Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIV/AIDS

Data laporan akhir tahun 2015 Jumlah penderita HIV AIDS di Provinsi Jambi selamatahun
2015 naik tajam disbanding tahun-tahun sebelumnya.  Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi
DIY sampai 31 Maret 2017, ditemukan 80 penderita HIV, dan 45 penderita AIDS. Bahkan, tercatat
juga dalam tahun yang sama, 16 penderita  meninggal dunia.  Penderita yang ditemukan meninggal
dunia berada di tiga kabupaten dan satu kota. Penderita yang meninggaldunia, paling banyak
ditemukan di Kota Yogyakarta, sebanyak 10 orang. Sisanya, berada di Kabupaten Sleman sebanyak
4 orang, Kabupaten Bantul sebanyak 2 orang. Sementara untuk temuan penderita baru HIV, dari
keseluruhan 80 orang, sebanyak 50 orang diantaranya ada di Kota Yogyakarta. Sedangkan di
Kabupaten Sleman terdapat 20 orang, Kabupaten Bantul 8 orang, Kabupaten Kulon Progo 2 orang.
Untuk itu Petugas Kesehatan Poliklinik mengundang Warga Binaan Pemasyarakatan yang masih
belum mengetahui informasi ini untuk diberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai
dampakbahaya HIV/AIDS kepada WBP tersebut

A.    Tujuan
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan bagi para WBP
bagaimana pentingnya untuk menjauhi perilaku menyimpang di dalam Lapas dan obat-obat
terlarang dan akibat dari seks bebas tersebut yang dapat menyebabkan HIV/AIDS.

B.     Materi
1.      Pengertian HIV/AIDS
2.      Penyebab dan Perjalanan HIV/AIDS
3.      Tanda dan gejala HIV/AIDS
4.      Pencegahan HIV/AIDS

C.     Sasaran : WBP baru dan belum pernah diberikan penyuluhan


D.    Media dan alat : -LCD/laptop, Leaflet, Audiovisual.
E.     Pelaksanaan Kegiatan
1.      Topik : HIV/AIDS
2.      Judul : Bahaya HIV/AIDS
3.      Metode : Ceramah
4.      Waktu dan Tempat : 9 Agustus 2019 jam 10.00, Aula Lapas Klas IIB Sleman
5.      Pelaksanaan : 30 menit
6. Audience : WBP/ OT Baru
7. Pelaksanaan kegiatan
N Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu
o. Penyuluhan penyuluhan Audiens
1. Pendahuluan1.1. Memberi salam, memperkenalkan diri, 1.Menjawab salam, 10
dan membuka penyuluhan. mendengarkan. menit
2.2. Menjelaskan tujuan penyuluhan. 2. mendengarkan,
3.3.Menjelaskantopik yang akan di memperhatikan.
sampaikan. 3. Mendengarkan,
memperhatikan.
2. Pelaksanaan1. 1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS. Memperhatikan 40
a)  a.Mengevaluasi pengetahuan WBP tentang Menjawab pertanyaan Menit
pengertian HIV/AIDS. Memperhatikan
b)  b.Mengeapreasiasi pengetahuan WBP Memperhatikan
tentang pengertian HIV/AIDS.
2. 2.Menjelaskan penyebab HIV/AIDS. Memperhatikan
3. 3.Menjelaskan gejala-gejala HIV/AIDS. Memperhatikan.
4.Menjelaskan bagaimana penularan Memperhatikan
HIV/AIDS.
5.Menjelaskan cara pencegahan HIV/AIDS. Memberikan
A 6.Moderator membuka sesi pertanyaan. pertanyaan.
7.Presenter menjawab pertanyaan siswa. Memperhatikan.
B
3. Penutup 1.1.Mengevaluasi pengetahuan siswa tentang Menjawab pertanyaan 10
materi yang telah di sampaikan. yang diajukan menit
2.2.Menampung jawaban yang di berikan pemateri
siswa.
3.3. Mendiskusikan bersama jawaban Memperhatikan
dari siswa.
4.4. Bersama semua siswa menyimpulkan Memberikan sumbang
materi yang telah dibahas. saran
5.5.Menutup pertemuan dan memberi salam. Memberikan sumbang
saran
Memperhatikan dan
membalas salam
LAMPIRAN MATERI
HIV/AIDS

1.        Definisi
HIV adalah singkatan human immunodefisiency virus yaitu virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia sehingga membuat tubuh rentan terhadap penyakit. Menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak
lahir). AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan
dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus
(Smeltzer & Bare, 2001).
AIDS (acquired immun defisiency syndrome) adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan
oleh HIV yang ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik,
neoplsma sekunder dan menifestasi neurologi. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat
menurunya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang di sebabkan oleh infeksi HIV. HIVAIDS
merupakan penyakit yang di tularkan melalui, kontak seksual,meski HIV terdapat sebagian besar
dalam cairan tubuh, HIV sebenarnya adalah patogen yang di tularkan melalui darah, agar tidak
terjadi penularan maka harus terjadi pertukaran cairan tubuh terutama darah (Sylvia, 2006).

2.                  Etiologi
Etiologi dari penyakit ini adalah virus HIV. Di dunia dikenal 2 tipe HIV
yaitu: HIV-1 yang di temukan pada tahun 1983,dan HIV-2 yang di temukan pada tahun 1986 pada
pasien AIDS di Afrika Barat. HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan diameter 1000
angstrom termasuk retrovirus dari family lentrivirus. Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau
envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4, bagian dalam nya
terdapat lapisan ke 2 yang terdiri dari protein p17 setelah itu terdapat inti HIV yang di bentuk oleh
protein p24, di dalam inti (Sudoyo, 2006).
Sel yang merupakan target utama HIV adalah sel yang mempunyai reseptor CD4, yaitu
limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) dan monosit/ makrofag. Beberapa sel lainnya yang dapat
terinfeksi yang ditemukan secara in vivo atau in vitro adalah megakariosit, epidermal langerhans,
periferal dendritik, folikular dendritik, mukosa rektal, mukosa saluran cerna, sel serviks, mikroglia,
astrosit, sel trofoblast, limfosit CD8, sel retina, dan epital ginjal. Beberapa sel yang pada mulanya
dianggap CD4 negatif, ternyata juga dapat terinfeksi HIV namun kemudian diketahui bahwa sel-sel
tersebut mempunyai kadar CD4 rendah (Smeltzer& Bare, 2001).
Sel tersebut antara lain adalah se mieloid progenitor CD34+ dan sel limfosit tripel negatif.
Di samping itu memang ada sel yang benar-benar CD4 negatif tetapi dapat terinfeksi HIV. Jalur
penularan utama dari penyakit HIV/AIDS adalah hubangan seksual yang tidak sehat di lakukan
dengan pasangan yang berganti-ganti, narkoba, pecandu obat-obatan, menggunakan jarum suntik
yang bergantian, pembuatan tato yang menggunakan jarum yang tidak diganti (Wiwik, 2008).

3.                  Patofisiologi
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimtomatik)
selama 8 tahun atau lebih selama infeksi sebagian besar terbatas pada makrofag. Ketika virus
mulai menyerang Sel T helper, kondisi akan memburuk biasanya selama 2-5 tahun, jika tidak di
obat. Individu didiagnosis mengidap AIDS bila jumlah Sel T menurun kurang dari 200 sel/µL, atau
ketika terjadi infeksi oportunistik, kanker atau demensia AIDS (Corwin, Elizabeth J, 2009).
Perlu ditekankan bahwa infeksi HIV bukanlah AIDS dan terkadang individu terinfeksi virus
dapat bertahan lebih dari 12 tahun tanpa ditemukan tanda-tanda terserang AIDS meski tanpa terapi.
Bagaimanapun, infeksi virus berarti bahwa individu yang bersangkutan menular bagi orang lain,
tanpa memandang ada tidaknya gejala-gejala AIDS (Corwin, Elizabeth J, 2009).
HIV tergolong dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunjukan
bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan
dalam dioksiribonukleat (DNA).Virion HIV matang memiliki bentuk hampir bulat. Selubung
luarnya atau kapsul viral terdiri dari lemak lapis ganda yang mengandung banyak tonjolan protein.
Duri-duri ini terdiri dari dua glikoprotein gp120 dan gp41. Gp mengacu pada glikoprotein dan
angka mengacu kepada massa protein dalam ribuan Dalton, Gp120 adalah selubung permukaan
eksternal duri dan gp41 adalah bagian transmembran (Smeltzer& Bare, 2001).
Terdapat suatu protein matriks yang disebut p17 yang mengelilingi segmen bagian dalam
mebran virus. Sedangkan inti dikelilingi oleh suatu protein kapsid yang disebut p24. didalam
kapsid, p24, terdapat dua untai RNA identik dan molekul preformed reverse transcriptase, integrase
dan protease yamg sudah terbentuk. HIV adalah suatu retrovirus sehingga materi genetik berada
dalam bentuk RNA bukan DNA. Reverse transcriptase adalah enzim yang menstanskripsikan RNA
virus menjadi DNA setelah virus masuk ke sel sasaran. Enzim-enzim lain yang menyertai RNA
adalah integrase dan protease (Sudoyo, 2006).
HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang memiliki molekul
reseptor membran CD4. Sejauh ini sel yang disukai oleh HIV adalah limfosit T penolong positif-
CD4, atau sel T (limfosit CD4+). Sel-sel lain yang mungkin rentan terhadap infeksi HIV
mencangkup monosit dan makrofag. Monosit dan Makrofag yang terinfeksi dapat berfungsi
sebagai reservoar untuk HIV tetapi tidak dihancurkan oleh virus. HIV bersifat politrofik dan dapat
menginfeksi beragam sel manusia, seperti sel natural killer, limfosit B, sel endotel, sel epitel, sel
Langerhans, sel dendritik, sel mikrolia, dan berbagai jaringan tubuh (Prince, 2001).
Replikasi HIV berlanjut sepanjang periode latensi klinis, bahkan saat hanya terjadi aktivitas
virus yang minimal dalam darah. HIV ditemukan dalam jumlah besar di dalam limfosit CD4+ dan
makrofag di seluruh sistem limfoid pada semua tahap infeksi. Partikel-partikel virus juga telah
dihubungkan dengan sel-sel dendritik folikular, yang mungkin memindahkan infeksi ke sel-sel
selama migrasi melalui folikel-folikel limfoid ( Wiwik, 2008).

4.                  Tanda dan Gejala


Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu . Sebagian
memperlihatkan gejala yang tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi.
Stadium Klinis I
a.                  Asimtomatik (tanpa gejala)
b.                  Limfa denopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening atauli mfe seluruh
tubuh)
c.                   Skala Penampilan
Stadium Klinis II :
a.              Berat badan berkurang
b.             Diare berkepanjangan > 1 bulan
c.              Jamur pada mulut
d.             TB Paru
e.              Infeksi bakterial berat
f.              Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
g.             Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)

Menurut Arif Syafiddin (2005), Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah
a.     Gejala mayor :
1)                  Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1bulan
2)                  Diare kronik lebih dari 1 bulan
3)                  Demam lebih dari 1 bulan
4)                  Penurunan kesadaran dan gangguan neurologi
5)                  Penurunan imunitas yang hebat
6)                  Syndrom kelelahan karena infeksi HIV

b.     Gejala minor:


1)                 Batuk menetap selama lebih dari 1 bulan
2)                 Dermatitis generalisata yang gatal
3)                 Herpes zoster yang berulang
4)                 Kandidosis orofaring
5)                 Herpes simpleks kronis progresif
6)                 Limfadenopati generalisata
7)                 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin
5.                  Penularan HIV/AIDS
a.    Melalui darah, misalnya:tranfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik,
dsb.

b.   Melalui cairan semen, air mani (sperma). Misalnya: seorang pria berhubungan badan dengan
pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb.

c.    Melalui cairan vagina pada wanita. Misalnya: wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman,
pinjam-menminjam alat bantu seks, oral sex, dsb.

d.   Melalui air susu ibu (ASI) Misalnya: bayi meminum ASI dari wanita HIV+, pria meminum susu
ASI pasangannya, dsb. Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung virus HIV pada penderita
HIV+ antara lain saliva (air liuratau air ludah), feses (kotoran atau tinja), air mata, air keringat serta
urine (air seni atau air kencing).

6.                  Pencegahan HIV/AIDS


Ada beberapa jenis program yang terbukti sukses diterapkan beberapa negara dan amat
dianjurkan oleh badan kesehatan dunia WHO, untuk dilaksanakan secara sekaligus, yaitu :
a.   Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda
b.   Program penyuluhan sebaya (Peer group education ) untuk berbagai kelompok sasaran
c.    Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik
d.   Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika, termasuk program pengadaan jarum
suntik steril
e.   Program pendidikan agama
f.    Program layanan pengobatan Infeksi menular seksual (IMS)
g.   Program promosi kondom dilokalisasi pelacuran dan panti pijat
h.   Pelatihan keterampilan hidup
i.     Program pengadaaan tempat-tempat untuk test HIV dan konseling
j.     Dukungan untuk anak jalanan dan pengentasan prostitusi anak
k.   Integrasi program pencegahan dengan program pengobatan, perawatan dan dukungan untuk
odha

Anda mungkin juga menyukai