DOSEN PENGAMPU
KELAS PSIK 3B
A. Latar Belakang
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak
sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan
diserang berbagai penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius
yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium
akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi,
ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat
meningkatkan harapan hidup penderita.
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing
tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV
disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2
diketahui hanya menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika Barat.
Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila
seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski
kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup
tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih
dari 40 ribu kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV paling sering
terjadi pada pria dan wanita, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA
suntik (penasun). Di tahun yang sama, lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan
jumlah kematian lebih dari 800 orang.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan remaja dapat memahami
tentang bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, remaja mampu menjelaskan :
a. Pengertian HIV/AIDS
b. Penyebab HIV/AIDS
c. Tanda dan gejala HIV/AIDS
d. Orang yang beresiko terkena HIV/AIDS
e. Pencegahan HIV/AIDS
f. Penularan HIV/AIDS
g. Pengobatan HIV/AIDS
h. Bahaya HIV/AIDS
i. Komplikasi HIV/AIDS
j. Pemeriksaan diagnostik
D. Satuan acara pembelajaran
1. Pokok bahasan
HIV/AIDS
2. Sub pokok bahasan
a. Pengertian HIV/AIDS
b. Penyebab HIV/AIDS
c. Tanda dan gejala HIV/AIDS
d. Orang yang beresiko terkena HIV/AIDS
e. Pencegahan HIV/AIDS
f. Penularan HIV/AIDS
g. Pengobatan HIV/AIDS
h. Bahaya HIV/AIDS
i. Komplikasi HIV/AIDS
j. Pemeriksaan diagnostik
3. Sasaran dan target
a. Sasaran : Remaja
b. Target : Remaja disekitar lingkungan Universitas Ngudi Waluyo
E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
F. Media dan Alat
Laptop
PPT
Leaflet
G. Strategi Pelaksanaan
Pembukaan : 3 menit
Pelaksanaan : 25 menit
Evaluasi : 15 menit
Terminasi : 2 menit
H. Kegiatan penyuluhan
a. Pengertian HIV/AIDS
b. Penyebab HIV/AIDS
c. Tanda dan gejala HIV/AID
S
d. Orang yang beresiko
terkena HIV/AIDS
e. Pencegahan HIV/AIDS
f. Penularan HIV/AIDS
g. Pengobatan HIV/AIDS
h. Bahaya HIV/AIDS
i. Komplikasi HIV/AIDS
j. Pemeriksaan diagnostik
I. Evaluasi
1. Apa saja tanda-tanda dari HIV/AIDS ?
2. Sebutkan penyebab dari penularan HIV/AIDS?
3. Sebutkan cara pencegahan HIV/AIDS?
Tujuan dari evaluasi ini untuk mengetahui bahwa:
100% responden mengikuti pada saat penyaji materi menyapiakan
penyuluhuan tentang pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS
80 responden memperhatikan pada saat pemateri menyampaikan
penyuluhan terkait penularan infeksi penularan HIV/AIDS
90% responden memehami tentang HIV/AIDS, penulran, serta
pengobatan.
J. Hasil
Peserta dapat mengetahui apa itu HIV/AIDS,mengenali tanda dan gejala HIV/AIDS,
mengetahui bagaiman pencegahan dan penularan HIV/AIDS, cara
mengobati/pengobatan HIV/AIDS,dan bahaya HIV/AIDS itu sendiri.
K. Setting Tempat
Ruang seminar
PENYAJI AUDIENCE
Materi Penyuluhan
Daftar Hadir
Dokumentasi
Laptop
A. Pengertian
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan
tetapi, ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan
dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus,
infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe
M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil individu,
terutama di Afrika Barat.
Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama
bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan
superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV,
risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.
B. Penyebab HIV/AIDS
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan
tetapi, ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan
dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah
infeksi terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal
ini karena gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat
hilang dan kambuh kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di
aliran darah cukup tinggi. Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah
terjadi pada tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat
berlangsung hingga beberapa minggu, yang meliputi:
Demam hingga menggigil.
Muncul ruam di kulit.
Muntah.
Nyeri pada sendi dan otot.
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Sakit kepala.
Sakit perut.
Sakit tenggorokan dan sariawan.
Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV
semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap
ketiga, yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan
tubuh sudah rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah terserang
infeksi lain.
Siapa saja dari dari segala usia, ras, jenis kelamin, atau orientasi
seksual dapat terinfeksi HIV. Namun, berikut ini kelompok orang yang
berisiko paling tinggi terkena HIV:
1. Orang yang melakukan hubungan intim tanpa menggunakan kondom.
Gunakanlah kondom berbahan lateks atau poliuretan yang baru setiap
kali berhubungan seks. Seks anal lebih berisiko daripada seks vaginal.
Risiko HIV juga tinggi pada orang yang memiliki banyak pasangan
seksual.
2. Orang yang terkena infeksi menular seksual lainnya. Banyak IMS akan
menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin. Luka ini dapat menjadi
pintu masuk bagi virus HIV untuk memasuki tubuhmu.
3. Pengguna narkoba suntik. Orang yang menggunakan narkoba suntik,
apalagi bila sering berbagi jarum atau alat suntik, berisiko lebih tinggi
terkena tetesan darah orang lain yang terinfeksi.
4. Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik. Mengingat
jarum suntik dapat menjadi media penularan virus, jadi bila kamu ingin
membuat tato atau melakukan tindik, pastikan jarum suntik yang
digunakan steril.
5. Orang yang berhubungan seksual dengan dengan pengguna narkoba
suntik. Karena pengguna narkoba suntik berisiko tinggi terkena HIV,
maka berhubungan seksual dengannya pun dapat meningkatkan risiko
kamu untuk terkena HIV.
E. Pencegahan HIV/AIDS
Tidak ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV dan tidak ada obat
untuk AIDS sehingga perlu tindakan melindungi diri sendiri serta orang lain.
Beberapa cara untuk mencegah penularan HIV AIDS, antara lain sebagai
berikut:
Salah satu bahaya serius yang mengintai orang HIV dan AIDS
(ODHA) adalah macam-macam infeksi yang dinamakan dengan infeksi
oportunistik.Disebut oportunistik karena berbagai macam mikroba penyebab
infeksi (termasuk bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya) muncul
mengambil kesempatan selagi daya tahan tubuh sedang lemah-lemahnya.
a) Candidiasis
Berbagai macam infeksi paru dapat menjadi salah satu bahaya dari
HIV/AIDS yang umum terjadi. Ambil contoh Coccidioidomycosis. Infeksi
jamur yang menyerang paru-paru ini dapat muncul ketika ODHA
menghirup udara mengandung spora jamur di daerah beriklim panas dan
kering.
c) Tuberkulosis
PML adalah infeksi virus langka yang dapat menjadi bahaya HIV
dan AIDS. PML menyerang sistem saraf pusat di otak, ditandai oleh
pembentukan lesi luas akibat infeksi oleh papovavirus.Komplikasi dari
bahaya HIV/AIDS ini dapat menyebabkan kebutaan, gangguan mental, dan
lumpuh.
g) Salmonella septicemia
h) Toksoplasmosis
1) Wasting syndrome
2. Masalah neurologis
AIDS dapat menyebabkan bahaya berupa gangguan
neurologis meskipun tidak menginfeksi sel-sel saraf. Komplikasi
AIDS yang memengaruhi saraf dapat membuat pengidap mudah
linglung, pelupa, depresi, gelisah, dan kesulitan berjalan.
Salah satu komplikasi neurologis dari HIV/AIDS yang
paling umum adalah demensia, yang menyebabkan perubahan
perilaku dan menurunnya fungsi mental.
3. Penyakit ginjal
HIV-associated nephropathy (HIVAN) adalah peradangan
pada filter kecil dalam ginjal Anda. Filter ini berfungsi untuk
membuang kelebihan cairan dan ampas dari aliran darah dan
meneruskannya ke urin. Risiko komplikasi dan bahaya HIVAN
lebih tinggi pada orang kulit hitam yang mengidap HIV dan AIDS.
J. Pemeriksaan diagnostik