Anda di halaman 1dari 9

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT HIV/AIDS


DI RUANG JEMPIRING RSU MAJAPAHIT JAWA TIMUR

TOPIK : Penyakit HIV/AIDS


SASARAN : Keluarga Tn. S
WAKTU
Hari : Selasa, 15 April 2014
Pukul : 10.00-10.30 Wita (30 menit)
TEMPAT : Ruang Jempiring, RSU. Majapahit Jatim
PEMATERI : Desak Made Suryanti

I. TUJUAN INSTRUSIONAL UMUM :


Keluarga Tn. S diharapkan mampu mengetahui dan memahami tentang
penyakit HIV/AIDS.

II. TUJUAN INSTRUSIONAL KHUSUS :


Keluarga Tn. S mampu mengetahui dan memahami tentang :
 Pengertian HIV/AIDS
 Penyebab HIV/AIDS
 Tanda dan gejala HIV/AIDS
 Cara penularan HIV/AIDS
 Cara pencegahan HIV/AIDS
 Pengobatan HIV/AIDS

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN :


Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Mengenali Penyakit HIV/AIDS 1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Cara penularan HIV/AIDS
5. Cara pencegahan HIV/AIDS
6. Pengobatan HIV/AIDS

IV. METODE PENYAMPAIAN MATERI


 Metode ceramah
 Tanya jawab

V. ALAT / MEDIA
 Brosur

VI. MATERI
Terlampir

VII. KEGIATAN
Tahap
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Kegiatan
1. a. Tahap Pre - Menyiapkan materi agar - Menerima dan
Interaksi siap untuk penyuluhan mengamati brosur
- Membagikan brosur yang dibagikan
- Memberikan salam - Menjawab salam,
b. Tahap - Memperkenalkan nama dan
Orientasi - Memberikan memperhatikan
evaluasi/validasi pada penyaji
responden mengenali
penyakit HIV AIDS
2. c. Tahap Kerja - Penyampaian materi - Mendengarkan dan
- Membuka season tanya memperhatikan
jawab pada reponden - Responden bertanya
pada penyaji
3. d. Tahap - Evaluasi dengan - Responden
Terminasi menanyakan kembali apa
yang telah disampaikan, menjawab pertanyaan
dan memberi reward dari penyaji
- Penyaji mengharapkan -Masyarakat
pada responden agar memahami dan mau
dapat menerapkan dan melakukan apa yang
mengaplikasikan hasil telah diketahui
penyuluhan dalam
kehidupan

VIII. TEKNIK EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : brosur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Jempiring,
RSU. Majapahit Jatim
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
 Suasana penyuluhan tertib
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Jumlah hadir dalam penyuluhan adalah keluarga Tn. S
IX. SUMBER / REFERENSI
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan  Klinis. (2006). Pedoman Pelayanan
Kefarmasian untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jakarta : Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alkes

Depkes RI. (2008). Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi


Antiretroviral di Indonesia. Jakarta : Direktorat Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

Nursalam dan dwi,Ninuk. 2008. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi


HIV/AIDS. Jakarta. Salemba medika.

Yasmine Flores, Swabina.2007. Anak dan HIV/AIDS. Jakarta.


Materi Penyuluhan Penyakit HIV/AIDS

1. Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya, Human
Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada
tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap
infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

2. Penyebab HIV/AIDS
Penyebabnya adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. AIDS dapat menyerang semua
golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk
kelompok resiko tinggi adalah :
 Lelaki homoseksual atau biseks
 Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
 Orang yang ketagian obat intravena
 Partner seks dari penderita AIDS
 Penerima darah atau produk darah (transfusi).

3. Tanda dan gejala HIV/AIDS


Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang
ditemui pada penderita AIDS :
 Panas lebih dari 1 bulan
 Batuk-batuk
 Sariawan dan nyeri menelan
 Badan menjadi kurus
 Diare berkepanjangan
 Sesak napas
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Kesadaran menurun
 Penurunan ketajaman penglihatan
 Bercak ungu kehitaman di kulit.
 Berkeringat dingin
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati,
karena dapat merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di
Indonesia, misalnya gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau
tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa gejala bersama-sama pada
seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang mudah
tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit.
Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang
lamanya 1 – 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat
fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam,
keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan
ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS)
akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah
Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu
protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal
a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV) Acut
Gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam
berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher,
radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
b. Infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV) tanpa gejala
Diketahui oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV)
dalam darah akan diperoleh hasil positif.
c. Radang kelenjar getah bening menyeluruh
dan menetap, dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening
diseluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan.

4. Cara penularan HIV/AIDS


Cara penularan AIDS ( Arif, 2000 ) antara lain sebagai berikut :
a. Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan
seksual
b. Melalui darah, yaitu :
 Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98%
 Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03%
 Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051%
c. Transmisi dari ibu ke anak :
 Selama kehamilan
 Saat persalinan, risiko penularan 50%
 Melalui air susu ibu(ASI)14%

5. Cara pencegahan HIV/AIDS


Karena begitu minimnya penanganan yang ada saat ini tentang
penyakit ini, cara terbaik meminimalisasi penyakit ini adalah dengan upaya
preventif. Ada langkah-langkah upaya preventif terhadap HIV/AIDS yang
sebenarnya cukup jelas tetapi masih banyak masyarakat yang belum tahu.
Langkah-langkah tersebut adalah ABCDE.
a. Abstinence. Sudah
jelas jika tidak ingin tertular maka jauhilah media penularnya. Hindari seks
bebas juga pemakaian narkoba.
b. Be faithful. Bagi
yang sudah menikah, setialah pada pasangan! Jangan sekali-sekali berpikir
untuk “jajan di luar” karena hal tersebut dapat meningkatkan risiko
tertularnya HIV/AIDS dari sexual partner
c. Condom. Penggunaan
kondom adalah upaya efektif dalam mencegah penularan HIV/AIDS.
Penggunaan kondom dapat mencegah interaksi cairan kelamin sehingga
penularan virus dapat diminimalisasi.
d. Drug. Khusus untuk
seorang wanita yang mengandung dan ternyata terkena HIV/AIDS, dapat
diberikan obat khusus agar penyakit tersebut tidak menular kepada
janinnya.
e. Education.
Pendidikan seksual sangat penting khususnya bagi para remaja agar
mereka tidak terjerumus dalam kehidupan yang salah. Pengetahuan yang
baik dapat mencegah remaja untuk bertindak tidak sepantasnya karena
mereka tahu risiko yang sangat besar dari perbuatan mereka tersebut.
6. Pengobatan HIV/AIDS
Sampai saat ini obat yang digunakan untuk HIV/AIDS adalah
Antiretroviral Terapi (ART). Obat ini terbukti efektif menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat HIV/AIDS. Obat ini bekerja menghambat
replikasi / perbanyakan virus HIV. Walaupun demikian obat ini tidak mampu
membunuh HIV secara total dan berpotensi menimbulkan efek samping yang
berat dan pemakaiannya harus setiap hari seumur hidup. Jika kepatuhan
penderita kurang maka dapat menyebabkan resistensi obat.
Obat Antiretroviral Terapi (ART) antara lain :
a. NRTI : AZT (Zidovudine), 3TC (Lamivudine), d4T (Stavudine), ddI
(Didanosine), ABC (Abacavir)
b. NtRTI : TDF (Tenofovir)
c. NNRTI : NVP (Nevirapine), EFV (Efavirenz), DLV (Delavirdine)
d. Fusion inhibitor : T20
e. PI : NFV (Nelfinavir), SQV (Saquinavir), RTV (Ritonavir), IDV
(Indinavir), LPV/r (Lopinavir/Ritonavir booster)

Anda mungkin juga menyukai