan
tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan
tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Karena sistem
kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan
menjadi sangat berbahaya
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama
kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit
dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS
2. ETIOLOGI
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen, dan
sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV adalah limfosit CD
4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini akan
mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di dalam informasi
genetik dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA (ribonucleic acid) menjadi
DNA (deoxyribonucleic acid) menggunakan enzim reverse transcriptase. DNA pro-virus
tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk
membentuk gen virus. Setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri, informasi
genetik virus juga ikut diturunkan
Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan AIDS dapat
bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang yang terinfeksi HIV
akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV dalam 5-10 tahun, meskipun ini bisa
lebih pendek. Waktu antara mendapatkan HIV dan diagnosis AIDS biasanya antara 10–15
tahun, tetapi terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral (ART) dapat memperlambat
perkembangan penyakit dengan mencegah virus bereplikasi dan oleh karena itu mengurangi
jumlah virus dalam darah orang yang terinfeksi (dikenal sebagai 'viral load')
berdasarkan SDKI 2018 yang mungkin muncul pada pasien gagal HIV/AIDS adalah
sebagai berikut:
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Acquired Immunodeficiency Syndroms (AIDS) yang disebabkan oleh infeksi
Humman Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu penyakit yang menyerang sistem
kekebalan baik humoral maupun seluler. Virus termasuk dalam kelompok retrovirus dan
termasuk virus RNA (Darmono, 2009). 3 Menurut Desmawati (2013) Penyebab kelainan
imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV. Retrovirus ditularkan oleh darah
melalui kontak intim dan mempunyai afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus HIV
dapat menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam
tubuh individu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS dapat
disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut, pengobatannya tidak dilakukan dengan standar
medis, tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan lainnya. Obat-obat yang selama
ini digunakan berfungsi menahan perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan
menghilangkan HIV dari dalam tubuh.
Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada adalah
antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan
untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembangbiakan virus. Obat-obatan yang
termasuk antiretroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penyakit menular
menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Kondisi ini semakin buruk dengan
kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang
berbahaya menyerang manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang. Penyakit ini
dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, penularannya tersebut bisa terjadi secara
langsung atau tidak langsung dan juga bisa menular melalui perantara atau penghubung.
Penyakit menular biasanya ditandai dengan adanya penyebab penyakit yang hidup dan bisa
berpindah menyerang inang (penderita)
2. SARAN
Penyakit menular HIV AIDS merupakan penyakit yang harus diwaspadai. Pasalnya,
beberapadari penyakit menular dapat ditularkan melalui udara,dan pada umumnya, penyakit
menular dapat menyebabkan kematian.Olehkarena itu, kita harus menjaga kesehatan tubuh
dengan mengonsumsi vitamin C guna membangun daya tahan tubuh, menjaga kebersihan
diri dan linkungan, memakan makanan yang sehat dan bergzi, dan olahraga yang teratur..
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/1062/3/4.%20BAB%20II.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2269/3/BAB%20II.pdf
http://repository.unjani.ac.id/repository/d239181130c016359d471e2a0d2d64ce.pdf
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-
HIV.pdf