Anda di halaman 1dari 8

Nama : Raden Ardi Purwanto

Nim : PO 71201220051
Prodi : Sarjana Terapan/D4 Keperawatan

PENCEGAHAN PRIMER, SKUNDER DAN TERSIER PADA KASUS HIV


DALAM KONTEKS KELUARGA DAN MASYARAKAT

ABSTRAK
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang
timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama
sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada
tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan data WHO tahun 2019,
terdapat 78% infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik.
Perawat memiliki peran penting dalam mempromosikan kesehatan
masyarakat focus dari promosi kesehatan oleh perawat adalah pencegahan penyakit
dan mengubah prilaku individu. Pencegahan penyakit dibagi menjadi 3, yaitu :
pencegahan primer, pencegahan skunder dan pencegahan tersier.
Program pengendalian HIV tidak cukup hanya dilaksanakan oleh jajaran
kesehatan saja namun harus pula melibatkan sektor lain dan masyarakat atau
komunitas terutama populasi kunci.
A. PENDAHULUAN Development Goals (SDGs). Kasus
Human Immunodeficiency HIV/AIDS di Indonesia terus
Virus (HIV) adalah sejenis virus yang meningkat dari tahun ke tahun selama
menginfeksi sel darah putih yang sebelas tahun terakhir, pada
menyebabkan turunnya kekebalan umumnya di kelompok usia produktif
tubuh manusia. Acquired Immune (20-49 tahun) yaitu sebesar 70-80%.
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah Meskipun cenderung fluktuatif, data
sekumpulan gejala yang timbul kasus HIV AIDS di Indonesia terus
karena turunnya kekebalan tubuh meningkat dari tahun ke tahun.
yang disebabkan infeksi oleh HIV. Selama sebelas tahun terakhir jumlah
HIV dapat ditularkan melalui kasus HIV di Indonesia mencapai
pertukaran berbagai cairan tubuh dari puncaknya pada tahun 2019, yaitu
orang yang terinfeksi, seperti darah, sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan
ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan data WHO tahun 2019, terdapat 78%
vagina. HIV juga dapat ditularkan infeksi HIV baru di regional Asia
dari seorang ibu ke anaknya selama Pasifik. Untuk kasus AIDS tertinggi
kehamilan dan persalinan. Orang selama sebelas tahun terakhir pada
tidak dapat terinfeksi melalui kontak tahun 2013, yaitu 12.214 kasus.
sehari-hari seperti mencium, Berdasarkan data Ditjen P2P
berpelukan, berjabat tangan, atau yang bersumber dari Sistem
berbagi benda pribadi, makanan, atau Informasi HIV, AIDS, dan IMS
air. (SIHA) tahun 2019, laporan triwulan
Salah satu persoalan besar yang 4 menyebutkan bahwa kasus HIV dan
tengah dihadapi seluruh bangsa AIDS pada laki-laki lebih tinggi dari
termasuk bangsa Indonesia adalah perempuan. Kasus HIV tahun 2019
penyebaran virus HIV/AIDS yang sebanyak 64,50% adalah laki-laki,
rata-rata setiap negara terus sedangkan kasus AIDS sebesar
meningkat dan menjadi pekerjaan 68,60% pengidapnya adalah laki-laki.
rumah yang ditinggalkan dari Hal ini sejalan dengan hasil laporan
program Millinium Developmet HIV berdasarkan jenis kelamin sejak
Goals (MDGs) dan selayaknya tetap tahun 2008-2019, dimana persentase
dilanjutkan di era Sustainable
penderita laki-laki selalu lebih tinggi Peningkatan pengendalian penyakit,
dari perempuan. dimana HIV/AIDS menjadi bagian
Pada beberapa tahun terakhir dari arah kebijakan tersebut.
telah tercatat kemajuan dari Komitmen negara juga tertuang
pelaksanaan program pengendalian dalam Rencana Strategis bidang
HIV di Indonesia. Berbagai layanan kesehatan (Renstra Kemenkes RI)
HIV telah berkembang dan jumlah dengan meningkatkan jumlah orang
orang yang memanfaatkannya juga dengan HIV AIDS (ODHA) yang
telah bertambah dengan pesat. mendapatkan pengobatan sebagai
Walaupun data laporan kasus HIV salah satu bentuk upaya pencegahan
dan AIDS yang dikumpulkan dari penularan HIV dan meningkatkan
daerah memiliki keterbatasan, namun kualitas hidup ODHA.
bisa disimpulkan bahwa peningkatan Untuk itu perlunya
yang bermakna dalam jumlah kasus meningkatkan kesadaran dan
HIV yang ditemukan dari tahun 2009 kemampuan keluarga dalam
sampai dengan 2012 berkaitan mencegah penularan baru HIV/AIDS
dengan peningkatan jumlah layanan dan Peningkatan Status dari HIV ke
konseling dan tes HIV (KTHIV) pada AIDS, Meningkatkan kesadaran
periode yang sama. masyarakat dalam meminimalisir
Sejalan dengan target global Stigma dan Diskriminasi pada ODHA
untuk mengakhiri epidemi AIDS pada dan Keluarga ODHA dan Mendorong
tahun 2030, pemerintah bersama munculnya penanggulangan
masyarakat memiliki komitmen yang HIV/AIDS yang terintegrassi
kuat dalam upaya pengendalian ditingkat komunitas.
HIV/AIDS untuk mencapai eliminasi
HIV/AIDS pada tahun 2030. Pada B. TUJUAN
Rencana Pembangunan Jangka Tujuan dari penulisan artikel ini
Menengah Nasional (RPJMN) 2020- adalah untuk mengetahui :
2024, salah satu arah kebijakan dan 1. Upaya pencegahan terhadap kasus
strategi adalah meningkatkan akses HIV,
dan mutu pelayanan kesehatan 2. Upaya pencegahan terhadap kasus
menuju cakupan kesehatan semesta. HIV oleh keluarga,
3. Upaya pencegahan terhadap kasus pengobatan dengan Antiretroviral
HIV oleh Pemerintah. (ARV) untuk menurunkan jumlah
virus HIV di dalam tubuh agar tidak
C. METODE masuk ke dalam stadium AIDS,
Penulisan artikel ini sedangkan penderita AIDS
menggunakan metode deskriptif yang membutuhkan pengobatan ARV
menekankan pada makna daripada untuk mencegah terjadinya infeksi
generalisasi dan keabsahan. Metode oportunistik dengan berbagai
deskriptif adalah pencarian fakta komplikasinya.
dengan interpretasi yang tepat, untuk Cepat lambatnya waktu
membuat deskripsi tentang seseorang yang terinfeksi HIV
pengetahuan masyarakat terhadap menjadi AIDS sekitar 10-15 tahun,
penyebaran penyakit HIV/AIDS namun bervariasi pada setiap
sehingga mendapat gambaran secara individu. Apabila penderita HIV
sistematis, faktual dan akurat dibiarkan tanpa pengobatan, maka
mengenai fakta-fakta yang terjadi di gejala akan timbul sekitar 5-10 tahun,
sekitar masyarakat. Disamping itu bahkan bisa lebih singkat lagi. Oleh
dilakukan dengan memanfaatkan data karena itu penderita HIV harus segera
dari literature, jurnal dan referensi di terapi dengan antiretroviral (ART)
tentang pencegahan penyakit HIV. yang mencegah virus bereplikasi
sehingga memperlambat
D. PEMBAHASAN perkembangan penyakit.
Human Immunodeficiency Faktor risiko HIV/AIDS adalah
Virus (HIV) adalah sejenis virus yang pengguna napza suntik yang
menginfeksi sel darah putih yang menggunakan jarum secara
menyebabkan turunnya kekebalan bergantian, pekerja seks dan
tubuh manusia. Acquired Immune pelanggan, lelaki yang berhubungan
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah seks dengan lelaki, narapidana,
sekumpulan gejala yang timbul pekerja sektor konstruksi, pelaut dan
karena turunnya kekebalan tubuh pekerja di sektor transportasi.
yang disebabkan infeksi oleh HIV. Dalam hal penanggulangan
Penderita HIV memerlukan HIV/AIDS, penyuluhan oleh petugas
kesehatan atau oleh sektor-sektor lain menjelaskan mengenai bahaya
yang terkait biasanya dilakukan kalau penyakit ini, mereka lebih tahu
ada permintaan dari masyarakat. bahaya dari penularan virus
Intervensi dalam pencegahan HIV/AIDS karena mereka hidup
penyebaran HIV/ AIDS menjadi 3 dengan ODHA.
tingkatan intervensi, antaralain: Perawat memiliki peran penting
counseling, advoactive, dan AIDS dalam mempromosikan kesehatan
awareness campaign (penyuluh lewat masyarakat focus dari promosi
berbagai media). Banyak kesehatan oleh perawat adalah
dilaksanakan di lapangan adalah pencegahan penyakit dan mengubah
penyuluhnya melalui ceramah (AIDS prilaku individu. Tujuan dari
awareness). Jenis KIE ( Komunikasi, pencegahan adalah meminimalisirkan
informasi dan Edukasi) hanya kejadian penyakit atau
menyentuh domain kognitif konsekuensinya. Pencegahan
masyarakat umum atau kelompok penyakit dibagi menjadi 3, yaitu :
masyarakat yang dijadikan sasaran pencegahan primer, pencegahan
program. skunder dan pencegahan tersier.
Melalui konseling responden Upaya pencegahan HIV/AIDS dapat
akan mengetahui cara-cara dibagi menjadi 3 yaitu:
menghindari penularan HIV kepada 1. Pencegahan primer, yaitu
orang lain. Mereka juga akan dibantu pencegahan yang dapat dilakukan
untuk dapat menghadapi dan dengan memberikan edukasi yang
menjalani kehidupan secara positif. bertujuan untuk meningkatkan
Jika hasil tes yang didapatkan negatif, pengetahuan tentang HIV/AIDS
VCT tetap dilakukan. Konseling akan melalui penyuluhan, pelatihan
memberikan pengetahuan tentang pada kelompok berisiko tinggi
bagaimana menghindari penularan maupun rendah. Upaya
HIV, memperlakukan seorang peningkatan pengetahuan dan
penyandang HIV, dan menanggulangi pemahaman HIV dilakukan
HIV di masa mendatang. Dalam melalui berbagai media sosial,
kelompok OHIDA, hanya 1 media cetak dan media elektronik,
responden yang tidak dapat kerja sama dengan dunia usaha dan
lintas sektor antar kementerian dan pengendalian HIV/AIDS pada
Lembaga. tahun 2020- 2024 secara nasional
2. Pencegahan sekunder, yaitu yaitu:
pencegahan yang dilakukan 1. Menurunkan infeksi baru HIV;
melalui diagnosis dini dan 2. Menurunkan kematian yang
pemberian pengobatan. Pada diakibatkan oleh AIDS;
HIV/AIDS dapat dilakukan 3. Meniadakan diskriminasi terhadap
dengan melakukan tes darah. ODHA;
3. Pencegahan tersier, dilakukan 4. Menurunkan penularan infeksi
untuk mengurangi komplikasi baru HIV pada bayi.
penyakit yang sudah terjadi. Dalam rangka menuju
Upaya yang dilakukan dalam eliminasi HIV di Indonesia tahun
pencegahan ini adalah dengan 2030 maka ada tiga target dampak
melakukan rehabilitasi atau yang hendak dicapai pada tahun 2024,
penggunaan obat ARV untuk yaitu:
menjaga kondisi penderita agar 1. Infeksi baru HIV berkurang
tidak menjadi semakin buruk. menjadi 0,18 per 1000 penduduk;
Program pengendalian HIV 2. Infeksi baru HIV pada anak
tidak cukup hanya dilaksanakan oleh mencapai kurang dari atau sama
jajaran kesehatan saja namun harus dengan 50/100.000 pada tahun
pula melibatkan sektor lain dan 2022;
masyarakat atau komunitas terutama 3. Infeksi Sifilis menjadi 5,3 per
populasi kunci. Pelibatan ini mulai 1.000 penduduk tidak terinfeksi
dari upaya pencegahan di masyarakat atau penurunan 30% di tahun
hingga perawatan, dukungan dan 2024.
pengobatan, sehingga program
pengendalian HIV tersebut E. KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan upaya kesehatan 1. Kesimpulan
masyarakat dan juga sekaligus upaya Meningkatnya jumlah
kesehatan perorangan. penyandang HIV/AIDS atau
Menteri Kesesehatan R.I Orang Hidup Dengan HIV/ AIDS
mencanangkan program pencegahan (ODHA) memunculkan
pertanyaan substantif pemikir pada 2. Saran
area sosial tentang ODHA yang Untuk mengurangi dampak
dapat hidup di lingkungan yang lebih dalam bagi penyandang
sekitarnya. Hal tersebut diiringi HIV/AIDS perlu ada pencegahan
asumsi bahwa penyandang terhadap keluarga dan individu
HIV/AIDS tidak dapat hidup di dari penularan HIV/AIDS yang
masyarakat akibat pengetahuan salah satu anggotanya adalah
mengenai penyakit ini di ODHA. Mereka, baik ODHA
masyarakat sekitar kurang, karena maupun OHIDA yang hidup
sosialisasi yang diberikan oleh berdampingan dengan penderita
instansi terkait belum memadai. HIV/AIDS, selain harus dapat
Kurangnya sosialisasi pada hidup secara wajar juga harus
masyarakat menyebabkan didukung oleh masyarakat
penyandang HIV/AIDS merasa sekelilingnya. Permasalahan HIV/
semakin terpuruk akibat dijauhi AIDS harus dihadapi secara
masyarakat. Pengetahuan bersama dan terbuka melalui
masyarakat tentang penyebaran kegiatan saling tukar pengalaman,
HIV/AIDS masih rendah, mereka informasi, memberikan dukungan
memiliki ketakutan yang besar kebersamaan dalam mengatasi
terhadap penderita HIV/ AIDS masalah.
karena minimnya pengetahuan
tentang pola penularan HIV/AIDS. Daftar Pustaka
Akibat kurangnya pengetahuan Kementerian Kesehatan RI, (2017),
dan informasi tentang penyebaran Program Pengendalian HIV
penyakit HIV/AIDS, ODHA AIDS dan PIMS Fasilitas
menjadi ancaman di masyarakat. Kesehatan Tingkat Pertama
Mereka mendapatkan perlakuan Salawati Liza dkk, (2021),
diskriminatif dari orang-orang Pencegahan dan pengendalian
disekitarnya. Perlakuan ini HIV/AIDS pada pekerja
dilakukan oleh keluarga, konstruksi menuju eliminasi
lingkungan masyarakat, bahkan HIV di Indonesia tahun 2030,
petugas kesehatan.
Jakarta : Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala Volume 21
Soetji Andari, (2015), Jurnal PKS Vol
14 No 2, Jakarta : Jurnal PKS
Vol 14 No 2
Yusuf Efendi, S.Kep.Ns, Ainul
Mufidah, S.Kep.Ns, (2018),
Gerakan Masyarakat Peduli
HIV/AIDS (GeMas
HIV/AIDS), Jakarta : Jurnal
Humanis : Jurnal Pengabdian
Masyarakat STIKes ICsada
Bojonegoro Vol 1, No 2

Anda mungkin juga menyukai