Anda di halaman 1dari 20

HIV

Tugas Kelompok!
Anggota :
• Fadia Sri Pohaci 6121039.
• Lenisa Fitriani 6121014.
• Bunga Rahma 6121038.

/ AIDS • Dhia Syakira 6121040.


• Aldila Suci 6121112.
• Elmira Aprilia 6121044.
• Riang sahla 6121060.
• Arti Septiani 6121009.
Definisi HIV / AIDS

Infeksi human immunodeficiency virus (hiv) adalah suatu spektrum


penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer,
dengan atau tanpa sindrom akut , stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut.
acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dapat di artikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV, dan merupakan tahap akhir .

HIV adalah suatu spektrum penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan


tubuh yang meliputi infrksi primer,dengan atau sindrom akut, stadium
asimtomatik,hingga stadium lanjut , dan aids merupakan tahap akhir dari
infeksi hiv.
ESTIMASI HIV
Berdasarkan estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus baru HIV (Human
Immunodeficiency Virus) di seluruh dunia hampir 1,5 juta kasus pada 2020. Afrika tercatat
sebagai kawasan yang memiliki jumlah kasus baru HIV tertinggi, yakni 880 ribu kasus.
Dilihat menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki pengidap HIV lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Jumlah laki-laki yang mengidap HIV pada 2020 tercatat sebesar 660 ribu,
sementara perempuan sebesar 640 ribu.

Kasus HIV pada kelompok usia 15 tahun ke atas sebesar 1,3 juta kasus. Adapun pada kelompok
usia anak-anak 15 tahun ke bawah sebesar 150 ribu kasus.

Menurut estimasi WHO, sebanyak 680 ribu orang meninggal karena HIV pada 2020. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 99 ribu merupakan anak di bawah 15 tahun dan 580 ribu dewasa di
atas 15 tahun
Cara Pencegahan
HIV
Cara Pencegahan HIV-AIDS

1. Pencegahan Penularan Lewat Hubungan Seksual.


a. Hubungan seks monogami merupakan hal yang paling aman jika suami-istri tidak ada yang terinfeksi.
b. Hubungan seks yang ilegal atau di luar nikah meningkatkan risiko HIV-AIDS.
c. Jangan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak diketahui kondisi kesehatannya.

2. Pencegahan Penularan Non-Seksual.


a. Kelompok risiko tinggi tidak diperbolehkan menjadi donor darah, donor organ, atau jaringan untuk
transplantasi.
b. Pengguaan obat intra vena yang ilegal meningkatkan risiko,hindari narkotika, psikotropika, zat aditif
(NAFZA) dan mabuk-mabukan.
c. Pemakaian jarum suntik dan alat lainnya (akupuntur, tato, tindik, salon) harus dijamin sterilitasnya.
Tujuan Penanggulangan
HIV
1. Tujuan mum penanggulangan HIV dan AIDS

Mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidupODHA serta mengurangi dampak
sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDSpada individu, keluarga dan masyarakat.

2.Tujuan Khusus Penanggulangan HIV dan AIDS

1. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan menciptakansuasana kondusif untuk mendukung upaya
penanggulangan HIV danAIDS, dengan menitikberatkan pencegahan pada sub-populasiberperilaku resiko
tinggi dan lingkungannya dengan tetapmemperhatikan sub-populasi lainnya.

2. Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan,pengobatan, dan dukungan kepada ODHA yang
Terintegrasi dengan upaya pencegahan.
3. Meningkatkan peran serta remaja, perempuan, keluarga danmasyarakat umum termasuk
ODHA dalam berbagai
upayapenanggulangan HIV dan AIDS.

4. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara


lembagapemerintah, LSM, sektor swasta dan dunia usaha, organisasi profesi,dan mitra
internasional di pusat dan di daerah untuk meningkatkanrespons nasional terhadap HIV dan
AIDS.

5. Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan daerah serta inisiatifdalam


penanggulangan HIV dan AIDS
Faktor yang
mempengaruhi
HIV
HIV biasanya ditularkan melalui hubungan seks dengan orang
yang mengidap virus itu, dan terdapat kontak langsung dengan
darah atau produk darah dan cairan tubuh lainnya.
Pada wanita virus mungkin masuk melalui luka atau lecet pada
mulut rahim atau vagina.
Begitu pula virus memasuki aliran darah pria jika pada
genitalnya ada luka atau lecet. Hubungan seks melalui dubur
berisiko tinggi untuk terinfeksi, namun juga melalui vagina dan
oral.
HIV dapat juga ditularkan melalui kontak langsung darah dengan darah, seperti jarum suntik
(pecandu obat narkotik suntikan), transfusi darah/ produk darah, ibu hamil ke bayi saat
melahirkan, pisau cukur, dan sikat gigi.

Tidak ada bukti penularan melalui kontak sehari-hari seperti berjabatan tangan, mencium, gelas
bekas dipakai penderita, handuk, atau melalui closet umum, karena virus ini sangat rapuh.
Kelompok berisiko tinggi terhadap HIV-AIDS adalah homoseks, pecandu obat narkotika suntik,
hemofilia, transfusi darah, anak dari ibu HIV (+), perawat, karyawan di laboratorium klinik, dan
wanita tunasusila (WTS). Untuk menilai apakah seseorang telah terkena HIV maka diadakan uji
antibodi HIV.
Mekanisme Penuralan HIV
Wanita yang mengidap HIV dapat menularkan penyakit ini pada janin di dalam
kandungan melalui aliran darah yang masuk ke tubuh bayi. Kemungkinan besar
ini terjadi pada minggu terakhir kehamilan atau selama persalinan. Selain darah,
bayi juga dapat terminum cairan yang sudah terkandung virus HIV. Penularan
juga dapat terjadi melalui plasenta saat pertukaran asupan makanan terjadi.

Pada kebanyakan kasus, HIV tidak dapat melewati plasenta yang


menghubungkan sang ibu ke bayi apabila sang ibu sehat. Plasenta dapat
membantu untuk memberikan perlindungan bagi bayi yang sedang berkembang.
Faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan perlindungan plasenta
terhadap infeksi adalah telah terjadinya infeksi di dalam rahim, infeksi HIV tahap
lanjut, serta malnutrisi.
Strategi Pencegahan Dan
Penanggulangan HIV
Strategi Nasional Pengendalian HIV dan AIDS (1994) merupakan
respon yang sangat penting pada periode tersebut, dimana KPA telah
mengkoordinasikan upaya pengendalian baik yang dilaksanakan
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta sektor lainnya.
Sementara itu bantuan dari luar negeri baik bantuan bilateral maupun
multilateral mulai berperan meningkatkan upaya pengendalian di berbagai
level.

Strategi Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS.


Untuk mencapai tujuan program, maka ditetapkan strategi sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan memperkuat kebijakan dan kepemilikan program


melaluig regulasi, standarisasi layanan program, mobilisasi dan harmonisasi
sumber daya dan lokasi pembiayaan.
2. Meningkatkan dan memperkuat sistem kesehatan dan manajemen
program, melalui peningkatan kapasitas program, pengembangan SDM
program yang profesional, manajemen logistik, kegiatan Monitoring dan Evaluasi
(ME)program dan promosi program.

3. Meningkatkan dan menguatkan sistem informasi strategis


melaluipengembangan kegiatan surveilans generasi kedua, penelitian
operasionaluntuk memperoleh data dan informasi bagi pengembangan
programpengendalian HIV dan AIDS.

4. Memberdayakan ODHA dan masyarakat dalam upaya


pencegahan,perawatan, dukungan, pengobatan dan upaya kegiatan
program lainnya.
Program Pelayanan HIV
Upaya pencegahan penularan hiv dari ibu ke anak telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
2004, khususnya didaerah dengan tingkat epidemi HIV tinggi. PPIA merupakan bagian dari
upaya pengendalian HIV-AIDS dan IMS lainnya melalui pelayanan KIA.Pada saat itu, upaya
yang dilakukan terfokus pada penyusunan pedoman nasional, penyusunan modul pelatihan,
pelatihan PPIA, pembentukan jejaring
• Poskesdes :
Pos Kesehatan Desa
pelayanan dan memulai pembenahan sistem pencatatan dan pelaporan. Pada waktu itu
pemeriksaan
• Posyandu :
Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu
PPPKMI :
Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia
PPIA, serta kurangnya perhatian dan dukungan dari pengelola program, maka pengembangan
program
• PUS : Pasangan Usia Subur
berjalan lambat. Hingga akhir tahun 2011 baru terdapat 94 layanan PPIA (Kemenkes, 2011), yang
baru.
• Puskesmas Keliling
menjangkau sekitar 7% dari perkiraan jumlah ibu hamil yang memerlukan layanan PPIA. Untuk
perluasan jangkauan dan akses layanan bagi masyarakat, Program PPIA juga dilaksanakan oleh
beberapa
lembaga masyarakat.
Intervensi Yang dilakukan pada pasien
HIV /AIDS

01
Intervensi penggunaan obat 03
antiretroviral untuk Intervensi pendidikan kesehatan tentang
mrngurangi infeksi HIV HIV/AIDS , pencegahan HIV/AIDS untuk
baru mengurangi penularan angka HIV/AIDS ,
04
02
Peningkatan pengetahuan HIV, dan
kepatuhan minum obat penderita HIV

Intervensi pengaruh dukungan


Intervensi biaya konseling
sosial pada kualitas hidup
HIV untuk menemukan bahwa
untuk meningkatkan kualitas
komposisi biaya serupa di
semua tingkat perawatan hidup ODHA
e ri
TKasihm a

Anda mungkin juga menyukai