Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIV AIDS

Pokok Bahasan : HIV AIDS


Sasaran : Mahasiswa JK STIKES Flora Medan
Hari / Tanggal : Disesuaikan
Tempat : Disesuaikan
Pukul : Disesuaikan
Penyuluh : SEPTIYANTI ANRIANI GINTING, AMK
NIM : 2014201131
Dosen : Suherni,S.Kep, Ns. M.Kep

1. LATAR BELAKANG

AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system' kekebalan tubuh,bukan

penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan.Penyakit ini merupakan persoalan

kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai

implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang persentasenya diatas 80

pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS.

2. TUJUAN INTRUKSIONAL

a. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit,sasaran mampu memahami dan mengerti

tentang HIV AIDS.

b. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan HIV AIDS selama 30 menit,diharapkan peserta

penyuluhan mampu :

1. Menyebutkan pengertian HIV AIDS

2. Menyebutkan gejala infeksi HIV AIDS

3. Mengetahui cara penularan HIV AIDS

4. Mengetahui cara pencegahan HIV AIDS

5. Mengetahui cara memberi dukungan pada orang yang menderita HIV AIDS
3. METODE

Diskusi

4. MEDIA

Leaflet

5. MATERI

Terlampir

6. PROSES PELAKSANAAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 4 menit Pembukaan :
1.Membuka kegiatan 1.Menjawab salam
dengan salam
2.Memperkenalkan 2.Mendengarkan
diri
3.Menjelaskan 3.Memperhatikan
tujuan penyuluhan
4.Menyebutkan 4.Memperhatikan
materi yang akan
disampaikan

2 15 menit Isi :
1.Pengertian HIV Mendengarkan dan memperhatikan
2.Gejala HIV
3.Cara penularan
HIV AIDS
4. Pencegahan HIV
AIDS
5. Cara memberi
dukungan pada
penderita HIV
AIDS

3 8 menit Evaluasi :
1. Memberikan 1. Bertanya
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
2. Menanyakan 2. Menjawab
kembali pada
peserta tentang
materi yang
disampaikan

4 3 menit Penutup :
1. Menyimpulkan 1.Mendengarkan
materi
2. Memberi salam 2.Menjawab salam
7. KRITERIA EVALUASI

a. KRITERIA PROSES

1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

2. Tidak ada peserta yang meninggalkan acara dan tempat penyuluhan.

3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan benar.

b. EVALUASI HASIL

Peserta mampu memahami tentang HIV AIDS

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian HIV AIDS

HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus yaitu sekumpulan jasad

renik yang sangat kecil (virus) yang bisa menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang

penyakitnya disebut AIDS (acquired immune deficiency syndrome). AIDS adalah kumpulan

gejala atau sindrome akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV

. Dalam jumlah besar virus HIV terdapat pada daerah vagina dan sperma penderita,sedangkan

dalam jumlah kecil terdapat pada ASI dan air liur.

B. Gejala infeksi HIV AIDS

1. Gejala awal

a. Gejala hanya seperti flu dan akan sembuh beberapa hari kemudian

b. Hasil tes saat ini belum menunjukan adanya infeksi HIV (hasil tes negatif)

c. Setelah 1 sampai 3 bulan hasil tes darah positif

d. Pada tahap ini orang masih tampak sehat

e. Keadaan sehat ini dapat berlangsung 2 sampai 10 tahun

2. Gejala selanjutnya

a. Demam berkepanjangan

b. Selera makan hilang


c. Diare terus menerus tanpa sebab

d. Bercak-bercak putih pada lidah

e. Berat badan menurun drastis

3. Tanda-tanda khas penderita

a. Radang paru

b. Radang saluran pencernaan

c. Kanker kulit

d. Radang karena jamur di mulut dan tenggorokkan

e. Gangguan susunan syaraf

f. TBC

C. Cara Penularan HIV AIDS

1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV AIDS

2. HIV terdapat pada darah, cairan liang senggama dan pada sperma pengidap HIV

AIDS. Pada saat melakukan hubungan seksual umumnya terdapat perlukaan kecil,

sehingga HIV dapat masuk ke aliran darah melalui luka tadi lalu menginfeksi

pasangannya.

3. Transfusi darah yang mengandung HIV

4. Menggunakan alat tusuk yang mengandung HIV, misalnya alat suntik, tindik, tato

dan pisau cukur.

5. Ibu pengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya, dapat terjadi waktu kehamilan

melalui plasenta dan dapat pula terjadi pada saat persalinan melalui perlukaan yang

terjadi pada waktu persalinan.

6. Melalui air susu ibu (kemungkinan terinfeksi kecil)

D. Cara Pencegahan HIV AIDS

1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah meskipun degan pacar.


2. Selalu menggunakan alat suntik atau alat tusuk lain yang steril.

3. Bagi wanita pengidap sebaiknya tidak hamil.

4. Bersikap saling setia dengan pasangan.

5. Cegah dengan alat kontrasepsi kondom

E. Cara Memberi Dukungan Pada Orang Yang Menderita HIV AIDS

1. Dukungan emosi

a. Saling bertukar perasaan.

b. Mendengar perasaan.

c. Mendengar keinginan.

d. Memberi semangat.

2. Dukungan fisik

a. Menuruti selera makan.

b. Memberi waktu istirahat

c. Memberikan keyakinan keamanan

F. Komplikasi HIV AIDS

1. Penyakit paru-paru utama

● Pneumonia pneumocystis (PCP) jarang dijumpai pada orang sehat yang

memiliki kekebalan tubuh yang baik,tetapi umumnya dijumpai pada orang

yang terinfeksi HIV.

● Penyebab penyakit ini adalah fungi pneumocystis jirovecii.Sebelum adanya

diagnosis, perawatan dan tindakan pencegahan rutin yang efektif dinegara-

negara barat,penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian.Di

negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi pertama

AIDS pada orang-orang yang belum dites,walaupun umumnya indikasi

tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200 per uL.
● Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik diantara infeksi-infeksi lainnya

yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat

(imunokompeten) melalui rute pernafasan (respirasi).Ia dapat dengan mudah

ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV,

serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan.Namun demikian resistensi

TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit ini.

● Meskipun munculnya penyakit ini dinegara-negara barat telah berkurang

karena digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru

lainnya,namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang

tempat HIV paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV

(jumlah CD4 >300 sel per uL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru.

Pada stadium lanjut infeksi HIV sering muncul sebagai penyakit sitemik

yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-

gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi

pada salah satu tempat. TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang

sumsum tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan,hati,kelenjar getah

bening (modus limfa regional) dan sistem syaraf pusat. Dengan demikian

gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan tempat munculnya

penyakit ekstrapulmoner.

2. Penyakit saluran pencernaan utama

● Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur

makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV penyakit

ini terjadi karena infeksi jamur (jamur kandidiadis) atau virus (herpes

simpleks-l atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria,

meskipun kasusnya langka.


● Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena

berbagai penyebab, antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti

salmonella, shigella, Listeria, kampilobakter dan escheria coli),serta infeksi

oportunistik yang tidak umum dan virus ( seperti kristospiridiosis,

mikrospiridiosis, mycobacterium avium complex dan virus sitomegalo (CMP)

yang merupakan penyebab kolitis).

● Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang

digunakan untuk menangani HIV atau efek samping dari infeksi utama

(primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu diare dapat juga merupakan efek

samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare

(misalnya pada clostridium difficile). Pada stadium akhir infeksi HIV, diare

diperkirakan merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran

pencernaan menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting

dalam sistem pembuangan yang berhubungan dengan HIV.

3. Penyakit syaraf dan kejiwaan utama

● Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan

pada syaraf (neuropsyshiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisme atas

sistem syaraf yang telah menjadi rentan atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu

sendiri.

● Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel satu yang

disebut Toksoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan

radang otak akut ( toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat menginfeksi dan

menyebabkab penyakit pada mata dan paru-paru. Meningitis kriptokokal adalah

infeksi meninges ( membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang ) oleh

jamur Cryptococcus neoformans. Hal ini dapat menyebabkan demam, sakit kepala,
lelah, mual dan muntah. Pasien juga mungkin mengalami sawan dan kebingungan,

yang jika tidak ditangani dapat mematikan.

● Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu penyakit

yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel syaraf

(akson), sehingga merusak pengantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh virus JC

yang 70% populasinya terdapat ditubuh manusia dalam kondisi laten dan

menyebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan sangat lemah, sebagaimana

yang terjadi pada pasien AIDS. Penyakit ini berkembang cepat (progresif) dan

menyebar (multilokal), sehingga biasanya menyebabkan kematian dalam waktu

sebulan setelah diagnosis.

● Kompleks demensia AIDS adalah penyakit penurunan kemampuan mental (demensia)

yang terjadi karena menurunnya metabolisme sel otak (ensefalopati metabolik) yang

disebabkan oleh infeksi HIV dan didorong pula oleh terjadinya pengaktifan imun

oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang mengalami infeksi HIV, sehingga

mengeluarkan neurotoksin. Kerusakan syaraf yang spesifik tampak dalam bentuk

ketidak normalan kognitif, perilaku dan motorik yang muncul bertahun-tahun setelah

infeksi HIV terjadi. Hal ini berhubungan dengan keadaan rendahnya jumlah sel T

CD4+ dan tingginya muatan virus pada plasma darah. Angka kemunculannya

(prevalensi) dinegara-negara Barat adalah sekitar 10-20%, namun di India hanya

terjadi pada 1-2% pengidap infeksi HIV. Perbedaan ini mungkin terjadi karena adanya

perbedaan subtipe HIV di India.

4.Kanker dan tumor ganas (malignan)

● Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap

terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi
genetik, yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Lapisi

(KSHV) dan virus papiloma manusia (HPV).

● Sarkoma Lapisi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi

HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah

salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari

subfamili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8;yang juga disebut virus

herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul dikulit dalam bentuk

bintik keungu-unguan, tetapi dapat menyerang organ lain terutama mulut,saluran

pencernaan dan paru-paru.

● Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel

darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya seperti limfoma

Burkitt ( Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya ( Burkitt's-like lymphoma), diffuse large

B-cell lymphoma (DLBCL) dan limfoma sistem syaraf pusat primer,lebih sering

muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini sering kali merupakan perkiraan

kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa kasus limfoma adalah tanda utama

AIDS. Limfoma ini sebagian besar disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau virus

herpes Sarkoma Kaposi.

● Kanker leher rahim pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS.

Kanker ini disebabkan oleh virus papiloma manusia.

● Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya seperti limfoma

Hodgki,kanker usus besar bawah (rectum) dan kanker anus. Namun demikian banyak

tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker usus besar (colon) yang

tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV.

Anda mungkin juga menyukai