Anda di halaman 1dari 14

PRE PLANNING STIGMA JENIS PENCEGAHAN HIV DAN

AIDS
Dosen Pengampu : Wahyu Riniasih. S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Alfionita Pramudya W. (2001002)


2. Nisa Aulia A. (2001026)
3. Nurul Fajriana N. (2001028)
4. Septi Marcelia (2001036)
5. Zinedine E. Ahmadeta (2001046)

FAKULTAS ILMU SAINS DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUUR

PURWODADI

2022
PRE-PLANNING

A. LATAR BELAKANG
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) memperkirakan orang
yang hidup dengan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) di
Indonesia mencapai 543.100 jiwa pada tahun 2020.
Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS saat ini menunjukkan
belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat
tentang HIV/AIDS. Kondisi ini membuktikan buruknya tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap HIV/AIDS.
Pemahaman yang kurang tepat tentang HIV/AIDS di masyarakat
perlu diminimalkan agar penanganan HIV/AIDS dengan cara memerangi
pasien HIV/AIDS tetapi memerangi terjadinya cara penyebaran penularan
virus HIV. Dengan demikian fokus penanggulangannya ditujukan pada
upaya preventif/ pencegahan. Upaya ini harus didukung dengan
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat termasuk keluarga pasien
yang menunjang tindakan pencegahan tersebut. Kondisi ini diperlukan
terutama ketika merawat pasien dan mendampingi pasien selama
perawatan berlangsung. Namun, seperti yang dikemukakan oleh Herek &
Capitanio bahwa pengetahuan dan pandangan masyarakat sering menjadi
kendala pemberian dukungan pada pasien karena pengetahuan yang salah.
Pengetahuan yang salah bukan satu-satunya faktor yang dapat
mengakibatkan kurangnya perhatian masyarakat terhadap penanganan
pasien HIV/AIDS, akan tetapi juga dimungkinkan karena adanya faktor
lain sebagai dampak dari pengetahuan yang kurang yaitu stigma yang
pertama kali ditemukan di masyarakat Amerika. Stigma ini diasumsikan
dapat terjadi di bagian belahan dunia manapun (Herek, et.al.,). Penelitian
ini akan mengidentifikasi stigma terhadap pasien HIV/AIDS terutama
yang terjadi di Indonesia khususnya yang dirasakan oleh pasien dan
keluarga di lingkungannya.
B. PENGERTIAN HIV & AIDS
Menurut Dirjen P2PL RI Penyakit Human Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh
(limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia dan
membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari
berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian.

Menurut Nursalam Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah


virus yang menyebabkan kerusakan sistem imun dan menghancurkannya.
HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang sehingga
menyebabkan timbulnya tanda & gejala AIDS.

Menurut Depkes RI Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat virus HIV.

Menurut Setiati (2015) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus Human Immunodeficiency Virus
(HIV) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir
dari infeksi HIV.

C. TUJUAN STIGMA JENIS PENCEGAHAN HIV & AIDS

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan jenis pencegahan


terhadap stigma HIV AIDS di lingkungan kampus.

STIGMA JENIS PENCEGAHAN


Stigma terhadap ODHA adalah suatu sifat yang menghubungkan
seseorang yang terinfeksi HIV dengan nilai-nilai negatif yang diberikan
oleh mereka (masyarakat). Stigma membuat ODHA diperlakukan secara
berbeda dengan orang lain. Diskriminasi terkait HIV adalah suatu tindakan
yang tidak adil pada seseorang yang secara nyata atau diduga mengidap
HIV.

Stigma merupakan penghalang terbesar dalam pencegahan


penularan dan pengobatan HIV. Selain itu, stigma terhadap ODHA juga
menyebabkan orang yang memiliki gejala atau diduga menderita HIV
enggan melakukan tes untuk mengetahui status HIV karena apabila
hasilnya positif, mereka takut akan ditolak oleh keluarga dan khususnya
oleh pasangan. Munculnya stigma di masyarakat juga merupakan salah
satu kendala yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS.

Bentuk stigma di antaranya tidak bersedia makan makanan yang


disediakan atau dijual oleh ODHA, tidak membolehkan anaknya bermain
bersama dengan anak HIV, tidak mau menggunakan toilet bersama dengan
ODHA, bahkan menolak untuk tinggal dekat dengan orang yang
menunjukkan gejala HIV/AIDS. Apabila terdapat ODHA dalam keluarga,
mereka merasa takut untuk tidur bersama dengan ODHA dan tidak
bersedia merawat seperti menyiapkan makanan dan membersihkan
peralatan makan, serta duduk dekat dengan orang-orang terinfeksi HIV
yang tidak menunjukkan gejala sakit.

D. CARA MENGHINDARI STIGMA


Untuk menhilangkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS
adalah memahami HIV/AIDS itu sendiri, seperti mengetahui bahwa virus
HIV hanya dapat etrtular melalui cairan tubuh seperti darah, cairan pada
organ reproduksi, dan ASI. Untu menjaga keamanan, petugas kesehatan
wajib menggunakan APD atau alat pelindung diri yang sesuai dengan
standar saat melakukan tindakan yang berhubungan dengan cairan tubuh
pasien dengan HIV/AIDS, seperti mengambil darah pasien.
Selain itu, penting untuk menjaga komunikasi yang baik terhadap
orang dengan HIV/AIDS. Salah satu caranya adalah menanggapi dengan
sewajarnya dan tidak memberikan komentar negative atau seakan
memandang rendah.
E. JENIS STIGMA HIV/AIDS
Stigma terhadap ODHA memiliki dua jenis yaitu stigma yang
berasal dari dalam diri sendiri dan yang berasal dari luar diri. Stigma dari
dalam muncul dari rasa ketkutan dalam diri ODHA dan juga hasil dari
internalisasi stigma dari luar. Stigma dari luar diterima ODHA penasun
dalam bentuk diskriminasi, intimidasi, dan pembiaran. Sebagai kesimpulan
ODHA penasun yang merasa terstigma akan mengurangi kemungkinan
untuk mencari bantuan, menunda pengobatan atau memilih mengakhiri
pengobatan. Kepercayaan diri ODHA penasun untuk mengatasi masalah
adiksi mereka juga akan berkurang akibat stigma yang mereka dapat.
F. PENATALAKSANAAN STIGMA
Stigma terhadap ODHA dapat diatasi dengan berbagai cara, yaitu:
memberikan pendidikan kesehatan, untuk peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang HIV dan AIDS, meningkatkan dukungan
meningkatkan peran serta dukungan teman sebaya, keluarga dan
masyarakat. Peran dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama sebagai
kelompok masyarakat yang disegani, ditengarai dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat. Salah satu caranya adalah melalui forum dialog yang
difasilitasi untuk mendukung upaya pengurangan stigma dan diskriminasi
terhadap ODHA.

G. CARA PENCEGAHAN STIGMA HIV/AIDS


Berikut adalah cara pencegahan virus HIV diantaranya adalah :

1. Untuk mencegah penyebaran virus HIV adalah dengan melakukan


hubungan seks secara aman, yaitu hubungan seks setelah menikah dan
tidak pernah berbagi jarum suntik atau peralatan menyuntik atau apapun
yang dapat menyebabkan berpindahnya virus HIV. Orang yang sering
melakukan hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan memiliki
resiko terinfeksi terkena HIV.
2. Pencegahan HIV selain tidak berganti ganti pasangan adalah dengan
mengkonsumsi obat yang dihasilkan oleh para peneliti untuk bertahan dan
memiliki waktu lebih lama, mengingat virus HIV adalah virus yang sangat
berbahaya, maka kita harus bisa melindungi diri agar tidak terinfeksi virus
HIV.
3. menggunakan pelindung tangan jika Anda harus merawat penderita AIDS.
Pelindung tangan akan melindungi Anda dari virus yang terdapat pada
darah, muntah atau urin. Hal ini pada umumnya dianjurkan kepada para
petugas medis.
4. Cara menghindari virus HIV salah satunya jika Anda memiliki luka maka
pastikan untuk selalu menutup luka dengan perban atau bahan lain yang
aman untuk melindungi dari infeksi HIV.
5. Tidak menggunakan produk-produk yang memungkinkan kontak darah
dengan penderita seperti sikat gigi, pisau cukur dan peralatan lain.
6. Cara terakhir adalah dengan semua jenis perlengkapan kesehatan yang
digunakan untuk kontak fisik dengan penderita.

H. METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan tentang stigma


jenis pencegahan HIV AIDS di lingkungan kampus, antara lain :

a. Ceramah
b. Diskusi

I. SASARAN DAN TARGET

Sasaran dan target pada kegiatan pendidikan kesehatan tentang stigma


jenis pencegahan HIV AIDS di lingkungan kampus adalah :
1. Sasaran : Tenaga Kesehatan dan Mahasiswa kampus AN-NUUR
2. Target : Tenaga Kesehatan dan Mahasiswa kampus AN-NUUR

J. STRATEGI PELAKSANAAN
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang stigma jenis pencegahan
HIV AIDS akan di laksanakan pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 18 Maret 2022

Waktu : 09.00 – 10.00

Tempat : Lab Universitas An-Nuur.

K. MEDIA DAN ALAT BANTU

Media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan tentang


stigma jenis pencegahan HIV AIDS, alat yang digunakan antara lain :

1. Laptop
2. LCD
3. Pengeras Suara

Media : Leaflet dan Lembar Balik.

L. SETTING TEMPAT

Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan tentang stigma jenis


pencegahan HIV AIDS pada mahasiswa sebagai tempat pendidikan
kesehatan. Berikut setting tempat penkes :

U Keterangan :

: Tenaga Kesehatan dan


mahasiswa

: Penyaji

S : Media
M. PERORGANISASIAN DAN SUSUNAN KEGIATAN
A. PERORGANISASIAN
a. Penyaji : Zinedine Enzo Ahmadeta memiliki tugas;
1) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan
2) Memimpin jalannya kegiatan PkM
3) Mengurus perijinan kegiatan PkM
4) Menjadi penyaji utama dalam pelaksanaan kegiatan PkM
b. Fasilitator :Alfionita Pramudya memiliki tugas;
1) Mendampingi ketua PkM dalam melaksanakan perijinan
2) Membantu dan memfasilitasi seluruh kesiapan pelaksanaan
kegiatan Pkm meliputi tempat, sarana dan prasarana
penunjang lainnya
3) Menjadi fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan PkM

B. SUSUNAN KEGIATAN
Kegiatan

Tahap waktu Penyajian Mahasiswa

Orientasi 5 1. Memberikan salam 1.Mejawab salam


2. Memperkenalkan diri
(pembukaan) Menit 2.Saling berkenalan
3. Menyampaikan maksud dan
tujuan 3.Memperhatikan

4. Menjelaskan proses belajar penjelasan

mengajar 4.Memperhatikan
5. Kontrak waktu Apersepsi
5.Menyetujui

6.Menjawab dan
menyampaikan apa
yang diketahui
Tahap Kerja 20 Menjelaskan materi tentang: Memperhatikan
(penyampaia menit penjelasan penyaji
1. Pengertian HIV AIDS
n materi)
2. Tujuan Stigma Jenis Pencegahan
HIV AIDS
3. Cara pencegahan HIV AIDS

Tahap 20 Menjelaskan dan memandu cara Tenaga kesehatan dan


demostrasi menit Pencegahan HIV AIDS pada mahasiswa pasien dapat melakukan
dengan benar dengan baik dan benar

Terminasi 15 1. Mengevaluasi materi yang telah 1. Menjawab


menit disampaikan dengan pertanyaan pertanyaan
(penutup)
2. Memberikan reinforcement positif 2. Bersorak
3. Menyimpulkan hasil penkes 3. Memperhatikan
4. Memberikan rencana tindak lanjut 4. Menyepakati
Salam penutup 5. Menjawab salam
A. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
No Evaluasi Ada Tidak
1 Mempersiapkan pre-planning sebelum kegiatan
dilaksanakan
2 Perijinan dan surat tugas sudah disiapkan

Tempat kegiatan telah disiapkan dan disetting sesuai


3
dengan pre-planning

Sarana dan prasarana penunjang telah disiapkan


4
Mempersiapkan peserta sesuai dengan waktu yang
5 telah direncanakan

2. Evaluasi proses

No Evaluasi Ada Tidak

1 Pelaksanaan sesuai dengan pre planning

2 Waktu sesuai dengan yang telah direncanakan

3 Peserta yang hadir sesuai dengan rencana

4 Media dapat digunakan secara efektif

3. Evaluasi akhir

No Pertanyaan Jawaban B S
1 Apa yang dimaksud Menurut Nursalam (2011)
dengan HIV AIDS ? Human Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah virus yang
menyebabkan kerusakan sistem imun
dan menghancurkannya. HIV
menginfeksi tubuh dengan periode
inkubasi yang panjang sehingga
menyebabkan timbulnya tanda &
gejala AIDS.

Menurut Setiati (2015) Acquired


Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
adalah kumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
virus Human Immunodeficiency Virus
(HIV) yang termasuk famili
retroviridae. AIDS merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV.

2 Apa tujuan dari Stigma Untuk mengetahui hubungan


Jenis Pencegahan HIV pengetahuan dan jenis pencegahan
AIDS ? terhadap stigma HIV AIDS di
lingkungan kampus.
3 Sebutkan Apa saja 1. Untuk mencegah penyebaran
pencegahan HIV AIDS? virus HIV adalah dengan
melakukanhubungan seks
secara aman, yaitu hubungan
seks setelah menikah dan
tidak pernah berbagi jarum
suntik atau peralatan
menyuntik atau apapun yang
dapat menyebabkan
berpindahnya virus HIV.
Orang yang sering melakukan
hubungan seks dengan
bergonta ganti pasangan
memiliki resiko terinfeksi
terkena HIV.

2. Pencegahan HIV selain tidak


berganti ganti pasangan
adalah dengan mengkonsumsi
obat yang dihasilkan oleh
para peneliti untuk bertahan
dan memiliki waktu lebih
lama, mengingat virus HIV
adalah virus yang sangat
berbahaya, maka kita harus
bisa melindungi diri agar
tidak terinfeksi virus HIV.

3. menggunakan pelindung
tangan jika Anda harus
merawat penderita AIDS.
Pelindung tangan akan
melindungi Anda dari virus
yang terdapat pada darah,
muntah atau urin. Hal ini pada
umumnya dianjurkan kepada
para petugas medis.

4. Cara menghindari virus HIV


salah satunya jika Anda
memiliki luka maka pastikan
untuk selalu menutup luka
dengan perban atau bahan lain
yang aman untuk melindungi
dari infeksi HIV.

5. Tidak menggunakan produk-


produk yang memungkinkan
kontak darah dengan
penderita seperti sikat gigi,
pisau cukur dan peralatan
lain.

6. Cara terakhir adalah dengan


semua jenis perlengkapan
kesehatan yang digunakan
untuk kontak fisik dengan
penderita.

Standar Evaluasi hasil :

Sangat berhasil : jika mampu menjawab secara benar 4 pertanyaan

Berhasil : jika mampu menjawab secara benar 2-3 pertanyaan

Tidak berhasil : jika mampu menjawab secara benar 1 pertanyaan

DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Mahwar Qurbaniah. 2017. Infeksi Menular Seksualitas : Buku Ajar. UM
Pontianak Press.
Dirjen P2P Kemenkes RI. 2017.
Edi, Firman. 2020. Cara Pencegahan HIV.
http://tribratanews.kepri.polri.go.id/2020/02/04/cara-
pencegahan-hiv/.
Handayani, Verury Verona. 2020. Pergaulan Seks Bebas Bisa Tularkan HIV, Ini
Penjelasannya. https://www.halodoc.com/artikel/pergaulan-
seks-bebas-bisa-tularkan-hiv-ini-penjelasannya .
Hermawati P. Hubungan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat
dengan interaksi sosial pada ODH [tesis]. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2011.
https://dokteraids.com/cara-penularan-aids
http://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/stikes/article/view/415
https://osf.io/7j63d
https://rsjmenur.jatimprov.go.id/post/2020-07-28/stigma-mitos-dan-fakta-hiv-aids
http://psikovidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/psikovidya/article/view/98/87
https://patikab.go.id/v2/id/2015/01/26/pengertian-gejalan-dan-cara-pencegahan-
hivaids/
http://katamedia.co/2019/02/19/5-definisi-hiv-aids-menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai