Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIV/AIDS DAN VCT

RSU WALI SONGO 1

JL RAYA BALONGPANGGANG – MOJOKERTO KM. 4

GRESIK
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : HIV/ AIDS & VCT

Sasaran : Seluruh pengunjung poli di RSU Wali Songo 1

Waktu : 30 menit

Tanggal : 11 Juni 2019

Tempat : Ruang Tunggu Poli RSU Wali Songo 1

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan seluruh pengunjung dapat

memahami tentang Program HIV/AIDS

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

1. Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit pengunjung mampu menjelaskan


pengertian HIV/AIDS dengan benar.
2. Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit pengunjung mampu menyebutkan gejala
HIV/AIDS dengan benar.
3. Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit pengunjung mampu menyebutkan cara-
cara penularan HIV/AIDS dengan benar
4. Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit pengunjung mampu menjelaskan cara
pencegahan HIV/AIDS dengan benar
5. Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit pengunjung mampu menjelaskan
pengertian VCT dengan benar.
6. Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit pengunjung mampu menyebutkan sasaran
VCT dengan benar.
C. Materi

1. Pengertian penyakit HIV AIDS


2. Kapan dapa ttertular HIV AIDS
3. Dimana dapat tertular HIV AIDS
4. Gejala HIV AIDS
5. Cara penularan HIV AIDS
6. Siapa yang dapat tertular HIVA AIDS
7. Pencegahan HIV AIDS
8. Pengertian VCT
9. Sasaran VCT

D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media penyuluhan

1. PPT

F. Proses Kegiatan Penyuluhan

No. Tahapan Waktu Kegiatan


Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 menit  Memberi salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan  Mendengarakan
diri
 Menjelaskan tujuan
2. Inti 30 menit Menjelaskan tentang :  Menyimak
1. Pengertian  Mendengarkan
HIV/AIDS  Mencatat bila perlu
2. Gejala-gejala  Bertanya tentang
HIV/AIDS hal-halyang belum
3. Cara penularan jelas
HIV/AIDS
4. Cara
pencegahanHIV/AI
DS
5. Pengertian VCT
6. Sasaran VCT
3. Penutup 10 menit a. Tanya jawab  Bertanya
b. Menyimpulkan  Menjawab
c. Memberi salam pertanyaan
d. Evaluasi  Menjawab salam

G. Sumber bacaan

Jenny Page, Maylani Louw, Delene Pakkiri, Monica Jacobs. 2006. Working with

HIV/AIDS. Cape Town: Juta Legal and Academic Publishers.

www.aidsindonesia.or.id

https://siamik.upnjatim.ac.id/poliklinik/aid.pdf

http://carapedia.com/pengertian_definisi_hiv_info2116.html

http://forum.kompas.com/lapak-campur-sari/72184-cara-penularan-virus-hiv-

aids.html

http://forum.kompas.com/kesehatan/71745-ciri-ciri-gejala-hiv.html
H. Evaluasi

1. Cara : Lisan

2. Jenis pertanyaan : Pertanyaan terbuka

3. Waktu : Setelah dilakukan penyuluhan

4. Soal :

a. Jelaskan pengertian HIV ?


b. Virus HIV tidak dapat menular melalui?
c. Jelaskan pengertian VCT ?
d. Jelaskan sasaran dari VCT ?
MATERI PENYULUHAN

HIV/AIDS DAN VCT

A. Pengertian

HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus yaitu sekumpulan jasad renik
yang sangat kecil (virus) yang bisa menyerang sistemkekebalan tubuh manusia yang
penyakitnya disebut AIDS (acquired immunedeficiency syndrome). Dalam jumlah besar virus
hiv terdapat pada daerah vagina dan sperma penderita, sedangkan dalam jumlah kecil terdapat
pada ASI & air liur.

Pengertian HIV/AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh atau perlindungan tubuh manusia. Virus inilah yang
menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Brooks, 2004).

AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (sekumpulan gejala penyakit yang
timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang didapat). AIDS disebabkan oleh adanya virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus), di dalam tubuh virus HIV ini hidup di dalam 4 cairan
tubuh manusia:

a) Cairan darah
b) Cairan sperma
c) Cairan vagina
d) Air susu ibu

Virus HIV jumlah terbesar terdapat di dalam darah, cairan vagina dan sperma, sedangkan
jumlah terkecil terdapat di dalam ASI, air liur, air mata dan air seni. AIDS disebabkan oleh
virus bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang dan merusak sistem
kekebalan tubuh.

Perbedaan Antara HIV dengan AIDS seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat
bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut
tetapi tanpa gejala adalah ‘HIV-positif’ atau mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala.’ Apabila
gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit HIV
lanjutan.’ Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi
oportunistik. ‘AIDS’ merupakan definisi yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV yang
masuk pada stadium infeksi berat. AIDS didefinisi sebagai jumlah sel CD4 di bawah 200;
dan/atau terjadinya satu atau lebih infeksi oportunistik tertentu. Istilah AIDS terutama dipakai
untuk kepentingan kesehatan masyarakat, sebagai patokan untuk laporan kasus. Sekali kita
dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau status kekebalan, kita dimasukkan pada statistik
sebagai kasus, dan status ini tidak diubah walau kita menjadi sehat kembali. Oleh karena itu,
istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu. Orang terinfeksi HIV yang
mempunyai semakin banyak informasi, dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap
awal penyakitnya akan lebih berhasil menangani infeksinya. Terapi antiretroviral (ART) yang
sekarang semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain
dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV (Kannabus, 2008).

B. Gejala infeksi HIV

Secara umum tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada
tahapan AIDS adalah:

– Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.

– Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)

– Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan)

1. Gejala awal

a. Gejala hanya seperti flu dan akan sembuh beberapa hari kemudian.

b. Tes darah saat ini masih belum dapat menunjukan adanya infeksi HIV (masih negatif).

c. Setelah 1 sampai 3 bulan barulah tes darah menjadi positf.

d. Pada tahap ini orang masih tampak sehat.

e. Keadaan nampak sehat ini dapat berlangsung 2-10 tahun.


2. Gejala selanjutnya

a. Demam berkepanjangan.

b. Selera makan hilang.

c. Diare terus menerus tanpa sebab.

d. Becak-bercak putih pada lidah.

e. Berat badan turun secara drastis.

3. Tanda-tanda khas penderita

a. Radang paru

b. Radang saluran pencernaan

c. Kanker kulit

d. Radang karena jamur dimulut dan kerongkongan

e. Gangguan susunan syaraf

f. TBC

C. Cara penularan HIV/AIDS

1. Melalui cairan darah

Melalui tranfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat
pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa
disterilkan, misalnya: pemakaian jarum suntik di kalangan pengguna narkoba suntikan,
melalui pemakaian jarum suntik yang berulang kali dalam kegiatan lain misalnya:
penyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit,misalnya: alat
tindik, tato, akupntur dan alat facial wajah.
2. Melalui cairan sperma dan cairan vagina

Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk ke dalam vagina/ anus) tanpa
menggunakan kondom sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan
cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina), atau tercampurnya cairan sperma
dengan darah yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus. Selain itu cara
penularan HIV melalui kontak seksual heteroseksual, homoseksual dan biseksual.

3. Melalui air susu ibu

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif dan melahirkan lewat
vagina kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi
(mother to child transmission) ini berkisar hingga 30% artinya dari setiap 10 kehamilan
dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.

4. Dari ibu pengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya.

Yaitu dapat terjadi waktu kehamilan melalui placenta (ari-ari/tembuni)tetapi dapat


pula terjadi pada saat persalinan melalui perlukaan yang terjadipada waktu persalinan.

Cara-cara tersebut dapat menularkan AIDS karena HIV dalam jumlah yang cukup
dan poten untuk menginfeksi orang lain dapat ditemukan pada darah, air mani dan cairan
vagina pengidap.

Virus HIV tidak ditularkan dengan cara berikut:

1. Berpelukan sosial, berjabat tangan

2. Pemakaian WC, wastafel atau kamar mandi bersama

3. Di kolam renang

4. Gigitan nyamuk atau serangga lain

5. Membuang ingus, batuk atau meludah


6. Pemakaian piring, alat makan atau makan bersama-sama

Tidak pernah dilaporkan penularan melalui air mata, keringat, air ludah, air kencing dan
melalui perantara nyamuk.

D. Cara pencegahan HIV/AIDS

1. Menghindari hubungan seks di luar nikah

2. Pemakaian kondom pada mereka yang mempunyai pasangan HIV positif

3. Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya yang terjamin sterilitasnya

4. Skrining pada semua kantong donor darah.

5. Wanita dengan HIV positif tidak hamil.

6. Kondom untuk kelompok resiko tinggi.

Program Penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten/ Kota

1. Program KIE = BCC = KPP

a. Pengertian

Behaviour Charge Communication (BCC) atau komunikasi perubahan perilaku (KPP)


merupakan kegiatan untuk memberikan informasi dan pendidikan keterampilan tentang
pencegahan HIV/ AIDS serta promosi penerapan pola hidup sehat (biasanya juga
dilakukan kegiatan outreach) bagi populasi beresiko dilakukan secara teratur dan dalam
jangka waktu tertentu.

b. Target sasaran

1. pekerja seks wanita langsug: mereka yang berada di lokasi dan adanya mucikari
maupun mereka yang berada di jalanan.
2. Pekerja seks wanita tak langsung: mereka yang bekerja di tempat hiburan dan panti
pijat namun juga melakukan transaksi seksual.
3. Pekerja seks pria, lazimny disebut kucing: mereka yang menjual jasa seks bagi
sesame pria maupun bagi wanita.
4. Gay atau MSM (Men Sex with Men) adalah mereka yang memiliki orientasi seks
pada sesame pria dan punya perilaku berganti-ganti pasanan seks.
5. Waria pekerja seks, mereka yang mejeng di jalan ada pula yang panggilan untuk
transaksi seks komersial.
6. Pelanggan dari pekerja seks wanita atau pria.

2. Program Kondom 100 %

a. Pengertian

Program pemakaian kondom 100 % selanjutnya disingkat PPK 100 % adalah


kegiatan yang memberikan penekanan pada pendidikan dan promosi pemakaian
kondom sebagai upaya menekan meluasnya penularan infeksi menular seksual (IMS)
termasuk HIV/ AIDS, terutama di kalangan populasi yang memiliki banyak pasangan
seksual. Untuk itu PPK 100 % akan dilaksanakan di pusat konsentrasi transaksi seksual
dengan banyak pasangan.

b. Target Sasaran

 Pekerja seks wanita langsung


 Pekerja seks wanita tak langsung
 Pekerja seks pria
 Gay atau MSM
 Waria pekerja seks
 Pelanggan dari pekerja seks wanita atau pria
3. Program IMS = Infeksi Menular Seksual

a. Pengertian

Layanan kesehatan IMS merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan rutin


masalah IMS bagi pekerja seks perempuan, pria dan waria. Dilaksanakan di Puskesmas,
Puskesmas pembantu atau klinik swasta yang sudah ada di wilayah yang terdekat
dengan konsentrasi penyebaran populasi beresiko. Layanan kesehatan IMS memiliki
fungsi control terhadap penularan IMS agar penularan IMS pada subpopulasi beresiko
dapat dipersempit. Layanan IMS mencakup:

 Melaksanakan kegiatan pencegahan seperti promosi kondom dan seks aman.


 Memberikan layanan pemeriksaan dan pengobatan bagi merka yang tertular
IMS.
 Melaksanakan kegiatan penampisan untuk IMS asymptmatis bagi semua
populasi beresiko secara rutin sedikitnya sekali setiap 3 bulan.
 Memberikan layanan konseling, pemeriksaan dan pengobatan bagi pasangan
tetap klien PS melalui system partner notification.
 Menjalankan system monitoring dan surveillance.
 Memberikan layanan KIE tentang mitos penggunaan obat-obat bebas untuk
mencegah atau mengobati IMS.

b. Target dan Sasaran

 Pekerja seks wanita langsung


 Pekerja seks wanita tak langsung
 Pekerja seks pria
 Waria pekerja seks
 Pelanggan dari pekerja seks wanita, pria dan waria
4.Program Harm Reduction

a. Pengertian

Program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS bagi IDUs dilaksanakan dengan


pendekatan harm reduction of DUs atau diterjemahkan menjadi pengurangan dampak
buruk penggunaan narkoba suntik merupakan pendekatan pragmatis kesehatan guna
merespon ledakan infeksi HIV/ AIDS secara khusus di kalangan IDUs. Dampak buruk
pemakaian narkoba yang akan ditekan termasuk:

1. Penularan HIV dan Hepatitis (B dan C).


2. Infeksi akibat bakteri (karena peralatan atau narkoba yang terkontaminasi) misal
abses, overdosis (OD) yang sering berakhir pada kematian.
3. Ketergantungan obat dan kimia.
4. Kejahatan maupun gangguan sosial.
5. Gangguan fisik maupun mental.

b.Target Sasaran

 Pengguna narkoba suntik (IDUs)


 Pasangan tetap dari IDUs yang bukan IDUs.

5. Program VCT (Voluntari Counseling & Testing)

a. Pengertian

Layanan VCT adalah program pencegahan sekaligus jembatan untuk mengakses


layanan manajemen kasus (MK) dan CST (perawatan, dukungan dan pengobatan bagi
ODHA). Layanan VCT harus mencakup pre test konseling, testing HIN dan post tes
konseling. Kegiatan tes dan hasil tes pasien harus dijalankan atas dasar prinsip
kerahasiaan. Prinsip dasar layanan VCT:
 Klien datang dengan sukarela diberikan layanan pretest konseling dan secara
sukarela bersedia di tes HIV (atas kehendak sendiri tanpa paksaan atau
manipulasi) ditandai dengan inform consent yang ditandatangani oleh pasien.
 Percakapan antara klien dan konselor VCT serta hasil tes HIV bersifat rahasia,
tidak boleh dibocorkan dalam bentuk dan cara apapun kepada pihak ketiga.
 Berorientasi kepada klien serta menerapkan prinsip GIPA (reater Involvement
Living with HIV/ AIDS)

b.Maksud dan Tujuan

Program layanan VCT dimaksudkan untuk membantu masyarakat terutama populasi


beresiko dan anggota keluarganya untuk mengetahui status kesehatan yang berkaitan
dengan HIV dimana hasilnya dapat digunakan sebagai bahan motivasi upaya
pencegahan penularan dan mempercepat mendapatkan pertolongan kesehatan sesuai
kebutuhan. Tujuan:

1. Meningkatkan kesadaran populasi beresiko tentang status kesehatan HIV-nya.


2. Meningkatkan kesadaran populasi beresiko untuk membuat keputusan dan
mempertahankan perubahan perilaku yang aman terhadap penularan HIV.
3. Meningkatkan jumlah populasi beresiko dan anggota keluarganya dalam upaya
mencegah perluasan penularan HIV.
4. Membantu mereka yang diidentifikasi terinfeksi untuk segera mendapatkan
pertolongan kesehatan sesuai kebutuhan.

b. Target dan Sasaran

 Pengguna Napza suntik (IDUs)


 Pasangan seks tetap dari IDUs yang bukan IDU
 Pekerja seks wanita langsung
 Pekerja seks wanita tak langsung
 Pekerja seks pria
 Gay atau MSM
 Waria pekerja seks
 Pelanggan dari pekerja seks komersial wanita, pria dan waria
 Pasangan tetap dari pelanggan PSK

Anda mungkin juga menyukai