Dosen Pembimbing:
Dr. Fatmah Afrianty Gobel, SKM.,M.Epid.
Oleh:
Nur Fadillah Faizal 14120200008
Putri Khairunisyah 14120200013
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah Epidemiologi Napza dan HIV/AIDS yang telah
memberikan tugas kepada kami.
Makalah tentang “Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia” ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan beberapa pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa ada kekurangan dari
segi penyusun bahasa maupun lainnya.
Oleh karena itu, kami selaku penulis dapat menerima ktirik dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini. kami berharap semoga dari makalah ini dapat mengambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan insiprasi kepada pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang terjadi di kalangan masyarakat
yang belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif untuk pencegahan HIV/AIDS
hingga saat ini. Secara global terdapat 36 juta orang dengan HIV di seluruh dunia, di
Asia Selatan dan Tenggara terdapat kurang lebih 5 juta orang dengan HIV. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia
Tenggara, dengan estimasi peningkatan angka kejadian infeksi HIV lebih dari 36%.
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia bertumbuh paling cepat di antara negara-negara di
Asia (UNAIDS, 2014).
Faktor resiko penularan HIV/AIDS sampai tahun 2015 terjadi pada heteroseksual
(84,7%), IDU (5,7%), homoseksual (4,7%), perinatal (4,6%) dan transfusi
(0,1%).Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus HIV/AIDS didapatkan
tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0%), 30-39 tahun (29,4%), 40-49 tahun (11,8%),
50-59 tahun (3,9%) kemudian 15-19 tahun (3%). Saat ini HIV/AIDS menginfeksi
secara besar berjenis kelamin perempuan, secara kumulatif sampai tahun 2015
terdapat 61,5% dan laki-laki 38,50% (Kemenkes RI, 2011).
2. Rumusan Masalah
Menjelaskan upaya pencegahan HIV/AIDS
Mengetahui sasaran dan ruang lingkup penanggulangan HIV/AIDS
Memahami populasi kunci dan kelompok resiko tinggi target pencegahan
HIV/AIDS
Mengetahui peran budies dalam pendampingan ODHA
BAB II
PEMBAHASAN
1. Upaya Pencegahan HIV/AIDS
Upaya pencegahan HIV-AIDS meliputi: pencegahan primer dilakukan dengan
memberikan edukasi pada kelompok risiko tinggi maupun rendah; pencegahan
sekunder dan pencegahan tersier yang ditujukan kepada para penderita untuk
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius (Wirahayu & Satyabakti, 2014).
Dijabarkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS terdiri dari:
1) promosi kesehatan,
2) pencegahan penularan HIV,
3) pemeriksaan diagnosis HIV,
4) pengobatan, perawatan dan dukungan; dan 5) rehabilitasi (Wicaksono, 2015).
Upaya pencegahan juga dilakukan dengan meningkatkan keterampilan (skill)
dan pengetahuan (knowledge) dengan cara atau metode yang sesuai dengan
kepercayaan dan budaya masyarakat setempat. Pencegahan dilakukan kepada
kelompok-kelompok masyarakat sesuai dengan perilaku kelompok dan potensi
ancaman yang dihadapi. Kegiatan-kegiatan dari pencegahan dalam bentuk
penyuluhan, promosi hidup sehat, pendidikan sampai kepada cara menggunakan alat
pencegahan yang dikemas sesuai dengan sasaran upaya pencegahan. pencegahan
dibedakan berdasarkan kelompok-kelompok sasaran sebagai berikut:
Kelompok tertular (infected people)
Kelompok tertular adalah mereka yang sudah terinfeksi HIV. Pencegahan
ditujukan untuk menghambat lajunya perkembangan HIV, memelihara
produktifitas individu dan meningkatkan kualitas hidup.
Kelompok berisiko tertular atau rawan tertular (high-risk people)
Kelompok berisiko tertular adalah mereka yang berperilaku sedemikian
rupa sehingga sangat berisiko untuk tertular HIV. Dalam kelompok ini
termasuk penjaja seks baik perempuan maupun laki-laki, pelanggan penjaja
seks, penyalahguna napza suntik dan pasangannya, waria penjaja seks dan
pelanggannya serta lelaki suka lelaki. Karena kekhususannya, narapidana
termasuk dalam kelompok ini. Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan
untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman.
Kelompok rentan (vulnerable people)
Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat yang karena lingkup
pekerjaan, lingkungan, ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang
rendah dan status kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan
HIV. Termasuk dalam kelompok rentan adalah orang dengan mobilitas tinggi
baik sipil maupun militer, perempuan, remaja, anak jalanan, pengungsi, ibu
hamil, penerima transfusi darah dan petugas pelayanan kesehatan.
Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan agar tidak melakukan kegiatan-
kegiatan yang berisiko tertular HIV. (Menghambat menuju kelompok
berisiko).
Masyarakat Umum (general population)
Masyarakat umum adalah mereka yang tidak termasuk dalam ketiga
kelompok terdahulu. Pencegahan ditujukan untuk peningkatkan kewaspadaan,
kepedulian dan keterlibatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV dan AIDS di lingkungannya (KPAN, 2007).
b. Pencegahan
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi pada penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan terhadap
setiap pola transmisi penularan HIV pada populasi rawan risiko.
Rehabilitasi pada penanggulangan HIV dan AIDS ditujukan untuk
mengembalikan kualitas hidup sehingga menjadi produktif secara ekonomis
dan sosial. Serta pemerintah Provinsi dapat membuat rumah singgah bagi
penderita HIV dan AIDS dalam upaya rehabilitasi.