“HIV/AIDS”
Kelompok 1:
Mata Kuliah:
PROMOSI KESEHATAN
Dosen Pengajar:
Achmad Rizal SKM., M.Kes
4C REGULER BANJARMASIN
C. SAP HIV/AIDS
PENCEGAHAN HIV/AIDS
Waktu:-
Tempat:-
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU) setelah diberi penyuluhan, siswa mampu memehami
tentang HIV/AIDS.
1. Pengertian HIV/AIDS.
2. Gejala HIV/AIDS.
3. Penularan HIV/AIDS.
4. Pencegahan HIV/AIDS.
V. Susunan Acara
VI. Evaluasi
VII. Materi
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya
tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
(Acquired immune deficiency syndrome atau AIDS adalah tahapan akhir dari penyakit
infeksi human immunodeficiency virus (HIV). AIDS merupakan sindrom atau kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.
2. Gejala HIV/AIDS
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu
bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik,
gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak
kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah
memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh
melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis,
pneumonia, atau toksoplasmosis otak.
3. Penularan HIV/AIDS
a. Penularan melalui darah, air mani dan air susu ibu (ASI)
d. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
menggunakan alat pengaman diri yang cukup
c. Air liur
4. Pencegahan HIV/AIDS
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan
penularan HIV:
Cara penularan HIV pada ibu dan janin ini terjadi melalui tali plasenta. Selain melalui tali
plasenta, penyebab HIV pada bayi pun dapat terjadi ketika masa persalinan. Secara tidak
sengaja maupun sengaja, darah atau cairan tertentu yang dimiliki ibu positif HIV dapat masuk
ke dalam tubuh bayi.
Alat suntik pun dapat menjadi penyebab HIV/AIDS menular. Pasalnya, cairan tubuh dapat
tersisa di dalam jarum suntik. Makanya, sanitasi jarum suntik perlu diperhatikan. Bahkan,
kegiatan medis maupun sejenis yang membutuhkan alat ini harus menggunakan jarum suntik
yang baru, bukan bekas.
Penularan HIV juga dapat terjadi lewat pemberian Air Susu Ibu (ASI). Sama halnya dengan
faktor penularan HIV secara biologis antara ibu-anak melalui tali plasenta, faktor pemberian
ASI ini berlaku sama karena adanya pemberian cairan. Selain itu, kondisi tertentu pun dapat
terjadi. Contohnya, kondisi kesehatan bayi sedang turun, imun bayi sedang melemah, luka di
sekitar putih payudara ibu, dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian medis, risiko
penularan HIV lewat ASI terjadi dengan perbandingan 3:100 per tahunnya. Dengan kata lain,
setiap tahunnya, 3 dari 100 anak memiliki risiko terkena HIV lewat ASI
Sesuai ragam jenis penyakitnya, yakni penyakit penularan seks, AIDS mudah ditularkan
melalui hubungan seksual. Adanya kontak terhadap sperma dan cairan vagina akan
meningkatkan risiko penularan virus HIV. Juga, kegiatan seks oral pun termasuk pada kasus
ini. Memang, masalah semacam ini dapat diatasi dengan alat kontrasepsi, tetapi risiko lainnya
masih ada. Salah satunya, yaitu luka pada area kelamin.
HIV/AIDS telah berkembang menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar dan penting
di seluruh Indonesia. Masalah kesehatan penyakit HIV/AIDS terus terjadi di masyarakat
dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS. Pemahaman
masyarakat terhadap penyakit ini sering kali tercampur aduk oleh mitos-mitos, seperti
beranggapan bahwa penyakit ini adalah penyakit kotor, gejala yang timbul pada penderita
HIV/AIDS sangat cepat serta membuat penderitanya meninggal dunia. Cepatnya penyebaran
HIV/AIDS di Indonesia karena kurangnya pendidikan seks, ketimpangan jender, dan
maraknya kasus narkotika serta obat-obat terlarang.
Penderita HIV/AIDS (ODHA) merasakan masalah kesehatan baik secara fisik maupun psikis,
yang diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah Fisik
a) Timbulnya berbagai penyakit seperti diare, kanker, infeksi saluran pernapasan dan
peradangan, misalnya paru-paru, telinga, hidung dan tenggorokan.
b) Terjadi penurunan berat badan secara berlebihan.
c) Penampilan berubah secara drastis.
d) Kondisi badan lesu/lemah.
2. Masalah Psikis
a) Mereka menjadi down, tidak stabil, ketakutan, putus asa, dan merasa bersalah atau
berdosa.
b) Menjadi stres
c) Merasa tidak bertenaga dan kehilangan kontrol.
d) Kebingungan sehingga tidak mengerti apa yang harus diperbuat.
e) Mengalami perubahan kepribadian, kehilangan ingatan, depresi serta kecemasan dan
ketakutan.
F. Upaya Mengembangkan Pendidikan Kesehatan HIV/AIDS Pada Promosi Kesehatan
Pendidikan HIV/AIDS tidak hanya diberikan melalui sekolah atau pendidikan formal saja,
akan tetapi bisa dilakukan oleh setiap orang tua. Pendidikan dari sekolah mengenai
HIV/AIDS dapat dilakukan dengan penyuluhan terhadap remaja. Upaya yang dilakukan
terhadap pendekatan pendidikan kesehatan HIV/AIDS, yaitu:
1. Mengadakan penyuluhan.
1. Poster
Sumber: http://tegazs.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/hiv-poster-baru.jpg
Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/detail_video/?p=6934
3. Leaflet
Sumber: https://www.slideshare.net/septianraha/leaflet-hiv-aids-s
1) Poster
a) Lokasi: Warung kopi, warung makan serta tempat tongkrongan muda mudi.
b) Waktu: Pagi dan siang hari
2) Video iklan pelayanan kesehatan
a) Tempat tayang: Sosial media seperti, Facebook. Instagram, Twitter, Youtube
dan lain-lain.
b) Waktu: Pagi, piang dan malam
3) Leaflet
a) Lokasi: Sekolahan, Mall dan Tempat tongkrongan muda mudi
b) Waktu: Ketika mengadakan penyuluhan singkat