Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV/AIDS

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV/AIDS

A. TOPIK
HIV/AIDS

B. SASARAN
Karyawan RSU Siaga Medika Purbalingga

C. TEMPAT
Aula Lantai 4 RSU Siaga Medika Purbalingga

D. WAKTU
Hari/ tanggal :
Jam :

E. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan karyawan RSU Siaga Medika
Purbalingga mampu memahami tentang penyakit HIV/AIDS.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diadakan penyuluhan peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS
b. Menjelaskan penyebab HIV/AIDS
c. Mampu menyebutkan gejala HIV/AIDS
d. Menjelaskan bagaimana penularan HIV/AIDS
e. Menjelaskan cara pencegahan HIV/AIDS

F. MATERI PENYULUHAN
1. Pngertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Cara penularan HIV/AIDS
4. Gejala HIV/AIDS
5. Cara pencegahan HIV/AIDS
6. Cara pengobatan pada penderita HIV/AIDS

G. METODE
Ceramah dan Tanya jawab

H. MEDIA
1. Power point
2. LCD proyektor
3. Laptop

I. PENGORGANISASIAN
Moderator :
Penyaji :
Observer :
Fasilitator :
DESKRIPSI
1. Moderator : mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : menyampaikan materi penyuluhan
3. Observer : mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan
4. Fasilitator : membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi

J. PROSES KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Kegiatan
1 Pembukaan a) Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam pembukaan yang
b) Memperkenalkan diri disampaikan
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 Pretest Melakukan pretest dengan menggunakan Mengerjakan soal
kusioner pengetahuan kepada peserta pretest
penyuluhan
3 Penyajian Penyampaian materi melalui media slide Mendengarkan
oleh pemateri dan memberikan
a) Menjelaskan pengertian HIV/AIDS umpan balik
b) Menjelaskan penyebab HIV/AIDS terhadap materi
c) Menjelaskan cara-cara penularan yang disampaikan
HIV/AIDS
d) Menjelaskan gejala HIV/AIDS
e) Menjelaskan cara mencegah
HIV/AIDS
f) Menjelaskan mengenai pengobatan
untuk penderita HIV/AIDS
4 Tanya Memberikan kesempatan kepada peserta Mengajukan
jawab untuk bertanya tentang materi yang pertanyaan
kurang dipahami
5 Evaluasi Menanyakan kembali kepada peserta Menjawab
tentang materi yang telah diberikan pertanyaan
6 Posttes Melakukan posttest kepada peserta Mengerjakan soal
mengenai materi yang telah diberikan posttest
7 Penutup a) Menjelaskan kesimpulan dari materi Mendengarkan
penyuluhan dengan seksama
b) Ucapan terimakasih dan menjawab
c) Salam penutup salam

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di SMKN 1 Yogyakarta

2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti
permasalahn pada kesehatan terutama pada HIV/AIDS.

MATERI PENYULUHAN
HIV/AIDS

A. DEFINISI HIV DAN AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV.  Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk
melindungi diri dari serangan luar  seperti  kuman, virus, dan penyakit. AIDS
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain.
Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan
Immune : sistem kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit.
Sedangkan di dalam kamus kedokteran Dorlan (2002), menyebutkan
bahwa AIDS adalah suatu penyakit retrovirus epidemik menular, yang
disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko tertentu, termasuk
pria homoseksual atau biseksual, penyalahgunaan obat intravena, penderita
hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dari individu
yang terinfeksi virus tersebut.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, AIDS merupakan
bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon
imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan
berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan
kelainan malignitas yang jarang terjadi.

B. PENYEBAB HIV/AIDS.
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah,
semen, dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama
HIV adalah limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul
permukaan CD4. Virus ini akan mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk
yang terintegrasi di dalam informasi genetik dari sel yang diserangnya, yaitu
merubah bentuk RNA (ribonucleic acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid)
menggunakan enzim reverse transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian
diintegrasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk
membentuk gen virus. Setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri,
informasi genetik virus juga ikut diturunkan.
Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan
AIDS dapat bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas
orang yang terinfeksi HIV akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait
HIV dalam 5-10 tahun, meskipun ini bisa lebih pendek. Waktu antara
mendapatkan HIV dan diagnosis AIDS biasanya antara 10–15 tahun, tetapi
terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral (ART) dapat memperlambat
perkembangan penyakit dengan mencegah virus bereplikasi dan oleh karena itu
mengurangi jumlah virus dalam darah orang yang terinfeksi (dikenal sebagai
'viral load')

C. TANDA DAN GEJALA HIV-AIDS


Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu
setelah terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau
beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya. Seseorang mungkin akan
menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:
 Demam
 Rasa lemah dan lesu
 Sendi-sendi terasa nyeri
 Batuk
 Nyeri tenggorokan

Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul


gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala diatas ini
memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-penyakit lain.
Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada system
kekebalan tubuh yaitu:
 Demam berkepanjangan
 Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
 Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-hari
 Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
 Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
 Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
 Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan

Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang


penyakit lain, dan disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit yang
disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup
dalam tubuh kita), yang bila system kekebalan tubuh baik kuman ini dapat
dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi
penderita AIDS. Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2
tahun setelah gejala AIDS ini muncul.
Gejala AIDS yang timbul adalah :
 Radang paru
 Radang saluran pencernaan
 Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
 Kanker kulit
 TBC
 Gangguan susunan saraf / neurologis.

D. PENULARAN HIV/AIDS
1. Media penularan HIV/AIDS
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari
individu yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan
vagina. Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak seharihari biasa
seperti berjabat tangan, berciuman, berpelukan,, atau berbagi benda
pribadi, makanan atau air.

2. Cara penularan HIV/AIDS


a. Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang
yang telah terpapar HIV.
b. Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
c. Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan
pisau cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara
bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang
terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi
kontak darah.
d. Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
1) Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui plasenta.
2) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau
cairan vagina.
3) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.

3. Perilaku berisiko yang menularkan HIV/AIDS


a. Melakukan seks anal atau vaginal tanpa kondom.
b. Memiliki infeksi menular seksual lainnya seperti sifilis, herpes,
klamidia, kencing nanah, dan vaginosis bakterial.
c. Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan
suntik lainnya dan solusi obat ketika menyuntikkan narkoba.
d. Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi
jaringan, prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau tindakan
yang tidak steril.
e. Mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk diantara
pekerja kesehatan.
f. Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang
memiliki banyak pasangan lain.
4. HIV tidak menular melalui hal-hal di bawah ini :
a. Air mata, keringat, ait liur/ludah, air kencing
b. Peralatan makan bersama (Piring, sendok, gelas, dll),
c. Pakaian,handuk,sapu tangan,
d. Toilet yang di pakai secara bersama-sama,
e. Menggunakan kolam renang yang sama
f. Berpelukan,
g. Berjabat tangan,
h. Hidup serumah dengan penderita hiv/aids,
i. Gigitan nyamuk,
j. Hubungan social yang lain.

E. CARA PENCEGAHAN
Langkah dini yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV
pada bayi adalah dengan mencegah perempuan usia reproduksi tertular HIV.
Komponen ini dapat juga dinamakan pencegahan primer. Pendekatan
pencegahan primer bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi
secara dini, bahkan sebelum terjadinya hubungan seksual. Hal ini berarti
mencegah perempuan muda pada usia reproduksi, ibu hamil dan pasangannya
untuk tidak terinfeksi HIV. Dengan demikian, penularan HIV dari ibu ke bayi
dijamin bisa dicegah.
Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip
ABCDE, yaitu :
 A – Abstinence
Abstinence merupakan suatu upaya untuk tidak melakukan hubungan seksual,
terutama bagi seseorang yang belum menikah.

 B - Be Faithful
Be Faithful merupakan suatu upaya untuk tidak berganti-ganti pasangan atau
dengan kata lain menunjukkan sikap saling setia kepada pasangannya.
 C - Condom
Melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan alat
pelindung atau kondom.

 D - Don’t Share Syringe / Don’t Inject


Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit secara
bergantian dengan orang lain, terutama di kalangan pemakai narkoba.

 E - Save Equipment
Hindari pemakaian alat / bahan tidak steril.

F. PENGOBATAN HIV DAN AIDS


1. Obat-obatan Antiretroviral
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) adalah beberapa obat yang
digunakan untuk mengobati infeksi HIV. Obat-obatan ini tidak membunuh
virus, tapi memperlambat pertumbuhan virus. HIV bisa mudah beradaptasi
dan kebal terhadap satu golongan ARV. Oleh karena itu, kombinasi
golongan ARV akan diberikan pada penderita.
Beberapa golongan ARV adalah:
a) NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Jenis ARV ini
akan bekerja dengan menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV
untuk menggandakan diri.
b) NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Golongan ARV ini
menghambat perkembangan HIV di dalam sel tubuh.
c) Protease inhibitors. ARV jenis ini akan menghilangkan protease, jenis
protein yang juga dibutuhkan HIV untuk memperbanyak diri.
d) Entry inhibitors. ARV jenis ini akan menghalangi HIV untuk memasuki
sel-sel CD4.
e) Integrase inhibitors. Jenis ARV ini akan menghilangkan integrase,
protein yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetik ke
dalam sel-sel CD4.
Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama Terapi
Antiretroviral (ART). Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat
ARV. Kombinasi obat ARV yang diberikan berbeda-beda pada tiap-tiap
orang, jadi jenis pengobatan ini bersifat pribadi atau khusus.
Beberapa obat ARV sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu
pengobatan HIV dimulai, mungkin obat ini harus dikonsumsi seumur hidup.
Jika satu kombinasi ARV tidak berhasil, mungkin perlu beralih ke kombinasi
ARV lainnya.
Penggabungan beberapa tipe pengobatan untuk mengatasi infeksi
HIV bisa menimbulkan reaksi dan efek samping yang tidak terduga. Selalu
konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat yang lain.

2. Konsumsi Obat Secara Teratur


Anda harus membuat jadwal rutin untuk memasukkan pengobatan
HIV ke dalam pola hidup sehari-hari. Pengobatan HIV bisa berhasil jika
Anda mengonsumsi obat secara teratur (pada waktu yang sama setiap kali
minum obat). Jika melewatkan satu dosis saja, efeknya bisa meningkatkan
risiko kegagalan. 
3. Efek Samping Pengobatan HIV
Semua pengobatan untuk HIV memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan. Jika terjadi efek samping yang tidak normal, Anda mungkin
perlu mencoba kombinasi obat-obatan ARV yang lainnya. Berikut adalah
contoh efek samping yang umumnya terjadi adalah kelelahan, mual, ruam
pada kulit, diare, satu bagian tubuh menggemuk, bagian lain kurus,
perubahan suasana hati

Anda mungkin juga menyukai